PEMERIKSAAN KURANG

PENDENGARAN
• AUDIOMETRI
• TUNING FORK TEST" (Tes-tes Garputala/tes
Penala):
• TES BERBISIK
 AUDIOMETRI
• Prosedur pemeriksaan kurang pendengaran dengan
alat Audiometrer
• Ada 3 jenis : audiometri nada murni, audiometri
khusus dan audiometri obyektif.
• Audio metri nada murni menggunakan nada satu
frekuensi untuk mengetahui Conductive Hearing
Loss/C.H.L, Sesnsoryneural Hearing Loss/SNHL atau
Mix HL.
• Audiometri khusus untuk pemeriksaan kelainan khusus
(kel. Koklea atau syaraf N. Koklearis)
• Audiometri Obyektif: audiometri impedance,
elektrokokleografi, BERA dll.
VOICE TEST : (Tes suara / bicara/bisik) :
Sensasi/rangsang: suara / kata pemeriksa
(harus normal) yang dapat berupa : bisikan,
suara pelan, keras atau teriakan.
Manfaat :
1. Mengetahui KP/tidak
2. Bila KP, bisa juga untuk menetapkan :
a. derajatnya secara kasar
b. kemungkinan jenisnya.
 Yang Populer : Tes Bisik
• Ruang hening, minimal 6 meter.
• Penderita tidak melihat pemeriksa
• Tes satu persatu (sisi non tes tutup)
• Kata bisikan : 2 suku, pada akhir ekspirasi
Bila belum mendengar  jarak didekatkan sampai
mendengar (menirukan dengan benar).
• Penilaian:
6/6 : ideal 3-2/6 : KP sedang
5/6 : normal 1/6 : KP berat
4/6 : KP ringan 1/3/6 : KP berat sekali
"TUNING FORK TEST" (Tes-tes Garputala):

* Sensasi: Bunyi garputala (GT) yang digetarkan (pada

siku cegah "over tone')
* Satu set garputala terdiri dari 6 dengan frekwensi 128,
256, 512, 1024, 2048, 4096 Hz...
* Frekuensi bicara adalah 512, 1024 sampai dengan 2048
Hz.
* Frekuensi: 1024 : Batas nada tinggi dan rendah

Manfaat:
1. Dapat menetapkan KP / tidak.
2. Bila KP dapat menetapkan jenisnya (CHL / SNHL)
Cara tes:
1. Cara sederhana / dasar / umum :
• Membandingkan AC penderita dan pemeriksa (normal) untuk
berbagai frekuensi.
• Dapat diketahui normal / KP pd nada rendah / tinggi / semua
nada.
2. Cara modifikasi / pengembangan - khusus:
• Yang dipakai cukup satu garputala saja yaitu frekuensi 512 Hz
(paling optimal) .
• Ada bermacam-macam:
Rinne
Utama Schwabach
Weber