DEFINISI
3. Tromboxan (Tx A2, Tx B2) khusus dibentuk dalam trombosit bekerja vasokontriksi (di
jantung) dan menstimulasi agresi pelat darah (trombotis).
• Dalam otak, prostaglandin dibentuk sebagai reaksi terhadap zat-zat pirogen yang berasal dari
bakteri (infeksi) prostaglandin ini menstimulasi pusat regulasi suhu di hipotalamus dan
menimbulkan demam.
• Dirahim, prostaglandin menimbulkan kontraksi dengan terjadinya iskemia otot rahim yang
menimbulkan nyeri hebat keadaan ini timbul selama gangguan haid (dysmenorrea primer)
dimana kadar prostaglandin di endometrium meningkat akibat reseptor nyeri dirahim
disensabilitasi yang menyebabkan kontraksi berlebihan dan nyeri hebat mirip kolik, dapat
juga menyebabkan pusing (nyeri kepala), nause, muntah dan diare.
• Penggunaan berdasarkan daya kontraksi dirahim, prostaglandin digunakan untuk
menginduksi persalinan, contoh : dinoprost = Pg F2, proston Pg E2.
Leukotrien
• Senyawa sulfidopeptida ini dibentuk sebagai hasil metabolisme asam
arachidonat yang merupakan mediator radang dan nyeri. Melalui rute
lipoxygenase terbentuk LT A yang tidak stabil diubah menjadi LT B, LT C
dan LT D yang dapatb dirubah lagi menjadi LT E
Pain
COX-2
Descending
modulation Dorsal Horn
COX-2
Spinothalamic Peripheral
tract nerve
Trauma
Peripheral
nociceptors
Adapted from Gottschalk A et al. Am Fam Physician. 2001;63:1981, and Kehlet H et al. Anesth Analg. 1993;77:1049.
Rangsangan Nyeri
Perceived pain
Ascending Descending
input modulation
Tissue
damage Spinal cord Peripheral
nerve
Activation of
local nociceptors
Tramadol+
APAP
1. ANALGETIK OPIOID
• Analgetik opioid (mirip opiate) adalah zat yang bekerja terhadap reseptor
opioid khas (μ opioid Receptor) di SSP sehingga persepsi nyeri dan respon
emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi).
ANALGETIK OPIOID
• Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah
gangguan lambung usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan
ginjal serta reaksi alergi di kulit.
• Efek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam
jangka waktu lama dan dosis besar.
A. ANALGETIK ANTIPIRETIK
b. p-Aminophenol Derivatives
• Contoh Obatnya : Acetaminophen (Tylenol) adalah metabolit dari
• fenasetin. Obat ini menghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan
perifer dan tidak memiliki efek anti-inflamasi yang bermakna.Obat ini
berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri kepala,mialgia,nyeri
pasca persalinan dan keadaan lain.efek samping kadang-kadang timbul
peningkatan ringan enzim hati.
• Pada dosis besar dapat menimbulkan pusing,mudah terangsang, dan
disorientasi.
Obat Analgesik Non-opioid
lanjutan........
c. Indoles and Related Compounds
• Contoh Obatnya : Indomethacin (Indocin), obat ini lebih efektif daripada
aspirin, merupakan obat penghambat prostaglandin terkuat. Efek samping
menimbulkan efek terhadap saluran cerna seperti nyeri abdomen,diare,
pendarahan saluran cerna,dan pankreatitis serta menimbulkan nyeri kepala,
dan jarang terjadi kelainan hati.
d. Fenamates
• Contoh Obatnya : Meclofenamate (Meclomen) ,merupakan turunan asam
fenamat ,mempunyai waktu paruh pendek,efek samping yang serupa dengan
obat-obat AINS baru yang lain dan tak ada keuntungan lain yang melebihinya.
• Obat ini meningkatkan efek antikoagulan oral, dikontraindikasikan pada
kehamilan.
e. Arylpropionic Acid Derivatives
• Contoh Obatnya : Ibuprofen (Advil),Tersedia bebas dalam dosis rendah dengan
berbagai nama dagang.
• Obat ini dikontraindikasikan pada mereka yang menderita polip hidung ,
angioedema, dan reaktivitas bronkospastik terhadap aspirin.
• Efek samping : gejala saluran cerna.
Obat Analgesik Non-opioid Lanjutan.......
f. Pyrazolone Derivatives
• Contoh Obatnya : Phenylbutazone (Butazolidin) untuk pengobatan artristis rhematoid,
dan berbagai kelainan otot rangka. Obat ini mempunya efek anti-inflamasi yang kuat,
tetapi memiliki efek samping yang serius seperti agranulositosis, anemia
aplastik,anemia hemolitik,dan nekrosis tubulus ginjal.
g. Oxicam Derivatives
• Contoh Obatnya : Piroxicam (Feldene), obat AINS dengan struktur baru.
• Waktu paruhnya panjang untuk pengobatan artristis rhematoid, dan berbagai kelainan
otot rangka.
• Efek sampingnya meliputi tinitus , nyeri kepala,dan rash.
i. Miscellaneous Agents
• Contoh Obatnya : Oxaprozin (Daypro), obat ini mempunyai waktu paruh yang panjang.
• Obat ini memiliki beberapa keuntungan dan resiko yang berkaitan dengan obat AINS
lain.
Efek samping penghambatan prostaglandin
• Kontra indikasi
– NSAIDs tidak boleh diberikan pada penderita lambung dan asma
– NSAIDs tidak boleh diberikan pada wanita hamil selama triwulan terakhir
karena dapat memperlambat perslainan.
Reumatica (AR)
• Arthritis Reumatica (AR / rematik, rema) adalah penyakit
sendi kronis dan sistemis yang termasuk kelompok
gangguan autoimun, dimana antibody tubuh menyerang
dan merusak organ / jaringan sendiri.
• Penyakit diawali dengan masuknya antigen (karena
mikro organisme atau zat lain) dalam sirkulasi. Antigen
diperangkap oleh makrofrag tetapi tidak dimusnahkan
sehingga terbentuk antibody dari jenis Ig M yang
disebut factor rema.
• Antigen dan antibody bergabung menghasilkan suatu
imunokompleks yang menimbulkan reaksi peradangan.
Akibat penggabungan tersebut terjadi pelepasan zat-zat
chemotactic yang berdaya menarik leukosit tertentu
(neutrofil) ke daerah peradangan. Granulosit tersebut
memakan imunokompleks (fagocytose), lalu mati sambil
melepaskan enzim-enzim lysosomal, seperti protease,
glikoprotease dan fosfatase. Semua enzim-enzim ini
dapat merusak tulang rawan dan bahan dasar (tulang
matriks).
Reumatica (AR)
• Tulang rawan terdiri dari jaringan lebat
benang-benang kolagen kuat dengan
diantaranya molekul-molekul besar dari
proteoglycan yang dapat mengikat air.
• Proteoglycan adalah molekul-molekul besar
yang terdiri dari inti protein, tempat terikatnya
zat-zat glukosamino – glycan (GAG). Seperti
chondoitin sulfat (CS) dan keratin sulfat (KS)
yang berfungsi untuk memelihara kelenturan
dan melumasi tulang rawan.
• Bila tulang rawan mengalami kerusakan,
jaringan kuat ini pecah dan proteoglycan
dapat lolos. Akibatnya tulang rawan hilang
kekuatan dan fleksibilitasnya, kerusakan
umumnya tidak dapat diperbaiki lagi.
• Diagnosa : dapat dipastikan melalui foto x-ray
dan melalui tes darah adanya factor rema (Ig
M) dan menurunnya Hb.
Pengobatan
• Untuk mengurangi gejala nyeri, peradangan dan kekakuan digunakan analgetika
antiradang dan kortikosteroid.
• a. Analgetik antiradang NSAIDs
• Sangat berguna untuk mengatasi nyeri rema.
• Respon NSAIDs berbeda-beda pada tiap pasien. Obat diminum selama 1 minggu.
Penggunaan jangka panjang dianjurkan dengan tambahan suatu penghambat asam
lambung (Omeprenazol, Lansoprazol) atau zat pelindung mukosa lambung
(Misopristol).
• b. Kortikosteroid
• Sangat efektif tetapi sering mengakibatkan efek samping dan terapi sukar dihentikan,
sehingga digunakan untuk penyakit rema yang semakin parah.
• c. Obat-obat supresif long acting / Disease Modifying Anti rheumatic Drugs / DMARDs
• Mempunyai khsiat antiradang kuat juga mempunyai khasiat anti erosive artinya dapat
menghentikan atau memperlambat proses kerusakan tulang rawan. Obat-obat ini tidak
mempunyai efek analgetik sehingga dikombinasi dengan NSAIDs.
• DMARDs toksik untuk darah dan ginjal sehingga diberikan pada kerusakan sendi atau
peradangan yang berkelanjutan yang tidak dapat diatasi NSAIDs.
• Efek sampingnya sangat hebat yaitu supresi sum-sum tulang yang menimbulkan
kelainan darah yang berbahaya.
• d. Obat-obat alternative
• Vitamin C (2-3 x 1 g) menghambat peradangan dan menginaktifkan radikal bebas
sehingga nyeri berkurang. Vitamin E menghambat sintesa.
Encok (Guot)/ Pirai