Anda di halaman 1dari 20

Cekaman terhadap salinitas dan kekeringan

By : Qurroti Ainina
Outline
 Cekaman pada tumbuhan
 Pengaruh kualitas cahaya pada tumbuhan
 Pengaruh cahaya terhadap fototropisme
 Pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan
 Respon terhadap cekaman air
 Respon terhadap salinitas
 Permasalahan sanilitas
 Pendugaan dan Pengukuran Salinitas
Tanah
 Pengendalian salinitas tanah
CEKAMAN PADA TUMBUHAN

Campbell (2003), mendefinisikan cekaman


sebagai kondisi lingkungan yang dapat memberi
pengaruh buruk pada pertumbuhan, reproduksi,
dan kelangsungan hidup tumbuhan.
Menurut Hidayat (2002), pada umumnya
cekaman lingkungan pada tumbuhan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. cekaman biotik, terdiri dari:
• kompetisi intra spesies dan antar spesies,
• infeksi oleh hama dan penyakit, dan
2. cekaman abiotik berupa:
(a) suhu (tinggi dan rendah),
(b) air (kelebihan dan kekurangan),
(c) radiasi (ultraviolet, infra merah, dan
radiasi mengionisasi),
(d) kimiawi (garam, gas, dan pestisida),
(e) angin, dan
(f) suara.
Pengaruh kualitas cahaya pada tumbuhan
1. Pengaruh teriknya atau kerasnya sinar matahari : setiap tanaman
berbeda-beda pengaruhnya terhadap kerasnya sinar matahari, ada
tanaman yang tumbuh lebih baik pada tempat yang terbuka,
sebaliknya ada beberapa tanaman yang tumbuh lebih baik pada
tempat yang memakai peneduh.
2. Pengaruh lama atau panjangnya sinar matahari terhadap tanaman :
pengaruh lamanya sinar matahari terhadap tanaman ini disebut
foto-periodisme.
PENGARUH CAHAYA TERHADAP FOTOTROPISME
Fototropisme adalah gerakan dari tumbuhan yang menuju arah
rangsangan cahaya dan gerak ini biasanya terjadi pada
pergerakan tumbuhan melalui pergerakan batang. Hal ini dapat
kita saksikan pada tanaman pot yang ditempatkan dekat
jendela atau di bawah tuturan dimana cahaya hanya datang
dari satu pihak, maka terlihat ujung dari batang tersebut
membelok menuju ke cahaya atau ke arah datangnya cahaya
(Dwijoseputro, 1980)
PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERKECAMBAHAN

Perkecambahan biji-biji sangat dipengaruhi oleh adanya rangsangan


cahaya. Biji-bijian dari kebanyakan spesies tidak akan berkecambah pada
keadaan gelap. Dengan keadaan yang demikian tekanan ekologis terhadap
biji-bijian sangat besar pengaruhnya terhadap proses perkecambahan
sepeerti adanya erosi, pengolahan tanah yang dapat menyebabkan
tertimbunnya biji-bijian tersebut. Hal yang demikian biasanya terjadi
pada biji-bijian tanaman penganggu (gulma) seperti Chenopodium yang
memiliki struktur buah yang kecil-kecil.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan
terhadap perkecambahan biji-bijian yang mana
biji-bijian peka terhadap rangsangan cahaya
dan tidak akan berkecambah dibawah kanopi
daun. Beberapa pengecualian dari pengaruh
habitat parental pada perkecambahan yang
dikendalikan oleh cahaya.
Respon Terhadap Cekaman Air
Faktor air dalam fisiologi tanaman
merupakan faktor utama yang sangat
penting. Tanaman tidak akan dapat
hidup tanpa air, karena air adalah
matrik dari kehidupan, bahkan makhluk
lain akan punah tanpa air. Air merupakan
reagen yang penting dalam proses-
proses fotosintesa dan dalam proses-
proses hidrolik.
Disamping itu juga merupakan pelarut
dari garam-garam, gas-gas dan
material-material yang bergerak
kedalam tumbuh tumbuhan, melalui
dinding sel dan jaringan esensial untuk
menjamin adanya turgiditas,
pertumbuhan sel, stabilitas bentuk
daun, proses membuka dan menutupnya
stomata, kelangsungan gerak struktur
tumbuh-tumbuhan.
1. Respon Terhadap Cekaman Kelebihan Air
Genangan menyebabkan kematian akar di
kedalaman tertentu dan hal ini akan memacu
pembentukan akar adventif pada bagian di dekat
permukaan tanah pada tanaman yang tahan
genangan. Kematian akar menjadi penyebab
kekahatan N dan cekaman kekeringan fisiologis
(Staff Lab Ilmu Tanaman, 2008).
2. Respon Terhadap Cekaman Kekeringan
• Staff Lab Ilmu Tanaman (2008) mengemukakan bahwa cekaman kekeringan dapat
dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu:
• Cekaman ringan :jika potensial air daun menurun 0.1 Mpa atau kandungan air nisbi
menurun 8 – 10 %
• Cekaman sedang: jika potensial air daun menurun 1.2 s/d 1.5 Mpa atau kandungan air
nisbi menurun 10 – 20 %
• Cekaman berat: jika potensial air daun menurun >1.5 Mpa atau kandungan air nisbi
menurun > 20%
• Lebih lanjut Staff Lab Ilmu Tanaman mengemukakan bahwa apabila tanaman
kehilangan lebih dari separoh air jaringannya dapat dikatakan bahwa tanaman
mengalami kekeringan.
• Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan.
Respon Terhadap Cekaman Salinitas
Salinitas tidak ditentukan oleh garam Na Cl saja
tetapi oleh berbagai jenis garam yang
berpengaruh dan menimbulkan stres pada
tanaman. Dalam konteks ini tanaman mengalami
stres garam bila konsentrasi garam yang
berlebih cukup tinggi sehingga menurunkan
potensial air sebesar 0,05 – 0,1 Mpa. Stres
garam ini berbeda dengan stres ion yang tidak
begitu menekan potensial air (Lewit, dalam
Sipayung, 2006). Toleransi terhadap salinitas
adalah beragam dengan spektrum yang luas
diantara spesies tanaman mulai dari yang peka
hingga yang cukup toleran.
Kelebihan NaCl atau garam lain dapat mengancam tumbuhan karena dua
alasan.
 Pertama, dengan cara menurunkan potensial air larutan tanah,
garam dapat menyebabkan kekurangan air pada tumbuhan meskipun
tanah tersebut mengandung banyak sekali air. Hal ini karena
potensial air lingkungan yang lebih negatif dibandingkan dengan
potensial air jaringan akar, sehingga air akan kehilangan air, bukan
menyerapnya.
 Kedua, pada tanah bergaram, natrium dan ion-ion tertentu lainnya
dapat menjadi racun bagi tumbuhan jika konsentrasinya relative
tinggi.
Permasalahan sanilitas

• merupakan masalah umum dalam bidang


pertanian di seluruh dunia, yang dapat
menyebabkan penurunan produktivitas
dan hasil panen terutama di daerah
kering (arid-semi arid).
• Salinitas yang tinggi akan meningkatkan
konsentrasi garam dalam air sungai dan
mengurangi kualitas air tanah. Hal
tersebut akan berdampak negatif bagi
manusia, ternak dan air irigasi untuk
pertanian.
Pendugaan dan Pengukuran Salinitas Tanah
Pengukuran salinitas tanah dapat dilakukan dengan cara pengambilan
sampel tanah untuk diekstrak dan dianalisis di laboratorium dengan
cara mengukur daya hantar listriknya (electric conductivity/EC).
Cara kedua adalah dengan pengukuran langsung di lapangan
menggunakan alat induksi elektromagenetik (EM38). Alat tersebut
diletakkan pada tanah dengan posisi tegak untuk mendeteksi salinitas
pada kedalaman lebih dari 45 cm dan diletakkan dengan posisi tidur
untuk mendeteksi salinitas pada kedalaman kurang dari 45 cm. Hasil
pengukuran ini dipakai untuk menaksir tingkat salinitas di daerah
tersebut
Pada tanaman pertanian umumnya memiliki toleransi
terhadap salinitas sampai 3 ds/m, padahal di lapangan
seringkali terjadi peningkatan salinitas 4-8 ds/m
sehingga kebanyakan tanaman dapat mengalami stress
garam (Shofiyanti dan Wahyunto, 2006).
Pengendalian Salinitas Tanah
• Menghilangkan (eradication)
Eradikasi yaitu usaha yang dilakukan untuk
menghilangkan kandungan garam atau
mengurangi jumlah garam yang ada pada
tanah.
• Pengubahan (convertion)
Konversi gipsum (CaSO4) pada tanah-tanah
alkali sering dianjurkan untuk mengubah
sebagian alkali karbonat menjadi sulfat.
Pemberian gipsum dilakukan pada kondisi
tanah yang lembab dengan cara disebarkan
didalam tanah dan tidak dibenamkan
• Pengendalian (control)
Pengendalian proses
penguapan/evapotranspirasi merupakan usaha
yang penting dalam pengendalian tanah
bergaram
• Pemupukan dengan bahan organik, penggunaan
mikorisa dan amelioran biologi.
Pemberian bahan organik (humus) yang
mengandung asam humik berperan untuk
menekan penyerapan Na+ oleh perakaran
tanaman (Mac Carthy et al, 1990 dalam Delvian,
2007).
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai