}
1: Name & Age
2: Date
3: Medical record number Administration
4: Previous examination
5: Position/View: PA/AP/Marker
}
6: Penetration
7: Rotation
Quality
8: Inspiration
9: Magnification
10: Angulation
}
11: Trachea, heart, sinuses, diaphragm
12: Hilum, bronchovascular marking
Diagnostic
13: Lung field, hemithorax
14: Soft tissue, bone
15: Conclusion
Administration
Penetration
Rotation
Inspiration
Magnification
Angulation
Penetration
• Higher kV higher penetration ability of the x-ray.
(quality of the x-ray)
• Higher mAs higher quantity of the x-ray higher
amount of x ray that penetrate the body
• Higher kV lower contrast resolution
• The ability to differentiate between high density and low
density object will be decreased with higher kV.
Penetration
• So to get a good penetration film with a good contrast resolution, we
should use low kV with high mAs. But there is a problem because the
radiation dose will be higher with lower kV and higher mAs.
• Our goal is to get the best quality of the image with the lowest
radiation dose to the patient.
Penetration
• Fine vascular markings within the lung should be seen.
• Faint outlines of at least mid and upper thoracic vertebra
• 3rd thoracic vertebra in conventional radiograph
• All of the thoracic vertebra in digital radiograph
• Faint outlines of posterior ribs through heart and mediastinal
structures.
Penetration
Conventional Digital
Penetration
Rotation
• It should be symetrical.
• Look at the distance from the medial end of both the clavicles to the
spine process in the midline.
Inspiration
Level inspirasimaksimal
• Apex of the diaphragm at the level 5th-6th anterior ribs.
• 9th – 10th posterior ribs at the level of right cardiophrenic sulcus.
2
3 1
4
5
6
10
How to differentiate anterior ribs from
posterior ribs
Example of poor inspiration
AP PA
Distortion in AP Chest X-Ray
Angulation
CTR : a + b
c+d
a
b
c
c d
Size
Normal CTR
• Adult (PA) < 50%
• Adult (AP) < 55%
Normal CTR (PA)
• Neonates (<1month) < 60%
• Infant (1 month – 1 year) < 55%
• Children (>1 year) < 50%
Sinuses or Sulci
Costophrenicus
Cardiophrenicus
Diaphragm
• Right diaphragm is
higher than the left
diaphragm.
• Normal : 2.5 cm
• > 3 cm: abnormal
• Shape :
• Tenting
• Scalloping
Diaphragm
• Diaphragm flattening
• N>1,5cm
• <1,5 flattening
Lung
NORMAL Increased
Soft Tissue and Skeletal
SKELETAL:
• Ribs
• Clavicles
• Scapula
SOFT TISSUE
• Breast shadow
• Skin fold.
Expertise
• International : peripheral to central
• RSHS: central to peripheal
Contoh Ekpertise
• Trakea di tengah
• Cor tidak membesar
• Sinuses dan diafragma kanan/kiri normal
• Pulmo:
• Hili normal
• Corakan bronkovaskuler normal
• Tidak tampak bercak lunak
Kesan:
- Tidak tampak TB paru/kelainan paru lainnya
Arteriography
Definisi
• the radiographic visualization of an artery after injection of a
radiopaque substance
• Adalah salah satu teknik radiodiagnostik dimana teknik ini dilakukan
untuk memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan pembuluh
darah dengan menggunakan media kontras positif.
• Pemeriksaan angiografi secara garis besar dibagi menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Arteriografi
2. Venografi
Macam macam pemeriksaan Arteriografi
• Carotid arteriogram
• Cervical arteriogram
• Coronari arteriogram
• Pelvis arteriogram
• Lower extrimitas arterteriom (arteArteriografi femoralis)
Arteriografi femoralis
merupakan salah satu pemeriksaan arteriografi. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk melihat anatomi dan fisiologi pembuluh arteri ekstremitas bawah.
• pemeriksaan Arteriografi Femoralis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
1. punksi langsung dan
2. punksi tidak langsung
Tingkat kesulitan dan resiko yang sangat besar pada teknik punksi langsung
maka teknik punksi tidak langsung banyak diterapkan pada pemeriksaan
Angiografi Femoralis.Teknik ini dikenal dengan teknik Kateterisasi Seldinger
dengan menggunakan baja penuntun (guide wire) sebagai perantara yang
dimasukkan melalui Arteri Femoralis, lalu dimasukkan kateter yang tipis,
kuat, dan lentur. Teknik inilah yang banyak dilakukan dalam
pemeriksaan Angiografi Femoralis
Metoden Memasukan Kontras
• Pada pemeriksaan arteriografi femoralis, punksi dilakukan setelah anestesi lokal pada daerah lipat
paha (inguinal) dengan jarum no.18.
• Bila canul telah berada di dalam lumen arteri,
• maka dimasukkan guide wire melalui jarum seldinger ke dalam lumen arteri.
• Pemasukkan guide wire dilakukan di bawah kontrol fluoroskopi dan diarahkan ke bifurkartio
aorta abdominalis ( lumbal dua atau lumbal tiga ).
• Kemudian jarum atau canul dicabut secara perlahan-lahan dan hati-hati agar guide wire tidak
tercabut.
• Daerah punksi ditekan agar tidak terjadi hematom.
• Kateter dimasukkan melalui guide wire sampai ke daerah pembuluh yang dikehendaki dibawah
kontrol fluoroskopi.
• Guide wire dicabut
• selanjutnya dimasukkan bahan kontras (tes kontras) ke dalam kateter untuk melihat apakah
kateter sudah berada didalam pembuluh darah yang diinginkan.
Femoral Artery
USG DOOPLER
USG Doopler
• Jika ultrasonografi (USG) pada umumnya menggunakan gelombang
suara hanya untuk menghasilkan gambar, USG Doppler dapat
dipergunakan untuk memantau aliran darah, sehingga bermanfaat
untuk menentukan diagnosa beragam penyakit, terutama yang
berhubungan dengan masalah pada pembuluh darah.
Proses USG
• Proses USG Doppler biasanya diawali dengan mengoleskan jel pada permukaan kulit bagian tubuh yang akan
dipindai. Selanjutnya, perangkat genggam yang disebut transduser, akan diletakkan di atas permukaan kulit
untuk memulai pemindaian. Perangkat ini kemudian akan mengirimkan gelombang suara yang kemudian
akan diperkuat melalui mikrofon.
• Gelombang suara akan memantul pada benda padat, termasuk sel darah. Sehingga pergerakan sel darah
akan terpantau ketika nada pantulan gelombang suara berubah, yang dikenal sebagai efek Doppler. Melalui
gelombang suara inilah dokter dapat menilai aliran darah yang normal atau sebaliknya.
• Beberapa kondisi yang dapat diketahui menggunakan USG Doppler yaitu :
• Keadaan aliran darah di pembuluh arteri dan vena yang ada pada lengan, kaki, atau leher,
• Keberadaan hambatan aliran atau gumpalan darah yang dicurigai dapat menyebabkan stroke,
• Adanya gumpalan pada pembuluh darah, yang bila terlepas dapat menghambat aliran darah pada organ
vital, misalnya paru-paru,
• Membantu menilai kesehatan aliran darah bayi di dalam kandungan, untuk memantau perkembangannya.
• Jika memang diperlukan, dokter akan menyarankan USG Doppler. Jangan khawatir, proses pemindaian hanya
berlangsung selama beberapa menit. Alat yang digunakan untuk memindai pun hampir sama seperti pada
alat USG biasa.
Penyakit yang dapatdi USG
• Sesuai dengan kondisi yang dapat diketahui melalui efek Doppler, terdapat
beberapa jenis penyakit yang dapat dideteksi menggunakan USG Doppler
antara lain:
• Penyakit jantung bawaan,
• Sumbatan maupun penyempitan pada pembuluh darah arteri
(arteriosklerosis),
• Penyakit arteri perifer, yaitu berkurangnya sirkulasi darah ke kaki akibat
penyempitan arteri,
• Stenosis karotis atau penyempitan pembuluh arteri di leher,Sumbatan
pembuluh vena, seperti deep vein thrombosis (DVT),
• Adanya tumor di pembuluh darah kaki atau lengan.
Kegunaan
• Pemeriksaan USG Doppler dapat dijadikan alternatif dari pemeriksaan
pada pembuluh darah seperti angiografi yang sifatnya lebih invasif
karena membutuhkan tindakan penyuntikan sebelumnya. Prosedur
USG Doppler umumnya nyaman, tidak berbahaya dan tidak
membutuhkan waktu lama untuk dilakukan. Bahkan, pemeriksaan ini
aman untuk janin yang ada di dalam rahim. Anda tidak perlu cemas
melakukan pemeriksaan menggunakan teknik Doppler ini jika
disarankan oleh dokter untuk mendeteksi kondisi di dalam tubuh
Anda.
DVT
ALI