SEKSUAL
&
PERMASALAHANNYA
Dr.Eddy Tiro,SpOG(K)
Mulanya disebut penyakit
kelamin (venereal diseases) =
penyakit yg hanya terdapat pd
alat kelamin
Infeksi lama :
-gejala klinis (-)
-antibodi spesifik (+)
Sering terjadi
Kuman Neisseria gonorrhoeae = diplokokus Gram (–)
Tidak tahan : udara bebas, pengeringan, > 39o C, sinar
matahari, desinfektan.
Infeksi primer akibat kontak seksual dgn masa inkubasi
2–5 hari
Mudah terinfeksi mukosa epitel kuboid atau lapis
gepeng yang belum berkembang (imatur) yakni vagina
wanita masa pubertas.
Bila terpapar 60–90% akan terinfeksi dan bila tidak
diobati maka 10–17% akan berkembang menjadi
penyakit radang panggul (PRP).
Jika positif gonore 20–40% juga terkena infeksi PMS
yang lain seperti klamidia & sifilis.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal : keputihan, gangguan kencing dan iritasi
rektum, perih dan panas, gatal dan radang vulva, vagina,
serviks atau urethra.
Radang kelenjar menjalar ke atas menyebabkan
tuba tersumbat (mandul) dan bisa hamil luar kandungan.
Komplikasi sistemik : arthritis, miokarditis, endokarditis,
perikarditis, meningitis dan dermatitis.
Cara hub sex menyimpang infeksi non genital berupa:
orofaringitis, proktitis dan konjungtivitis.
Infeksi gonore abortus spontan, sepsis, prematuritas.
Bayi yg lahir dari ibu terinfeksi akan menyebabkan
optalmitis gonore (neonatal gonoblenorrhoe).
Infeksi mata bayi
DIAGNOSIS
GAMBARAN KLINIS
1.Stadium dini
a). lesi primer genital
b). sindroma inguinal.
Masa inkubasi 3-20 hari
Lesi primer :
erosi atau ulkus dangkal,
papul, vesikel kecil mirip herpes,
keluhan uretritis dan tampak pada
vulva, vagina, porsio dan forniks.
Setelah Lesi Primer hilang
muncul
limfadenitis inguinal
+ demam + menggigil
+ mual + nafsu makan
Kelenjar meradang & bengkak
serta melekat satu sama lainnya
dan kulit diatasnya tampak merah
kebiruan, panas dan nyeri yang
selanjutnya melepuh terbentuk
abses multipel.
Limfadenitis inguinal
Trachoma
2.Stadium lanjut
a). Sindrom ano-rektal
b). Elefantiasis genital
Edema vulva sepanjang klitoris sampai
anus yang mengeras (elefantiasis labia)
akibat peradangan kronis dan kerusakan
kelenjar dan saluran limfe.
Perubahan keganasan dapat terjadi.
PENGOBATAN
istirahat total dan antibiotika : eritromisin,
doksisiklin, azytromysin, kotrimoksasol,
tetrasiklin, dll.
5. HUMAN PAPILLOMAVIRUS (HPV)
Kasus prematuritas banyak ditemukan pd
HPV tipe 16.
Bisa keganasan pada serviks, vagina dan
vulva.
HPV dapat menimbulkan kutil, kondiloma
akuminata, biasanya oleh HPV tipe 6 dan
11.
Tipe 6 dan 11 dapat menyebabkan laring
papilomatosis pada bayi.
MANIFESTASI KLINIK
Masa inkubasi 1–8 bulan.
Virus masuk tubuh melalui kulit pada daerah alat
kelamin yang mudah mengalami trauma pada saat
berhubungan seksual.
3 bentuk : bentuk akuminata (jengger), bentuk papul
dan bentuk datar.
Giant Condyloma ( Buschke Lowstein ) dan Papulosis
Bowenoid kemungkinan menjadi ganas.
Saat kehamilan kondiloma akuminata akan
membesar dan meluas sampai memenuhi & menutupi
vagina dan perineum kesulitan persalinan
pervaginam.
Keadaan basah daerah vulva saat kehamilan
merupakan kondisi yg bagus untuk pertumbuhan virus.
Bentuk papul
Bentuk akuminata (jengger)
PENATALAKSANAAN & PENGOBATAN
Penularan parenteral
- Melalui transfusi darah, tertusuk jarum suntik
- Melalui kulit hanya terjadi jika kontak intensif
dan lama (Fauci A.S. & Lane H.C., 1994)
Penularan seksual
- Kemungkinan ♀ tertular HIV dari ♂ HIV 20 x
dari kemungkinan ♂ tertular dari ♀ HIV
karena sperma titer HIV
Penularan perinatal
- In utero atau intra uterin
HIV via plasenta masuk tubuh bayi. Penularan in utero ini
diketahui karena didapatkannya HIV pd jaringan thymus,
lien, paru dan otak janin 20 mgg yg digugurkan ibu
pengidap HIV.
- Saat persalinan terkontaminasi darah ibu saat
persalinan.
- Pasca persalinan.
melalui ASI saat menyusui, karena adanya HIV pd
kelenjar payudara dan ASI pengidap HIV pemberian
ASI dilarang
Faktor yg berpengaruh thd penularan perinatal
Faktor virus makin tinggi titer virus ,
makin infeksius.
Faktor Host (ibu hamil) : sistim kekebalan
tubuh , nutrisi, anemia.
Faktor Obstetrik : lama dan cara
persalinan.
Faktor bayi : aterm/prematur dan adanya
lecet pada bayi.
PENANGANAN PASIEN HAMIL DENGAN HIV
A. Konseling
B. Pemeriksaan ANC
Eksplorasi partner hubungan seksual :
-menderita penyakit hubungan seksual (STD)?
-pernah transfusi darah ?
-pernah disuntik ?
C. Pemberian obat anti virus
Pencegahan penularan
melalui ASI, suntikan dan
luka atau lecet pada bayi.
Mencegah pemberian ASI,
tetapi untuk daerah yang
sedang berkembang hal ini
masih menjadi perdebatan
karena dikhawatirkan bayi
tidak mendapatkan
pengganti ASI.
Ibu pengidap HIV harus
diadviskan mencegah
kehamilan berikutnya
dengan alat kontrasepsi.