KEGAWATDARURATAN
PENYEBAB
C terjadi primer karena proses intrakranial atau sekunder karena masalah
sitemik atau metabolik
DIAGNOSIS
D anamnesis yang lengkap, riwayat yang berhubungan, manifestasi klinis
kejang, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang
LAPORAN KASUS
D
D
IDENTITAS
Nama : By. Ny. A
Trimester
I II III
LLA 21 cm 22 cm 22 cm
KEADAAN Penyakit waktu hamil Pusing, mual Pusing, mual, batuk Pusing
PERSALINAN Jumlah Tanbahan Zat Besi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
SEKARANG
Suntikan Toksin Tetanus (-) (-) + pada minggu ke 7
Jamu - - -
Rokok - - -
PEMERIKSAAN FISIK 19 Juni 2018 (2 hari)
Berat badan: 3200 gram
Panjang badan: 52 cm
Tanda vital
Kesadaran : menangis kuat, gerak aktif Respirasi : 52 kali/menit
Denyut jantung: 157 kali/menit Capillary Refill Time: < 2 s
Suhu : 37,2 °C
Kulit : ikterik kremer 5
Kepala/leher
Kepala : Bentuk kepala simetris mesosefali. Tidak ada sefal hematoma
dan kaput suksadenum
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (+/+), produksi air mata cukup
Telinga : Pinna terbentuk sempurna, rekoil cepat kembali
Hidung : Hidung berbentuk normal, simetris, pch (-) epistaksis (-)
Mulut : Bentuk tidak ada kelainan, mukosa bibir lembab, sianosis (-). Leher :
Tidak terdapat massa.
Toraks : Bentuk simetris
Jantung : S1 S2 tunggal, bising (-)
Paru : retraksi subcostal, tidak ada benjolan.
Abdomen : bising usus normal dan tidak ditemukan adanya massa
Ekstremitas : Akral hangat. Sianosis (-) Ikterik kremer 5
Genitalia : Jenis kelamin laki laki. Pemeriksaan genitalia didapatkan tidak ada massa maupun
benjolan, sikatrik (-) hipospadi (-) epispadi (-) skrotum turun (+)
Neurologi : Refleks Moro (+) hisap (+) pegang (+) Refleks rooting (+)
Anus : Positif, tidak ada atresia ani
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
19 Juni 2018 25 Juni 2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
HEMATOLOGI
Hemoglobin 14,8 14.0 – 18,00 g/dL
Lekosit 14,6 4,0 – 10,5 rb/μL
Eritrosit 3,86 4.80 – 7.10 Juta/μL Hemoglobin 14,1 14.0 – 18,00 g/dL
DIAGNOSIS
BCB + SMK + BBLC + Kejang Neonatorum
PEMBAHASAN
D
D
TEORI vs KASUS
1 BERAT LAHIR
Berat bayi yang ditimbang dalam
1 (satu) jam setelah lahir
2
BBLR
Bayi Berat Lahir Cukup adalah
bayi yang lahir dari kehamilan
sampai 42 minggu dan berat badan
lahir >2500 sampai 4000 gram.
3 KLASIFIKASI
1. BBLL : >4000 g
2. BBLC : >2500 hingga 4000 g
1.BBLR : < 2.500 gram (hingga dan
termasuk 2.499 g).
2. BBLSR <1.500 gram (hingga dan
termasuk 1.499 g).
4
KASUS
Bayi lahir di luar RSUD Ulin
Banjarmasin dengan persalinan
Spt BK dengan berat 3200 gr
KASUS
By. Ny. A termasuk dalam klasifikasi ikterus fisiologis
dengan karakteristik yang didapatkan yaitu, ikterus baru
terlihat pada hari ke 2 kehidupan. Pada pemeriksaan
penunjang juga didapatkan kadar bilirubin total 11,63,
bilirubin direct 0,51, dan blirubin indirect 11,12.
KASUS
Pada by.Ny.A didapatkan pada pemeriksaan fisik yakni
ikterik kremer 5 artinya kuning pada pasien sudah mencapai
telapak tangan dan kaki
TEORI vs KASUS
Kejang pada neonatus dibatasi waktu yaitu kejang
yang terjadi pada 28 hari pertama kehidupan (bayi
cukup bulan) atau 44 minggu masa konsepsi (usia
kronologis + usia gestasi pada saat lahir) pada bayi
prematur.
KASUS
Etiologi Pada by. Ny. A keluhan kejang
• Ensefalopati iskemik hipoksik (24 jam terjadi sejak 1 hari SMRS tidak
pertama didahului oleh demam. By. Ny. A
• Perdarahan intrakranial (45% pada baru berusia 2 hari dengan bayi
bayi prematur hari 1-2 kehidupan) cukup bulan. Menurut literatur
• Metabolik kejang pada bayi berusia cukup
• Infeksi bulan dan usia 0-3 hari penyebab
• Kernikterus/ensefalopati bilirubin Kasus terbanyak pertama yakni HIE, kedua
• Berhubungan dengan obat infeksi dan terakhir perdarahan
• Gangguan perkembangan otak intrakranial. Sesuai dengan
• Kelainan yang diturunkan diagnosis awal rujukan pasien yakni
• Idiopatik BCB + SMK + BBLC + vakum
ekstraksi +obs konvulsi ec
ensefalopati dd HIE dd perdarahan
intracranial
TEORI vs KASUS
Tipe kejang Proporsi dari kejang neonatus Tanda klinis
D
Klonik o 50% o Biasanya dalam keadaan sadar
o bayi o
D
Lebih sering pada Gerak ritmik (1-3/detik)
cukup umur o Fokus organ lokal atau 1 sisi wajah atau
tubuh. Mungkin merupakan fokal neuropat
hy yang tersembunyi
o Multifokal – irregular, terpotong-potong
Tonik 20% Mungkin meliatkan 1 bagian ekstremitas
Lebih sering pada bayi atau seluruh tubuh
Pada by. Ny. A kejang terjadi sebanyak 5x
preterm Ekstensi generalisata dari bagian tubuh at
setiap kali kejang sekitar 30 detik, kemudian
as dan bawah dengan postur opisthotonic
berhenti 30 menit berikutnya kejang kembali.
Mioklonik 5% Sentakan cepat terisolasi (membedakan d
Kejang seluruh tubuh dan diantara kejang bayi
ari mioklonik neonatus jinak)
sempat menangis. Menurut literatur maka jenis
Fokal (1 bagian ekstremitas) atau multifok
kejang yang dialami by. Ny. A yakni tipe kejang
al (beberapa bagian tubuh)
klonik.
Ditemukan pada putus obat (terutama gol.
opiat
TEORI vs KASUS
Pada by. Ny. A tatalaksana awal kejang sudah
diberikan fenobarbital 60mg saat kejang dari RS
Balangan dan saat kejang telah diberikan
fenobarbital ekstra. Fenobarbital yang telah
diberikan telah sesuai dengan pedoman yakni
20mg/kgbb utk inisial . BB by. Ny. A yakni 3,2kg
TEORI sehingga diberikan dosis 60mg. Dan untuk terapi
rumatan diberikan 3-4mg/kgbb sehingga
tata laksana kejang neonatus adalah didapatkan dosis 3sekitar 9,6-12.8 mg/ hari dan
(1) Mempertahankan ventilasi dan perfusi diberikan 2 kali sehari yakni dosis rumatan yang
yang adekuat. diberikan 2x6mg. Serta diberikan Infus D10%
(2) Mencari dan memberikan tata laksana combo 10cc/jam dan AA 6% 2,9 gr 5,2
terhadap etiologi kejang sesegera cc/jam guna mencegah terjadi hipoglikemi pada
mungkin. by. Ny. A
(3) Tata laksana kejang, dengan
mempertimbangkan manfaat
pemberantasan kejang dengan efek
KASUS
samping yang mungkin timbul dari
pemberian obat antikonvulsan.
PENUTUP