Anda di halaman 1dari 44

PLENO PEMICU 2

BLOK REPRODUKSI
Kelompok 11
Jumat, 1 april 2016
KELOMPOK 11
• Tutor: dr. Chandra
• Ketua: Ary Setiawan Nheu
• Sekretaris: Gabriela Valentine
• Penulis: Trymega Tannyca Ryhent
• Anggota:
– Salim, Andree
– Devin Valerian Jaya
– Nendi Feby Valentina
– Nicole Nastassja K
– Alvin Indrawanputra
– Claudia K Ranciu
– Natalia
– Almira Nabila Valmai
– Fransisca Nathalia C.K
Unfamiliar Terms
• KPD: ketuban pecah dini
• Kuret: tindakan medis u/ mengeluarkan
jaringan dari rahim
• Distosia bahu: kepala tidak keluar 1 menit
setelah kepala keluar
Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan nyeri kepala hebat, pandangan
kabur, nyeri ulu hati?
2. Interpretasi PP?
3. Apakah riwayat obstetri berhubungan dengan keluhan
sekarang?
4. Apakah penyebab gerakan janin menurun?
5. Apakah penyebab perdarahan pervaginam, tidak nyeri
pada kehamilan 30 minggu?
6. Hubungan riwayat kuret dengan keluhan ibu sekarang?
7. Penyebab konjungtiva anemis & edema ekstremitas
bawah?
Curah Pendapat
1. Vasodilatasi dan pembesaran hipofisis  nyeri kepala dan
pandangan kabur
2. Tidak normal, HELLP syndrome  proteinuria, HT
3. Tidak ada, penyebab keluhan berbeda
4. Hipoperfusi dan hipoglikemi janin  gerakan janin
menurun
5. Infeksi, plasenta previa, abruptio plasenta  perdarahan
massive. Koitus, VT  perdarahan bercak-bercak.
6. Tidak ada, apabila tidak dikuret  resiko keganasan
meningkat,dll
7. HELLP syndrome  Hb menurun  anemis
Tekanan uterus  hambat aliran balik dari vena cava inferior 
edema tungkai
Review

Ibu Janin (tumbuh


(hiperemesis, lambat,
HT, Infeksi, plasenta previa,
anemia,dll) abortus, dll

Kehamilan
dengan
penyulit
LO
• Menjelaskan penyulit kehamilan pada ibu
• Menjelaskan penyulit kehamilan pada janin
• Menjelaskan screening sebelum kehamilan
• Menjelaskan screening selama kehamilan
Amecican Congress of Obstetricians and Gynecologist 2013

• Pre-eklamsia dan eklamsia


 eklamsia: kejang grand-mal pada pre-eklamsia
• Hipertensi kronis
 hipertensi sebelum kehamilan
• Hipertensi kronis dg superimpossed pre-eklamsia
 pre-eklamsia pada hipertensi kronis
• Hipertensi gestasional
 hipertensi setelah kehamilan > 20 mgg, tanpa proteinuria
atau kelainan lain.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL,
Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al,
editors. Williams obstetrics. 24th ed. New
Eklamsia
• Preeklampsia yang disertai • Kejang
dengan kejang-kejang atau – Durasi 60 – 75 detik, tidak
koma lebih dari 3 – 4 menit
• DD :
– Antepartum (25%),
• Pendarahan otak
intrapartum (50%),
• Meningitis
postpartum (25%)
• Epilepsis iatrogenik
Terapi:
• Tx farmakologi : obat anti kejang
• Pada px koma lama  NGT u/ nutrisi
• Px eklamsia  terminasi kehamilan, tanpa melihat usia
gestasi dan keadaan janin (dilakukan stlh ibu dlm keadaan
stabil).
Infeksi : Toksoplasmosis
• Infeksi : makan daging
mentah atau kurang
matang yang terinfeksi
protozoa / kontak dengan
kotoran kucing terinfeksi.
• Infeksi kongenital terjadi
transplasental
• Semakin tua usia
kehamilan  resiko
infeksi meningkat namun
tingkat keparahan
semakin menurun
Toksoplasmosis
• Gejala maternal: • Diagnosis: Pengambilan
– Mudah lelah spesimen
– Demam – Kordosentesis 
– Nyeri otot pengambilan sample darah
janin melalui tali pusat
– Ruam makulopapular
– Amniosentesis  aspirasi
• Gejala pada neonatus: cairan ketuban
– Triad klasik  • ELISA
hidro/mikrosefalus +
kalsifikasi intracranial + • PCR
korioretinitis • Kultur darah
– Tetra klasik  + kelainan
psikomotor
Terapi
• Infeksi primer ibu kehamilan tahap lanjut : pirimetamin &
sulfonamide
• Infeksi janin : pirimetamin, sulfonamide, as. Folinat
Rubella (Campak Jerman)
• Masa inkubasi 12-23 hari. • Abnormalitas pada janin:
• Biasanya merupakan self- – katarak, glaucoma
limiting illness.
kongenital
• Penularan : sekresi nasofaring
– patent ductus arteriosus,
• Gejala : Pada orang dewasa  stenosis arter pulmonalis
demam ringan, ruam
maculopapular generalisata – Tuli sensorineural
• Rubela merupakan • Penatalaksanaan
teratogen yang poten
• Diagnosis – Imunisasi pasif dengan
– Isolasi dari urin, nasofaring,
imunoglobulin serum 3
cairan serebrospinal hari setelah terpajan
– ELISA : deteksi IgM spesifik • Pencegahan
(4-5 hari setelah awitan
gejala) – Vaksinasi rubella
CMV
• Transmisi: vertikal / horizontal • Diagnosis
• Penularan  kontak dgn sekresi – Kultur virus
nasofaring, urin, liur, semen, – CT dan MRI
sekresi serviks, dan darah.
– Peningkatan titer IgG 4x
• Patogenesis
– Uji amplifikasi asam nukleat
– Infeksi primer
CMV cairan amnion  gold
– Eksaserbasi standar infeksi janin
Terapi: • Infeksi kongenital
– 5-6%  hambatan
• Wanita hamil infeksi CMV pertumbuhan, mikrosefalus,
primer atau rekuren  kalsifikasi intracranial.
simtomatik – Sebagian besar asimptomatik
• Wanita hamil dgn infeksi  1 – 2 tahun  kerusakan
SSP
primer  imunisasi
Herpes Simplex Virus (HSV)
• Terutama HSV tipe 2 (penularan melalu hub
sex)
Manifestasi Klinis: Pembagian:
• Kejang
• Episode pertama
• Hepatosplenomegali
• Ikterus
infeksi primer
• Khorioretinitis • Episode pertama
• Perdarahan  abortus infeksi non primer
• Vesikel kulit • Reaktivasi
Herpes Simplex Virus (HSV)
• Diagnosis • Infeksi primer:
asiklovir oral
– Biakan virus dari cairan 400mg/3x sehari/ 7-
vesikel 10 hari
• Inklusi eosinofil • Infeksi sekunder:
voluminous intranuklear sama dengan primer
dan marginasi dari
kromatin
(5 hari)
• HSV berat atau
• ELISA
diseminata : asiklovir
• Imunofluoresent
IV 5-10mg/KgBB tiap
• Fiksasi komplemen 
antibodi terhadap HSV 2
8 jam slm 2-7 hari
Infeksi Malaria
• Infeksi malaria pada kehamilan dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin.
– Pada ibu ; anemi, malaria serebral, edema paru, gagal
ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian.
– Pada janin; abortus, persalinan prematur, berat badan lahir
rendah, dan kematian janin.
Manifestasi klinis:
• Panas (sampai menggigil)
• Anemia
• Pembesaran lien : umumnya pada timester II
• Pada infeksi yang berat bisa terjadi : ikterus, kejang,
kesadaran menurun, koma, muntah, dan diare.
Diagnosis Malaria
Pemeriksaan fisik : • Terapi
– Klorokuin
panas, pucat, – Kinin + klindamisin : utk yg
splenomegali, resisten klorokuin
hepatomegali – Kuinidin glukonat IV : malaria
berat
Pemeriksaan • Profilaksis
mikroskopik : sediaan – Kelambu yg diberi inseksitisida
darah (tebal/tipis untuk – Klorokuin
menentukan ada
tidaknya parasit Komplikasi:
malaria, spesies, dan • Hipoglikemia
kepadatan parasit. • Edema paru
• Anemia berat
Anemia Defisiensi Besi pada Ibu
• Cut off anemia pada wanita hamil:
– 11mg/dL pada trimester I dan III
– - 10.5 mg/dL pada trimester II
• Penyebab: ekspansi volume plasma tanpa ekspansi
normal massa hemoglobin ibu.
• meningkatkan resiko BBLR, aterm.

Tanda dan Gejala:


 Cepat lelah
 Lemah
 Sering pusing
 Pucat  Mata berkunang-kunang
 Mudah pingsan  Malaise
Diagnosis & Tatalaksana
• Bukti morfologis defisiensi Tata Laksana untuk defisiensi
besihipokromia dan besi:
mikrositosis
• feritin <15 mg/L • Berikan terapi besi dengan
dosis setara 180mg besi
Tata Laksana umum pada elementa/ hari.
anemia
• Pemberian tablet 60mg
besi elemental dan
250mikro gram asam
sulfat, 3x sehari. Bila
dalam 90 hari perbaikan
muncul lanjutkan
pemberian sampai 42 hari
pascapartum.
Hiperemesis gravidarum
• Hiperemesis gravidarum : mual parah,
muntah, penurunan berat badan, dan
gangguan elektrolit
• Disebabkan oleh kenaikan kadar hormon,
namun penyebab mutlak masih belum
diketahui.
• Gejala HG biasanya muncul antara 4-6
minggu kehamilan dan dapat mencapai
puncaknya antara 9-13 minggu.
http://americanpregnancy.org/pregnancy-complications/hyperemesis-gravidarum/
Hiperemesis gravidarum
Tanda dan gejala • Fungsi vital :
• Severe nausea and vomiting
• Food aversions
– Tanda vital,
tekanan darah
• Weight loss of 5% or more of pre- dan nadi
pregnancy weight – Volume status
• Decrease in urination (membran
• Dehydration mukosa, turgor
• Headaches
kulit, vena leher,
status mental)
• Confusion – Evaluasi abdomen
• Fainting – Evaluasi jantung

http://americanpregnancy.org/pregnancy-complications/hyperemesis-gravidarum/
Tatalaksana
Farmako Non farmako
• Intravenous fluids (IV) – to • Bed Rest
restore hydration, electrolytes,
vitamins, and nutrients • Acupressure
• Nasogastric – restores nutrients • Herbs – ginger or
through a tube passing through
the nose and to the stomach peppermint
• Percutaneous endoscopic • Hypnosis
gastrostomy
• Medications – metoclopramide,
antihistamines, and antireflux
medications

http://americanpregnancy.org/pregnancy-complications/hyperemesis-gravidarum/
Mola Hidatidosa
• Kehamilan abnormal • Perdarahan uterus abnormal
yg memiliki karakter pd trimester 1 (90% pasien)
seperti buah anggur. • Mual & muntah
Klasifikasi : • Ukuran uterus >> usia gestasi
– Komplit
– Parsial  embrio msih Pemeriksaan Penunjang
•Pem. Kadar β-hCG ↑
terbtk
•USG :
Patofisiologi: – Gambaran spti badai salju (snowflakes) /
sarang lebah (honeycomb)
• Teori missed – Tdk ada kantung gestasi/pun fetus
abortion Tatalaksana
• Teori neoplasma • Pilihan utama  aspirasi vakum
• Stlh sebagian massa keluar  oksitosin
IV smpe 24 jam stlh evakuasi
Inkompatibilitas ABO
• terjadi reaksi antigen antibodi akibat
perbedaan golongan darah
• Gejala: jaundice, demam, hematuria, dll.

• Pengobatan
– Anti-histamine
– Steroid
– Anti-diuretik
Inkompatibilitas rhesus
• Inkompatibilitas rh dapat terjadi melalui dua mekanisme
– Rh negative pada ibu bertemu dengan rh positif janin
– Sel darah merah bayi bertemu dengan sel darah merah ibu

Faktor risiko
Volume pendarahan transplasental
Adanya inkompatibilitas ABO (insidens menurun menjadi 1-
2%)
Respon dari imunitas
• Diagnosis • Tatalaksana
– Jika ibu belum
– Prenatal tersensitisasi
– Postnatal – Jika sudah tersensitisasi
MALPOSISI JANIN
Diagnosis
=posisi abnormal verteks kepala janin (dengan ubun-ubun
kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu.
Faktor Predisposisi
• ibu dengan diabetes mellitus
• riwayat hidramnion dalam keluarga
• rotasi spontan dapat terjadi pada 90% kasus
• jika terdapat tanda persalinan macet, denyut jantung janin
>180 atau <100 kali/menit pada fase apapun, lakukan seksio
sesarea
• jika ketuban utuh, pecahkan ketuban
27
KEHAMILAN GANDA

Definisi: satu kehamilan dengan dua janin atau lebih


Diagnosis:
•besar uterus melebihi usia kehamilanatau lamanya
amenorea
•hasil palpasi abdomen mengarah ke kehamilan ganda

Faktor Predisposisi: A. Tatalaksana umum


• asuhan antenatal sebaiknya oleh dokter
• usia ibu >30 tahun spesialis obstetri dan ginekologi
• persalinan kehamilan ganda dilakukan di
• konsumsi obat untuk rumah sakit dengan fasilitas seksio
kesuburan sesarea
• Tatalaksana bayi pertama
• fertilisasi invitro • Tatalaksana bayi kedua
• faktor keturunan
28
Chorioamnionitis
Definition intraamniotic infection acute inflammation of the membranes
and chorion of the placenta, typically due to ascending
polymicrobial bacterial infection in the setting of membrane
rupture.
Sign and symptoms Fever, uterine fetal tenderness, maternal tachycardia, fetal
tachycardia, purulent amniotic fluid
Complication Maternal : Septic shock
Fetal : fetal death, neonatal sepsis
Treatment Intravenous ampicillin every 6 hours and gentamicin every 8–
24 hours until delivery is the typical regimen

If cesarean delivery is performed, clindamycin every 8 hours (or


metronidazole) is often added for anaerobic coverage. Optimal
treatment should also include administration of a single
intravenous additional dose of antibiotics after delivery (<5%
failure rate)

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3008318/
Abortus Mengancam:

• Pada trimester awal, ruptur membran diikuti dilatasi serviks 


kontraksi uterus, infeksi.
• 48 jam pasca keluarnya cairan amnion
– (-) cairan amnion keluar lagi, (-) perdarahan, (-) cramping, (-) demam
 lanjutkan pelvic rest
– Ada perdarahan, cramping, demam  abortus tidak terhindarkan.
Abortus Inkomplet
• Ostium internum serviks terbuka
• Janin dan plasenta in utero/ sebagian keluar
• Kondisi ibu stabil pasca abortus  tunggu
• Wanita hamil lanjut/perdarahan hebat  evakuasi
• Pada sebagian wanita  dilatasi serviks tambahan  kuretase
• Plasenta menggantung di canalis servikalis  ekstraksi dengan ring
forceps

Williams Obstetrics, 23rd Ed, Volume 1


Abortus Komplet
• Riwayat ibu dengan perdarahan berat, cramping, keluarnya
jaringan.
• Bila abortus tidak disertai pengeluaran gestasi secara
lengkap  USG
• Diagnosis: adanya produk konsepsi, USG sebelumnya
mengkonfirmasi kehamilan intrauterine  lalu empty
cavity, hCG turun secara cepat.
Penanganan:
• Expectant management of spontaneous incomplete
abortion.
• Medical therapy  prostaglandin E1 (PGE1)
• Kuretase, umumnya resolusi cepat. Kemungkinan sukses
95-100%. Prosedur ini invasif dan tidak semua wanita
memerlukannya.

Williams Obstetrics, 23rd Ed, Volume 1


DISPROPORSI KEPALA PANGGUL
• ketidaksesuaian antara kepala • DKP absolut
janin dan panggul ibu  tidak
dapat keluar melalui vagina. • DKP relatif

Diagnosis:
• Anamnesis: tinggi badan ibu (<150cm) , riwayat persalinan
yang sebelumnya, penyakit atau kelainan tulang
• Px fisik: Osborn test dan Muller Munro Kerr, pengukuran
tinggi badan
• Janin besar
Tatalaksana:
• SC
• EMBRIOTOMI ketuban sudah pecah/ buka >7, janin mati,
tidak ada ruptur uteri
PLASENTA PREVIA
Definisi :
Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu
pada segmen bawah rahim, sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum (OUI) .
1.Plasenta previa totalis
2. Plasenta previa partialis
3. Plasenta letak rendah Penanganan:
Gejala klinis: 1. Ekspektif
Gejala utama plasenta previa adalah 2. Aktif
pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri
dari biasanya berulang darah biasanya Komplikasi: perdarahan,
berwarna merah segar. syok, infeksi, lahir mati

http://www.webmd.com/baby/understanding-placenta-previa-basics
VASA PREVIA

menyilangnya pembuluh darah


plasenta
Gejala klinik:
ketuban pecah, perdarahan,
asfiksia janin.

http://www.dfcm.utoronto.ca/Assets/DFCM2+Digital+Assets/Family+and+Commun
ity+Medicine/DFCM+Digital+Assets/Learners/One+pagers/Antenatal+Bleeding.pdf
ABRUPSIO/SOLUSIO PLASENTA

Definisi : Diagnosis klinis:


 Abruptio placentae : robek dan
terlepasnya plasenta • Perdarahan eksternal
Etiologi : • Nyeri tekan uterus dan
• Insiden solutio meningkat sesuai distres janin, kontraksi
bertambahnya usia ibu dan pada uterus yang sering dan
perempuan dengan paritas tinggi hipertonus uterus
• Solusio traumatik persisten
http://www.pregmed.org/placental-abruption.htm
A. Kematian Janin
Patologi 1. Rigor mortis:2 ½ jam post mortem – kmdn lemas kembali
2. Maserasi I:Lepuh pd kulit – mula berisi cairan jernih kmdn jd merah,
berlangsung spi 48 jam kematian
3. Maserasi II:Lepuh pecah – warna ketuban merah coklat 48 jam stlh
kematian
4. Maserasi III:3 mgg postmortem. Janin sgt lemas, hub antar tulang2
longgar, edema bawah kulit
Gejala 1. BJA tak terdengar
2. Rahim tak membesar & FU turun
3. Pergerakan anak tak teraba
4. Palpasi mjd tdk jelas
5. Rx biologis (-) stlh kematian 10 hr
6. Foto rontgen:
a. Tanda spalding: tlg tengkorang saling menutupi
b. Tanda Najouks:Tlg punggung janin sgt melengkung
c. Gelembung gas pd badan janin
Hipofibrinogenemi pd 25% janin mati > 5 mgg
Terapi Dpt ditunggu 2 mgg – 75% akan lahir spontan
Bila tdk memungkinkan ditunggu– fktr psikologis Induksi dg:
Amniotomi,
Oksitosin/prostaglandin
B. Cacat Janin
1. Anencephalus •Tdk sempurna terbentuk atau tdk ada sama sekali jar otak; & atap
tengkorak tdk ada
•Byk pd bayi perempuan
•Diagnosa:
a) USG
b) Palpasi: kedua ujung lunak
c) Pada hidramnion – kemungkinan anensefal – hrs foto
rontgen/USG
d) Tekanan pd kepala saat VT  timbul gerak tiba2 & BJA
melambat
2. Hydrocephalus •Kelebihan cairan serebrospinal dlm ventrikel otak  500 – 1500 cc
•Sebabkan kepala besar
•Kadang disertai spina bifida & hidramnion
•Sering sebabkan distosia
3. Spina Bifida •Lubang pd ruas tlg belakang
•Sering di lumbosakral:
•selaput ST blkg menonjol (meningokel)
•ST blkg ikut keluar (meningomyelokel)
•Lindungi dr trauma & infeksi
•Tx: operasi
INKOMPETEN SERVIKS
Inkompetensi serviks
merupakan kondisi
ketidakmampuan serviks
untuk mempertahankan
kehamilan hingga waktu
kelahiran tiba karena efek
fungsional serviks.
Tanda: pembukaan serviks tanpa nyeri dan berakhir
dengan ketuban pecah dini  terjadi kelahiran
preterm.
Gejala: pengeluaran cairan vagina yang encer, tekanan
pada panggul, perdarahan per vaginam, dan ketuban
pecah dini preterm.
KE
• Ruptur tjd spontan &
awitannya
dipengaruhi olh lokasi
implantasi
• Di ismus mggu ke
6-8 /Di ampulla 
• Pertumbuhan sel telur yg mggu 8-12/ Di
telah dibuahi tdk menempel interstisium  mggu
pd ddg endometrium 12-16 (Stlh ruptur 
kavum uteri hasil konsepsi
• KET  tjdi bila telah tjdi diserap/ tinggal mjd
abortus / ruptur ddg tuba massa pd abdomen)
Tanda & Gejala • Kehamilan di
berbagai segmen
• Nyeri krna ruptur  tuba (95 %)
bilateral, unilateral,
lokal /pun menyeluruh • Kehamilan ektopik
lain (5 %)
• Perdarahan dri vagina
 bercak2 – Serviks
• Sinkop  tanda – Ovarium
perdarahan yg > lanjut – Rongga peritoneum
• Abdominal & pelvic
tenderness  difus
maupun terlokalisasi
Pemeriksaan mencakup
1. Pemeriksaan darah 6. Pemeriksaan HBsAg
rutin & analisa
hemoglobin 7. Pemeriksaan TPHA
2. LED & VDLR
3. Golongan darah & 8. Pemeriksaan TORCH
rhesus
4. Pemeriksaan urin 9. Pemeriksaan
lengkap HIV/AIDS
5. Pemeriksaan gula 10.Pemeriksaan
darah
Gonore
Pemeriksaan Fisik
Posisi AP-supine :
• Diukur diameter rongga pelvis AP
• Pelvis minor koreksi untuk efek magnifikasi
Pintu panggul atas : diameter transversa = 13 cm
Pintu panggul tengah
Pintu panggul bawah :
1. Diameter interspinarum = 10cm
2. Diameter intertuberosum = 10,5cm

Anda mungkin juga menyukai