Anda di halaman 1dari 22

FUNGSI GINJAL

 Eksresi bahan yang tidak diperlukan


Eksresi hasil metabolisme Karbohidrat, protein,air
 Pengaturan keseimbangan
Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit,
keseimbangan asam-basa
 Biosintesa dan metabolisme hormon
Biosintesa renin, insulin,aldosteron, vitamin D dan
metabolisme hormon2 tiroid, steroid, insulin.
PENYEBAB PENYAKIT GINJAL

 GAGAL GINJAL AKUT (GGA)


 GAGAL GINJAL KRONIS (GGK)
GAGAL GINJAL AKUT
TANDA :
 Gejala yang timbul secara tiba2
 Penurunan secar a cepat volume urin
 Kadar serum urea, kreatinin dan bahan2 lain.

GAMBARAN KLINIS :
Lemah,letih,gangguan mentala, gangguan pada kulit
(gatal2, pigmentasi atau pucat), mual, napsu makan
menurun.
GAGAL GINJAL KRONIS
 TANDA2
Berkurangnya fungsi ginjal secara perlahan
 Edema, anemia,
 Gangguan elktrolit
 Hypertensi
 Gangguan fungsi otot

Obat dapat merusak ginjal melalui beberapa


mekanisme dan kebanyakan yang timbulhany akibat
reaksi hypersensitifitas
PENILAIAN FUNGSI GINJAL
Uji fungsi ginjal hanya menggambarkan penyakit
ginjal secara kasar nyata dan lebih dari setengah
bagian ginjal harus mengalami kerusakan sebelum
terlihat adanya gangguan nyata pada ginjal.
Ada beberapa metoda yang dipakai untuk
memperkirakan fungsi ginjal :
1. Serum Kreatinin (KS)
Nilai kreatinin berbeda menurut usia, jenis
kelamin,ukuran tubuh
KS meningkat pada gagal ginjal
2. Klirens kreatinin (KlKr / Cl cr)
Dihitung dengan menggunakan rumus Cockroft
Nilai berbeda menurut Usia,jenis kelamin
3. Urea
Urea disintesa dalam hati sebagai produk sampingan
metabolisme makanan dan protein endogen.
Eliminasinya dalam urin
Rumus Cockroft
PRIA
Kl Kr = 1,23 x (140-usia) x BB
KS (kreatinin serum)

WANITA :
Kl Kr = 1,04 x (140 – usia) x BB
KS
Rumus ini tdk dapat digunakan bila:
 Usia penderita < 15 tahun dan > 90 tahun
 Fungsi ginjal berubah dengan cepat
 Kreatinin serum > 350 mikromol/ L
 Kehamilan
•PEMILIHAN OBAT
Karena penderita gagal ginjal sering mengalami
sejumlah kondisi klinik seperti mual, muntah, gatal2
maka penderta harus diobati secara simptomatik.
Namun dalam penggunaan obat bagi penderita yang
mengalami penurunan fungsi ginjal dapat
menimbulkan masalah seperti :
 Kegagalan untuk mengeksresikan obat sehingga dapat
menimbulkan toksisitas
 Efek samping sulit ditoleransi
 Obat menjadi tidak aktif
Pedoman penggunaan obat
 Gunakan obat hanya jika secara jelas diindikasikan
 Pilih obat yang efek nefrotoksisitas nya rendah
Prinsip penyesuaian dosis pd gangguan
ginjal
 ELIMINASI
Eliminasi obat merupakan parameter yg paling
penting untuk dipertimbangkan pada saat penentuan
dosis karena eliminasi obat atau metabolitnya
mungkin menurun sehingga menyebabkan
peningkatan efek farmakologis atau toksisitas.
Pilih obat yang eliminasinya tidak melalui ginjal
Indeks terapi
IT merupakan pengukuran secara garis besar
mengenai keamanan obat jika digunakan dengn cara
memperhatikan hubungan antara dosis efektif dan
toksiknya.
oleh karena sempitnya batas keamanan obat maka,
maka pemantauan obat yang didasarkan pada filtrasi
glomerulus harus digunakan, disertai penyesuain
selanjutnya yang tergantung respons klinis dan kadar
obat dalam plasma
Penyesuaian dosis
Penyesuaian dosis obat yang sering dilakukan adalah :
 penurunan dosis obat
 perpanjangan interval pemberian obat
 gabungan

Obat nefrotoksik
Sedapat mungkin dihindari pada pasien dengan
penyakit ginjal karena efek yang diakibatkan oleh
nefrotoksisitasnya akan lebih berbahaya jika
cadangan ginjal telah menurun
Perhitungan dosis
 Anjuran dosis didasarkan pada tingkat keparahan
gangguan ginjal, yang biasanya dinyatakan dengan
GFR dengan mengukur Kl Kr (Cl cr ) … dianggap
normalnya 120 ml/menit
Tingkat LFG Kreatinin serum
(Perkiraan)
Ringan 20 – 50 ml/menit 150 – 300 mikromol/L
Sedang 10 – 20 ml/ menit 300 –700 mikromol/L
Berat < 10 ml/menit > 700 mikromol/L
(gagal ginjal terminal/
End stage
Gangguan ginjal ditegakan jika :

 LFG turun antara 30 - 60 ml /menit


Tetapi tidak ada gejala yang muncul
 LFG 10 - < 30 ml/menit >>>sudah timbul gejala
 LFG < 10 ml /menit >>> end stage
Studi kasus
 Ibu N, usia 35 tahun dengan TB 153 cm,berat 63 kg, KS
64 mikromol/L
Hitung KlKr

 Bpk S ,usia 87 tahun,TB 152 cm,BB 50 kg, KS 110


mikromol/L dalam pengobatan dengan Digoxin 250
mcg pada pagi hari, temazepam pada malam hari.
hitung KlKr dan berilah komentar
Berat Badan Ideal = BBI
BBI pria
 Jika TB > 152,4 cm
BBI = 50 + (TB - 152,4 )x 0,89
 Jika TB < 152,4 cm
BBI = 50 – (152,4 – TB )x 0,89
BBI wanita :
 Jika TB > 152,4 cm
BBI = 45,4 + (TB -152,4 )x 0,89
 Jika TB < 152,4 cm
BBI = 45,4– (152,4 – TB )x 0,89
WANITA :
Kl Kr = 1,04 x (140 – 35) x 49,9 (BBI)
64
= 85,1 ml/menit.

Bagaimana fungsi ginjalnya ??


Rumus Cockroft
PRIA
Kl Kr = 1,23 x (140-87 ) x 50 (BBI)
110
= 29,6 ml/menit

Bagaimana fungsi ginjalnya???


2 Walaupun KS penderita dalam rentang nilai normal
untuk pria, namun pada perhitungan Klkr menunjukan
adanya gangguan ginjal ringan
Untuk hal ini pantau lagi semua obat yang dimakan.
Dosis Digoxin harus diturunkan pada pasien lanjut usia
serta pada gangguan fungsi ginjal.

Anda mungkin juga menyukai