Anda di halaman 1dari 67

LAPSUS

TUBERKULOSIS PARU
Pembimbing : dr.
Oleh : I Nyoman Trihana Pawitra Jaya

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


RST Tk. II dr. SOEPRAOEN MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2018
IDENTITAS
- Nama : Tn. F
- Umur : 18 tahun
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Alamat : Jalan Polowijen IV blok PJKA 7/4
- Status : Belum Menikah
- Pekerjaan : Pelajar
- Agama : Islam
- No RM :304453
- Tanggal masuk RS : 11 Maret 2018
- Tanggal keluar RS : 26 Maret 2018
ANAMNESA
• Autoanamnesa
Keluhan utama : Sesak
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien MRS via IGD 22.40 WIB diantar oleh keluarga dengan
keluhan sesak napas berat, Sesak dirasakan sudah 3 hari yang
lalu, bertambah sesak saat melakukan aktifitas dan berkurang
saat istirahat sebentar.px juga batuk berdahak tanpa disertai
darah. Pasien sejak kurang lebih 1 bulan terakhir batuk-batuk,
panas yang naik turun dan sering berkeringat di malam hari.
Pasien menggigil demam sejak 3 hari yang lalu. Setiap batuk,
dada pasien terasa gemetar. Pasien mengaku mual tapi tidak
muntah dan pusing. Nafsu makan pasien menurun dan mengeluh
makin lama makin kurus, BAK sedikit kemerahan dan keruh. BAB
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien hampir kurang lebih 5 bulan mengalami batuk berdahak.


Awalnya, pasien mengalami demam dan batuk-batuk. Pasien
mengaku Batuk sering timbul dan sesak sering kumat. Dan
sempat MRS dengan gejala yang sama.
• Riwayat penyakit kencing manis (-).
• Riwayat penyakit tekanan darah tinggi (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat penyakit kencing manis (-).
• Riwayat penyakit tekanan darah tinggi (-).
• Dikeluarga ada yang batuk sesak seperti ini

Riwayat Pengobatan

• TB on Terapi.
Riwayat Sosial
• Rokok (-)
• Alkohol (-)
• Olahraga (-)
• Tinggal didaerah padat penduduk (-)
• Tetangga ada yang seperti ini (-)

Anamnesa status gizi


 Tinggi badan : 165 cm
 Berat badan : 31 kg
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : lemah


 Kesadaran : Composmentis
 GCS : 4/5/6
 Vital Sign
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 100 x/menit
RR : 35 x/menit
Suhu : 37,00 oC (axila)
Kepala :
Bentuk : oval, simetris Hidung
Warna rambut : hitam Epistaksis : tidak ada
Trauma/memar : tidak ada Nafas cuping hidung : tidak ada
Muka sembab : tidak ada Sekret : tidak ada

Mata Mulut
Pupil : isokor Bentuk : normal
Reflek cahaya :+/+
Konjungtiva anemis :+/+ Bibir cianosis : tidak ada
Sklera Ikterik :+/+ gusi berdarah :tidak ada
Mata cowong : -/- Lidah kotor : tidak ada

Leher
Deviasi trakea (-)
Telinga JVP tidak meningkat
Pendengaran : DBN Pembesaran KGB (-)
Massa (-)
Kaku kuduk tidak ada
Depan Belakang
PARU
Kanan Kiri Kanan Kiri

Inspeksi
Bentuk simetris simetris simetris simetris
Gerak nafas simetris simetris Simetris simetris
Massa - - - -
Otot nafas bantuan - - - -
Retraksi ICS - - - -

Palpasi
Gerak nafas simetris simetris simetris simetris
Fraktur ICS - - - -
Stem fremitus simetris simetris simetris simetris

Perkusi redup redup redup redup

Auskultasi
Suara nafas vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
Rhonki + + + +
Wheezing - - - -
Jantung
•Inspeksi
• Ictus cordis tidak tampak
Auskultasi
•Palpasi Irama jantung :
• Ictus cordis teraba dengan punctum reguler
maksimum di ICS V MCL S Suara jantung:
•Perkusi M1>M2
• Batas atas : ICS II
T1>T2
• Batas kiri : ICS V mid clavicula line S
• Batas kanan : Mid sternum A2>A1
P2>P1
Murmur : tidak ada
Friction Rub : tidak
ada
Abdomen
•Palpasi
 Dinding perut supel
•Inspeksi  Hepar tidak teraba • Perkusi
 Bentuk  Lien tidak teraba
 Meteorismus
cembung  Nyeri tekan(-)
(-)
 Umbilicus
tidak  Shifting
menonjol dullness (-)

•Auskultasi
 BU (+)
Hasil Lab
Laboratorium tanggal 12 maret 2018
Parameter Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,4 (L:14,4-17,5)/(P:12,0-15,3g/dl)
Leukosit 19.700 (4-10 ribu/cmm)
LED 85 (4-20 mm/1 jam)
Diff count: eos/bas/neut/lympo/mono -/-/79/20/1 (1-2/0-1/54-62/25-33/3-7)
Trombosit 626.000 (150-450 ribu)
PCV 34,5 (40-50 %)

DIABETES
Gula darah sesaat 105 (<125 mg/dl)
FAAL GINJAL
Ureum 26 (15-45 mg/dl)
Kreatinin 0,64 0,7-1,4 mg/dl)
IMUNOLOGI
HIV Non Reaktif Non Reaktif
Laboratorium tanggal 14 maret 2018
Parameter Hasil Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10,4 (L:14,4-17,5)/(P:12,0-15,3g/dl)
Leukosit 17.400 (4-10 ribu/cmm)
LED 110 (4-20 mm/1 jam)
Eos/bas/neut/lympo/mono -/-/78/11/11 (1-2/0-1/54-62/25-33/3-7)
Trombosit 553.000 (150-450 ribu)
PCV 30,9 (40-50 %)
DIABETES
Gula darah sesaat 71 (<125 mg/dl)
FAAL GINJAL
Ureum 17 (15-45 mg/dl)
Kreatinin 0,69 0,7-1,4 mg/dl)
FAAL HATI
SGOT 25 (<33 U/L)
SGPT 20 (<42 U/L)
Hasil foto thoraks
13 maret 2018
Hasil Bacaan foto Thoraks
13 maret 2018
Radologi thoraks PA
Trachea ditengah
Cor : CTR ratio dalam batas normal
Pulmo: - tampak infiltrate di kedua lapang paru
- sinus phrenicocostalis kanan tertutup perselubungan, kiri tajam
- tenting hemidiaghragma kanan, kiri

Kesimpulan: proses spesifik aktif dengan sekunder infeksi (pneumonia)


FOLLOW UP
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan sesak KU : cukup TB Paru Inj Ceftriaxone 500mg 2x1
napas berat, Sesak Kes: composmentis SOPT Codein 10 mg tab 3x1
dirasakan sudah4 hari GCS: 4/5/6 Pneumonia Cobivent neb
yang lalu, bertambah T: 100/70 mmHg OAT lanjutan
sesak saat melakukan N: 113 x/menit
aktifitas dan berkurang RR : 28 x/menit
saat istirahat S : 37,3 ͦC axilla
sebentar.Sesak juga A/I/C/D = -/-/-/-
batuk berdahak tanpa Thoraks :
disertai darah. Pasien Cor = S1 S2 Tunggal
sejak kurang lebih 1 reguler
bulan terakhir batuk- Pulmo:Ves +/+
batuk, panas yang naik Rh +/+ Wh +/+
turun dan sering Abd :
berkeringat di malam -BU +
hari. Pasien menggigil -Nyeri tekan (-)
demam sejak 3 hari
yang lalu. Mual (-), Ekstremitas :
muntah (-). Makan- Akral Dingin (-)
minum mau, BAB BAK Edema tungkai (-/-)
(+)
13 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan sesak , KU : cukup TB Paru Inj Ceftriaxone 500mg 2x1
Kes: composmentis
batuk berdahak warna GCS: 4/5/6
SOPT Codein 10mg tab 3x1
kehijauan, saat tidur T: 100/70 mmHg Pneumonia Cobivent neb
cenderung dengan posisi N: 142x/menit Paracetamol 500mg 3x1
duduk karena saat RR : 32 x/menit OAT lanjutan
S : 38 ͦC axilla
berbaring batuk A/I/C/D = -/-/-/-
bertambah berat dan Thoraks :
tambah sesak,px juga Cor = S1 S2 Tunggal reguler
Pulmo:Ves +/+
mngeluh demam, mual (- Rh +/+ Wh +/+
), muntah (-), BAB BAK (+) Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
14 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan sesak KU : cukup TB Paru Inj meropenem 500mg
sudah berkurang, tetapi Kes: composmentis SOPT 2x1
batuk berdahak warna GCS: 4/5/6 Pneumonia Inf levofloxacin 750mg
T: 100/70 mmHg
kehijauan masih, demam Codein 10mg tab 3x1
N: 108x/menit
juga sudah berkurang, RR : 27 x/menit
Cobivent neb
mual muntah (-), pusing (- S : 36,5 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
), makan minum sedikit A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
sedikit, BAB BAK sedikit Thoraks : OAT lanjutan
Cor = S1 S2 Tunggal
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
15 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan sesak KU : cukup TB Paru Inf aminofluid 500 ml
bertambah berat lagi, Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
batuk berdahak warna GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 98/45 mmHg
kuning, demam (-), mual Inf levofloxacin 750mg
N: 121x/menit
muntah (-), makan minum RR : 48 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
mau sedikit, BAB BAK (+) S : 36 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
Thoraks : Cobivent neb
Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
16 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan masih KU : cukup TB Paru Inf aminofluid 500 ml
sesak, batuk berdahak Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
berwarna kuning, GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 95/55 mmHg
semalam tidak bisa tidur Inf levofloxacin 750mg
N: 123x/menit
karena sesak dan batuk RR : 40 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
batuk, demam(-), S : 36,5 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
pusing,(-), mual muntah (- A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
), makan minum sedikit, Thoraks : Cobivent neb
BAB BAK sedikit Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
17 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan masih KU : cukup TB Paru Inf aminofluid 500 ml
sesak, batuk berdahak Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
berwarna kuning, GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 98/45 mmHg
semalam tidak bisa tidur Inf levofloxacin 750mg
N: 121x/menit
karena sesak dan batuk RR : 48 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
batuk, demam(-), S : 36,8 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
pusing,(-), mual muntah (- A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
), makan minum sedikit, Thoraks : Cobivent neb
BAB BAK sedikit Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
18 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan masih KU : cukup TB Paru Inf aminofluid 500 ml
sesak, batuk berdahak Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
berwarna kuning, GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 100/60 mmHg
semalam tidak bisa tidur Inf levofloxacin 750mg
N: 125x/menit
karena sesak dan batuk RR : 32 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
batuk, demam(-), S : 36,5 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
pusing,(-), mual muntah (- A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
), makan minum sedikit, Thoraks : Cobivent neb
BAB BAK sedikit Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
19 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan sesak KU : cukup TB Paru Inf aminofluid 500 ml
berkurang, batuk Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
berdahak berwarna GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 110/60 mmHg
kuning, semalam bisa Inf levofloxacin 750mg
N: 120x/menit
tidur demam(-), pusing,(- RR : 26 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
), mual muntah (-), makan S : 36,9 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
minum sedikit, BAB BAK A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
sedikit Thoraks : Cobivent neb
Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
20 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan nambah KU : cukup TB Paru Inf aminofluid 500 ml
sesak kembali, batuk Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
berdahak berwarna GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 90/60 mmHg
kuning, semalam tidak Inf levofloxacin 750mg
N: 90 x/menit
bias tidur karena sesak RR : 27 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
dan batuk batuk, S : 36,5 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
demam(-), pusing,(-), A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
mual muntah (-), makan Thoraks : Cobivent neb
minum sedikit, BAB BAK Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
sedikit reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
21 maret
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan masih KU : lemah TB Paru Inf aminofluid 500 ml
sesak, batuk berdahak Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
berwarna kuning, GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 110/70 mmHg
semalam tidak bisa tidur Inf levofloxacin 750mg
N: 88x/menit
karena sesak dan batuk RR : 26 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
batuk, demam(-), S : 35,9 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
pusing,(-), mual muntah (- A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
), makan minum sedikit, Thoraks : Cobivent neb
BAB BAK sedikit Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
22 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan masih KU : lemah TB Paru Inf aminofluid 500 ml
sesak, batuk berdahak Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
berwarna kuning, GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 100/60 mmHg
semalam tidak bisa tidur Inf levofloxacin 750mg
N: 88x/menit
karena sesak dan batuk RR : 30 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
batuk, demam(-), S : 36,3 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
pusing,(-), mual muntah (- A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
), makan minum sedikit, Thoraks : Cobivent neb
BAB BAK sedikit Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
23 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan masih KU : lemah TB Paru Inf aminofluid 500 ml
sesak, batuk berdahak Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
berwarna kuning, GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 90/60 mmHg
semalam tidak bisa tidur Inf levofloxacin 750mg
N: 93x/menit
karena sesak dan batuk RR : 32 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
batuk, demam(-), S : 36,6 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
pusing,(-), mual muntah (- A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
), makan minum sedikit, Thoraks : Cobivent neb
BAB BAK sedikit Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
24 maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan masih KU : lemah TB Paru Inf aminofluid 500 ml
sesak, batuk berdahak Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
berwarna kuning, GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 110/80 mmHg
semalam tidak bisa tidur Inf levofloxacin 750mg
N: 85x/menit
karena sesak dan batuk RR : 28 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
batuk, demam(-), S : 36,2 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
pusing,(-), mual muntah (- A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
), makan minum sedikit, Thoraks : Cobivent neb
BAB BAK sedikit Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
25 Maret 2018
Subjective Objective Assesment Planning
Px mengatakan masih KU : lemah TB Paru Inf aminofluid 500 ml
sesak, batuk berdahak Kes: composmentis SOPT Inj meropenem 500mg
berwarna kuning, GCS: 4/5/6 Pneumonia 2x1
T: 90/50 mmHg
semalam tidak bisa tidur Inf levofloxacin 750mg
N: 88x/menit
karena sesak dan batuk RR : 32 x/menit
Codein 10mg tab 3x1
batuk, demam(-), S : 35,9 ͦC axilla Paracetamol 500 mg 3x1
pusing,(-), mual muntah (- A/I/C/D = -/-/-/- (prn)
), makan minum sedikit, Thoraks : Cobivent neb
BAB BAK sedikit Cor = S1 S2 Tunggal OAT lanjutan
reguler
Pulmo:Ves +/+
Rh +/+ Wh -/-
Abd :
-BU +
-Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Akral Dingin (-)
Edema tungkai (-/-)
Resume
Telah diperiksa pasien laki laki, usia 18 tahun dengan keluhan utama : sesak napas
Dari anamnesa didapatkan :
1.Sesak napas berat
2.Batuk berdahak lebih dari 5 bulan
3.Panas naik turun
4.Berkeringat di malam hari
5.Mual
6.Nafsu makan menurun
7.Semakin kurus
8.Sulit tidur di malam hari
9.Riwayat MRS dengan gejala yang sama
RESUME
Dari Pemeriksaan Fisik didapatkan

 Keadaan Umum : lemah


 RR : 35 x/menit
 Rhonki : positif (+)
Resume
Pemeriksaan laboratorium Radologi thoraks PA
• Hemoglobin : 10,4 Trachea ditengah
• Leukosit : 17.400 Cor : CTR ratio dalam batas normal
• LED : 110
Pulmo: - tampak infiltrate di kedua lapang paru
• Eos/bas/neut/lympo/mono : -/-/78/11/11
- sinus phrenicocostalis kanan tertutup
• Trombosit : 553.000 perselubungan, kiri tajam
• PCV : 30,9 - tenting hemidiaghragma kanan, kiri*
• Kreatinin : 0,69

Kesimpulan: proses spesifik aktif dengan sekunder


infeksi (pneumonia)
Problem Clue List Problem List Diagnosa Kerja Planning Planning Terapi Planning Planning edukasi
Diagnosa Monitoring

1. pasien laki laki, usia 18 1. Chronic 1.1 TB paru 1. Darah • Inf aminofluid 1. KU dan TTV 1. Menjelaskan
tahun Lung 1.2 SOPT Lengkap 500 ml 2. Sesak pada pasien
2.Sesak napas berat Disease 2. Foto thoraks • Inj meropenem 3. batuk tentang
3. Kultur 500mg 2x1 penyakit yang
3.Batuk berdahak lebih sputum dideritanya
dari 5 bulan • Inf levofloxacin
750mg
4.Panas naik turun
• Codein 10mg tab
5.Berkeringat di malam 3x1
hari • Paracetamol 500
6.Mual mg 3x1 (prn)
7.Nafsu makan menurun • Cobivent neb
• OAT lanjutan
8.Semakin kurus
9.Sulit tidur di malam hari
10.Riwayat MRS dengan
gejala yang sama
11.Keadaan Umum: lemah
12.RR: 35 x/menit
13.Rhonki: positif (+)
14.Foto thoraks paru:
- tampak infiltrate di
kedua lapang paru
Problem Clue List Problem List Diagnosa Kerja Planning Planning Terapi Planning Planning edukasi
Diagnosa Monitoring
1. pasien laki laki, usia 18 1. Acute Lung 1.1 Pneumonia 1. Darah • Inf aminofluid 1. KU dan TTV 1. Menjelaskan
tahun Disease Lengkap 500 ml 2. Sesak pada pasien
2.Sesak napas berat 2. Foto thoraks • Inj meropenem 3. batuk tentang
3. Kultur 500mg 2x1 penyakit yang
3.Batuk berdahak lebih sputum dideritanya
dari 5 bulan • Inf levofloxacin
750mg
4.Panas naik turun
• Codein 10mg tab
5.Berkeringat di malam 3x1
hari • Paracetamol 500
6.Mual mg 3x1 (prn)
7.Nafsu makan menurun • Cobivent neb

8.Semakin kurus
9.Sulit tidur di malam hari
10.Keadaan Umum: lemah
11.RR: 35 x/menit
12.Rhonki: positif (+)
13. Foto thoraks Paru:
sinus phrenicocostalis
kanan tertutup
perselubungan, kiri tajam
PEMBAHASAN
TB PARU
TB PARU

Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang


disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu
Mycobacterium tuberculosis. Kelompok bakteri Mycobacterium
selain Mycobacterium tuberculosis bisa menimbulkan gangguan
pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium
Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu
penegakan diagnosis dan pengobatan TB.
(Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2014)
Gejala TB PARU
Definisi pasien TB
Adalah seorang pasien TB yang dikelompokkan berdasar hasil pemeriksaan contoh
uji biologinya dengan pemeriksaan mikroskop langsung, biakan atau tes diagnostic
cepat yang direkomendasi oleh Kemenkes RI (misalnya : GeneXpert)
Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah :
a. Pasien TB paru BTA positif
b. Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
c. Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb positif
d. Pasien TB esktraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan
maupun tes cepat dari contoh uji jaringan terkena
e. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis
Catatan : semua pasien yang memenuhi definisi tersebut diatas harus dicatat tanpa memandang
apakah pengobatan TB sudah dimulai apa belum

( Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2014)


Pasien TB terdiagnosis secara klinis

Adalah pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara baketriologis tetapi didiagnosis
sebagai pasien TB aktif oleh dokter.
Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah :
a. Pasien TB paru BTA negative dengan hasil pemeriksaan foro toraks mendukung TB
b. Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan histopatologis tanpa
konfirmasi bakteriologis
c. TB anak dengan sistim skoring

( Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2014)


Klasifikasi TB PARU
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA ) TB Paru dibagi dalam:

TB PARU BTA (+)


TB PARU (-)
• Sekurang-kurangnya 2 dari
3 spesimen dahak • Hasil Pemeriksaan dahak 3

menunukan hasil BTA (+) kali menunjukan BTA (-),


• Hasil Pemeriksaan Satu gambaran Klinik dan
Spesimen dahak kelainan radiologik
menunjukan BTA (+) dan menunjukan TB aktif serta

Kelainan Radiologik tidak respons dengan

menunjukan TB aktif pemberian antibiotik


• Hasil Pemeriksaan satu spektrum luas
spesimen dahak • Hasil Pemeriksaan dahak 3

menunjukan BTA (+) dan kali menunjukan BTA (-)

biakan (+) dan biakan M.tuberculosis


(+)
CARA PENULARAN TB PARU
Pasien TB BTA (+)
• Melalui Percik renik dahak (droplet nuclei )yang dikeluarkanya.
• Tingkat penularan 65%
Pasien TB BTA (-)
• Pasien dengan TB BTA (-) juga dapat menularkan TB tapi sering
sekali dahak nya tidak mengandung kuman, hal ini
dikarenakan kuman yang terkandung dalam contoh uji
≤ 5000 kuman/cc
• Infeksi akan terjadi terjadi apabila orang lain menghirup udara
yang mengandung percik renik dahak infeksius tersebut
• Pada saat batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk percikan dahak.
Tabel 1. Perjalanan Alamiah TB ( Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2014)
a. Paparan
Peluang peningkatan paparan 1. Jumlah kasus menular di masyarakat
terkait dengan: 2. Peluang kontak dengan kasus menular
3. Tingkat daya tular dahak sumber penularan
4. Intensitas batuk sumber penularan
5. Kedekatan kontak dengan sumber penularan
6. Lamanya waktu kontak dengan sumber penularan
7. Faktor lingkungan: konsentrasi kuman diudara (ventilasi, sinar ultra violet, penyaringan
adalah faktor yang dapat menurunkan konsentrasi)

Catatan: Paparan kepada pasien TB menular merupakan syarat untuk terinfeksi. Setelah terinfeksi, ada beberapa faktor yang
menentukan seseorang akan terinfeksi saja, menjadi sakit dan kemungkinan meninggal dunia karena TB.

b. infeksi
Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi setelah 6 – 14 minggu setelah infeksi *Reaksi immunologi (lokal) Kuman TB memasuki
alveoli dan ditangkap oleh makrofag dan kemudian berlangsung reaksi antigen – antibody.
*Reaksi immunologi (umum) Delayed hypersensitivity (hasil Tuberkulin tes menjadi positif)

*Lesi umumnya sembuh total namun dapat saja kuman tetap hidup dalam lesi tersebut (dormant) dan suatu saat dapat aktif
kembali.
*Penyebaran melalui aliran darah atau getah bening dapat terjadi sebelum penyembuhan lesi
c. Sakit TB
• Perjalanan
Faktor risiko untuk menjadi Alamiah TB Pada
1. Konsentrasi Manusia.
/ jumlah kuman yangTerdapat
terhirup 4 tahapan
perjalanan
sakit TB adalah tergantung alamiah penyakit
2. Lamanya waktu sejak terinfeksi
dari : 3. Usia seseorang yang terinfeksi
4. Tingkat daya tahan tubuh seseorang. Seseorang dengan daya tahan tubuh yang rendah
diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk) akan memudahkan
berkembangnya TB aktif (sakit TB). Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka
jumlah pasien TB akan meningkat, dengan demikian penularan TB di masyarakat akan
meningkat pula

Catatan: Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Namun bila seorang dengan HIV positif akan
meningkatkan kejadian TB melalui proses reaktifasi. TB umumnya terjadi pada paru (TB Paru). Namun, penyebaran melalui
aliran darah atau getah bening dapat menyebabkan terjadinya TB diluar organ paru (TB Ekstra Paru). Apabila penyebaran
secara masif melalui aliran darah dapat menyebabkan semua organ tubuh terkena (TB milier).

d. Meninggal dunia
Faktor risiko kematian karena TB: 1. Akibat dari keterlambatan diagnosis
2. Pengobatan tidak adekuat
3. Adanya kondisi kesehatan awal yang buruk atau penyakit
penyerta
Catatan: Pasien TB tanpa pengobatan, 50% akan meninggal dan risiko ini meningkat pada pasien dengan HIV positif.
Diagnosis
• Sewaktu pasien

s datang
berkunjung
pertama kali
• Pagi hari

P kedua, segera
setelah bangun
tidur
• Sewaktu pada

S hari kedua saat


menyerahkan
dahak pagi
( Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2014)
Klasifikasi Pasien TB
• Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah
menelan OAT namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis).

• Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang sebelumnya pernah menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥
dari 28 dosis).

• Pasien kambuh: adalah pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini
didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis (baik karena benar-benar kambuh atau
karena reinfeksi).

• Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien TB yang pernah diobati dan dinyatakan gagal pada
pengobatan terakhir.

• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up): adalah pasien yang pernah diobati dan
dinyatakan lost to follow up (klasifikasi ini sebelumnya dikenal sebagai pengobatan pasien setelah putus berobat
/default).

• Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan TB PARU
:

TAHAP AWAL TAHAP LANJUTAN

• Pengobatan di berikan • Merupakan tahap yang


setiap hari. paling penting
• Diberikan dengan maksud • Diberikan untuk
menurunkan jumlah kuman membunuh sisa sisa kuman
dan meminimalisir yang masih dalam tubuh
pengaruh dari sebagian khusus nya kuman persister
kecil kuman. • Untuk mencegah
• Harus diberikan selama 2 terjadinya kekambuhan.
bulan pada pasien baru
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia

Paduan OAT yang digunakan di Indonesia (sesuai rekomendasi WHO ) Paduan OAT yang
digunakan oleh Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia adalah :
• Kategori 1 : 2 (HRZE)/4(HR)3
• Kategori 2 : 2 (HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
• Kategori anak: 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZA (S)/4-10 HR
• Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB resitan obat di Indonesia terdiri dari OAT lini
ke-2 yaitu Kanamisin, Kapreomisin, Levofloksasin, Etionamide, Sikloserin, Moksifloksasin dan PAS,
serta OAT lini 1 yaitu Pirazinamid dan Etambutol

( Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2014)


OBAT ANTI TUBERCULOSIS
OAT – Lini Pertama
Kisaran Dosis OAT lini pertama (PNTI 2014)
Dosis Paduan OAT KDT kategoi 1: 2(HRZE)/4(HR)3

Dosis Paduan OAT Kombipak Kategori 1: 2(HRZE)/4HR3

Dosis Paduan OAT KDT kategoi 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E

Dosis Paduan OAT Kombipak kategoi 2:


2(HRZES/HRZE/5HR3E

( Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Indonesia 2014 )


Pemantauan kemajuan dan hasil pengobatan TB

Pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis.

• Laju Endap Darah (LED) tidak digunakan untuk memantau kemajuan pengobatan
karena tidak spesifik untuk TB.

Untuk memantau kemajuan pengobatan dilakukan pemeriksaan dua contoh uji


dahak (sewaktu dan pagi).

• Hasil pemeriksaan dinyatakan negatif bila ke 2 contoh uji dahak tersebut negatif.
Bila salah satu contoh uji positif atau keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang
dahak tersebut dinyatakan positif.

( Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, 2014)


Pemeriksaan ulang dahak pasien TB BTA positif merupakan suatu cara terpenting
untuk menilai hasil kemajuan pengobatan.

• Setelah pengobatan tahap awal, tanpa memperhatikan hasil pemeriksaan ulang dahak apakah masih
tetap BTA positif atau sudah menjadi BTA negatif, pasien harus memulai pengobatan tahap lanjutan
(tanpa pemberian OAT sisipan apabila tidak mengalami konversi).

BTA positif, pemeriksaan ulang dahak selanjutnya dilakukan pada bulan ke 5.

• hasilnya negatif, pengobatan dilanjutkan hingga seluruh dosis pengobatan selesai


dan dilakukan pemeriksaan ulang dahak kembali pada akhir pengobatan.
PNEUMONIA
DEFINISI

Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu


peradangan paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).
Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis tidak termasuk
PDPI 2003
KLASIFIKASI PNEUMONIA

• a. Pneumonia komuniti (community-acquired


pneumonia)
• b. Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured
pneumonia / nosocomial pneumonia)
Berdasarkan klinis
dan epideologis : • c. Pneumonia aspirasi
• d. Pneumonia pada penderita
Immunocompromised
• a. Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka, misalnya Klebsiella pada
penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza.
• b. Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia
Berdasarkan
• c. Pneumonia virus
bakteri penyebab
• d. Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada
penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised)
Gambaran klinis

1. Demam
2. menggigil,
3. suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40 c
4. batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai
darah
5. sesak napas dan nyeri dada
Pemeriksaan Fisik
• Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu
bernapas
• Pada palpasi fremitus dapat mengeras
• Pada perkusi redup
• Pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai
bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang
kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.
Pemeriksaan penunjang

Foto toraks (PA/lateral)


• Infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram”

Pemeriksaan labolatorium
• Peningkatan leukosit, biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang
mencapai 30.000/ul
• Peningkatan LED
• Kultur dahak/kultur darah
• Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia
Terapi
No Penyebab Terapi
1 Penisilin sensitif Streptococcus Golongan Penisilin
pneumonia (PSSP) ƒTMP-SMZ
ƒMakrolid
2 Penisilin resisten Streptococcus Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan)
pneumoniae (PRSP) ƒSefotaksim, Seftriakson dosis tinggi
Marolid baru dosis tinggi
ƒFluorokuinolon respirasi
3 Pseudomonas aeruginosa Aminoglikosid
ƒSeftazidim, Sefoperason, Sefepim
ƒTikarsilin, Piperasilin
ƒKarbapenem : Meropenem, Imipenem
ƒSiprofloksasin, Levofloksasin
4 Hemophilus influenzae TMP-SMZ
ƒAzitromisin
ƒSefalosporin gen. 2 atau 3
ƒFluorokuinolon respirasi
5 Legionella Makrolid ,Fluorokuinolon, Rifampisin
ƒ
No Penyebab Terapi

6 Mycoplasma pneumoniae Doksisiklin


ƒ ƒMakrolid
ƒFluorokuinolon

7 Chlamydia pneumoniae Doksisikin


ƒMakrolid
Fluorokuinolon

8 Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA) Vankomisin


ƒ Teikoplanin
ƒLinezolid
Komplikasi yang dapat
terjadi :

• Sepsis • Efusi pleura.

• Gagal napas • Empiema.

• Pneumotoraks. • Abses Paru.

Anda mungkin juga menyukai