Anda di halaman 1dari 22

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK

DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN


PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA PASIEN DI
POLIKLINIK ANAK RSUD MEURAXA
BANDA ACEH TAHUN 2016

Oleh : Ayu Novita Miza Putri

Pembimbing I : dr Desiana Sp.PK

Pembimbing II : dr Dewi Behtri Y Sp.P


Latar Belakang : Angka kematian anak merupakan indikator penting dalam
mengukur derajat kesehatan masyarakat indonesia. Dari hasil sensus penduduk tahun 2012,
angka kematian anak paling tinggi karena ISPA di RSUD Meuraxa Banda Aceh lebih tinggi pada
anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Pencemaran udara karena asap rokok menjadi
faktor dominan sebagai penyebab ISPA pada anak.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara paparan asap
rokok dengan kejadian ISPA di RSUD Meuraxa Banda Aceh.
Metode : Penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan kuantitatif
dengan rancangan Cross sectional. Responden dalam penelitian ini adalah ibu dan anak di
RSUD Meuraxa dengan jumlah sampel sebanyak 73 responden yang diambil dengan tehnik
purposive sampling dengan tingkat kemaknaan <0,05.
Hasil : Terdapat hubungan paparan asap rokok dengan kejadian ISPA pada anak di
RSUD Meuraxa Banda Aceh (p=0,000).
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian ISPA pada anak di RSUD Meuraxa
Banda Aceh.
Kata kunci : Paparan Asap Rokok, ISPA, Anak
BAB I PENDAHULUAN
WHO
Latar Belakang
• Di negara berkembang kejadian ISPA
anak-balita sebesar 151,8 juta kasus
ISPA atau Infeksi Saluran
ISPA pertahun
Pernafasan Akut, merupakan
• Terdapat 6 negara dengan prediksi
salah satu penyakit yang banyak
kejadian ISPA yang banyak : India 43
menyebabkan kematian pada
juta, China 21 juta, Pakistan 10 juta,
balita ataupun anak-anak baik
Bangladesh, Indonesia dan Nigeria 6
dinegara maju maupun dinegara
juta kasus, mencakup 44% populasi
berkembang
anak balita didunia pertahun.

Indonesia Nanggroe Aceh


Darussalam
Pada tahun 2005 menempatkan
ISPA atau pneumonia sebagai Pada tahun 2013 tercatat
penyebab kematian terbesar sebanyak 30,0% dan tercatat
dengan persentase 22,30% dari sebagai salah satu provinsi
seluruh kematian anak-anak. yang mengalami ISPA tertinggi.
Apakah ada hubungan paparan asap
rokok dengan kejadian infeksi saluran
Rumusan Masalah pernafasan akut (ISPA) pada pasien
dipoliklinik anak RSUD Meuraxa Banda
Aceh?
• Tujuan umum : mengetahui hubungan paparan
asap rokok dengan kejadian infeksi saluran
Tujuan Penelitian pernafasan akut (ISPA) pada pasien dipoliklinik
anak RSUD Meuraxa Banda Aceh.
• Tujuan Khusus :
• 1. untuk mengetahui frekuensi kejadian ISPA
yang berhubungan dengan asap rokok.
• 2. untuk mengetahui etiologi dan faktor resiko
ISPA

1.4.1 Bagi Peneliti


Manfaat Penelitian 1.4.2 Bagi Masyarakat
1.4.3 Bagi institusi
• Ha : adanya hubungan paparan asap rokok dengan
kejadian ISPA pada pasien dipoliklinik anak RSUD
Meuraxa
Hipotesa • Ho : tidak ada hubungan paparan asap rokok dengan
kejadian ISPA pada pasien dipoliklinik anak RSUD
Meuraxa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI ISPA
ETIOLOGI
Infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA) adalah infeksi pernafasan Etiologi : disebabkan oleh virus
yang mencakup pernafasan bagian Faktor resiko:
atas dan pernafasan bagian bawah 1. Faktor diri (Host)
(termasuk jaringan paru-paru) dan 2. Faktor lingkungan
organ adneksa saluran pernafasan
yang berlangsung dalam 14 hari.

PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
perjalan penyakit ISPA dibagi 4
Klasifikasi ISPA:
tahap yaitu:
1. ISPA berdasarkan golongannya
1. Tahap prepatogenesis
2. ISPA berdasarkan derajat
2. Tahap inkubasi
keparahan
3. Tahap dini penyakit
3. ISPA berdasarkan golongan umur
4. Tahap laju penyakit
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSA
1. Tanda gejala ISPA untk golongan
1. ISPA Ringan
umur 2 bulan sampai 5 tahun
2. ISPA Sedang
2. Tanda gejala ISPA untuk golongan
3. ISPA Berat
umur kurang dari 2 bulan

PENATALAKSANAAN

1. Pemberian obat batuk spti: Desktrometofran


2. Bila demam diberikan PCT
3. Dilakukan pemerikasaan tenggorokan: untuk melihat eksudat yang
mengandut Bakteri streptococcus
ROKOK JENIS ROKOK
Merokok adalah membakar tembakau yang
kemudian dihisap asapnya baik menggunakan
rokok maupun menggunakan pipa.Rokok 1. Rokok Kretek
adalah silinder dari kertas berukuran panjang 2. Rokok filter dan non filter
antara 70 hinga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang
telah dicacah.

KATEGORI
KANDUNGAN
PEROKOK
ROKOK

1. Nikotin 1. Perokok Aktif


2. Karbon monoksida 2. Perokok Pasif
3. Tar
HUBUNGAN
ROKOK ISPA

Asap rokok yang dikeluarkan oleh seorang perokok mengandung bahan


toksik yang berbahaya dan akan menimbulkan penyakit serta menambah resiko
penyakit dari bahan toksik tersebut.
Asap rokok adalah sebuah campuran asap yang dikeluarkan dari hasil
pembakaran tembakau yang mengandung Polylinic Aromatic Hydrocarbon dan
berbahaya bagi kesehatan. Manusia yang menghirup asap rokok bisa disebut
perokok pasif dan berisiko lebih besar pada kesehatan.
Rokok ( 4000 ISPA
zat berbahaya
Tar,nikotin,dll)
Golongan Golongan umur
Umur kurang 2 bulan sampai
Tipe Perokok dari 2 bulan 5 tahun

1. Pneumonia berat :
Perokok Perokok 1.Pneumonia berat Bila disertai nafas
Aktif Pasif : Bila disertai sesak pada saat
tarikan kuat menarik nafas dalam
dinding dada
1.Merusak epitel bagian bawah atau 2. Pneumonia : Bila
mukosa saluran nafas cepat (60x/i) disertai nafas cepat
nafas 50x/i (2 bulan- <12
2.Bukan bulan
2.Menurunkan
pneumonia (batuk,
gerak silia 3. Bukan pneumonia
pilek biasa) : Tidak
3.volume lendir (batuk, pilek biasa) :
ada nafas cepat
meningkat Tidak ada nafas
cepat
Variabel Independen Variabel dependen

Infeksi Saluran
Paparan Asap Rokok
Pernafasan Akut (ISPA)
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik
Rancangan observasional dengan pendekatan Cross
Penelitian Sectional, dengan faktor resiko adalah paparan
asap rokok dan efek adalah kejadian ISPA

Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini akan dilakukan di


Poliklinik Anak RSUD Meuraxa Banda Aceh.

Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Mei
sampai Juni 2016
• Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
Populasi anak-anak yang terkena ISPA di RSUD Meuraxa
tahun 2016, dengan populasi 270 orang

• Sampel penelitian ini adalah anak-anak yang


terkena ISPA yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi :
• Kriteria inklusi
Sampel • Pasien yang telah didiagnosa ISPA oleh dokter
• Pasien ISPA yang berumur 5-12 tahun
• Pasien ISPA yang setuju menjadi responden
penelitian
• Kriteria Ekslusi
• Pasien dengan penyakit lain, sehingga tidak dapat di
diagnosa sebagai penyakit ISPA

Tehnik Pengambilan • Purposive Sampling


sampel • Dengan jumlah sampel : 73 Sampel
Definisi operasional Alat ukur Cara Skala Hasil ukur
ukur ukur
1. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) kuesioner Pember Nomin Ya
adalah infeksi pernafasan yang ian al Tidak
mencakup pernafasan bagian atas dan kuesion
pernafasan bagian bawah (termasuk er pada
jaringan paru-paru) dan organ adneksa respond
saluran pernafasan. ISPA berlangsung en
dalam 14 hari.
2.Merokok adalah membakar tembakau yang kuesioner Pember Nomin Ya
kemudian di hisap asapnya baik ian al Tidak
menggunakan rokok maupun menggunakan kuesion
pipa. er pada
respond
en
Pengolahan Data Analisa Data

Editing
• Analisa univariat dilakukan
Coding
untuk menganalisis tiap varibel
Entry
dari hasil penelitian
Cleaning
• Analisis bivariat dilakukan
Saving
terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau
berkolerasi
1. Analisa Univariat

Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA


Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA di RSUD Meuraxa Banda Aceh (n=73)

NO. Kejadian ISPA Frekuensi (F) Persentase (%)


1. Sering 58 79,5
2. Jarang 15 20,5
Total 73 100,0
Distribusi Frekuensi Paparan Asap Rokok
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paparan Asap Rokok di Lingkungan
Tempat Tinggal Anak 2016 (n=73)

NO Paparan Asap Rokok Frekuensi (F) Persentase (%)


1. Tinggi 51 69,9
2. Rendah 22 30,1
Total 73 100,0
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu yang Anaknya Mengalami ISPA Di Poliklinik Anak RSUD
Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016 (n=73)

NO Pekerjaan ibu Frekuensi (F) Persentase (%)


1. IRT 44 60,3
2. PNS 29 39,7
Total 73 100,0
Distribusi Frekuensi Pendidikan ibu
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang Anaknya Mengalami ISPA Di Poliklinik Anak RSUD
Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016 (n=73)
NO Pendidikan ibu Frekuensi (F) Persentase (%)
1. SD 2 2,7
2. SMP 6 8,2
3. SMA 35 47,9
4. PT 30 41,1
Total 73 100,0
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin anak
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak yang Mengalami ISPA Di Poliklinik Anak RSUD
Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016 (n=73)
NO Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)
1. Laki-laki 44 60,3
2. Perempuan 29 39,7
Total 73 100,0
Distribusi Frekuensi Usia Anak
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Usia Anak yang Mengalami ISPA Di Poliklinik Anak RSUD Meuraxa Banda
Aceh Tahun 2016 (n=73)
No Usia anak Frekuensi (F) Persentase(%)
1. 5-8 tahun 40 54,8
2. 9-12 tahun 33 45,2
Total 73 100,0
2. Analisa Bivariat
Tabel 4.7
Hubungan Paparan Asap Rokok Dengan Kejadian ISPA

Kejadian ISPA

Paparan Asap Sering Jarang Total OR p(<0,05)

Rokok N % N % N %

Tinggi 49 84,5 9 17,5 58 100,0

2.34 0,000

Rendah 2 13,3 13 86,7 15 100,0

Total 51 69,9 22 30,1 73 100,0


BAB V
PEMBAHASAN

PAPARAN ASAP PENDIDIKAN


KEJADIAN ISPA IBU
ROKOK
N= 73 Responden N= 73 Responden
• Sering Terkena ISPA : • Terpapar asap rokok : 51 N= 73 Responden
58 anak (79,5%) anak (69,9%) • SMA : 35 ibu ( 47,9%)
• Jarang Terkena ISPA : • Tidak Terpapar asap • PT : 30 ibu (41,1%)
15 anak (20,5%) rokok : 22 anak (30,1%)

JENIS KELAMIN USIA


N= 73 Responden N= 73 Responden
• Laki-laki : 44 anak • Usia 5-8 tahun : 40
(60,3%) anak (60,3%)
• Perempuan : 29 anak • Usia 9-12 tahun : 33
(39,7%) anak (45,2 %)
HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN
ISPA

Asap rokok yang dikeluarkan oleh seorang perokok mengandung bahan


toksik yang berbahaya dan akan menimbulkan penyakit serta menambah
resiko penyakit dari bahan toksik tersebut. sebanyak 51 anak tinggi terpapar
asap rokok (69,9%) dan 22 anak rendah terpapar asap rokok (30,1%).
Tingginya anak yang terpapar asap rokok dapat menyebabkan berbahaya pada
kesehatannya. Hasil uji Chi Square pada penelitian ini menujukkan ada
hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian ISPA dengan nilai
p=0,000(p<0,05) maka Ha diterima artinya terdapat hubungan antara paparan
asap rokok dengan kejadian ISPA. Hasil penelitian ini sejalan dengan Mulya
(2014) bahwa anak yang tinggal dilingkungan dan dirumah yang penghuninya
merokok beresiko 2,04 kali lebih besar terkena ISPA dibandingkan dengan
anak yang tidak tinggal dilingkungan dan dirumah yang penghuninya tidak
merokok.Menurut penelitian Rahmayatul (2013) bahwa rumah yang
penghuninya mempunyai kebiasaan merokok didalam rumah berpeluang
meningkatkan kejadian ISPA pada anak 7,83 kali dibandingkan dengan rumah
anak yang penghuninya tidak merokok dalam rumah.
BAB VI • Terdapat paparan asap rokok pada anak
KESIMPULAN di lingkungan sekitar timpat tinggal anak
sebanyak 51 anak yang terpapar asap
rokok dengan persentase (69,9%)
KESIMPULAN • Terdapat kejadian ISPA pada anak di
Poliklinik anak RSUD Meuraxa Banda
Aceh sebanyak 58 anak dengan
persentase (79,5%)
• Terdapat hubungan antara paparan asap
rokok dengan kejadian ISPA di Poliklinik
anak RSUD Meuraxa Banda Aceh
dengan p=0,000(p<0,05)

SARAN
• Bagi Orang Tua
• Bagi Institusi
• Bagi Penelitian selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai