Anda di halaman 1dari 17

ISOLASI SOSIAL

Nama : Indri Widya


Andriani Kristin
NIM : 201610461011014
Pengertian Isolasi Sosial
Menurut Rawlins, R.P dan Haecock P.E isolasi sosial
merupakan usaha menghindar dari interaksi dan berhubungan
dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab,
tidak mempunyai kesempatan dalam berfikir, berperasaan atau
selalu dalam kegagalan.
Faktor Predisposisi dan
Presipitasi
 Faktor Predisposisi
a. Faktor Perkembangan
b. Faktor sosial budaya
c. Faktor biologis
 Faktor Presipitasi
a. Stressor sosial budaya
b. Stressor Biokimia
Tanda Dan Gejala
 Data Subjektif
a. Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan oleh
lingkungan
b. Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang
dimiliki
 Data Objektif
a. Tampak menyendiri, tidak berkomunikasi, tidak melakukan
kontak mata, tampak sedih, afek datar
b. Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain
didekatnya, kurang aktivitas fisik dan verbal, tidak mampu
berkonsentrasi
Akibat
 Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
 Resiko perilaku kekerasan
 Defiisit Perawatan Diri
PENGKAJIAN

I. Identitas Klien
 Inisial : Tn. D
 Umur : 41 Tahun
 Alamat : Nganjuk
 Pekerjaan : Tukang Bangunan
 Ruang Rawat : Wisma Kenanga no. 01
 T. Pengkajian : 07 September - 08 September 2018
II. Alasan Masuk
Tn. D mengatakan bahwa klien marah-marah dan memukul kakaknya
sendiri

III. Faktor Presipitasi


Internal : Klien pernah melarikan diri dari UPT RSBL (kurang sesuai)

IV. Faktor Predisposisi


a. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu. Sebelum klien
masuk UPT RSBL, klien pernah dirawat di RS lawang.
b. Riwayat Psikososial
Klien pernah menjadi pelaku aniaya fisik pada umur 30 tahun.
c. Kesan Kepribadian Klien
Introvet (tertutup)
V. Status Mental
a. Penampilan
Klien terlihat rapi, memakai sendal, memakai baju dengan sewajarnya namun
baju klien terlihat kotor dan kukunya juga terlihat kotor, serta klien mengatakan mandi
hanya 1x sehari.
b. Disorientasi
 Waktu : Klien tidak tahu tanggal dan jam berapa
 Orang : klien kadang-kadang langsung lupa dengan orang yang baru dikenalnya
c. Persepsi
Klien pernah mengalami halusinasi pendengaran.
Penjelasan : Klien pernah memukul kakaknya karena ada suara bisikan yang
membisikkannya untuk melakukan pemukulan tersebut.
d. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
Penjelasan : Pada saat wawancara dengan klien, klien mudah beralih karena
terpengaruh oleh lingkungan sekitar sehingga klien tidak dapat berkonsentrasi dengan
baik.
 Interaksi Selama Wawancara
Kontak Mata kurang
VI. Fisik
 Keadaan umum : klien nampak sehat, namun klien beberapa kali terdengar batuk-
batuk
 Tanda-tanda Vital :
a. TD : 110/80 mmhg
b. N : 80x/menit
c. S : 36,5 C
d. RR : 20x/menit
e. Pemfis : Ekstremitas terlihat adanya panu.

VII. Pengkajian Psikososial (Sebelum dan Sesudah Sakit)


 Peran : Klien mengatakan selama di RSBL sering bersih-bersih seperti menyapu,
namun jarang mengikuti kegiatan seperti senam pagi dan karokean.
 Harga diri : klien mengatakan bahwa jarang berkomunikasi dengan orang-orang
dilingkungan UPT kecuali perawat/petugas saja.
Genogram

Ket :

Laki-laki Tinggal 1 rumah


perempuan
meninggal

Laki-laki perempuan
meninggal Klien
 Hubungan sosial
a. Hubungan terdekat
Hubungan terdekat selama di UPT klien tidak memiliki teman
terdekat, namun selam dirumah klien paling dekat dengan ibu.
b. Peran serta dalam kelompok/Masyarakat
Klien tidak memiliki peran apapun dalam kelompok jarang mengikuti
kegiatan seperti senam, pengajian.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
klien tidak berinteraksi dengan teman-teman sesama di UPT, karena
klien merasa kalau teman-teman di UPT hanya mengganggu saja.

 Spiritual dan Kultural


Klien mengatakan bahwa klien jarang mengikuti sholat 5 waktu

VIII. Aktivitas Sehari-hari (ADL)


Tn. D Bantuan minimal dalam memenuhi ADL
X. Aspek Medis
 Diagnosa Medik :
 Terapi Medik : Klien terapi obat 2x1 sehari yaitu pagi dan sore setelah
makan. Pada pagi hari klien diberikan vitamin B kompleks dan
multivitamin. Jenis obat kadang ada 2-3 biji obat yang harus dimunium
oleh klien.

XI. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Isolasi sosial
2. Halusinasi
3. Defisit perawatan diri
4. Gangguan integritas kulit
5. Hambatan komunikasi verbal
6. Defisiensi pengetahuan
7. Hambatan religiolitas
8. Perilaku kekerasan
No Data Masalah

1. Do: klien kurang kontak mata Isolasi sosial


Ds : klien mengatakn bahwa tidak
mau berinteraksi dengan orang lain,
jarang ikut senam, pengajian,
karokean
2. Ds : klien mengatakan bahwa klien Perilaku kekerasan
pernah memukul kakaknya dan
marah-marah

3. Ds : klien mengatakan bahwa klien Halusinasi


pernah memukul kakaknya dan
marah-marah karena bisikan yang
didengarkannya

4. Ds : pasien mengatakan bahwa 1x Defisit perawatan diri


sehari
Do : baju klien terlihat kotor dan
kukunya kotor
5. Do ; ditubuh klien terdapat panu Gangguan integritas kulit
No Data Masalah

6. Ds: klien disorientasi waktu, orang dan Hambatan komunikasi


tidak ada kontak mata verbal

7. Ds : pasien mengatakan jarang solat 5 Hambatan religiolitas


waktu

8. Ds : pasien mengatakan bahwa Defisiensi pengetahuan


pasien tidak mengetahui kenapa
pasien bisa berada di UPT
Do : Pasien hanya dapat
menyebutkan warna obatnya saja
bagian yang pagi, namun tidak bisa
menyebutkan obat yang bagian sore
Pohon Masalah
Defisit perawatan diri

Hambatan komunikasi EFFECT


verbal

Isolasi sosial CORE PROBLEM

Perilaku kekerasan

halusinasi

CAUSE/
Ketifdakefektifan koping
ETIOLOGI

Predisposisi Presipitasi

Klien mengatakan bahwa Klien pernah kabur dari UPT


pernah memukul kakaknya
Daftar Diagnosa Keperawatan

Ruang : Wisma Kenanga


Nama Pasien : Tn. D

Tanggal Diagnosa Tanggal Teratasi Tanda Tangan


muncul Keperawatan
8 september Isolasi Sosial
2018
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Kesehatan Jiwa
Tanggal dan jam Implementasi Keperawatan Evaluasi

9 september 2018 / SP 1 : S : Klien dapata menjelaskan


Jam 10.00 wib 1. Mengidentifikasi penyebab isolasi cara berkenalan
sosial pasien O : klien dapat mempraktikkan
2. Berdiskusi dengan klien tentang atau menyebutkan cara
keuntungan berinteraksi dengan berkenalan
oranglain A : SP 1 teratasi
3. Mengajarkan klien cara berkenalasn • Afektif : klien
dengan 1 orang mengungkapkan ekpresi
4. Berdiskusi dengan klien tentang senang ketika diajarkan
kerugian apabila tidak berinteraksi cara berkenalan
dengan oranglain • Psikomotor : Klien mampu
5. Menganjurkan klien memasukkan mempraktekkan cara
kegiatan latihan berbincang-bincang berkenalan dengan orang
dengan orang lain dalam kegiatan lain
harian • Kognitif : Klien mampu
mengulang dan mengingat
tentang bagaimana cara
berkenalan dengan orang
lain, dengan cara
menyebutkan tahapan
berkenalan

Anda mungkin juga menyukai