0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
906 tayangan24 halaman
maritim
Judul Asli
(GeoJournal Library 120) Jianfa Shen, Gordon Kee (Auth.)-Development and Planning in Seven Major Coastal Cities in Southern and Eastern China-Springer International Publishing (2017)
P0700216003 Pengertian Illegal Fishing Illegal Fishing merupakan kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek dalam pemanfaatan sumber daya perikanan yang merupakan kegiatan pelanggaran hukum. Pengertian Illegal Fishing Menurut Divera Wicaksono sebagaimana dikutip Lambok Silalahi bahwa Illegal Fishing adalah "memakai Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) palsu, tidak dilengkapi dengan SIPI, isi dokumen izin tidak sesuai dengan kapal dan jenis alat tangkapnya, menangkap ikan dengan jenis dan ukuran yang dilarang". Pengertian Illegal International Plan of Action (IPOA) 2001 yang diprakarsai oleh Fishing Food Agriculture Organization (FAO) dalam konteks implementasi Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF). Pengertian Illegal Fishing sebagai berikut: 1. Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh suatu negara tertentu atau kapal asing di perairan yang bukan merupakan yurisdiksinya. Pengertian 2. Kegiatan penangkapan ikan yang pengoperasian kapal- Illegal kapalnya bertentangan dengan tindakan-tindakan Fishing konservasi dan pengelolaan perikanan yang telah diadopsi oleh Regional Fisheries Management Organization (RFMO). 3. Kegiatan penangkapan ikan yang bertentangan dengan perundang-undangan suatu negara atau ketentuan internasional, termasuk aturan-aturan yang ditetapkan negara anggota RFMO. Faktor Faktor penyebab tersebut dapat dikategorikan menjadi 7(tujuh), Penyebab sebagaimana diuraikan di bawah ini: Illegal 1. Kebutuhan ikan dunia (demand) meningkat, disisi lain Fishing pasokan ikan dunia menurun. 2. Disparitas (perbedaan) harga ikan. 3. Fishing ground di negara-negara lain sudah mulai habis. 4. Laut Indonesia sangat luas dan terbuka, di sisi lain kemampuan pengawasan khususnya armada pengawasan nasional (kapal pengawas) masih sangat terbatas . Faktor Penyebab 5. Sistem pengelolaan perikanan dalam bentuk sistem perizinan Illegal saat ini bersifat terbuka (open acces), pembatasannya hanya Fishing terbatas pada alat tangkap (input restriction). 6. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan serta SDM pengawasan khususnya dari sisi kuantitas. 7. Persepsi dan langkah kerjasama aparat penegak hukum masih dalam penanganan perkara tindak pidana perikanan masih belum solid. Perkembangan Illegal Fishing Tindakan Illegal Fishing telah menjadi a highly sophisticated form of transnational organized crime. Tindakan Illegal Fishing belum menjadi isu transnasional yang diformulasikan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Perkembangan Illegal Fishing FAO telah menempatkan dan memformulasikan tindakan Illegal Fishing ke dalam ketentuan-ketentuan Code of Conduct for Responsible Fisheries (Code of Conduct). Menurut Gianni dan Simpson, salah satu kesulitan untuk mencari data dan informasi yang akurat adalah fakta bahwa tindakan Illegal Fishing dikelola dan dijalankan dengan struktur korporasi yang tinggi tingkat kerahasiannya. Illegal Beberapa modus/jenis illegal fishing yang sering dilakukan oleh Fishing Kapal Ikan Indonesia (KII): (KII) Penangkapan ikan tanpa (SIUP) dan (SIPI) maupun (SIKPI). Memiliki izin tapi melanggar ketentuan sebagaimana ditetapkan Pemalsuan/ manipulasi dokumen. Transshipment di tengah laut. Tidak mengaktifkan transmitter VMS (khusus bagi kapal- kapal yang diwajibkan memasang transmitter Penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing). Illegal Fishing Adapun kegiatan yang dilakukan oleh KIA adalah pencurian/ (KIA) penjarahan ikan di WPP-NRI. KIA tersebut berasal dari beberapa negara tetangga seperti : Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Tiongkok, Taiwan dan Kamboja. Jenis alat tangkap yang digunakan oleh KIA adalah alat-alat tangkap produktif seperti purse seine dan trawl. Dampak Illegal Fishing Dampak atau kerugian yang dapat terjadi akibat IUU Fishing bagi Negara RepublikIndonesia sebagai berikut: Dampak Ekonomi Dampak Sosial Dampak terhadap ekologi/lingkungan Tabel 1.1 Jumlah Tindak Pidana Perikanan Menurut Jenis Tindak Pidana, 2010-2015 Tabel 1.2 Jumlah Hari Operasi Kapal Pengawas, Pemeriksaan, Penangkapan dan Jumlah Kapal Pengawas Tahun 2009 s.d. 2015 Gambar 1.1 Jumlah Hari Operasi Kapal Pengawas, Kapal yang Diperiksa dan Ditangkap Tabel 1.3 Hasil Tangkapan Kapal Pengawas Berdasarkan Bendera Kebangsaan Kapal Gambar 1.2 Hasil Tangkapan Kapal Pengawasan Berdasarkan Bendera Kebangsaan Kapal 2009-2015 Pada tahun 2015, KKP bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut, POLRI, Kejaksaan Agung dan instansi terkait lainnya telah menenggelamkan 121 kapal pelaku illegal fishing yang terdiri dari 10 KII dan 111 KIA. Penenggelaman kapal pelaku illegal fishing dilakukan dengan mengacu pada Pasal 76A UU No.45/2009. Upaya Upaya pemberantasan IUU fishing di Indonesia dilakukan Pemberantasan Illegal Fishing dengan pendekatan soft structure dan hard structure. di Indonesia Upaya soft structures, antara lain meliputi: (soft structure) 1. Review dan penyempurnaan peraturan perundang- undangan, KKP telah menerbitkan National Plan of Action (Rencana Aksi Nasional) Pemberantasan IUU fishing 2012-2016. 2. Pada akhir tahun 2014, KKP telah menerbitkan 2 (dua) regulasi yang bertujuan mencegah dan memberantas praktek-praktek IUU Fishing. Upaya 3. Penguatan dan pengembangan unit-unit pelaksana teknis Pemberantasan Illegal Fishing (UPT) Pengawasan sumber dayakelautan dan perikanan di Indonesia (UPT PSDKP) (soft structure) 4. Penguatan kapasitas pengawas perikanan dan PPNS perikanan. 5. Kerjasama Regional Menjadi anggota Organisasi RFMOs. Bersama-sama dengan 10 (sepuluh) Negara ASEAN plus Australia membentuk (RPOA-IUU). Menggalang kerjasama bilateral dst. Upaya Pemberantasan Upaya hard structures, antara lain meliputi: Illegal Fishing 1. Mengimplementasikan monitoring, control and surveillance di Indonesia (MCS). (hard structure) 2. Melaksanakan pemeriksaan kapal perikanan. • Monitoring • Control • Surveillance 3. Mendorong pengembangan Integrated Surveillance Systems. 4. Memfasilitasi dan membina kelompokmasyarakat pengawas [POKMASWAS] Upaya Pemberantasan 3. Melaksanakan operasi gabungan pengawasan dilaut Illegal Fishing dengan institusi-institusi terkait (BAKORKAMLA,TNI-AL di Indonesia dan POLAIR). (hard structure) 4. Pemberantasan IUU fishing di Indonesia melibatkan beberapa unit teknis lingkup KKP dan berbagai institusi penegak hukum lainnya 5. Menyelenggarakan coordinated patrol dengan beberapa negara tetangga (Australia, Malaysia, Singapura). 6. Bersama-sama Mahkamah Agung, membangun 10 (sepuluh) Pengadilan Perikanan. “ Kesimpulan : Permasalahan terkait dengan IUU baik itu illegal fishing, ataupun yang sejenisnya merupakan masalah kita bersama. Masalah tersebut bisa saja teratasi manakala kita bangsa Indonesia khususnya pemerintah melakukan perbaikan diberbagai bidang kelautan. Sekian & Terimakasih