Anda di halaman 1dari 24

Illegal Fishing di Indonesia

Sri Fatmasari Syam


P0700216003
Pengertian
Illegal
Fishing Illegal Fishing merupakan kegiatan penangkapan yang
dilakukan oleh nelayan tidak bertanggung jawab dan
bertentangan oleh kode etik penangkapan bertanggung
jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek dalam
pemanfaatan sumber daya perikanan yang merupakan
kegiatan pelanggaran hukum.
Pengertian
Illegal
Fishing Menurut Divera Wicaksono sebagaimana dikutip Lambok
Silalahi bahwa Illegal Fishing adalah "memakai Surat Izin
Penangkapan Ikan (SIPI) palsu, tidak dilengkapi dengan
SIPI, isi dokumen izin tidak sesuai dengan kapal dan jenis
alat tangkapnya, menangkap ikan dengan jenis dan ukuran
yang dilarang".
Pengertian
Illegal International Plan of Action (IPOA) 2001 yang diprakarsai oleh
Fishing Food Agriculture Organization (FAO) dalam konteks
implementasi Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF).
Pengertian Illegal Fishing sebagai berikut:
1. Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh suatu
negara tertentu atau kapal asing di perairan yang bukan
merupakan yurisdiksinya.
Pengertian
2. Kegiatan penangkapan ikan yang pengoperasian kapal-
Illegal
kapalnya bertentangan dengan tindakan-tindakan
Fishing
konservasi dan pengelolaan perikanan yang telah
diadopsi oleh Regional Fisheries Management
Organization (RFMO).
3. Kegiatan penangkapan ikan yang bertentangan dengan
perundang-undangan suatu negara atau ketentuan
internasional, termasuk aturan-aturan yang ditetapkan
negara anggota RFMO.
Faktor
Faktor penyebab tersebut dapat dikategorikan menjadi 7(tujuh),
Penyebab
sebagaimana diuraikan di bawah ini:
Illegal
1. Kebutuhan ikan dunia (demand) meningkat, disisi lain
Fishing
pasokan ikan dunia menurun.
2. Disparitas (perbedaan) harga ikan.
3. Fishing ground di negara-negara lain sudah mulai habis.
4. Laut Indonesia sangat luas dan terbuka, di sisi lain
kemampuan pengawasan khususnya armada pengawasan
nasional (kapal pengawas) masih sangat terbatas .
Faktor
Penyebab 5. Sistem pengelolaan perikanan dalam bentuk sistem perizinan
Illegal saat ini bersifat terbuka (open acces), pembatasannya hanya
Fishing terbatas pada alat tangkap (input restriction).
6. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan serta
SDM pengawasan khususnya dari sisi kuantitas.
7. Persepsi dan langkah kerjasama aparat penegak hukum
masih dalam penanganan perkara tindak pidana perikanan
masih belum solid.
Perkembangan
Illegal Fishing  Tindakan Illegal Fishing telah menjadi a highly
sophisticated form of transnational organized crime.
 Tindakan Illegal Fishing belum menjadi isu transnasional
yang diformulasikan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa
(PBB).
Perkembangan
Illegal Fishing
 FAO telah menempatkan dan memformulasikan tindakan
Illegal Fishing ke dalam ketentuan-ketentuan Code of
Conduct for Responsible Fisheries (Code of Conduct).
 Menurut Gianni dan Simpson, salah satu kesulitan untuk
mencari data dan informasi yang akurat adalah fakta
bahwa tindakan Illegal Fishing dikelola dan dijalankan
dengan struktur korporasi yang tinggi tingkat
kerahasiannya.
Illegal Beberapa modus/jenis illegal fishing yang sering dilakukan oleh
Fishing Kapal Ikan Indonesia (KII):
(KII)  Penangkapan ikan tanpa (SIUP) dan (SIPI) maupun (SIKPI).
 Memiliki izin tapi melanggar ketentuan sebagaimana
ditetapkan
 Pemalsuan/ manipulasi dokumen.
 Transshipment di tengah laut.
 Tidak mengaktifkan transmitter VMS (khusus bagi kapal-
kapal yang diwajibkan memasang transmitter
 Penangkapan ikan yang merusak (destructive fishing).
Illegal
Fishing Adapun kegiatan yang dilakukan oleh KIA adalah pencurian/
(KIA) penjarahan ikan di WPP-NRI.
KIA tersebut berasal dari beberapa negara tetangga seperti :
Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Tiongkok, Taiwan dan
Kamboja.
Jenis alat tangkap yang digunakan oleh KIA adalah alat-alat
tangkap produktif seperti purse seine dan trawl.
Dampak
Illegal
Fishing Dampak atau kerugian yang dapat terjadi akibat IUU
Fishing bagi Negara RepublikIndonesia sebagai berikut:
 Dampak Ekonomi
 Dampak Sosial
 Dampak terhadap ekologi/lingkungan
Tabel 1.1 Jumlah Tindak Pidana Perikanan Menurut Jenis Tindak Pidana, 2010-2015
Tabel 1.2 Jumlah Hari Operasi Kapal Pengawas, Pemeriksaan, Penangkapan dan Jumlah Kapal Pengawas Tahun
2009 s.d. 2015
Gambar 1.1 Jumlah Hari Operasi Kapal Pengawas, Kapal yang Diperiksa dan Ditangkap
Tabel 1.3 Hasil Tangkapan Kapal Pengawas Berdasarkan Bendera Kebangsaan Kapal
Gambar 1.2 Hasil Tangkapan Kapal Pengawasan Berdasarkan Bendera Kebangsaan Kapal 2009-2015
Pada tahun 2015, KKP bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut, POLRI,
Kejaksaan Agung dan instansi terkait lainnya telah menenggelamkan 121 kapal
pelaku illegal fishing yang terdiri dari 10 KII dan 111 KIA.
Penenggelaman kapal pelaku illegal fishing dilakukan dengan mengacu
pada Pasal 76A UU No.45/2009.
Upaya
Upaya pemberantasan IUU fishing di Indonesia dilakukan
Pemberantasan
Illegal Fishing dengan pendekatan soft structure dan hard structure.
di Indonesia Upaya soft structures, antara lain meliputi:
(soft structure)
1. Review dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan, KKP telah menerbitkan National Plan of Action
(Rencana Aksi Nasional) Pemberantasan IUU fishing
2012-2016.
2. Pada akhir tahun 2014, KKP telah menerbitkan 2 (dua)
regulasi yang bertujuan mencegah dan memberantas
praktek-praktek IUU Fishing.
Upaya
3. Penguatan dan pengembangan unit-unit pelaksana teknis
Pemberantasan
Illegal Fishing (UPT) Pengawasan sumber dayakelautan dan perikanan
di Indonesia (UPT PSDKP)
(soft structure) 4. Penguatan kapasitas pengawas perikanan dan PPNS
perikanan.
5. Kerjasama Regional
 Menjadi anggota Organisasi RFMOs.
 Bersama-sama dengan 10 (sepuluh) Negara ASEAN
plus Australia membentuk (RPOA-IUU).
 Menggalang kerjasama bilateral dst.
Upaya
Pemberantasan Upaya hard structures, antara lain meliputi:
Illegal Fishing 1. Mengimplementasikan monitoring, control and surveillance
di Indonesia (MCS).
(hard structure) 2. Melaksanakan pemeriksaan kapal perikanan.
• Monitoring
• Control
• Surveillance
3. Mendorong pengembangan Integrated Surveillance Systems.
4. Memfasilitasi dan membina kelompokmasyarakat pengawas
[POKMASWAS]
Upaya
Pemberantasan 3. Melaksanakan operasi gabungan pengawasan dilaut
Illegal Fishing dengan institusi-institusi terkait (BAKORKAMLA,TNI-AL
di Indonesia dan POLAIR).
(hard structure) 4. Pemberantasan IUU fishing di Indonesia melibatkan
beberapa unit teknis lingkup KKP dan berbagai institusi
penegak hukum lainnya
5. Menyelenggarakan coordinated patrol dengan beberapa
negara tetangga (Australia, Malaysia, Singapura).
6. Bersama-sama Mahkamah Agung, membangun 10
(sepuluh) Pengadilan Perikanan.

Kesimpulan :
Permasalahan terkait dengan IUU baik itu illegal fishing,
ataupun yang sejenisnya merupakan masalah kita
bersama. Masalah tersebut bisa saja teratasi manakala
kita bangsa Indonesia khususnya pemerintah melakukan
perbaikan diberbagai bidang kelautan.
Sekian & Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai