Anda di halaman 1dari 17

KONDILOMA LATA PADA BIBIR BAWAH SEBAGAI MANIFESTASI YANG

TERISOLASI PADA SIFILIS SEKUNDER


Ikhlasul Amal Abdal (K1A1 13 137)
Pendahuluan
Sifilis merupakan infeksi menular seksual yang
dikarenakan oleh Treponema Pallidum. Penyakit ini
dikenal dengan penyakit multi-stadium dan dicirikan
dengan manifestasi klinis yang luas dan berbeda. Jika
tidak ditangani, Sifilis akan berkembang dengan 4
stadium : primer (Chancre), sekunder (lesi
mukokutaneus dan atau limfadenipati dengan atau
tanpa keterlibatan organ), laten (tanpa gejala) dan
late: pada 25% yang tidak ditangani, penyakitnya
menjadi kronik.
Laporan Kasus
Seorang homoseksual berusia 30 tahun datang dengan lesi
verrucous yang tidak nyeri dari 3 minggu yang lalu pada bibir bawah.
Pemeriksaan Fisis menunjukkan lesi bulat mendatar, berwarna putih,
tidak ada hipertrofi ulserasi yang tidak nyeri pada lesi papillamatous
pada bibir bawah. Lesinya dipisahkan oleh fissura perifer. Tidak ada
limfadenopati dan bukti penyakit sistemik. Pemeriksaan lanjutan
menunjukkan tidak ada mukus pada lesi membran atau pada
cutaneous di bagian tubuh lain. Genitalia eksterna normal. Pasien
negatif HIV dan bahkan terlihat sehat. Hasil riwayat medis terdapat
pengobatan Chancroid pada anal, yang sukses dilakukan pada
Lembaga pada tahun 2010. Hal itu menunjukkan riwayat seks oral
yang tidak aman dilakukan dengan pasangannya 3 bulan sebelum
terjadinya lesi. Diagnosanya Kondiloma Lata pada Bibir bawah
berdasarkan manifestasi klinis
Hasil laboratorium,
termasuk darah lengkap dan
kimia darah pada batas normal.
VDRL (Veneral Disease Research
Laboratory) tesnya positif
dengan titer 1:128. Treponema
Pallidum hemagglutinasi assay
(TPHA) postif. Serology HIV non
reaktif.
Gambar 1. Hipertrofi, peninggian, lesi
papilomatous pada bibir bawah sebagian
dipisahkan oleh fisura
Diagnosis akhir adalah Kondiloma Lata
soliter pada bibir bawah, yang menjadi tanda satu
satunya pada sifilis sekunder, telah dikonfirmasi
dengan hasil positif pada tes serologis rutin pada
sifilis. Pasien didiagnosa dengan sifilis sekunder
dan di terapi dengan single injeksi benzathine
penicillin intramuskulal, 2.4 juta unit. Lesinya
mengecil dalam 2 minggu.
Diskusi
• Infeksi sifilis biasanya menular melalui kontak
seksual. Hal ini terjadi melalui seks oral
sekurangnya 13% kasus dan seperlima sampai
sepertiganya pada pria yang berhubungan seks
dengan pria. Lesi oral adalah salah satu
manifestasi klinik infeksi sifilis.
• Lesi Primer
 Lesi primer yang berkembang pada tempat
masuknya infeksi Treponema pallidum sekitar tiga
minggu (sekitar 10-90 hari) setelah terinfeksi.
 Bibir merupakan lokasi ekstra genital yang paling
umum dari lesi primer sifilis
 Sifilis primer pada mulut bermanifestasi sebagai
ulkus soliter dengan tepi irregular yang meninggi,
dan biasanya pada bibir atau lidah, disertai
limfadenopati pada leher. Jarang ditemukan chancre
pada tonsil dan pharing.
 Chancre sembuh dalam 2-8 minggu tanpa terapi.
• Lesi Sekunder
 Lesi sifilis sekunder muncul 3 sampai 12 minggu
setelah chancre muncul, tetapi berkembang
berbulan kemudian atau hingga 15% kasus,
sebelum chancre menghilang.
 Lesi membran mukosa pada stadium sekunder
sangatlah infeksius. Lesi itu sangat infeksius dan
biasanya ulkusnya tidak nyeri (mucous patch dan
ulkus snail-track).
 Namun, tiga manifestasi yang dikenali dengan
baik: Kondiloma Lata, mucous patch, dan lesi
makular.
Kondiloma Lata
• Lesi papular khas pada sifilis sekunder adalah
Kondiloma Lata yang sangatlah menular, yang
mana telah dilaporkan sekitar 9-44% kasus.
• Kondiloma Lata mungkin muncul dalam
beberapa bentuk: pertama yaitu papul datar
lembab, dan kedua elevasi veruka atau papul
menyerupai cauliflower atau plak biasanya
berlokasi di komisura oral.
• Kondiloma Lata terdiri dari papul maserasi atau plak flesh-
colored atau hipopigmentasi. Permukaannya mungkin licin,
berpapil atau ditutupi oleh vegetasi menyerupai cauliflower.
Lesi pada area inertriginosa mungkin erosi atau proliferasi,
berbentuk meninggi, coklat, plak beludru atau lesi noduler
hipertofi berkelompok yang menyerupai raspberries.
(frambesiform syphilis).
• Kondiloma Lata cenderung untuk berkembang di daerah yang
memiliki 2 permukaan yang saling bergesekan seperti
anogenital area, scrotum, paha bagian dalam, dan belakang
telinga. Kelembaban, gesekan, dan maserasi yang konstan
pada satu tempat memfasilitasi bersatunya dan
bertumbuhnya papul sifilis, menghasilkan perkembangan
plak menyerupai kondiloma.
Analisa Kasus
• Pada pasien gejala klinis berupa lesi yang khas ditemukan
pada bibir. Lesi yang ditemukan berupa lesi bulat, dengan
permukaan datar berwarna putih, juga terdapat lesi
papilomatosa yang tidak nyeri pada bibir bagian bawah yang
dicurigai sebagai kondiloma lata.
• Walaupun gejala primer belum didapatkan pada kasus ini,
namun riwayat medis dan data yang ada menunjukkan bahwa
kemungkinan telah terjadi infeksi primer.
• Perbedaan yang nyata antara chancre dan Kondiloma Lata
adalah masing-masing terletak pada ulserasi dan
papilomatosis. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan
bahwa Kondiloma Lata biasanya berkembang disekitar lesi
chancre yang primer.
• Kondiloma Lata dapat berupa seperti kondiloma
akuminata atau bowenoid papulosis yang
berhubungan dengan infeksi Human Papilloma
Virus. Keduanya berbentuk papul. Perbedaanya:
pada kondiloma akuminata biasanya
permukaannya runcng-runcing, sedangkan
kondiloma lata datar serta eksudatif.
Diagnosis
• Diagnosis Kondiloma Lata didasarkan pada tampakan
lesi di kulit dan gambaran tes serologi yang positif
(arteritis sel plasma dan neuritis sel plasma) untuk
sifilis, seperti yang ada pada kasus
• Mikroskop lapangan gelap dapat mendeteksi treponema
pallidum berdasarkan karakteristik morfologi dan
motilitinya. Pada kasus ini, pemeriksaan mikroskop
lapangan gelap tidak dilakukan karena keterbatasan
teknis. Tes tersebut tidak valid pada lesi oral karena
saprofit treponema pada umumnya tidak dapat
berdiferensiasi di dalam mulut. Dalam kasus tersebut
aspirasi dari pembesaran limpa nodus dapat berguna
untuk dilakukan tes mikroskop lapangan gelap
• Kondiloma Lata pada pasien ini merupakan lesi soliter,
dan hanya memberikan tanda-tanda sekunder, hal ini
dikarenakan tidak didapatkannya lesi pada membrane
mukosa atau membrane kutaneus di daerah tubuh lain,
tidak adanya limpadenopati, dan tidak adanya tanda-
tanda penyakit sistemik.
• Terdapat beberapa laporan kasus mengenai sifilis
sekunder dengan lesi yang hanya terdapat pada oral, dan
setiap kasus dengan lesi oral akan merujuk pada
diagnosis sifilis sekunder meskipun tanpa limpadenopati
dan tanda-tanda penyakit sistemik. Namun,
berkebalikan dari kasus, lesinya lebih menyebar,
multiple, ataupun bersifat erosive.
Terapi
• Penisilin • Antibiotik Lain
1. Penisilin G Benzatin dosis 4,8 1. Tetrasiklin 4x500 mg/hari
juta unit IM (2,4 juta) sekali 2. Eritomisin 4x500 mg/hari
seminggu 3. Doksisiklin 2x100 mg/hari
2. Penisilin G prokain dalam
akua dosis total 6 juta unit, 4. Sefaleksin 4x500 mg sehari
diberikan 0,6 juta unit/hari selama 15 hari
selama 10 hari
3. PAM (penisilin prokain + 2% 5. Seftriakson setiap hari 2 gr,
aluminium monostreat). Dosis dosis tunggal im/iv selama 15
total 4,8 juta unit, diberikan hari
1,2 juta unit/kali 2 kali 6. Azitromisin 500 mg sehari
seminggu. dosis tunggal,10 hari
Prognosis
Apabila diobati dengan baik, angka penyembuhan
mencapai 95%. Kelainan kulit akan sembuh dalam
7-14 hari. Pembesaran kelenjar akan menetap
berminggu-minggu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai