1
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi
lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling
sedikit 3 kali dalam 24 jam.
Boyle (2000), diare adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang
hebat. Pada bayi, volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut
diare.
2
Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines
2005, etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab:
3
Fecal-oral, langsung dan tidak Faktor lingkungan:
langsung (5F: faeces, flies, food,
Ktersediaan air
fluid, finger)
bersih tdk memadai,
Faktor risiko: kurangnya
Faktor perilaku: ketersediaan MCK
Tidak ASI eksklusif, MPASI terlalu Kebersihan
dini percepat kontak dgn kuman lingkungan pribadi
Botol susu kontak kuman buruk
Tidak cuci tangan pakai sabun
sebelum beri makan/ASI, setelah
BAB, setelah membersihkan BAB Faktor lain:
anak Malnutrisi
Penyimpanan makanan tdk higienis immunodefisiensi
4
Berdasarkan lamanya:
Diare akut: <14 hari
Diare kronis: >14 hari, kehilangan BB atau BB
tdk bertambah
Berdasarkan patofisiologi:
Diare sekresi (secretory diarhea)
Diare osmotik (osmotic diarhea)
5
6
Diare sekretorik: peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
dari usus, absorpsi menurun
7
Motilitas dan waktu transit usus abnormal: hipermotilitas
dan iregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan
absorpsi yang abnormal di usus halus. Penyebabnya antara
lain: diabetes mellitus, pasca vagotomi, hipertiroid
8
Gejala intestinal: diare, keram perut, muntah
Gejala sistemik: demam, lemas, pusing, dll
Keluarnya ion natrium, klorida, dan
bikarbonat.
Bila ada panas, kebutuhan air dan elektrolit
meningkat dehidrasi, asidosis metabolik,
hipovolemi
Diare bisa muncul dengan dehidrasi atau
tanpa dehidrasi
9
Anamnesis:
Datang dengan berbagai gejala klinis
Berlangsung <15 hari
Gangguan usus halus: jumlah banyak, diare
air, sering berhubungan dgn malabsorbsi dan
dehidrasi
Ganggual kolon: sedikit tapi sering, campur
darah, sensasi ingin BAB meningkat
Diare infektif: mual, muntah, nyeri perut, tinja
sering, malabsorptif, berdarah
10
Pemeriksaan fisik:
Berat badan
Tanda vital: Suhu badan, Frekuensi denyut
jantung, Frekuensi pernapasan, Tekanan darah
Cari tanda dehidrasi:
◦ kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen
◦ tanda tambahan lainnya: ubun-ubun besar cekung atau
tidak
◦ mata: cowong atau tidak,
◦ ada atau tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut
◦ lidah kering atau basah
11
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi
adanya asidosis metabolik.
12
13
14
Lab lengkap hanya diperlukan pada keadaan
tertentu: tidak diketahui penyebab dasar atau
ada sebab-sebab lain selan diare akut atau
dehidrasi berat
15
Menurut kemenkes: LINTAS DIARE (Lima
Langkah Tuntaskan Diare):
16
17
18
19
20
Mencegah rehidrasi. Jika tidak bisa minum, diinfus
Pemberian oralit
Diare tanpa dehidrasi:
◦ Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
◦ Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
◦ Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak
mencret
Diare dehidrasi ringan sedang: Dosis oralit yang
diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan
selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit
seperti diare tanpa dehidrasi.
Diare dehidrasi berat: Penderita diare yang tidak
dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas
untuk di infus.
21
Untuk <2 tahun: 1 sendok setiap 1 sampai 2
menit.
Anak yang lebih besar dapat minum langsung
dari gelas.
Jika muntah: hentikan 10 menit kemudian mulai
perlahan
22
salah satu mikronutrien yang penting dalam
tubuh.
23
Dosis pemberian:
◦ Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10
hari
◦ Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10
hari.
24
Anak yang masih minum ASI harus lebih sering di
beri ASI.
25
Tidak boleh rutin diberikan pada diare
26
1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
27
Pemberian ASI
Pemberian MPASI
Menggunakan air bersih yang cukup
Mencuci tangan
Menggunakan jamban
Membuang tinja bayi yang benar
Imunisasi campak
28
29