Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

Trauma Bahan Kimia : luka bakar pada organ


luar dan dalam tubuh yang disebabkan oleh
bahan kimia (asam kuat/basa kuat/zat
produksi petroleum).

Trauma bahan kimia dapat terjadi pada


kecelakaan yang terjadi di laboratorium,
industri, dan pekerjaan yang menggunakan
bahan kimia.
> 60% terjadi
10 % akibat
pada kecelakaan 30 % di rumah
kekerasan
kerja

20 %
15 % mencapai
menyebabkan
perbaikan visual
cedera visual dan
yang fungsional
kosmetik
Apa definisi dan klasifikasi trauma
kimia?
• Apa etiologi dan patogenesis trauma
kimia?
Bagaimana tanda dan gejala trauma
kimia?
• Bagaimana aspek forensik dalam trauma
kimia?
Untuk mengetahui definisi dan
klasifikasi trauma kimia

Untuk mengetahui etiologi dan


patogenesis trauma kima

Untuk mengetahui tanda dan gejala


trauma kima
Untuk mengetahui aspek forensik
pada trauma kimia
 Bagi penulis : meningkatkan pengetahuan
mengenai aspek forensik dalam penanganan kasus
trauma kimia.

 Bagi klinisi : panduan klinis dalam penanganan


kasus trauma kimia terutama dari segi aspek
forensik.
 Luka bakar pada organ luar atau dalam tubuh yang
disebabkan oleh bahan kimia berupa asam kuat,
basa kuat dan zat petroleum.

 Bahan kimia dapat menimbulkan reaksi terbatas


pada kulit, reaksi seluruh tubuh atau keduanya.

 Luka alkali lebih berbahaya dari pada luka asam


karena penetrasinya lebih dalam.
 Asam  mengkoagulasikan protein  luka
korosi : kering, berwarna kecoklatan, terba
keras seperti kertas perkamen.

 Basa  reaksi penyabunan  luka basah,


licin dan lunak.
Bahan Asam/acids
1. Beberapa asam menyebabkan cedera (trauma) ocular : asam sulfat,
asam hidroklorik, asam nitrat, asam asetat, asam khromik, dan asam
hidrofluorat.
2. Ledakan accu mobil : menyebabkan luka bakar (cedera) asam sulfat.
3. Asam hidrofluorat dapat ditemukan pada pembersih karat di rumah,
pengkilat alumunium, dan petugas pembersihan. Industri tertentu
yang menggunakan asam hidrofluorat untuk membersihkan batu
bata, pengikisan kaca, electropolishing, tanning kulit. Asam
hidrofluorat juga digunakan untuk fermentasi control di pabrik.
4. Toksisitas hidrofluorat okuler dapat terjadi dari paparan gas dan
cairan.
5. Asam hidroklorat, asam oksalat, asam sulfat, pembersih kamar
mandi atau kolam renang dapat menyebabkan kerusakan
coagulation necrosis.
Bahan Kimia Basa/alkalis
1. Zat alkali pada umumnya mengandung ammonium
hidroksida, potasium hidroksida, sodium hidroksida, kalsium
hidroksida, dan magnesium hidroksida. Zat yang mengandung
seperti senyawa tersebut dan dapat ditemukan di rumah
seperti larutan alkali, semen, kapur, dan ammonia.
2. Semprotan balon udara dengan sodium hidroklorida pada
pemompaan dan mungkin dapat menyebabkan keratitis alkali.
Selain itu, bunga api dan percikan api mengandung
magnesium hidroksida dan fosfor.
3. Hidroksida, soda kaustik, kalium amoniak, litium, barium,
kalsium atau bahan pembersih dapat menyebabkan
liquefaction necrosis dan denaturasi protein.
Organic Compounds
 Fenol, creosote, petroleum, sebagai desinfektan
kimia yang dapat menyebabkankerusakana
kutaneus, efek toksis terhadap ginjal dan liver.
Tanda dan gejala dari luka bakar akibat
bahan-bahan kimia, tergantung pada
beberapa faktor termasuk :

pH, konsentrasi, durasi, bentuk fisik dari


bahan (padat, cair atau gas), lokasi (mata,
kulit, mukosa), tertelan atau terhirup.
Mata
trauma yang mengenai bola mata
akibat terpaparnya bahan kimia
baik yang bersifat asam atau basa
yang dapat merusak struktur bola
mata tersebut
Gejala awal biasa terjadi pada trauma
kimia mata  mata terasa
sakit, kemerahan, iritasi pada
mata, ketidakmampuan untuk
membuka mata, Sensasi benda
asing dimata, Pembengkakan pada
kelopak mata dan penglihatan jadi
kabur
Luka bakar kimia merupakan
reaksi iritan yang akut yang
dapat menyebabkan trauma
pada kulit yang irrefersibel dan
terjadi kematian sel

Gejala  gatal-gatal,
pengelupasan,
eritama, erosi, kulit bewarna
gelap, melepuh dan ulserasi,
nyeri, rasa terbakar, gangguan
pernapasan, batuk darah dan
atau jaringan yang nekrosis.
Luka bakar inhalasi dapat disebabkan oleh
asam hidroklorik atau bahan kimia lainnya
setelah seseorang menghirup zat kimia ini.
Contoh : Edema saluran pernapasan atas,
gangguan pernapasan, dan toksisitas karbon
momoksida (CO)

Gejala ini muncul dalam


waktu 12 sampai 24 jam
setelah kejadian luka bakar.

Menghirup bahan kimia beracun dapat


menyebabkan luka bakar di jalan napas atas
dan bawah. Individu dengan luka bakar
inhalsi bahan kimia datang dengan radang
tenggorokan , sesak napas, dan nyeri dada.
Gejala yang paling cepat timbul
adalah nyeri, muntah dan
kesulitan bernapas dan edema,
diikuti dengan syok pada kasus
yang berat.

tanda khususnya yaitu bercak


pada bibir, pipi, dagu dan
leher, sama halnya dengan luka
bakar pada mukosa dari bibir
sampai ke lambung, kadang-
kadang sampai ke usus halus
Pada kasus trauma kimia juga dapat dilakukan
pemeriksaan dalam dan pemeriksaan luar.
Mata  Pemeriksaan fisik awal pada
mata mungkin terbatas pada pH dan
ketajaman visual. Setelah irigasi,
pemeriksaan ophthalmologi.

dapat mengungkapkan robek, injeksi


konjungtiva, injeksi scleral, blansing
scleral, kerusakan kornea, opacification
kornea, uveitis, glaukoma, atau
perforasi.

Kemudian pencatatan penurunan


ketajaman visual. Evaluasi fluorescein
diperlukan untuk menentukan tingkat
cedera
pada pemeriksaan luar perlu
ditentukan: keadaan luka, luas
luka, dan dalamnya luka

Kedalamannya Luka bakar


secara klinis ditandai
dengan ketebalan parsial,
atau total.
Mata mengetahui penyebab trauma
pada mata. Pada palpebra:
permukaan tarsal kelopak mata. Pada
kornea dinilai pada korpus alienum,
aberasi, laserasi. Konjungtiva
bulbaris terjadi perdarahan,
laserasi. Pada sklera terdapat luka
tertutup oleh perdarahan.

Kulit Efek sistemik jika


mengalami trauma kimiawi
haruslah selalu diantisipasi.
Contohnya, dalam menggunakan
asam karbolik atau phenol untuk
pengelupasan yang dalam,
membutuhkan pemeriksaan
jantung dan resiko dari kerusakan
ginjal.
Jantung Udem interstitial dan
fragmentasi myocardium dapat
terjadi pada penderita dengan luka
bakar thermis, tetapi perubahan-
perubahan ini tidak khas dan dapat
ditemukan keadaan-keadaan lain.
Perubahan lain berupa gambaran
peteki pada pericardium dan
endokardium.

Ginja Pada korban yang


mengalami komplikasi berupa
syok yang lama, dapat terjadi
acute tubular necrosis pada
tubulus proksimal dan distal
serta thrombosis vena. Pada
korban yang mengalami luka
bakar yang fatal, dapat
ditemukan adanya pembesaran
ginjal.
Paru Pada pemeriksaan post
mortem, trauma kimia meninggalkan
kesan korosi pada saluran pernapasan
dari tahap ringan hingga petengahan.
Selain itu didapatkan juga kongesti
dan edema paru pada trauma kimia
yang disebabkan oleh bahan korosif
asam.

Pencernaan pada
pemeriksaan dalam yang
didapatkan pada trauma kimia,
ditemukan perforasi atau ruptur
gaster yang paling sering
ditemukan oleh kerana trauma
asam sulfur, dan asam
hidroklorida
Pasal 351

1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama


dua tahun delapan bulan
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat,dikenakan
pidana penjara lima tahun
3. Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara tujuh
tahun
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak
kesehatan
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 352

1. Penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau


halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan,
dengan pidana penjara paling lama tiga bulan, atau denda
paling banyak tiga ratus rupiah. Pidana dapat ditambah
sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu
terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi
bawahannya.

2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak


dipidana.
Bab IX, Pasal 90
Luka berat :

 Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
 Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencaharian;
 Kehilangan salah satu panca indera;
 Mendapat cacat berat;
 Menderita sakit lumpuh;
 Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
 Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan.
1. Trauma bahan kimia (Chemical burn) adalah luka bakar
pada organ luar maupun organ dalam tubuh yang
disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang merupakan
asam kuat atau basa kuat dan zat produksi petroleum.
2. Etiologi luka bakar kimia diantaranya Bahan Asam/acid,
Bahan Kimia Basa/alkalis, Organic Compounds.
3. Tanda dan gejala dari luka bakar akibat bahan-bahan
kimia, tergantung pada beberapa faktor termasuk : pH,
Konsentrasi, Durasi, Bentuk fisik dari bahan (padat, cair
atau gas), Lokasi (mata, kulit, mukosa), Tertelan atau
terhirup.
4. Ilmu forensik berperan dalam penanganan kasus trauma
kimia terutama pada kasus yang dicurigai tindakan
pidana melalui pembuatan visum et repertum
berdasarkan pemeriksaan medis menyeluruh.
Pada referat ini dijelaskan mengenai aspek
forensik dalam penanganan trauma kimia
berdasarkan berbagai kepustakaan, namun referensi
yang digunakan masih terbatas pada beberapa
sumber saja. Disarankan untuk membahas mengenai
aspek forensik pada trauma kimia dengan referensi
yang lebih luas lagi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai