Kegawatdaruratan Paru
Kegawatdaruratan Paru
PARU
Pembimbing :
dr. Agus, Sp.P
Contoh penyebab :
- PPOK berat
MANIFESTASI KLINIS
Hiperkapnia Hipoksemia
Somnolen Ansietas
Letargi Takikardi
Koma Takipneu
Asteriks Diaforesis
Tidak dapat tenang Aritmia
Tremor Perubahan status mental
Bicara kacau Bingung
Sakit kepala Sianosis
Edema papil Kejang
Asidosis laktat
DIAGNOSIS
gas darah arteri (arterial blood gas) -> PaO2 dan PaCO2
Ventilasi kendali :
pemasangan Fisioterapi dada
ventilator
TERAPI SPESIFIK
TERAPI SPESIFIK
HEMOPTISIS MASIF
DEFINISI
Mencegah asfiksia.
Menghentikan perdarahan.
Terapi pembedahan
Pembedahan (reseksi) merupakan terapi definitif pada penderita batuk
darah masif yang sumber perdarahannya telah diketahui dengan pasti,
fungsi paru adekuat, tidak ada kontraindikasi bedah. Tindakan operasi ini
dilakukan atas pertimbangan :
Terjadinya hemoptisis masif yang mengancam kehidupan pasien.
Pengalaman berbagai penyelidik menunjukkan bahwa angka kematian
pada perdarahan yang masif menurun dari 70% menjadi 18% dengan
tindakan operasi.
Etiologi dapat dihilangkan sehingga faktor penyebab terjadinya
hemoptisis yang berulang dapat dicegah.
KOMPLIKASI
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Analisis gas darah : hipoksemia, hipokapnia (hiperventilasi), hiperkapnia (pada
emfisema/ keadaan lanjut)
Leukositosis (pada sepsis), anemia, trombositopenia (refleksi inflamasi sistemik
dan injuri endotel), peningkatan kadar amilase (pada pankreatitis).
Gangguan fungsi ginjal dan hati, tanda koagulasi intravaskular diseminata
(sebagai bagian dari MODS / multiple organ dysfunction syndrome).
Pencitraan
Foto dada : pada awal proses, dapat ditemukan lapangan paru yang relatif jernih,
kemudian tampak bayangan radioopak difus dan tidak terpengaruh gravitasi,
tanpa gambaran kongesti jantung.
DIAGNOSIS
ARDS merupakan bentuk acute lung injury yang paling berat dan
dicirikan oleh :
Riwayat trauma atau penyeakit yang menjadi inisiator
Hipoksemia refrakter terhadap terapi oksigen. Pada ARDS PO2/FiO2
<26 kPa (200mmHg)
Infiltrat difus bilateral pada rontgen toraks
Tidak ada bukti edem paru kardiogenik
MANAGEMENT
Perkusi :
Inspeksi :
hipersonor sampai timpani dan tidak
pencembungan sisi yang sakit menggetar
(hiperekspansi dinding dada)
Batas jantung terdorong ke arah toraks
bagian yang sakit gerakannya tertinggal yang sehat
Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang
Auskultasi :
sehat
suara napas melemah sampai
Palpasi : menghilang
ruang antar iga dapat normal atau melebar
Suara vokal melemah dan tidak
Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang menggetar serta bronkofoni -
sehat
Fremitus suara melemah atau menghilang
DIAGNOSIS
Foto Röntgen
Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang
kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru.
Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa radio
opaque yang berada di daerah hilus. Keadaan ini menunjukkan
kolaps paru yang luas sekali. Besar kolaps paru tidak selalu
berkaitan dengan berat ringan sesak napas yang dikeluhkan.
Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat,
spatium intercostals melebar, diafragma mendatar dan tertekan
ke bawah. Apabila ada pendorongan jantung atau trakea ke arah
paru yang sehat, kemungkinan besar telah terjadi pneumotoraks
ventil dengan tekanan intra pleura yang tinggi.
MANAGEMENT
Observasi dan Pemberian O2
Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil :
Dapat memakai infus set
Jarum ditusukkan ke dinding dada sampai ke dalam rongga pleura, kemudian infus set yang telah
dipotong pada pangkal saringan tetesan dimasukkan ke botol yang berisi air. Setelah klem
penyumbat dibuka, akan tampak gelembung udara yang keluar dari ujung infus set yang berada di
dalam botol
Jarum abbocath
jarum abbocath merupakan alat yang terdiri dari gabungan jarum dan kanula. Setelah jarum
ditusukkan pada posisi yang tetap di dinding toraks sampai menembus ke rongga pleura, jarum dicabut
dan kanula tetap ditinggal. Kanula ini kemudian dihubungkan dengan pipa plastik infus set. Pipa infuse
ini selanjutnya dimasukkan ke botol yang berisi air. Setelah klem penyumbat dibuka, akan tampak
gelembung udara yang keluar dari ujung infuse set yang berada di dalam botol.
Pipa water sealed drainage (WSD)
MANAGEMENT
Tindakan bedah
Dengan pembukaan dinding toraks melalui operasi, kemudian dicari
lubang yang menyebabkan pneumotoraks kemudian dijahit
Pada pembedahan, apabila ditemukan penebalan pleura yang
menyebabkan paru tidak bias mengembang, maka dapat dilakukan
dekortikasi.
Dilakukan resesksi bila terdapat bagian paru yang mengalami robekan
atau terdapat fistel dari paru yang rusak
Pleurodesis. Masing-masing lapisan pleura yang tebal dibuang,
kemudian kedua pleura dilekatkan satu sama lain di tempat fistel.
Pengobatan Tambahan
Apabila terdapat proses lain di paru, maka pengobatan tambahan ditujukan terhadap penyebabnya.
Misalnya : terhadap proses TB paru diberi OAT, terhadap bronkhitis dengan obstruksi saluran napas
diberi antibiotik dan bronkodilator.
Istirahat total untuk menghindari kerja paru yang berat.
Pemberian antibiotik profilaksis setelah setelah tindakan bedah dapat dipertimbangkan, untuk
mengurangi insidensi komplikasi, seperti emfisema.
Rehabilitasi
Penderita yang telah sembuh dari pneumotoraks harus dilakukan pengobatan secara tepat untuk
penyakit dasarnya.
Untuk sementara waktu, penderita dilarang mengejan, batuk atau bersin terlalu keras.
Bila mengalami kesulitan defekasi karena pemberian antitusif, berilah laksan ringan.
Kontrol penderita pada waktu tertentu, terutama kalau ada keluhan batuk, sesak napas.
EMBOLI PARU
DEFINISI
Emboli paru merupakan satu dari banyak penyakit pada vaskuler paru.
Emboli paru dapat terjadi karena substansi yang tidak larut masuk ke
dalam vena sistemik, terbawa aliran darah dan menyumbat di pembuluh
darah pulmoner
SECARA UMUM :
Tirah baring di ruang intensif
Pemberian oksigen 2-4 l/menit
Pemasangan jalur intravena untuk pemberian cairan
Pemantauan tekanan darah
Stocking pressure gradient (30-40 mmHg, bila tidak
ditoleransi gunakan 20-30 mmHg)
MANAGEMENT
Edema paru terjadi oleh karena adanya aliran cairan dari darah ke
ruang intersisial paru yang selanjutnya ke alveoli paru, melebihi
aliran cairan kembali ke darah atau melalui saluran limfatik
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala umum lain mungkin termasuk mudah lelah, napas yang cepat
(tachypnea), kepeningan, atau kelemahan. Tingkat oksigen darah yang
rendah (hypoxia) mungkin terdeteksi pada pasien-pasien dengan pulmonary
edema.
Sianosis sentral
Ronchi basah nyaring di basal paru kemudian memenuhi hampir seluruh lapangan
paru, kadang disertai ronchi kering dan ekspirasi yang memanjang akibat
bronkospasme sehingga disebut sebagai asma kardiale. Takikardia dengan S3
gallop. Murmur bila ada kelainan katup.
Elektrokardiografi
Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi atrium, tergantung
penyebab gagal jantung. Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri atau aritmia bisa
ditemukan.
DIAGNOSIS
Laboratorium
- Analisa gas darah pO2 rendah, pCO2 mula-mula rendah dan kemudian hiperkapnia.
- Enzim kardiospesifik meningkat jika penyebabnya infark miokard.
- Darah rutin, ureum, kreatinin, , elektrolit, urinalisis, foto thoraks, EKG, enzim jantung (CK-MB, Troponin
T), angiografi koroner.
Gambaran Radiologi yang ditemukan :
- Pelebaran atau penebalan hilus (dilatasi vaskular di hilus)
- Corakan paru meningkat (lebih dari 1/3 lateral)
- Kranialisasi vaskuler
- Hilus suram (batas tidak jelas)
- Interstitial fibrosis (gambaran seperti granuloma-granuloma kecil atau nodul milier)
Ekokardiografi : Gambaran penyebab gagal jantung : kelainan katup, hipertrofi ventrikel (hipertensi),
Segmental wall motion abnormally (Penyakit Jantung Koroner), dan umumnya ditemukan dilatasi ventrikel
kiri dan atrium kiri.
MANAGEMENT
Posisi ½ duduk.
Oksigen (40 – 50%) sampai 8 liter/menit bila perlu dengan masker.
Nitrogliserin sublingual atau intravena. Nitrogliserin peroral 0,4 – 0,6 mg tiap 5 – 10 menit. Jika
tekanan darah sistolik > 95 mmHg bisa diberikan Nitrogliserin intravena mulai dosis 3 – 5 ug/kgBB.
Diuretik Furosemid 40 – 80 mg IV bolus dapat diulangi atau dosis ditingkatkan tiap 4 jam atau
dilanjutkan drip continue sampai dicapai produksi urine 1 ml/kgBB/jam.
Bila perlu (tekanan darah turun / tanda hipoperfusi) : Dopamin 2 – 5 ug/kgBB/menit atau Dobutamin
2 – 10 ug/kgBB/menit untuk menstabilkan hemodinamik. Dosis dapat ditingkatkan sesuai respon
klinis atau keduanya.
Aminophylline :Berguna apabila edema paru disertai bronkhokonstriksi atau pada penderita yang
belum jelas edema paru oleh karena Asma Bronkhiale atau Asma Kardiale, karena selain bersifat
bronkhodilator juga mempunyai efek inotropik positif, venodi-latasi ringan dan diuretik ringan.
Trombolitik atau revaskularisasi pada pasien infark miokard.
Intubasi dan ventilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis, atau tidak berhasil
dengan oksigen.
Atasi aritmia atau gangguan konduksi.
Operasi pada komplikasi akut infark miokard, seperti regurgitasi, VSD dan ruptur dinding
ventrikel / corda tendinae.
PPOK EKSASERBASI AKUT