Anda di halaman 1dari 57

KEGAWATDARURATAN

PARU

Rizka Aulia Wardani


2017.04.2.0146

Pembimbing :
dr. Agus, Sp.P

SMF PARU RSU HAJI SURABAYA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2018
GAGAL NAFAS AKUT
DEFINISI
 ketidakmampuan sistem pernafasan untuk
mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara
antara atmosfer dengan sel – sel tubuh yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh normal

 kegagalan pernapasan bila tekanan parsial oksigenasi


arteri (PaO2) kurang dari 60 mmHg tanpa atau dengan
tekanan parsial karbondioksida arteri (PaCO2) > 45
KLASIFIKASI
TYPE I / GAGAL NAFAS HIPOKSEMIA

 lebih sering dijumpai

 nilai PaO2 rendah tetapi PaCO2 normal atau rendah

 Contoh penyebab hipoksemia tanpa peningkatan PaCO2 :


pneumonia, emboli paru, aspirasi isi lambung, ARDS.
TYPE II / GAGAL NAFAS
HIPERKAPNIA

 kadar PaCO2 yang abnormal tinggi

 biasanya didapatkan hiperkapnia dan hipoksemia bersama-sama

 Contoh penyebab :

- dinding dada : kyphoskoliosis

- otot pernafasan : myopathy

- lesi otak : fraktur basis cranii, tumor batang otak

- PPOK berat
MANIFESTASI KLINIS

Hiperkapnia Hipoksemia
 Somnolen  Ansietas
 Letargi  Takikardi
 Koma  Takipneu
 Asteriks  Diaforesis
 Tidak dapat tenang  Aritmia
 Tremor  Perubahan status mental
 Bicara kacau  Bingung
 Sakit kepala  Sianosis
 Edema papil  Kejang
 Asidosis laktat
DIAGNOSIS

 gas darah arteri (arterial blood gas) -> PaO2 dan PaCO2

 Respiratory function test

 Status asam-basa -> PaCO2, bikarbonat, dan pH

 Pemeriksaan darah lengkap -> anemia

 Pemeriksaan lain untuk cari penyakit yang mendasari


MANAGEMENT

 Dasar pengobatan gagal napas akut dibagi menjadi :

- pengobatan nonspesifik : tindakan secara langsung ditujukan


untuk memperbaiki pertukaran gas paru

- pengobatan spesifik : ditujukan untuk mengatasi penyebabnya

 Umumnya diperlukan kombinasi keduanya.


TERAPI NONSPESIFIK

Atasi hipoksemia : Atasi hiperkapnia :


terapi oksigen perbaiki ventilasi

Ventilasi kendali :
pemasangan Fisioterapi dada
ventilator
TERAPI SPESIFIK
TERAPI SPESIFIK
HEMOPTISIS MASIF
DEFINISI

 batuk darah yang berasal dari trakeobronkial (saluran nafas


bawah)atau parenkim paru

 masif : >600ml dalam 24 jam


ETIOLOGI
Penyakit Parenkim Paru Penyakit Parenkimal Paru difus
 Abses Paru  Sindrom goodpasture
 Aspergiloma  Nefropati IgA
 Kontusio paru  Farmers lung
 Metastasis diparu  Pneumonitis virus, dll
 Tuberkulosis paru Kelainan Kardiovaskular
Kelainan Trakeobronkial  Fistula arteriovena pulmonalis
 Bronkiektasis  Gagal jantung kongestif
 Bronkitis kronik  Ruptur arteri bronkial
 Adenoma bronkus  Ruptur arteri pulmonalis
 Aspirasi benda asing  Emboli paru
 Fibrosis kistik  Aneurisma aorta, dll
 Fistula arteritrakeal Lain – lain
 Karsinoma bronkogenik  Idiopatik
Kelainan Hematologi  Iatrogenik : Bronkoskopi, kateterisasi jantung,
 DIC dll.
 Leukemia
 Terapi antikoagulan, trombositopeni
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Bedakan antara hemoptisis, pseudohemoptisis atau hematemesis.
 Durasi Batuk darah
 Warna dahak (merah segar, hitam), berbusa.
 Keluhan lain seperti demam, sesak nafas, nyeri dada, penurunan berat badan dan nafsu makan, keringat malam.
 Riwayat penyakit dan konsumsi obat – obatan, seperti penyakit paru, jantung, gangguan kelainan darah,
pemakaian obat antikoagulasi, pemasangan trakeostomi
 Pemeriksaan Fisik
 Tidak didapatkan darah pada nasofaring dan orofaring
 Terdapat ronki basah / kering, pleural friction rub
 Pada jantung terdapat tanda gagal jantung, hipertensi pulmonal, stenosis mitral
 Pemeriksaan Penunjang
 Foto toraks, DPL, ureum, kreatinin, urin lengkap, hemostasis, sputum BTA, Gram, kultur, resistensi obat.
 Bronkoskopi bertujuan untuk menentukan lokasi dan memastikan diagnosis.
MANAGEMENT

Mencegah asfiksia.

Menghentikan perdarahan.

Mengobati penyebab utama perdarahan.


MANAGEMENT

1) Mencegah penyumbatan saluran nafas


 refleks batuk baik -> posisi duduk/setengah duduk dan disuruh
membatukkan darah yang terasa menyumbat saluran nafas. Jangan sekali-
kali disuruh menahan batuk.
 tidak punya refleks batuk yang baik -> posisi tidur miring kesebelah asal
perdarahan, dan sedikit Trendelenburg.
MANAGEMENT

2)Memperbaiki keadaan umum penderita


Bila perlu dapat dilakukan :
Pemberian oksigen.
Pemberian cairan untuk hidrasi.
Tranfusi darah.
Memperbaiki keseimbangan asam dan basa.
3) Menghentikan perdarahan
obat hemostatik : asam traneksamat, vit C, vit K
MANAGEMENT

 Pemberian obat penekan refleks batuk


Obat antitusif hanya dipertimbangkan pada kasus dengan bercak
darah minimal tetapi batuk dengat kuat.
 Mengobati penyakit yang mendasarinya (underlying disease)
Bila sebbanya infeksi (misalnya bronkiektasis, bronkitis kronik, dan
fibrosis kistik yang terinfeksi) antibiotik harus diberikan disertai teofilin
atau agonis b- adrenergik (sebagai perangsang gerakan mukosiliar).
Pada tuberkulosis paru yang terinfeksi selain obat anti tuberkulosis
antibiotik nonspesifik harus diberikan. Pada penyakit paru obstruktif
kronik antibiotik spektrum luas mempercepat penghentian hemoptisis.
MANAGEMENT

 Terapi pembedahan
Pembedahan (reseksi) merupakan terapi definitif pada penderita batuk
darah masif yang sumber perdarahannya telah diketahui dengan pasti,
fungsi paru adekuat, tidak ada kontraindikasi bedah. Tindakan operasi ini
dilakukan atas pertimbangan :
Terjadinya hemoptisis masif yang mengancam kehidupan pasien.
Pengalaman berbagai penyelidik menunjukkan bahwa angka kematian
pada perdarahan yang masif menurun dari 70% menjadi 18% dengan
tindakan operasi.
 Etiologi dapat dihilangkan sehingga faktor penyebab terjadinya
hemoptisis yang berulang dapat dicegah.
KOMPLIKASI

 Terjadinya asfiksia oleh karena terdapatnya bekuan darah dalam


saluran pernapasan.
 Jumlah darah yang dikeluarkan selama terjadinya hemoptosis
dapat menimbulkan renjatan hipovolemik.
 Aspirasi, yaitu keadaan masuknya bekuan darah maupun sisa
makanan ke dalam jaringan paru yang sehat bersama inspirasi.
ACUTE RESPIRATORY
DISTRESS SYNDROME
DEFINISI

merupakan sindrom yang ditandai oleh peningkatan permeabilitas


membran alveolar – kapiler terhadap air, larutan dan protein
plasma, disertai kerusakan alveolar difus, dan akumulasi cairan
dalam parenkim paru yang mengandung protein
ETIOLOGI
Trauma tidak langsung
Trauma langsung pada paru  Sepsis, Shock, Luka bakar
 Pneumoni virus, bakteri hebat, tenggelam
 Pankreatitis, Uremia
 Contusio paru
 Overdosis obat seperti heroin,
 Aspirasi cairan lambung
metadon, propoksifen atau
 Inhalasi asap berlebih aspirin
 Inhalasi toksin  Peningkatan TIK
 Menghisap O2 konsentrasi tinggi  Terapi radiasi
dalam waktu lama  Trauma hebat, Cedera pada
dada
DIAGNOSIS

 takipnea, takikardia, dan kebutuhan tinggi akan oksigen terinspirasi (FiO 2)


untuk mempertahankan saturasi oksigen
 demam atau hipotermia
 ARDS sering terjadi dalam konteks sepsis, hipotensi terkait dan
vasokonstriksi perifer dengan ekstremitas dingin mungkin ada
 Sianosis pada bibir dan kuku
 Pemeriksaan paru – paru dapat mengungkapkan adanya ronki basah kasar
(rales) bilateral
 Manifestasi dari penyebab yang mendasari misalnya, temuan nyeri perut
akut dalam kasus ARDS disebabkan oleh pankreatitis.
DIAGNOSIS

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
 Analisis gas darah : hipoksemia, hipokapnia (hiperventilasi), hiperkapnia (pada
emfisema/ keadaan lanjut)
 Leukositosis (pada sepsis), anemia, trombositopenia (refleksi inflamasi sistemik
dan injuri endotel), peningkatan kadar amilase (pada pankreatitis).
 Gangguan fungsi ginjal dan hati, tanda koagulasi intravaskular diseminata
(sebagai bagian dari MODS / multiple organ dysfunction syndrome).
Pencitraan
 Foto dada : pada awal proses, dapat ditemukan lapangan paru yang relatif jernih,
kemudian tampak bayangan radioopak difus dan tidak terpengaruh gravitasi,
tanpa gambaran kongesti jantung.
DIAGNOSIS

ARDS merupakan bentuk acute lung injury yang paling berat dan
dicirikan oleh :
 Riwayat trauma atau penyeakit yang menjadi inisiator
 Hipoksemia refrakter terhadap terapi oksigen. Pada ARDS PO2/FiO2
<26 kPa (200mmHg)
 Infiltrat difus bilateral pada rontgen toraks
 Tidak ada bukti edem paru kardiogenik
MANAGEMENT

 Ambil alih fungsi pernapasan dengan ventilator mekanik.


 Obat – obatan :
Kortikosteroid pada pasien dengan fase lanjut ARDS / ALI atau fase fibroproliferatif
Inhalasi nitric oxide (NO) memberi efek vasodilatasi selektif pada area paru yang
terdistribusi, diberikan hanya pada pasien dengan hipoksia berat dengan refrakter
 Cairan : keseimbangan antara kebutuhan perfusi organ yang optimal, masalah
ekstravasasi cairan ke paru dan jaringan
 Fokus utama : mempertahankan perfusi yang adekuat tanpa mengorbankan oksigenasi.
Restriksi cairan paling baik dimonitor dengan kateter arteri pulmonal
STATUS ASMATIKUS
DEFINISI

suatu serangan eksaserbasi akut asma yang tidak responsif


dengan pengobatan asma pada umumnya yaitu dengan pemberian
nebulasi β-agonis (bronkodilator) sebanyak 3 kali tetapi tidak
memberikan respon yang baik.
MANAGEMENT
PNEUMOTHORAX
DEFINISI

suatu keadaan terdapatnya


udara atau gas di dalam pleura
yang menyebabkan kolapsnya
paru yang terkena
KLASIFIKASI
MANIFESTASI KLINIS

 Sesak napas (80-100%). Seringkali sesak dirasakan mendadak dan makin


lama makin berat. Penderita bernapas tersengal, pendek-pendek, dengan
mulut terbuka.
 Nyeri dada (75-90%). Nyeri dirasakan tajam pada sisi yang sakit, terasa
berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada gerak pernapasan.
 Batuk-batuk
 Denyut jantung meningkat.
 Kulit mungkin tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang kurang.
 Tidak menunjukkan gejala (silent) yang terdapat pada 5-10% pasien,
biasanya pada jenis pneumotoraks spontan primer.
DIAGNOSIS

Perkusi :
Inspeksi :
 hipersonor sampai timpani dan tidak
 pencembungan sisi yang sakit menggetar
(hiperekspansi dinding dada)
 Batas jantung terdorong ke arah toraks
 bagian yang sakit gerakannya tertinggal yang sehat
 Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang
Auskultasi :
sehat
 suara napas melemah sampai
Palpasi : menghilang
 ruang antar iga dapat normal atau melebar
 Suara vokal melemah dan tidak
 Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang menggetar serta bronkofoni -
sehat
 Fremitus suara melemah atau menghilang
DIAGNOSIS

Foto Röntgen
 Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang
kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru.
 Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa radio
opaque yang berada di daerah hilus. Keadaan ini menunjukkan
kolaps paru yang luas sekali. Besar kolaps paru tidak selalu
berkaitan dengan berat ringan sesak napas yang dikeluhkan.
 Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat,
spatium intercostals melebar, diafragma mendatar dan tertekan
ke bawah. Apabila ada pendorongan jantung atau trakea ke arah
paru yang sehat, kemungkinan besar telah terjadi pneumotoraks
ventil dengan tekanan intra pleura yang tinggi.
MANAGEMENT
 Observasi dan Pemberian O2
 Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil :
 Dapat memakai infus set
Jarum ditusukkan ke dinding dada sampai ke dalam rongga pleura, kemudian infus set yang telah
dipotong pada pangkal saringan tetesan dimasukkan ke botol yang berisi air. Setelah klem
penyumbat dibuka, akan tampak gelembung udara yang keluar dari ujung infus set yang berada di
dalam botol
 Jarum abbocath
jarum abbocath merupakan alat yang terdiri dari gabungan jarum dan kanula. Setelah jarum
ditusukkan pada posisi yang tetap di dinding toraks sampai menembus ke rongga pleura, jarum dicabut
dan kanula tetap ditinggal. Kanula ini kemudian dihubungkan dengan pipa plastik infus set. Pipa infuse
ini selanjutnya dimasukkan ke botol yang berisi air. Setelah klem penyumbat dibuka, akan tampak
gelembung udara yang keluar dari ujung infuse set yang berada di dalam botol.
 Pipa water sealed drainage (WSD)
MANAGEMENT

Tindakan bedah
 Dengan pembukaan dinding toraks melalui operasi, kemudian dicari
lubang yang menyebabkan pneumotoraks kemudian dijahit
 Pada pembedahan, apabila ditemukan penebalan pleura yang
menyebabkan paru tidak bias mengembang, maka dapat dilakukan
dekortikasi.
 Dilakukan resesksi bila terdapat bagian paru yang mengalami robekan
atau terdapat fistel dari paru yang rusak
 Pleurodesis. Masing-masing lapisan pleura yang tebal dibuang,
kemudian kedua pleura dilekatkan satu sama lain di tempat fistel.
Pengobatan Tambahan
 Apabila terdapat proses lain di paru, maka pengobatan tambahan ditujukan terhadap penyebabnya.
Misalnya : terhadap proses TB paru diberi OAT, terhadap bronkhitis dengan obstruksi saluran napas
diberi antibiotik dan bronkodilator.
 Istirahat total untuk menghindari kerja paru yang berat.
 Pemberian antibiotik profilaksis setelah setelah tindakan bedah dapat dipertimbangkan, untuk
mengurangi insidensi komplikasi, seperti emfisema.
Rehabilitasi
 Penderita yang telah sembuh dari pneumotoraks harus dilakukan pengobatan secara tepat untuk
penyakit dasarnya.
 Untuk sementara waktu, penderita dilarang mengejan, batuk atau bersin terlalu keras.
 Bila mengalami kesulitan defekasi karena pemberian antitusif, berilah laksan ringan.
 Kontrol penderita pada waktu tertentu, terutama kalau ada keluhan batuk, sesak napas.
EMBOLI PARU
DEFINISI

 Emboli paru  merupakan satu dari banyak penyakit pada vaskuler paru.
Emboli paru dapat terjadi karena substansi yang tidak larut masuk ke
dalam vena sistemik, terbawa aliran darah dan menyumbat di pembuluh
darah pulmoner

 Secara terminologi, emboli paru atau lebih tepatnya tromboemboli paru


merupakan suatu  trombus atau multipel trombus dari  sirkulasi sistemik,
masuk ke sirkulasi paru sehingga menyumbat satu atau lebih arteri
pulmonalis di bronkus
MANAGEMENT

SECARA UMUM :
 Tirah baring di ruang intensif
 Pemberian oksigen 2-4 l/menit
 Pemasangan jalur intravena untuk pemberian cairan
 Pemantauan tekanan darah
 Stocking pressure gradient (30-40 mmHg, bila tidak
ditoleransi gunakan 20-30 mmHg)
MANAGEMENT

 Trombolitik : diindikasikan untuk emboli paru massif dan sub massif


Sediaan yang diberikan:
Streptokinase 1,5 juta dalam 1 jam
rt-PA (alteplase) 100 mg intravena dalam 2 jam
Urokinase 4400/kg/jam dalam 12 jam
Dilanjutkan dengan unfractionated heparin/low molecular weight heparin selama 5 hari
 Ventilator mekanik diperlukan pada emboli paru massif
 Heparinisasi sebagai pilihan pada emboli paru non massif / non sub massif
 Anti inflamasi nonsteroid bila tidak ada komplikasi pendarahan
 Embolektomi dilakukan bila ada kontraindikasi heparinisasi / trombolitik pada emboli paru massif
dan sub massif
 Pemasangan filter vena cava dilakukan bila ada perdarahan yang memerlukan tranfusi emboli paru
EDEMA PARU
DEFINISI

Edema paru terjadi oleh karena adanya aliran cairan dari darah ke
ruang intersisial paru yang selanjutnya ke alveoli paru, melebihi
aliran cairan kembali ke darah atau melalui saluran limfatik
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala yang paling umum : sesak napas.

 Gejala-gejala umum lain mungkin termasuk mudah lelah, napas yang cepat
(tachypnea), kepeningan, atau kelemahan. Tingkat oksigen darah yang
rendah (hypoxia) mungkin terdeteksi pada pasien-pasien dengan pulmonary
edema.

 Auskultasi : suara paru abnormal, sepeti rales atau crackles


DIAGNOSIS

 Sianosis sentral

 Ronchi basah nyaring di basal paru kemudian memenuhi hampir seluruh lapangan
paru, kadang disertai ronchi kering dan ekspirasi yang memanjang akibat
bronkospasme sehingga disebut sebagai asma kardiale. Takikardia dengan S3
gallop. Murmur bila ada kelainan katup.

 Elektrokardiografi

 Bisa sinus takikardia dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi atrium, tergantung
penyebab gagal jantung. Gambaran infark, hipertrofi ventrikel kiri atau aritmia bisa
ditemukan.
DIAGNOSIS

 Laboratorium
- Analisa gas darah pO2 rendah, pCO2 mula-mula rendah dan kemudian hiperkapnia.
- Enzim kardiospesifik meningkat jika penyebabnya infark miokard.
- Darah rutin, ureum, kreatinin, , elektrolit, urinalisis, foto thoraks, EKG, enzim jantung (CK-MB, Troponin
T), angiografi koroner.
 Gambaran Radiologi yang ditemukan :
- Pelebaran atau penebalan hilus (dilatasi vaskular di hilus)
- Corakan paru meningkat (lebih dari 1/3 lateral)
- Kranialisasi vaskuler
- Hilus suram (batas tidak jelas)
- Interstitial fibrosis (gambaran seperti granuloma-granuloma kecil atau nodul milier)
 Ekokardiografi : Gambaran penyebab gagal jantung : kelainan katup, hipertrofi ventrikel (hipertensi),
Segmental wall motion abnormally (Penyakit Jantung Koroner), dan umumnya ditemukan dilatasi ventrikel
kiri dan atrium kiri.
MANAGEMENT

 Posisi ½ duduk.
 Oksigen (40 – 50%) sampai 8 liter/menit bila perlu dengan masker.
 Nitrogliserin sublingual atau intravena. Nitrogliserin peroral 0,4 – 0,6 mg tiap 5 – 10 menit. Jika
tekanan darah sistolik > 95 mmHg bisa diberikan Nitrogliserin intravena mulai dosis 3 – 5 ug/kgBB.
 Diuretik Furosemid 40 – 80 mg IV bolus dapat diulangi atau dosis ditingkatkan tiap 4 jam atau
dilanjutkan drip continue sampai dicapai produksi urine 1 ml/kgBB/jam.
 Bila perlu (tekanan darah turun / tanda hipoperfusi) : Dopamin 2 – 5 ug/kgBB/menit atau Dobutamin
2 – 10 ug/kgBB/menit untuk menstabilkan hemodinamik. Dosis dapat ditingkatkan sesuai respon
klinis atau keduanya.
 Aminophylline :Berguna apabila edema paru disertai bronkhokonstriksi atau pada penderita yang
belum jelas edema paru oleh karena Asma Bronkhiale atau Asma Kardiale, karena selain bersifat
bronkhodilator juga mempunyai efek inotropik positif, venodi-latasi ringan dan diuretik ringan.
 Trombolitik atau revaskularisasi pada pasien infark miokard.
 Intubasi dan ventilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis, atau tidak berhasil
dengan oksigen.
 Atasi aritmia atau gangguan konduksi.
 Operasi pada komplikasi akut infark miokard, seperti regurgitasi, VSD dan ruptur dinding
ventrikel / corda tendinae.
PPOK EKSASERBASI AKUT

Anda mungkin juga menyukai