Anda di halaman 1dari 56

Perawatan Luka

Caesar/Nifas
Rayhan Abi Mayzan 1210313063

Dr. Hudila Rifa Karmia, Sp.OG


Perubahan Anatomi dan
Fisiologi Masa Nifas
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya placenta sampai dengan 6 minggu
(42 hari) setelah itu.

Tahapan pada masa nifas:


1. Periode immediate postpartum
2. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
3. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan
sebelum hamil setelah melahirkan
disebut involusi.
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Uterus
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Uterus
Berat
Involusi Tinggi Fundus Uteri
Uterus
Bayi baru lahir Setinggi tali pusat 1000 gr
< Satu minggu Dua jari dibawah 750 gr
lahir pusat
Satu minggu Pertengahan pusat- 500 gr
sympisis
Dua minggu Bertambah kecil 350 gr
Enam minggu Sebesar normal 50 gr
Delapan minggu 30 gr
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Tempat implantasi plasenta
Terjadi kontraksi uterus yang meningkat
setelah bayi keluar. Hal ini
menyebabkan iskemia pada lokasi
perlekatan plasenta (plasenta site)
sehingga jaringan perlekatan antara
plasenta dan dinding uterus
mengalami nekrosis dan lepas.
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Tempat implantasi plasenta
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Tempat implantasi plasenta
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Afterpain
Kontraksi uterus yang intermitten, yang
merupakan sumber ketidaknyamanan
bagi banyak wanita setelah melahirkan.
Keadaan ini lebih akut terjadi pada
multipara karena regangan berulang dari
muscle fibers hingga kehilangan tonus
otot yang dapat mengakibatkan
kontraksi dan relaksasi berulang pada
uterus.
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Lochia
Discharge vagina yang dikenal dengan
lokia pada masa puerperium berasal
dari plasental site.
1. Lochia Rubra
2. Lochia Sanguinoleta
3. Lochia Serosa
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Lochia
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Lochia
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Lochia
Lochia Serosa
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Lochia
Lochia
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Serviks
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Vulva & Vagina

Segera setelah melahirkan dinding vagina tampak


edema, memar serta rugae atau lipatan-lipatan
halus tidak ada lagi. Vagina dan vulva tampak
meregang selama persalinan. Pada minggu
ketiga,vagina akan mengecil dan timbul rugae
(lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembal
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Perineum
Perubahan Sistem
Reproduksi
 Payudara
Payudara disiapkan untuk proses laktasi selama
kehamilan. Payudara dapat membengkak karena
sistem vaskularisasi dan limfatik disekitar payudara
dan mengakibatkan perasaan tegang dan sakit. ASI
tidak dihasilkan hingga 3-4 hari pertama setelah
melahirkan. Colostrum disekresikan dalam beberapa
hari pertama setelah melahirkan.
Perawatan Masa Nifas
Kebutuhan dasar ibu nifas
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
 Nutrisi dan Cairan
› Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
› Makan dengan diet berimbang untuk
mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang
cukup.
› Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
› Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat
gizi, setidaknya selama 40 hari pascapersalinan.
› Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui
ASI.
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah
kebijaksanaan agar secepat mungkin
tenaga kesehatan membimbing ibu
postpartum bangun dari tempat
tidurnya dan membimbing ibu secepat
mungkin untuk berjalan
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

 Ambulasi
1. Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
2. Faal usus dan kandung kemih lebih baik.
3. Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara
merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya
memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan.
4. Lebih sesuai dengan keadaan indonesia (sosial ekonomis).
Menurut penelitian-penelitian yang seksama, early
ambulationtidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak
menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak
mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka di
perut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau
retrotexto uteri.
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

 Eleminasi
BAK
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

 Personal Hygiene
Pada masa postpartum, seorang ibu
sangat rentan terhadap infeksi. Oleh
karena itu, kebersihan diri sangat
penting untuk mencegah terjadinya
infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian,
tempat tidur, dan lingkungan sangat
penting untuk tetap dijaga.
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

 Personal Hygiene
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

 Istirahat
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

 Aktivitas Seksual
Syarat:
Kunjungan Waktu Asuhan
I 6-8 jam PP a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Pemantauan keadaan umum ibu
c. Melakukan hubungan antara bayi dan ibu (Bonding

II
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
6 hari PP a.
Attachment)
d.  ASI eksklusif
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, dan tidak ada tanda-
tanda perdarahan abnormal.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan
 Kunjungan Masa Nifas abnormal
c. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit

III 2 minggu PP a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus


berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, dan tidak ada tanda-
tanda perdarahan abnormal.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup
d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit

IV 6 minggu PP a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami


b. M\emberikan konseling untuk KB secara dini, imunisasi, senam
nifas, dan tanda-tanda bahaya yang dialami oleh ibu dan bayi
Laporan Kasus
LAPORAN KASUS

 Nama : Ny. EY
 Usia : 28 tahun
 Alamat : Perum Unand D2/19
Gadut
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Agama : Islam
 Status Menikah : Menikah
 Pendidikan : SMA
Anamnesis

 Keluhan Utama:
Seorang perempuan 28 tahun, datang ke
IGS RSUD Dr. M. Djamil Padang pada
tanggal 21 februari 2017, pukul 06.00
rujukan dari RS Yos Sudarso dengan
diagnosis G1P0A0H0 gravid aterm kala
1 fase aktif + PEB dengan regimen
MgSO4 dosis maintanence + janin
hidup tunggal intrauterine presentasi
kaki
Anamnesis

 Riwayat penyakit sekarang:


 Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari sejak sekitar 10 jam sebelum masuk
rumah sakit
 Keluar lendir campur darah dari kemaluan sejak sekitar 3 jam sebelum
masuk rumah sakit
 Keluar air-air yang banyak dari kemaluan (-)
 Keluar darah yang banyak dari kemaluan (-)
 Nyeri kepala hebat (-), pandangan kabur (-), nyeri ulu hati (-)
 Tidak haid sejak sekitar 9 bulan yang lalu
 Gerak janin dirasakan sejak 4 bulan yang lalu
 HPHT: 22-05-2016 TP: 1-03-2017
 RHM: Mual (-) muntah (-) PPV (-)
 RHT: Mual (-) muntah (-) PPV (-)
 ANC: pasien kontrol kehamilan ke bidan dan Sp.OG sejak usia kehamilan 2
bulan
Riwayat Persalinan

1. Kehamilan Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu

 Tidak ada riwayat penyakit jantung,


paru, hati, ginjal, hipertensi dan
diabetes
Riwayat Penyakit Keluarga

 Tidak ada anggota keluarga yang


menderita penyakit keturunan,
menular dan kejiwaan.
Riwayat Pekerjaan, Sosial,
Ekonomi
 Riwayat perkawinan: 1x tahun 2015
 Ibu seorang ibu rumah tangga
 Riwayat mengonsumsi rokok, alkohol,
narkoba (-)
Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : Sedang


 Nadi : 81 kali/menit
 Kesadaran : Komposmentis
kooperatif
 Nafas : 22 kali/menit
 Tekanan Darah : 120/70 mmHg
 Suhu : 36,5 derajat Celcius
Status Generalisata
Kepala : Normocephal, rambut hitam tidak mudah
rontok
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor.
Leher :Tidak ada pembesaran KGB.
Paru
 Inspeksi : simetris kiri dan kanan saat statis dan
dinamis.
 Palpasi: fremitus sama kiri dan kanan
 Perkusi: sonor
 Auskultasi : vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Status Generalisata
Jantung
 Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi: iktus kordis teraba 1 jari medial linea
midclavicula sinistra RIC V
 Perkusi: batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : irama teratur, bising tidak ada,
gallop (-)
Abdomen : Status obstetri
Genitalia : Status obstetri
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, Edema
(-/-)
Status Obstetri

Wajah
 Kloasma gravidarum (-)
Payudara
 Bentuk : Simetris
 Areola Mammae : Hiperpigmentasi
 Nipple : Tidak menonjol
 Colostrum : Sudah keluar
 ASI : Sudah keluar
Status Obstetri
Abdomen
 Inspeksi : Perut tampak membuncit, luka
operasi kering, tidak tampak tanda-tanda
infeksi
 Palpasi:
› Kontraksi uterus : baik
› Involusi uterus : baik
› Nyeri tekan : (-)
› Nyeri lepas : (-)
Genitalia
 Inspeksi :
› v/u tenang, perdarahan (-), lochia rubra
Pemeriksaan Penunjang
Haematologi & Kimia Klinik
 Hb : 11,6
 Leukosit : 15.960
 Trombosit : 229.000
 Ht: 36%
 Pt : 9,2
 APTT : 29,9
 GDS : 92
 Ureum : 17
 Kreatinin : 0,6
 Ca : 8,1
 Na : 136
 K : 4,2
 Cl : 109
Pemeriksaan Penunjang
Haematologi & Kimia Klinik
 Total protein : 5,4
 Albumin : 3,2
 Globulin : 2,2
 Bilirubin tot : 0,4
 Bilirubin dir : 0,1
 Bilirubin indir : 0,3
 SGOT : 16
 SGPT : 15
 LDH : 348
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisa
 Warna : Kuning
 Kekeruhan : Negatif
 BJ : 1.025
 pH : 5.5
 Leukosit : 1-2 / LPB
 Eritrosit : 25-27 / LPB
 Silinder : Negatif / LPK
 Kristal : Negatif / LPK
 Epitel : Gepeng (+) / LPK
 Protein: Negatif / LPK
 Glukosa : Negatif / LPK
 Bilirubin : Negatif / LPK
 Benda Keton : Negatif
Laporan Operasi

 Diagnosis prabedah: G1P0A0H0


parturien aterm kala 1 fase aktif +
letak sungsang kaki
 Diagnosis pasca bedah: P1A0H1 post
SCTPP atas indikasi letak sungsang
kaki
 Indikasi Operasi: Letak sungsang kaki
 Nama Operasi: SCTPP
 Jenis Anestesi: Spinal
Laporan Operasi
 Pasien tidur terlentang dalam spinal anestesi,
dilakukan tindakan aseptik, lalu ditutup dengan duk
steril
 Dilakukan insisi lapis demi lapis sampai peritoneum
 Dilakukan insisi seminular pada SBD
 Lahir bayi laki-laki dengan ekstraksi kaki, BB: 2900 gr,
PB: 46cm, AS: 7/8
 Plasenta lahir lengkap dengan sedikit tarikan ringan
pada tali pusat.
 Uterus dijahit 2 lapis, pastikan tidak ada perdarahan
 Abdomen dijahit lapis, demi lapis
 Perdarahan selama tindakan sekitar 250 cc
Diagnosa

 P1A0H0 post SCTPP atas indikasi letak


sungsang kaki
Tatalaksana & Edukasi

 Kontrol KU,VS,PPV
 IVFD RL 20 gtt
 Inj Ceftriaxon 2 x 1gr
 Edukasi ASI, Vit C 3 x 50 mg, SF 1x300
mg, ganti perban
Follow Up
Tanggal 21/2/17, jam 08.00
 Dilakukan SCTPP
 Dilahirkan seorang bayi laki-laki
› BB: 2900 gr
› PB: 46 cm
› AS: 7/8
 Plasenta lahir lengkap 1 buah dengan sedikit tarikan ringan pada
tali pusat
 Perdarahan selama tindakan sekitar 250 cc
A/ P1A0H1 post SCTPP atas indikasi letak sungsang kaki, anak ibu
dalam perawatan
P/
 Kontrol KU, VS, PPV
 IVFD RL drip Oxy 2 amp => 20gtt
 Inj Ceftriaxon 2x1 gr
Follow Up
Tanggal 22/2/17, jam 16.00
S/ Demam (-), PPV (-), ASI (+), BAK lancar, nyeri BAK (-), BAB lancar,
nyeri BAB (-)
O/
 KU : Sedang
 Kes : CMC
 TD : 120/80 mmHg
 Nd : 90 x/i
 Nf: 22 x/i
 T : af
 Abdomen : Luka operasi tertutup perban, rembesan darah (-), TFU
2 jari dibawah pusat, kontraksi (+), NT (-), NL (-)
 Genitalia : V/U tenang, PPV (+), Lochia Rubra
A/ P1A0H1 post SCTPP atas indikasi letak sungsang kaki, NH 2
P/
 Kontrol KU, VS, PPV
 IVFD RL
Diskusi
Diskusi
 Setelah melakukan pemeriksaan pada Ny.EY, didapatkan
masa nifas sampai hari pemeriksaan terakhir (hari ke-2)
berlangsung baik dan tidak ditemukan kelainan yang
bermakna.
Anamnesis
 Pasien dapat menyusi baiknya dengan baik, tidak
mengeluhkan adanya nyeri atau bengkak pada mammae saat
menyusui.
 Luka operasi tertutup perban, masih dirasakan nyeri dibagian
luka operasi.
 Buang air kecil dan buang air besar lancar dan tidak
mengeluhkan nyeri
 Pada bagian genitalia masih ditemukan perdarahan berupa
flek-flek merah kecoklatan seperti saat menstruasi
Diskusi

Pemeriksaan Fisik
 Mammae sudah mengeluarkan ASI,
nyeri pada mammae tidak ada
 Tinggi Fundus Uteri setinggi 2 jari
dibawah umbilikus
Diskusi
ASI
Diskusi
Luka Operasi
Diskusi

Anda mungkin juga menyukai