Anda di halaman 1dari 28

PRESBIKUSIS

Ratna Anggraeni Agustian

Divisi THT-Komunitas
HENDARTO HENDARMIN
Dept/KSM Ilmu Kesehatan THT-KL
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung
2018

DKK Bandung, 16 Juli 2018


 Presbikusis adalah gangguan pendengaran saraf pada
usia lanjut, disebabkan oleh proses penuaan organ
pendengaran khususnya telinga dalam
 Umumnya mengenai kedua sisi telinga
 Secara global prevalensi presbikusis bervariasi,
diperkirakan 30-45 % usia >65 tahun
 WHO
 Tahun 2005 : 1.2 milyar orang berusia > 60.
Sekitar 60 % di negara berkembang.
 Tahun 2020 usia >80 tahun meningkat sampai 200 %.
 Survei Kes Indera Pendengaran tahun 1994 -1996 di 7
Propinsi prevalensi presbikusis sebesar 2.6 %

 Indonesia : tahun 2005 ; usia > 60 thn 19.9 juta (8.48 %)

 Jabar : tahun 2005 ; 1.04 juta

 Tahun 2025 jumlah tsb menjadi 4 x lipat dari tahun 1990,


merupakan jumlah tertinggi di dunia.

 Peningkatan usia harapan hidup dr 59.8 tahun (1990)


menjadi 71.7 % pada tahun 2020.
PRESBIKUSIS
(KETULIAN PADA USIA LANJUT)

 Gangguan pendengaran bersifat sensorineural,


mengenai kedua telinga, simetris, mulai pada nada tinggi

 Disebabkan proses degenerasi dalam kohlea-neural-


sentral

 Sering disertai keluhan telinga berdenging (tinitus)


AUDIOGRAM PADA BERBAGAI USIA
Tampak Bahwa Pendengaran Berkurang dengan Pertambahan Usia dan
Ketuliannya Terutama Pada Nada Tinggi
Dampak proses penuaan
 Kesehatan,

 Sos - ek.

 Malas berkomunikasi,

 Emosional,

 Mengisolasi diri
Prevalensi presbikusis yg tinggi + dampak presbikusis

perlu upaya penanggulangan:

 Promotif
 Preventif
 Kuratif
 Rehabilitatif
GEJALA
 Kemampuan mendengar berangsur kurang, kedua telinga.

 Telinga sakit bila lawan bicara memperkeras suara.

 Kesulitan memahami percakapan di lingkungan bising,

berkurangnya kemampuan membedakan (diskriminasi )

suku kata yang hampir mirip.

 Jika tidak dilakukan rehabilitasi pendengaran : kemampuan

untuk memahami percakapan makin terganggu.


GEJALA

 Berkurangnya kemampuan mendengar


 Berkurangnya kemampuan mengerti
percakapan
 Fisik dan emosional
Masalah fisik dan emosional penderita presbikusis antara lain;
 Terganggunya hubungan personal dengan keluarga
 Kompensasi tingkah laku akibat gangguan pendengaran
 Pemarah & mudah frustrasi
 Depresi
 Tingkah laku introvert
 Merasa kehilangan kontrol pada kehidupannya
 Paranoid
 Berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial
 Berkurangnya stabilitas emosi.
Variasi penyebab;

 Berubahnya seluruh organ pendengaran sesuai dengan proses


degeneratif
 Terpapar bising dalam waktu lama
 Perubahan sirkulasi darah di telinga, disebabkan penyakit
jantung, tekanan darah, diabetes.
 Efek samping dari pengobatan
 Usia berhubungan dengan gangguan pendengaran
 Genetik
Variasi faktor fisiologi;

 Degenerasi elastisitas gendang telinga


 Degenerasi otot pada telinga tengah dan arthritis pada tulang-tulang di
telinga tengah.
 Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar
 Degenerasi sel rambut di koklea
 Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran
 Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak
 Degenerasi jangka pendek dan auditory memory
 Menurunnya kecepatan proses pada central auditory cortex
 Tinnitus
HASIL PENELITIAN
PENDENGARAN PENSIUNAN
DI BANDUNG

 USIA 55-65 TAHUN:


 26% PRESBIKUSIS

 USIA LEBIH DARI 65 TAHUN


56% PRESBIKUSIS
DIAGNOSIS
 Anamnesis Penyakit

 Pemeriksaan otologi lengkap

 Untuk mengetahui penyebab gangguan pendengaran,


seperti cairan di telinga atau adanya serumen

 Standar tes audiologi harus termasuk :

 Timpanometri

 Audiometri Nada murni (AC & BC)

 Audiometri Tutur pada kondisi tenang dan bising.


AUDIOGRAM
GANGGUAN DENGAR
SENSORINEURAL (Saraf)

 Ambang BC meningkat
 Ambang AC meningkat
 Jarak BC-AC < atau =
10 dB
125 250 500 1000 2000 4000 8000
o
0
o
10
o
Audibility

20 z v f s th
30
p
h o o
g
HEARING LEVEL (dB HL)

ch
sh
40 j mdb l
n oar
o
ng
e i
50
u
60

70
Intelligibility

80
90

100
110
120

AUDIOGRAM OF FAMILIAR SOUNDS


FREQUENCY IN CYCLES PER SECOND (HZ)
125 250 500 1000 2000 4000 8000

10
Audibility

20 z v f s th
p
30 h
o g
HEARING LEVEL (dB HL)

40 o
j mdb l
ch
sh
n oar
50
ng
e i o
u
o
60

70 o
o
Intelligibility

80
90

100
110
120

AUDIOGRAM OF FAMILIAR SOUNDS


FREQUENCY IN CYCLES PER SECOND (HZ)
125 250 500 1000 2000 4000 8000

10 NORMAL HEARING
Audibility

20 z v f s th
p
30
MILD HEARING h
g LOSS
HEARING LEVEL (dB HL)

ch
40 j mdb l sh
n oar
MODERATE
ng
e i
50
u
60

70
NSNHL
80 SEVERE
90
NSMHL
100

MONHL
110 PROFOUND
120
MOMHL
AUDIOGRAM OF FAMILIAR SOUNDS
FREQUENCY IN CYCLES PER SECOND (HZ)
Timpanogram
Normal : Type A
Kemampuan Kemampuan
mengerti percakapan
mendengar

Mengapa Anda tidak merasakan ggn pendengaran,


Walaupun sebenarnya Anda mengalami ggn pendengaran ?

60 % energi percakapan berada di frekuensi rendah


60 % informasi percakapan ada di frekuensi tinggi

Bunyi pendengaran dan diskriminasi percakapan adalah dua


fenomena berbeda, yang tidak selalu berhub secara
langsung, khususnya tidak pada presbikusis
REHABILITASI
 Dengan alat bantu dengar ( ABD) yang sesuai kebutuhan.

 Tujuan pemasangan ABD : memperkeras ( amplifikasi)


bunyi yang ada disekitar penderita

 Kemajuan teknologi ABD memungkinkan pengguna ABD


mendapatkan amplifikasi yang tepat.

 Pengguna ABD adakalanya masih perlu bantuan membaca


ujaran bibir (lip reading) ; masalahnya penderita
presbikusis umumnya mengalami gangguan penglihatan.
JENIS ABD UNTUK PASIEN LANSIA
 Tingkat ringan dan sedang: jenis ABD “dalam telinga” atau
“dalam kanal telinga”

 Tingkat berat: jenis “belakang telinga”

 Karena adanya kesulitan akibat sempitnya jarak antara “mulai


mendengar” dan “mulai nyeri” (recruitment), memerlukan jenis
ABD yang mempunyai peak clipping (pc) atau automatic gain
control (agc)

 Pemakaian pada kedua telinga lebih baik daripada satu telinga

 Saat ini tipe yang digital sangat disenangi, namun tipe analog
yang jauh lebih murah juga dapat digunakan dengan hasil baik
MEMBIASAKAN PEMAKAIAN
ABD PADA LANSIA
 Sebaiknya telah dimulai setelah ada gangguan
komunikasi walaupun ketulian belum tingkat berat

 Fase adaptasi selama kurang lebih tiga bulan

 Memerlukan kesabaran pasien

 Memerlukan pengertian keluarga

 Pada keadaan bising volume perlu diturunkan


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai