Anda di halaman 1dari 27

Makalah motor bakar

DISUSUN OLEH :

Ade Hermawan (7001150042)


Okta Angga Pratama (7001150043)
Herdian Suhada (7001150039)
Yudi Septiyana (7001150073)
Asep Irfan (7001150040)
Agni Revian (7001150057)
Pengertian Kinematika

 Kinematika (dari bahasa Yunani κινεῖν, kinein = bergerak) adalah cabang dari
mekanika klasik yang menggambarkan gerak benda-benda (objek) dan sistem
(kelompok objek) tanpa mempertimbangkan gaya-gaya yang menyebabkan
gerak tersebut. Secara umum, benda dapat mengalami 2 jenis gerakan yaitu
gerakan linear dan gerakan rotasi. pada perkembangan selanjutnya, gerakan
linear dapat dikembangkan menjadi gerakan parabola.
Pengertian Mekanisme
 Mekanisme motor ruang bakar dalam adalah mengubah energi panas menjadi
energi mekanik/ gerak. Panas dihasilkan dari proses pembakaran di dalam
silinder, dimana udara dan bahan bakar dicampurkan supaya membentuk
campuran homogen lalu dengan adanya panas maka campuran tersebut akan
terbakar. Akibat dari proses pembakaran dalam silinder, maka panas akan
meningkat dan menghasilkan tekanan tinggi untuk menggerakkan piston yang
terhubung pada poros engkol dan kemudian diteruskan ke roda penggerak.
Proses hisap dan buang campuran bahan bakar diperlukan supaya terjadi
pembakaran yang berkesinambungan untuk menghasilkan tenaga gerak
selama yang dibutuhkan. Demikian adalah penjelasan sederhana tentang
mekanisme motor ruang bakar dalam. Titik posisi tertinggi piston dalam
silinder disebut Titik Mati Atas (TMA) dalam bahasa Inggris disebut dengan Top
Dead Center (TDC) dan titik posisi terendah piston dalam silinder disebut
dengan Titik Mati Bawah (TMB), bahasa Inggrisnya disebut Bottom Dead
Center (BDC). Jarak antara TMA dan TMB disebut sebagai langkah (stroke)
piston.
Macam-Macam Piston Dan Kelengkapannya
Piston adalah sebuah komponen dari mesin yang utama. Pada piston yang
bergerak terjadilah langkah hisap yang terjadi karena vakum pada
slinder,kompresi karene piston memampatkan udara, menerima tenaga yang
dihasilkan dari pembakaran untuk di diteruskan pada mekanisme kebatang piston
dan engkol, serta mendorong gas sisa untuk di buang menuju atmosfir. Macam –
macam piston itu sendiri sebagai berikut.
1. Split piston

Pada piston tipe ini terdapat alur dibagian luar yang segaris dengan lubang pin
piston. Biasanya alurnya berbentuk setengah bulat atau model U .
Slipper piston

 Piston tipe ini memiliki coakan pada bagian bawah badan piston. Adapun
tujuan pembuatan coakan ini adalah untuk memperendek langkah piston
sehingga dapat dihasilkan mesin dengan perbandingan kompresi yang tinggi
serta dengan ketinggian mesin yang lebih pendek
Authothermic piston
 Pada piston ini terdapat sebuah kawat baja yang berupa ring,yang mana kawat ini
berfungsi untuk menyerap panas pada bagian kepala piston,sehingga pemuaian yang
berlebihan pada piston dapat dihindari.
Oval piston
 Piston jenis ini memiliki bentuk oval,sehingga ketika mesin telah hidup dan panas
mesin sudah mulai mencapai suhu kerja,maka piston ini akan mengalami perubahan
sehingga menjadi bulat benar. Pembuatan bagian oval ini lah yang akan menyerap
panas di piston agar tidak terjadi pemuaian piston yang berlebihan sehingga piston
dapat terkancing atau menggesek dinding silinder blok.
Sedangkan dari sumber serupa untuk kelengkapan
piston adalah sebagai berikut.
 Ring piston/ ring kompresi
Ring piston berfungsi untuk menahan gas kompresi yang kemungkinan bocor melalui
celah piston dengan silinder teruama pada kondisi mesin dingin. Ring piston diletakan
pada ulir piston yang terdapat pada luar piston. Biasanya terdapat 3 ring pada piston,
yang pertama dan kedua ring kompresi untuk menahan gas di atas piston tidak masuk ke
bawah piston. Untuk ring yang ke 3 adalah ring oli yang berfungsi untuk memberikan
pelumasan pada piston,dinding silinder dan pin torak.
Pin Piston
 Pin piston berfungsi untuk mengikat torak pada batang torak. Pin torak berbentuk
silinder untuk efisiensi agar ringan,jika dibuat pejal maka beban torak akan
bertambah. Pin toral di kunci pada torak dengan menggunakan ring C.
Batang Piston
 Batang piston Batang piston berfungsi untuk meneruskan tenaga yang di peroleh dari piston
untuk diteruskan pada poros engkol yang akan di merubah gerak bolak balik piston menjadi
gerak putar pada engkol.
Mekanisme Poros Engkol
 Poros engkol bekerja secara berputar dibagian bawah blok silinder dan dihubungkan dengan torak
melalui batang torak. Gerakan naik turun torak dipindahkan ke poros engkol melalui batang torak
yang dipasang pada bantalan jalan poros engkol. Hal ini adalah suatu cara kerja gabungan batang
torak dengan poros engkol sehingga gerakan naik turun piston dapat dirubah menjadi gerak putar
pada poros engkol. Bobot pengimbang dapat juga dipasang dengan membautkannya pada poros
engkol. Aksi yang berlawanan ini juga akan meredam getaran mesin.
 Poros engkol dipasang pada blok dengan jaminan tutup bantalan utama dan berputar didalam
bantalan sisipan yang dipasang pada bantalan utama maupun pada tutupnya. Pelumasan pada
bantalan poros engkol adalah dari tekanan pelumasan dari sistem pelumasan mesin. Salah satu
ujung dari poros engkol dipasangkan roda penerus dan ujung lainnya dipasang roda gigi penggerak
poros hubungan.
Pada umumnya pabrik pembuat memproduksi poros engkol dengan menggunakan salah satu dari teknik
berikut ini :
 Casting
Cara casting adalah yang paling banyak digunakan pabrik pembuat kenderaan.
 Forging atau Billet machine.
Cara forging adalah memberi panas pada bagian dari baja, dikerjakan dengan temperatur dan
pengerasan atau dipres pada poros dalam bentuk yang diinginkan. Proses ini utamanya
digunakan pada kemampuan dan kekuatan yang tinggi.
Poros Engkol Bille
 Dibuat dengan proses machining pada billet baja yang padat. Desain ini untuk
kebutuhan poros engkol yang sangat kuat.
 Pabrik pembuat poros engkol mengerjakan bantalan utama maupun bantalan jalan
dengan ketelitian yang tinggi. Bantalan-bantalan di finishing dengan alat penghalus
yang sangat halus. Finishing penghalusan permukaan sangat dibutuhkan untuk
menjamin agar dapat mengurangi gesekan antara bantalan yang bergesekan
(bearing dan journal). Fillet atau radius dibuat pada seluruh sisi bantalan duduk
maupun bantalan jalan untuk membuat poros engkol lebih kuat dan mencegah
keretakan.
 Antara bantalan duduk dan bantalan jalan dibuat berhimpitan yang tujuannya juga
untuk membuat poros engkol lebih kuat.
Kerusakan pada Poros Engkol :

 Poros engkol aus akibatnya:suara mesin berisik dari arah krug as,mesin cepat
panas. Perbaikannya:ganti krug as
 Pen krug as aus akibatnya:suara motor berisik,mesin bisa macet.
Perbaikannya:ganti pen krug as
 Lahger krug as aus akibatnya:suara mesin berisik,mesin macet Perbaikannya:ganti
lahger krug as
 Seal krug as aus/rusak akibatnya:bocor kompresi ckarter Perbaikannya:ganti seal
krug as Lubang spi generator aus akibatnya:generator berputar tidak normal
Perbaikannya:lubang spi di las dan di bubut.
 Drat ulir rotor rusak akibatnya generator kendor,motor hidup tidak normal
Perbaikannya:perbaiki drat di tukang las/bubut.
Bantalan duduk dan bantalan jalan berhimpitan

 Pada mesin 4 langkah dengan jumlah silinder banyak, terlepas dari berapa banyak
silinder yang ada, masing-masing torak akan menyelesaikan secara utuh 4 kali
langkah dalam 720 derajat poros engkol berputar. Untuk operasional mesin yang
lebih halus adalah tergantung dari interval derajat kerja dari setiap torak pada
poros engkol.
Oleh karena itu, derajat kerja pada poros engkol seperti diterangkan diatas adalah
720 derajat dibagi dengan jumlah silinder.
Untuk mesin dengan jumlah silinder 4 maka derajat kerjanya adalah 720 derajat dibagi 4
= 180 derajat diantara bantalan jalan poros engkol.
Untuk mesin dengan jumlah silinder 6 maka derajat kerjanya adalah 720 derajat dibagi 6
= 120 derajat diantara bantalan jalan poros engkol.
Untuk mesin dengan jumlah silinder 8 maka derajat kerjanya adalah 720 derajat dibagi 8
= 90 derajat diantara bantalan jalan poros engkol.
Pengertian Pelumas
 Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda
bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari
90% minyak dasar dan 10% zat tambahan.
 Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi keausan
sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan
logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang
terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas
yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang. Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga
berfungsi sebagai penghantar panas.
 Teknik pelumasan adalah suatu cara untuk memperkecil gesekan dan keausan dengan
menempatkan suatu lapisan tipis (film) fluida diantara permukan-permukaan yang
bergesekan. Sementara pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau
disisipkan diantara dua permukaan yang bergerak secara relatife agar dapat mengurangi
gesekan antar permukaan tersebut. Teknik pelumasan ini sangat dibutuhkan dalam suatu
industri terutama dalam dunia permesinan yang sangat banyak terjadinya gesekan antara
komponen-komponen mesin dan banyaknya komponen mesin yang harus dijaga kondisinya
agar umur dari suatu komponen mesin tersebut lebih panjang dalam pemakaiannya. Misalnya
dalam gerakan berputar pada bantalan luncur, poros atau jurnal yang beroksilasi pada
bantalan, gabungan dari gerakan menggelinding atau luncuran pada gigi-gigi roda gigi yang
berpasangan, gerakan luncuran pada piston terhadap silindernya dan yang lain yang
kesemuanya itu memerlukan pelumasan.
Jenis-jenis Pelumasan

Pelumasan Hidrodinamis

Pada pelumasan dengan tipe hidrodinamis (Hydrodynamic Lubrication) permukaan


yang bergesekan atau yang bersinggungan baik yang bergerak meluncur atau pun
menggelinding, dipisahkan oleh pelumas secara sempurna. Dimana tekanan pada
lapisan tipis pelumas dibangkitkan oleh gerakan relatif oleh kedua permukaan itu
sendiri. Salah satu contoh penggunaan pelumasan dengan tipe hidrodinamis adalah
gerakan rotasi yang terjadi pada bantalan luncur (journal bearing).
Pelumasan Hidrostatis

 Pada pelumasan hidrostatis ini menggunakan pompa tekanan tinggi yang akan
menekan minyak pelumas ke bagian-bagian yang bergerak. Pelumasan jenis ini tidak
memerlukan gerakan relatif dan biasanya digunakan pada mesin-mesin yang bagian-
bagian bergeraknya terlalu berat seperti turbin yang berkapasitas besar tidak
dimungkinkan lagi terjadinya pelumasan hidrodinamis pada saat start, sementara tipe
pelumasan lainnya tidak dihendaki terjadi. Untuk ini diperlukan tekanan yang besar
terjadi pada lapisan tipis minyak pelumas di antara poros dan bantalan misalnya.
Tekanan demikian dapat diperoleh dengan menggunakan pompa tekanan tinggi yang
akan menekan minyak pelumas ke bagian-bagian yang bergesek, bukann sekedar
pompa tekanan rendah yang berfungsi hanya sebagai pendistribusi atau pensirkulasi
minyak pelumas. Pelumasan hidrostatis disebut juga pelumasan tekanan luar karena
tekanan yang timbul diakibatkan pengaruh kerja dari luar sistem. Setelah poros
berputar dengan kecepatan tinggi biasanya pompa tekanan tinggi yang digunakan
dapat dihentikan sementara pompa tekanan rendah sebagai pensuplai minyak
pelumas terus difungsikan.
Pelumasan Elastohidrodinamis (Elastohydrodynamic
Lubrication)

 Pelumasan jenis ini dipakai jika kontak bidang antara kedua permukaan yang
bergerak sangat kecil seperti kontak titik atau kontak garis sehingga akan timbul
tekanan yang demikian besar pada lapisan tipis minyak pelumas yang membatasi
permukaan-permukaan tersebut. Pelumasan dengan tipe seperti ini dapat
ditemukan pada bantalan gelinding meskipun pelumasan hidrodinamis dapat juga
dilakukan.
Pelumasan Bidang Batas (Boundary Lubrication)

 Pelumasan bidang batas ini terjadi karena tidak dimungkinkannya membentuk


lapisan tipis minyak pelumas yang sempurna karena beban yang terlalu besar,
penurunan kecepatan dari permukaan yang bergerak, pengurangan jumlah
pelumas yang dimasukkan ke dalam bantalan dan kenaikan suhu pelumas. Pada
keadaan ini lapisan tipis yang terjadi hanya dalam ketebalan beberapa ukuran
molekul saja. Pelumasan ini sering terjadi ketika mesin dihidupkan dan terus
berlanjut hingga menjelang mesin mencapai kecepatan operasionalnya. Lapisan
yang terbentuk dalam pelumasan jenis ini sangat rumit untuk dijelaskan yang
jelas, ketebalan lapisan tersebut hanya beberapa molekul. Lapisan ini bahkan
tidak terbentuk dari oli pelumas, melainkan berupa kotoran, oksida logam, dan
gas dari udara.
Pelumasan Padat (Solid Lubrication)
 Pelumasan padat dapat dipahami misalnya pada sebuah contoh, misalnya debu
pasir dan kerikil pada permukaan jalan dapat menyebabkan kendaraan tergelincir
karena debu, pasir dan kerikil mengurangi gesekan antara ban dan permukaan
jalan. Teknisnya, debu, pasir dan kerikil tersebut bertindak sebagai pelumas,
namun tentu saja tidak ada yang merekomendasikan debu, pasir dan kerikil sebagai
pelumas padat pada elemen mesin. Jadi pelumasan padat (Solid Lubrication) dapat
diartikan seperti sebuah sistem pelumasan dimana diantara permukaan kontak
saling melumasi sendiri oleh bahan padat yang dilapisi dan kadang menyatu pada
elemen tersebut. Misalnya bahan inorganik tertentu seperti grafit dan molybdenum
disulfida, memiliki sifat mampu membentuk lapisan tipis pada permukaan logam
yang bergeser dengan mudah dan menahan penetrasi oleh permukaan-permukaan
yang bergesekan.
Pelumasan Tekanan Ekstrim

 Di bawah pengaruh kondisi kerja yang paling hebat, seperti pada pemotongan logam
atau roda gigi yang mengalami beban kejut, adiktif tekanan ekstrim digunakan.
Tekanan adiktif ekstrim ini merupakan senyawa minyak yang dapat larut dan
biasanya mengandung zat belerang, chlorin atau fosfor yang bereaksi denga
permukaan bantalan pada temperatur tinggi yang timbul dimana lapisan tipis minyak
pelumas pecah, membentuk zat lapisan tipis yang titik cairnya tinggi antara
permukaan-permukaan yang berkontak. Pada proses pelumasan tekanan ekstrim
sedikit keausan tak dapat dielakkan antara permukaan yang bergerak tapi boleh jadi
sangat kecil dan hampir berakhir bagi permukaan yang bergerak relatif.
Sifat Pelumasan

 Karakterisik Penting Untuk Pelumas Cair .Beberapa sifat penting yang sangat
dibutuhkan agar minyak lumasi dapat berfungsi dengan baik adalah .
 Low volatility atau tidak mudah menguap, terutama pada kondisi operasi. Volatilitas
suatu minyak lumas penting sekali dalam pemilihan jenis pelumas dasar sesuai
dengan pemakaian. Sifat ini tidak dapat diperbaiki dengan penambahan aditif.
 Fluiditas atau sifat mengalir dalam daerah suhu operasi. Karakterisitik aliran
dipengaruhi sebagian besar oleh minyak dasar. Fluiditas dapat diperbaiki dengan
aditif > Pour point depressants untuk memperbaiki aliran pada suhu, viscosity
modifiers untuk memperbaiki aliran pada suhu tinggi.
 Stabilitas selama periode pemakaian. Sebagian sifat ini ditentukan oleh sifat minyak
dasar, namun terutama ditentukan oleh aditif yang memperbaiki stabilitas..
Stabilitas pelumas sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan seperti temperatur,
potensial oksidasi dan kontaminasi dengan air, fraksi bahan bahan yang tak terbakar,
dan asam-asam korosif. membatasi umur pelumas. Aditif sangat berperan menaikkan
kinerja dan umur pelumas.
 Kompatibilitas atau kecocokan dengan bahan lain dalam sistim. Kompatibilitas
pelumas dengan seals, bearings, clutch plates dll., sebagian ditentukan oleh sifat
minyak dasar. Namun aditif juga dapat memiliki pengaruh besar memperbaiki sifat
ini.
Klasifikasi Kekentalan Minyak Pelumas
Menurut SAE (Society of American Engineers)

 Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan, yaitu pelumas dengan


kekentalan tunggal (single grade) dan kekentalan ganda (multi grade). Single
grade ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE
90, dll. Sedangkan multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE
10W-30, SAE 20W-50, dll. Pelumas single grade hanya memiliki satu tingkat
kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang yang relatif sempit atau
kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah
pelumas multi grade, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan
temperatur. Contohnya pelumas SAE 10W-30. Huruf W menunjukkan bahwa
bila pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan
bersifat seperti pelumas SAE 10. Sementara angka 30 menunjukkan bahwa
pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat seperti SAE 30.
Klasifikasi SAE untuk oli motor
Nomor kekentalan Daerah Kekentalan
SAE
0 oF atau – 17,8 oC 210 oF atau 98,9 Oc

Min Max Min Max

5W - 1.300 cSt - -

10 W 1.300 cSt 2.600 cSt - -

20 W 2.600 cst 10.500 cSt - -

20 - - 5,7 cSt 9,6 cSt

30 - - 9,6 cSt 12,9 cSt

40 - - 12,9 cSt 16,8 cSt

50 - - 15,8 cSt 22,7 cSt


Klasifikasi SAE untuk oli transmisi
Nomor kekentalan SAE Temperatur maksimum Visikositas 166.000 cSt Visikositas pada 210oF

Min Max

Of oC CSt cSt

75 W -40 -40 4,2 -

80 W -15 -26,1 7,0 -

85 W 10 -12,2 11,0 -

90 - - 14,0 25

140 - - 25,0 43

250 - - 43,0 -
Kesimpulan

Kinematika adalah cabang dari mekanika klasik yang menggambarkan gerak


benda-benda (objek) dan sistem (kelompok objek) tanpa mempertimbangkan
gaya-gaya yang menyebabkan gerak tersebut.
Mekanisme motor ruang bakar dalam, mengubah energi panas menjadi energi
mekanik/ gerak. Panas dihasilkan dari proses pembakaran di dalam silinder,
dimana udara dan bahan bakar dicampurkan supaya membentuk campuran
homogen lalu dengan adanya panas maka campuran tersebut akan terbakar

Anda mungkin juga menyukai