Anda di halaman 1dari 24

OM SWASTYASTU

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN DEMENSIA


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR SELATAN

Oleh :
Ni Kadek Sukraeni Pebreyanti

P R O G R A M S T U D I D I I I K E P E R AWATA N
STIKES BALI
2018
OUTLINE

• Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Umum, Tujuan Khusus.


BAB I

• Konsep dasar Menua, Tinjauan Teori Demensia, Tinjauan Teori Asuhan


BAB II Keperawatan Demensia.

• Desain Studi Kasus, Batasan Istilah, Partisipan, Lokasi dan Waktu Studi
Kasus, Pengumpulan Data, Uji Keabsahan, Analisa Data, Etika Studi
BAB III Kasus.

• Hasil dan Pembahasan


BAB IV

BAB V
• Kesimpulan dan Sarann
BAB I

Menurut World Health


A. Latar Belakang Organization, (2015) Lansia >
60th artinya seseorang sudah
memasuki tahap akhir dari fase
kehidupan.

Menurut Nugroho,
(2016) Menua atau
menjadi tua adalah
suatu proses sepanjang
hidup.
Pravelensi lansia di Indonesia menurut
data BPS (2010) mencapai 18,1 juta
jiwa atau 7,6% dari jumlah penduduk.

Lansia di bali pada tahun 2012


mengalami peningkatan sebesar
13,73% dari tahun sebelumnya yaitu
mencapai 568.140 jiwa (Dinkes
Provinsi Bali, 2012).
Lanjutan

 Permasalahan yang sering terjadi pada lansia sangat


kompleks seperti gangguan fungsi fisik, psikologi, sosial
dan spiritual. Gangguan psikologi ini menyebakan
berbagai masalah seprti perubahan emosi dan fungsi
intelektual menurun. Penurunan fungsi intelektual ini
sering disebut dengan demensia.

• Penyakit ini merupakan penyebab


kematian ke-4. Pada tahun 2010
sebanyak 35,6 juta orang di dunia
yang menderita demensia.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan gerontik dengan Demensia di
Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Selatan.

C. Tujuan D. Manfaat

Umum Teoritis

Khusus Praktis
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Konsep Dasar Menua

Pengertian Faktor-faktor Permasalahan

Cara Menjaga
Perubahan
Klasifikasi Kesehatan
Yang Muncul
lansia

Teori Tipe-tipe
B. Tinjauan Teori Demensia

Pengertian Klasifikasi

Pemeriksaan
Patofisiologi Diagnostik

1. Etiologi
2. Proses Terjadi
3. Manifestasi klinis
4. Komplikasi
C. Tinjauan Teori Asuhan Keperawatan Demensia
1. Desain Studi kasus
Metode studi kasus

2. Batasan istilah
Lansia >60th
Demensia adalah penurunan fungsi intelektual

3. Partisipan
BAB III
Lansia dengan diagnosa medis Demensia
METODE
STUDI
KASUS 4. Lokasi dan waktu studi kasus
Lokasi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Selatan, waktu yang digunakan sejak pertama kali
kunjungan ke rumah klien hingga samapi
penelitian selesai dilakuan

5. Pengumpulan Data
• Wawancara
• Observasi dan pemeriksaan fisik
• Studi dokumentasi
• Angket
6. Uji Keabsahan
Menggunakan triangulasi dari tiga sumber data
utama yaitu klien, keluarga, dan perawat yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Lanjutan 7. Analisa Data


Membandingkan fakta dengan teori yang ada dan
selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan

8. Etika Studi Kasus


• Information Sheet
• Informed Coonsent
• Amonimity
• Confidentiality
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN

No IDENTITAS KLIEN 1 KLIEN 2


KLIEN

1. Nama Tn. IB Tn. L


2. Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
3. Umur 72th 80th
4. Agama Hindu Hindu
5. Pendidikan SMP SD
6. Pekerjaan Pensiunan Tidak bekerja
7. Status Perkawinan Menikah Menikah
8. Suku/Bangsa Bali/Indonesia Bali/Indonesia
9. Alamat Jl. Danau Beratan Jl. Tukad Yeh Aye
10. No.Telepon xxx xxx
11. Dx Medis Demensia Demensia
Diagnosa keperawatan
Klien 1

Data Problem Etiologi


Data Subyektif: Gangguan Etiologi
Istri klien mengatakan bahwa klien proses pikir Berhubungan dengan degenerasi
sering curiga terhadap orang yang neuronal
bertamu ke rumahnya
Istri klien mengatakan klien mulai Tanda dan Gejala
pikun sejak 2 tahun yang lalu Istri klien mengatakan bahwa klien
Istri klien mengatakan klien melupakan sering curiga terhadap orang yang
tempat tinggalnya, dan orang baru. bertamu ke rumahnya, Istri klien
Data Obyektif: mengatakan klien mulai pikun sejak 2
klien terlihat bingung saat menjawab tahun yang lalu, Istri klien mengatakan
pertanyaan yang yang sudah dilupakan, klien mudah melupakan tempat
TTV: tinggalnya, dan orang baru yang dikenal,
TD:130/80mmHg, S: 36’20C klien terlihat bingung saat menjawab
N: 82x/mnt, RR: 16x/mnt pertanyaan yang sudah dilupakan, TTV:
TD:130/80mmHg, S: 36’20C
N: 82x/mnt, RR: 16x/mnt
Data subyektif: Hambatan Etiologi
istri klien mengatakan bahwa klien sering komunikasi verbal Berhubungan dengan gangguan
bertanya tentang hal yang sama pendengaran
istri klien mengatakan bahwa klien mengalami
penurunan fungsi dengar sejak 6 bulan yang Tanda dan Gejala
lalu istri klien mengatakan bahwa klien sering
Data Obyektif: bertanya tentang hal yang sama, istri klien
kata-kata yang dikeluarkan klien terdengar mengatakan bahwa klien mengalami
kurang jelas penurunan fungsi dengar sejak 6 bulan
yang lalu, kata-kata yang dikeluarkan
klien terdengar kurang jelas

Data Subyektif: Kurang pengetahuan Etiologi


istri klien mengatakan bingung terhadap Berhubungan dengan kurang informasi
penyakit klien
istri klien mengatakan kurang mengetahui Tanda dan Gejala
tentang penyakit klien istri klien mengatakan bingung terhadap
istri klien mengatakan tidak mengetahui penyakit klien, istri klien mengatakan
penyebab dan cara perawatan klien di rumah kurang mengetahui tentang penyakit
Data Obyektif: klien, istri klien mengatakan tidak
istri klien tampak bertanya-tanya terhadap mengetahui penyebab dan cara perawatan
kondisi kliena klien di rumah, istri klien tampak
bertanya-tanya terhadap kondisi klien.
Klien 2
Data Etiologi kesimpulan
Data Subyektif: Gangguan proses pikir Etiologi
Keluarga mengatakan klien sering Berhubungan dengan degenerasi neuronal
merasa bingung tentang
keberadaanya Tanda dan Gejala
Kelurga klien sering menceritakan Keluarga mengatakan klien sering merasa
masa lalu yang sama secara bingung tentang keberadaanya, kelurga klien
berulang-ulang sering menceritakan masa lalu yang sama
Keluarga klien mengatakan secara berulang-ulang, keluarga klien
tingkah laku klien menjadi mengatakan tingkah laku klien menjadi
berubah klien sering merasa berubah klien sering merasa bingung tentang
bingung tentang keberadaannya lupa nama keluarga, klien
keberadaannylupa nama keluarga terlihat bingung saat ditanya tentang
Data Obyektif: keberadaannya, TTV: TD:130/80mmHg, S:
Klien terlihat bingung saat ditanya 36’20C, N: 82x/mnt, RR: 16x/mnt
tentang keberadaannya
TTV:
TD:130/80mmHgS: 36’20C
N: 82x/mnt
RR: 16x/mnt
Data Subyektif: Kurang pengetahuan Etiologi
Keluarga klien mengatakan Berhubungan dengan kurang informasi
bingung terhadap penyakit klien
Keluarga klien mengatakan Tanda dan Gejala
kurang mengetahui tentang Keluarga klien mengatakan bingung terhadap
penyakit klien penyakit klien,
Keluarga klien mengatakan tidak keluarga klien mengatakan kurang mengetahui
mengetahui penyebab dan cara tentang penyakit klien,
perawatan klien di rumah keluarga klien mengatakan tidak mengetahui
penyebab dan cara perawatan klien di rumah,
Data Obyektif: keluarga klien tampak bertanya-tanya terhadap
Keluarga klien tampak bertanya- kondisi klien
tanya terhadap kondisi klien
Data Subyektif: Risiko jatuh Etiologi
Keluarga klien mengatakan klien Berhubungan dengan kerusakan sensori dan
sering pergi keluar rumah sendiri motorik
tanpa tujuan
Keluarga klien mengatakan Tanda dan Gejala
pernah memanjat jendela untuk Keluarga klien mengatakan klien sering pergi
keluar kamar karena bingung keluar rumah sendiri tanpa tujuan, Keluarga
membedakan pintu dan jendela klien mengatakan pernah memanjat jendela
untuk keluar kamar karena bingung
Data obyektif: membedakan pintu dan jendela, klien sudah
Klien sudah berumur 80th berumur 80th.
Pembahasan

TANDA DAN
GEJALA

PENGKAJIAN

 Kesenjangan: keluhan lain yang muncul


pada kedua klien yang tidak terdapat pada
teori adalah keluarga klien mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakit klien baik
pengertian, etiologi, tanda dan gejala serta
cara perawatan klien
Diagnosa keperawatan

 Kesenjangan: Diagnosa yang muncul pada klien Tn.IB dan Tn.L yang tidak
terdapat pada teori adalah kurang pengetahuan. Dibuktikan dalam tinjaun
teori menurut (Notoatmojo, 2014) Orang-orang yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas jika dibandingkan dengan orang-orang
yang memiliki pendidikan yang lebih rendah. Jadi jika dilihat dari
pendidikan klien 1 pendidikan terakhirnya yaitu SMP dan klien 2
pendidikan terakhirnya yaitu SD. klien 1 dan klien 2 juga jarang
mengunjungi Puskesmas.
Perencanaan dan pelaksanaan

 Perencanaan yang terdapat pada teori tidak semua


dapat disusun pada intervensi karena melihat dari
keadaan klien dan kemampuan perawat memberikan
asuhan keperawatan pada klien Tn.IB dan Tn.L
 Semua intervensi yang disusun pada perencanaan
dapat dilakukan baik pada klien Tn.IB dan Tn.L
Evaluasi

Klien Tn.L :
Klien Tn.IB : Tujuan yang disusun
pada diagnosa 2 dan 3
Semua tujuan yang
tercapai masalah
disusun pada ketiga
teratasi sedangkan
diagnosa tercapai
pada diagnosa 1 belum
sehingga masalah
teratasi karena
teratasi.
terdapat 1 kriteria hasil
yang belum tercapai.
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN

KESIMPULAN Puskesmas :
Institusi :
Agar dapat meningkatkan Diharapkan hasil
mutu pelayanan kesehatan penelitian ini dapat
dalam asuhan keperawatan dijadikan bacaan
gerontik dengan kasus ilmiah serta
Demensia maupun dengan menjadi pedoman
kasus-kasus yang lainnya untuk daftar
pustaka.
SARAN

Penulis:
Klien dan keluarga : penulis dapat
Keluarga dapat menggunakan pengalaman
melanjutkan dan ilmunya dalam
perawatan pada klien melaksanakan asuhan
yang mengalami keperawatan pada lansia
Demensia di rumah. dengan Demensia sehingga
asuhan yang diberikan
semakin bagus.
OM SANTIH SANTIH SANTIH
OM

Anda mungkin juga menyukai