KELOMPOK IV
•MOH ARAFA PAMUNGKAS
•RIDHA ILAHI
•MIRNAWATI
BAHAN BAKU PEMBUATAN GULA
TEBU
GULA
NIRA
TEBU NIRA
Komposisi bahan yang terkandung dalam tebu dan Nira dapat dilihat pada
tabel
Komponen (%) Tebu Nira
Air (%) 69 – 75 75 – 88
Sukrosa (%) 8 – 16 10 – 21
Serat (%) 10 – 16 -
Tujuan dari proses pemurnian adalah menghilangkan sebanyak mungkin kotoran yang
terdapat dalam nira mentah dengan tetap mempertahankan agar sukrosa maupun gula
reduksinya tidak mengalami kerusakan. Stasiun ini bertujuan untuk mendapatkan nira
murni dengan kadar gula semaksimal mungkin dan untuk menghilangkan zat-zat atau
bahan organik yang terbawa oleh nira mentah sehingga diperoleh gula yang berkualitas
tinggi.
Hasil dari proses pemurnian adalah “nira jernih” (clear juice). Langkah
selanjutnya dalam proses pengolahan gula adalah proses penguapan. Tujuan dari
proses penguapan ini adalah untuk menguapkan kandungan air dalam nira encer
dengan kadar 14 brix sehingga didapatkan nira kental dengan kadar 65 - 70 brix.
Penguapan pada nira encer ini diharapkan dapat menghilangkan 80% kandungan
air yang ada.
Stasiun ini bertujuan untuk memasak nira kental yang telah dikentalkan pada
stasiun penguapan. Nira kental mempunyai kepekatan sekitar 65-70oC Brix,
selanjutnya perlu dimasak agar terjadi pengkristalan dan mengubah sukrosa yang
berbentuk larutan nira menjadi kristal gula dan kemurnian yang diinginkan.
Pada unit putaran terjadi proses pemisahan kristal gula dari larutannya (stroop) atau
dengan tujuan untuk memisahkan kristal gula dari larutan sirup (Stroop dan Klare)
dengan cara penyaringan sentrifugal berdasar perbedaan berat jenis/massa jenis. Secara
umum, putaran terdiri dari dinding yang berupa saringan dan dihubungkan dengan
sumbu yang berputar, sehingga ketika sumbu berputar dan terdapat masakan larutan
gula didalamnya, maka larutannya akan terlempar kesamping karena gaya sentrifugasi.
Kristal gula yang memiliki diameter lebih besar daripada diameter lubang saringan akan
tertahan, sedangkan larutan sirup akan melewati saringan, sehingga akan diperoleh
kristal gula yang menempel pada saringan.
Gula SHS yang dihasilkan dari stasiun putaran menuju ke talang goyang dan masuk ke
pengering dengan menggunakan pemanas / heater elemen listrik kemudian masuk ke
elevator, setelah dari elevator masuk ke saringan getar untuk diperoleh ketiga jenis kristal
gula yaitu : kasar, sedang dan halus.
Kristal gula kasar dan halus dimasak kembali ke stasiun masakan dengan cara dicairkan
kembali dan dikristalkan ulang sedangkan kristal gula yang berukuran sedang sebagai
produk yang kemudian dikemas di stasiun pembungkusan yang sebelumnya terlebih dahulu
diangkut oleh belt konveyor menuju silo yaitu bak penampungan gula yang berukuran besar.
Setelah itu gula masuk ke stasiun pembungkusan yang akan ditimbang secara otomatis
menggunakan sistem penutup dan pembuka katup pneumatik setelah mencapai sensor berat
50 Kg. Selain ditimbang menggunakan timbangan otomatis gula selanjutnya ditimbang
secara manual menggunakan alat ukur berat digital guna memperoleh berat yang ideal 50
Kg, meskipun ada kompensasi kurang lebih 0,1% pada masing masing saknya. Semua
proses ini mulai dari penimbangan, penjahitan sak dan proses pengangkutan kemasan gula
tersebut menggunakan belt konveyor kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan gula
Proses Pembuatan Gula dengan Metode DRK (Defekasi – Remelt – Karbonatasi)
Penimbangan Mixing
Asam
T= 105oC
Phosphat
n= 300 rpm
Pencacahan Susu
Kapur Pemanasan
Nira Kotor
Pengendapan
L= <10 cm Blotong
Nira Jernih 14 Brix
Preheater
Pembebasan
logam
logam
Exhaust
Evaporasi I steam
turbine
Air
Penggilingan bagasse
Imbibisi
Evaporasi II-iV
Nira
Mentah Steam
Bekas
Evaporasi V Kondensor
Kondensat
oBe= 29-30
Kristalisasi
Massecuite
Exhaust
Sentrifugasi
Mollase gas boiler
Remelt Karbonatasi
residu
<100 ICUMSA Gula pasir
TERIMA KASIH