Anda di halaman 1dari 37

Kelompok 2

1
Penilaian Tumbuh Kembang
Neonatus – Balita - Anak

2
Pertumbuhan fisik
dasarnya :

• Pengukuran dengan alat baku/standar


• Berkala, tepat dan akurat
• Menilai kecepatan tumbuh (rate of growth)

3
Pertumbuhan fisik
dilakukan dengan ukuran antropometrik
• Berat badan (BB)
• Tinggi badan (TB)
• Lingkar kepala (LK)
• Tebal Lipatan Kulit (TLK)
• Lingkar lengan atas (LLA)
• Proporsi tubuh/perawakan

4
Pertumbuhan fisik
ukuran antropometrik : Berat Badan
 paling sederhana,mudah diukur,dan diulang.
 ukuran terpenting  indikator saat itu, sangat sensitif terhadap
perubahan sedikit saja seperti sakit dan pola makan
 pelaksanaan, pengukuran obyektif dan dapat diulangi dengan
timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak
memerlukan waktu lama.
 Dipengaruhi: bengkak (udem), pembesaran organ (organomegali),
hidrosefalus, dan sebagainya tidak dapat digunakan untuk
menilai
 status nutrisi  memerlukan data umur, jenis kelamin, dan acuan
standar.
5
Pertumbuhan fisik
ukuran antropometrik : Tinggi Badan
• Parameter terpenting kedua
• Dikaitkan dengan hasil pengukuran BB  status nutrisi dan pertumbuhan
fisik anak
• indikator proses pertumbuhan yang berlangsung kronis, dan berguna untuk
mendeteksi gangguan pertumbuhan fisik di masa lampau.
• Bersifat obyektif, dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah
dibawa.
• memerlukan informasi seperti umur yang tepat, jenis kelamin dan standar
baku yang diacu

6
Pertumbuhan fisik
ukuran antropometrik : Lingkar Kepala
• Menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi
volume dalam kepala.
• dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan.
• Pengukuran rutin kemungkinan penyebab lain yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan otak.
• Mikrosefali  kelainan retardasi mental.
• Makrosefal  gangguan pada sirkulasi cairan otak
(liquor cerebrospinal)

7
Pertumbuhan fisik
ukuran antropometrik : Lingkar Lengan Atas

• jaringan lemak di bawah kulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh
oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan (BB).
• LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang
pada anak kelompok umur prasekolah (1-5 tahun)

Interpretasi hasil :
• 1.LLA (cm): < 12.5 cm = gizi buruk (merah), 12.5 –13.5 cm = gizi kurang
(kuning), >13.5 cm = gizi baik (hijau).
• 2.Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB:
<75% = gizi buruk, 75-80% = gizi kurang, 80 -85% = borderline, dan >85%
= gizi baik (normal)

8
Pertumbuhan fisik
ukuran antropometrik : Tebal Lipatan Kulit (TLK)
• Cerminan jaringan lemak dibawah kulit yang lebih spesifik, 50% lemak tubuh berada
di jaringan subkutis
• Hasilnya dibandingkan dengan standar  status gizi dan cadangan energi.
• dikaitkan dengan indeks BB/TB masalah nutrisi yang kronik baik defisiensi atau
berlebihan
• Pengukuran dilakukan dengan mencubit kulit sampai terpisah dari otot dasarnya,
ditarik menjauhi tubuh kemudian menempatkan kaliper diantara cubitan kulit
tersebut.
• Hasil pengukuran dinyatakan dalam millimeter yang kemudian hasil penjumlahan
beberapa regio tersebut

9
Pertumbuhan fisik
ukuran antropometrik : Proporsi tubuh / Perawakan

Perawakan tinggi? Perawakan pendek?

10
Indeks pertumbuhan lain
• Usia tulang (Bone Age)
• Status pubertas  Tanner scale
• Perkembangan gigi
• Pertumbuhan intrauterine  ultrasonografi

11
Baku standar pertumbuhan
neonatus: Ballard Score

12
Baku standar pertumbuhan
neonatus: Ballard Score

13
perkembangan
1.motorik kasar
2.motorik halus
3.psikososial
4.bahasa

14
perkembangan
1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
2. Denver Developmental Screening Test (DDST II)
3. Parent Evaluation Developmental Screening (PEDS)
4. Test daya dengar
5. Test daya lihat
6. Checklist autism for toddler (CHAT)
7. Test Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktfitas
(GPPH)

15
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

• Tentukan umur anak (dalam bulan). Jumlah hari lebih dari 16, maka
dibulatkan 1 bulan.

• Tentukan formulir KPSP sesuai usia. (formulir ada dalam lampiran)


• 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan

• Jika usia anak berada diantara 2 usia formulir KPSP, gunakan


formulir dengan usia di bawahnya. Misal: usia 7 bulan, maka
gunakan KPSP usia 6 bulan.

16
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

• KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan:


• Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak.
• Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas

• Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.


• Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau
TIDAK.

17
Interpretasi Hasil KPSP

• Hitung jawaban Ya  bisa/ sering/ kadang-kadang


• Hitung jawaban Tidak  belum pernah /tidak pernah

• Bila jawaban YA = 9-10


 sesuai dengan tahapan perkembangan (S)
• Bila jawaban YA = 7 atau 8
 meragukan (M)
• Bila jawaban YA = 6 atau kurang
 kemungkinan penyimpangan (P).

• Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja. 18


DDST II

19
Kebutuhan Gizi Neonatus –
Balita - Anak

20
Balita dan anak
Kebutuhan energi = kurang lebih 900 kkal
Dibagi : balita = 1 – 3 thn = meningkatkan pertumbuhan
prasekolah = 3 – 5 thn = nutrisi seperti orang
dewasa
Golden age = 0 – 6 thn = pertumbuhan otak tiga kali lipat

BMI : berat badan/(t.b)^2

21
Determining Estimated Energy
Requirements
Untuk 13 – 35 bulan :
EER (kcal) = (89 x BB (kg) – 100 ) + 20

Untuk 3 – 8 tahun (perempuan ) :


EER (kcal) = 135,3 – (30,8 x umur (th) + AP x 10 x BB (kg) + 934 x
TB (m) + 20

AP : sedentary = 1,00 active = 1,31


low activity = 1,16 very active = 1,56
22
Nutrisi untuk
a. BMR
b. Pertumbuhan
c. Energi
1 – 3 th : karbohidrat,lemak,protein
4 – 10 th : karbohidrat,lemak,protein

23
Nutrisi :
Ca : untuk pertumbuhan tulang
usia 1-3 = 700mg/day
usia 4-8 = 1000mg/day
usia 9-18 = 1300mg/day
Zn : untuk pertumbuhan
Fe : untuk pertumbuhan cepat
dari : sereal = Fe,kacang-kacangan,daging
tanpa lemak,susu

24
Faktor yang berpengaruh :
a. Keluarga
b. Trend sosial
c. Teman
d. Penyakit

Perhatikan :
a. Jumlah
b. Frekuensi
c. Gizi
d. Higienitas
e. Kebutuhan
25
Imunisasi Anak

26
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila
kelak ia terkena antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. .

• JENIS-JENIS IMUNISASI,
• a. Imunisasi aktif pemberian bibit penyakit yang telah
dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh
berespon spesifik dan memberikan suatu memori terhadap
antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat
mengenali dan merespon.
• b. Imunisasi pasif Merupakan suatu proses peningkatan
kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat immunoglobulin,
yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang
dapat berasal dari plasma manusia
27
TUJUAN IMUNISASI
Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang,
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit
tertentu dari dunia.

JENIS VAKSIN
Ada 2 yaitu :
• Live attenuated (bakteri atau virus hidup yang dilemahkan).
Contoh: vaksin dari virus: campak, polio, rotavirus,mumps, rubella,
yellow fever. Sedang vaksin dari bakteri : BCG dan demam tifoid oral.
• Inactivated (bakteri, virus atau komponennya yang dibuat
tidak aktif).
• Contoh:virus inactivated (influenza, polio, rabies, hep A), Bakteri
inactivated (pertusis, tifoid, kolera), Fraksi sub unit (hepatitis B,
influenza, pertusis aseluler, tifoid Vi, lyme disease), Toksoid (difteri,
tetanus, botulinum), polisakarida murni(pneumokokus,
meningokokus, HiB). 28
MACAM-MACAM IMUNISASI
a. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) :
• Bacillus Calmette Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari
Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun
sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih
mempunyai imunogenitas
• Dosis pemberian: 0,05 ml, disuntikkan secara intrakutan di
daerah lengan kanan atas
• Indikasi :Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberculosis, mencegah manifestasi TB berat
• Kontra indikasi: Adanya penyakit kulit yang berat/menahun
seperti: eksim, furunkulosis dan sebagainya dan penderita
TBC.
• Efek samping : Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang
bersifat umum seperti deman
29
b. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus)
• Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin yang terdiri
dari toxoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri
pertusis yang telah diinaktivasi.
• Dosis : Disuntik secara intramuskuler dengan dosis pemberian
0,5 ml sebanyak 3 dosis
• Indikasi: Untuk pemberian kekebalan secara simultan
terhadap difteri, pertusis, dan tetanus.
• Kontra indikasi : Anak-anak yang mengalami gejala-gejala
parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus
dihindarkan pada dosis kedua
• Efek samping: Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti:
lemas,demam tinggi, iritabilitas, yang biasanya terjadi 24 jam
setelah imunisasi
30
c. Vaksin Hepatitis B
• Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat in infectious, berasal dari HBsAg
yang dihasilkan dalam sel ragi
• Dosis: 0,5 ml, pemberian suntikan secara intramuskuler
sebaiknya pada anterolateral paha
• Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi
yang disebabkan virus hepatitis B.
• Kontra indikasi: Hipersensitif terhadap komponen vaksin dan
penderita infeksi berat disertai kejang.
• Efek samping :Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan disekitar tempat penyuntikan.

31
d. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine)
• Vaksin Oral Polio adalah vaksin yang terdiri dari suspense virus
poliomyelitis tipe 1,2,3 (Strain Sabin) yang sudah dilemahkan.
• Dosis : Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis ada 2
(dua) tetes sebanyak 4 kali (disis) pemberian dengan interval
setiap dosis minimal 4 minggu.
• Indikasi: Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
poliomielitis.
• Kontra indikasi : tidak ada efek yang berbahaya yang timbul
akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
• Efek samping :Pada umumnya tidak terdapat efek samping.
Paralisis sangat jarang terjadi.

32
e. Vaksin Campak
• Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang
dilemahkan.
• Dosis: Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan
pada lengan kiri atas
• Indikasi:Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
campak.
• Kontra indikasi : Individu yang mengidap penyakit immune
deficiency
• Efek samping: Hingga 15% pasien dapat mengalami demam
ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12
hari setelah vaksinasi.

33
Imunisasi tambahan program IDAI
• HIB (Hemophyllus influenza tipe B) :
Diberikan pada 2, 4, 6, 15-18 bulan (total 4 kali vaksinasi).
Mencegah radang paru (pneumonia)

• PCV (Pneumokokus).
Diberikan pada usia 2, 4, 6, 12-15 bulan (total 4 kali pemberian
vaksinasi). Spektrum penyakit yang bisa dicegah sama dengan
HIB (meningitis, pneumonia)

• Rotavirus
Mencegah diare pada usia balita. Diberikan pada usia 2 bulan
dan 4 bulan rus

34
• Influenza
Mencegah spectrum influenza pada bayi dan anak. Diberikan
mulai umur 6 bulan sampai usia dewasa, satu kali setahun

• MMR
Mencegah Measles (campak). Diberikan pada usia 15 bulan dan
5-6 tahun (total 2 kali pemberian). Tidak terbukti menyebabkan
anak autis.

• Tifoid.
Mencegah demam tifoid, diberikan mulai anak berusia 2 tahun,
diulang setiap 3 tahun

• Hepatitis A
35
Mencegah hepatitis A akut. Diberikan mulai usia 2 tahun.
• Varisela
Memberikan perlindungan seumur hidup terhadap virus varisela
zoster (termasuk mencegah Herpes Zoster) dengan 1 kali
pemberian vaksin mulai anak usia 1 tahun.

• HPV (Human Papilloma Virus)


Hanya pada perempuan mulai usia 10 tahun keatas.

36
Sekian.

37

Anda mungkin juga menyukai