Dengue
Dengue
Eritrosit
Ag Virus
Dengue
+
c + +
+ Hemolisin tidak hemolisis
IgG anti
Dengue
Eritrosi
Ag Virus t
Dengue
+
+ + +
c Hemolisin
C : Komplemen
hemolisis 16
TES FIKSASI KOMPLEMEN
Fiksasi komplemen tdk ada → hemolisis → Negatif
Interpretasi :
Inf. Primer pengenceran 1:500
Inf. Sekunder pengenceran 1:1000
Uji konfirmasi utk melacak IgM & IgG antidengue
Hasil Interpretasi
IgG IgM
+ + Dengue Sekunder
- + Dengue primer
+ - Dugaan Dengue Sekunder
- - Non Dengue/Primer awal.
Retest stl 4-7 hr
YYY
YYY
Washing
Washing
Enzyme conjugate
TMB substrate A + B Incubate :
Incubate : 60 min. at 37 ˚C
10min. at Room Temp.
METODE ICT NS 1
Gold Conjugates
Negatif
Non dengue/primer
awal. Retest stlh 3-4 hr
False positif pada:
West nile virus
Japanese encephalitis
Leptospirosis
Epstein-Barr virus
Cytomegalovirus
Hepatitis A, B
Rheumatoid Factor
Malaria
Dengue Dx NS1
Focus Dengue Dx™ NS1 antigen rapid
test merupakan pemeriksaan dengan
metode one step aasay
immunochromatography
Data kualitatif
Prinsip Pemeriksaan :
membrane yang dilapisi oleh anti-dengue antigen
NS1
anti-dengue antigen NS1 akan membentuk koloid
dengan sampel
Dengue Dx™ NS1 antigen rapid test mempunyai
2 pre-coated line, yaitu “T” (Test line) dan
“C”(Control line).
Gold conjugat mengandung mouse monoclonal
anti-dengue NS1-gold colloid, test line
mengandung mouse monoclonal anti-dengue
NS1, dan control line mengandung gout anti-
mouse IgG.
Tahapan Pemeriksaan PCR
1. Ekstraksi RNA
2. RT-PCR
ExiPrep™ 16 Dx Exicycler™ 96
(ekstraksi DNA/RNA)
Patogenesis
Dua teori yang banyak dianut dalam menjelaskan
patogenesis infeksi dengue adalah hipotesis infeksi
sekunder (secondary heterologous infection theory)
sebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue
yang berbeda, respon antibodi anamnestik pasien akan
terpicu, menyebabkan proliferasi dan transformasi limfosit
dan menghasilkan titer tinggi IgG antidengue. Karena
bertempat di limfosit, proliferasi limfosit juga
menyebabkan tingginya angka replikasi virus dengue. Hal
ini mengakibatkan terbentuknya kompleks virus-antibodi
yang selanjutnya mengaktivasi sistem komplemen.
Pelepasan C3a dan C5a menyebabkan peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya
cairan ke ekstravaskular. Hal ini terbukti dengan
peningkatan kadar hematokrit, penurunan natrium dan
terdapatnya cairan dalam rongga serosa.
Hipotesis immune enhancement menjelaskan secara
tidak langsung bahwa mereka yang terkena infeksi
kedua oleh virus heterolog mempunyai risiko berat
yang lebih besar untuk menderita demam berdarah
dengue berat. Antibodi herterolog yang telah ada
akan mengenali virus lain kemudian membentuk
kompleks antigen-antibodi yang berikatan dengan Fc
reseptor dari membran leukosit terutama makrofag.
Sebagai tanggapan dari proses ini, akan terjadi
sekresi mediator vasoaktif yang kemudian
menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh
darah, sehingga mengakibatkan keadaan
hipovolemia dan syok.
Infeksi Dengue Primer dan Sekunder