GAWAT DARURAT
(PPGD)
Pembekalan UKDI
Februari 2012
A = A-irway
Life Support B = B-reathing
Resusitasi C = C-irculation
Stabilisasi D = D-isability
Terapi Definitif /
Spesialistik
Sistematika
TRIAGE TRIASE
PRIMARY SURVEY SURVEI PRIMER
SECONDARY SURVEY SURVEI SEKUNDER
STABILISATION STABILISASI
TRANSFER RUJUKAN
DEFINITIVE CARE TERAPI DEFINITIF
1a_Airway basic 5
Survei Primer
A-irway
B-reathing
C-irculation
D-isability
E-xposure
1a_Airway basic 6
Tujuan Survei Primer
• Secepat mungkin menemukan kelainan
yang mengancam jiwa (cepat mematikan)
– di sektor A - B - C - D
• Memberikan pertolongan yang memadai
untuk menyelamatkan jiwa
• Pertolongan meliputi :
– Resusitasi
– Stabilisasi
1a_Airway basic 7
Gangguan jalan nafas atas
Ada nafas?
-lihat, dengar, raba nafas
1a_Airway basic 11
CHIN LIFT hati-hati
NECK LIFT
X
jangan dilakukan X
HEAD TILT
1a_Airway basic 12
hati-hati
Menilai jalan nafas
• LIHAT - LOOK
– Gerak dada & perut
– Tanda distres nafas
• DENGAR - LISTEN
– Gerak udara nafas
dengan telinga
• RABA - FEEL
– Gerak udara nafas
dengan pipi
1a_Airway basic 13
Tanda sumbatan / obstruksi jalan nafas
1a_Airway basic 14
Heimlich procedure
• Memanfaatkan
sisa udara di
thorax untuk
mendorong
keluar benda
asing di larynx
15
Cricothyroidotomy
dilakukan bila :
16
Jalur darurat untuk oksigenasi
Jarum besar, 14 G
atau jarum susuk KB
Norplant
Crico-thyroido-tomy Posisi
cricothyroid
membrane
1b_Airway_advanced 17
C-spine protection
18
Neck collar / Collar brace
20
Pasien gawat
• Perlu oksigen 60-100%
– mask
– mask + reservoir
– bag + mask / Jackson Reese
21
Obat-obat pada gawat nafas
• Bronchodilator
– adrenalin sc 0.1-0.3 mg
– ephedrin im/iv 10-25 mg
– aminophyllin 100-200 mg iv pelan-pelan
– salbutamol spray /ventolin / alupent
• Anti edema
– adrenalin sc 0.1-0.3 mg
– dexamethasone/ oradexon / kalmethasone/
hydrocortisone/ methyl-prednisolon iv
– antihistamine iv / im
22
Gangguan nafas
23
Gangguan nafas
Kekurangan O2
2a_Ventilation 24
Tanda distress nafas
2a_Ventilation 25
Gangguan nafas yang banyak terjadi
• hypoventilation / hipoventilasi
– nafas ada, tetapi volume udara yang keluar masuk
kurang, CO2 tertimbun dan O2 turun
• pulmonary aspiration / aspirasi paru
– nafas ada, tetapi airway dan alveoli terisi benda asing
(mis cairan muntah, darah, lendir dsb), CO2 tertimbun
dan O2 turun
• irregular breathing / nafas tak teratur,
– pola nafas abnormal, volume kurang
• apnea / nafas berhenti
2a_Ventilation 26
Contoh Gangguan Nafas
2a_Ventilation 27
Hipoventilasi
• Menyebabkan : • Diatasi dengan :
2a_Ventilation 28
Rescue breathing (mouth to mouth / mask)
• Diberikan pada
– apnea = pasien tidak bernafas
– hipoventilasi = pasien masih bernafas tetapi
MV kurang
– nafas gasping (tersengal-sengal)
2a_Ventilation 29
Aspirasi paru
2a_Ventilation 30
Circulation
• Jantung = pompa
• Pembuluh darah = pipa
jantung
• Darah = isi pipa
pembuluh
darah darah
2b_Circulation 31
Sirkulasi darah
• Cardiac Output = CO = volume darah yang
dipompa jantung satu menit
• Stroke Volume = SV = volume darah yang
dipompa jantung satu kali
• Heart rate = HR = denyut jantung per menit
• CO = HR x SV
2b_Circulation 32
Krisis sirkulasi
• Hipovolemia : • Shock hipovolemik
– perdarahan
– muntaber
• Gagal jantung / sirkulasi • Shock kardiogenik
– decomp. cordis
– infark miokard luas
• Anafilaksis, Cedera spinal, • Shock distributif
Sepsis
• Pericardial tamponade, • Shock obstruktif
tension pneumothorax
2b_Circulation 33
Shock menyebabkan:
• Aliran darah yang membawa oksigen ke jaringan
berkurang
• Oksigen di jaringan berkurang, metabolisme sel
menjadi an-aerobik
• Terjadi kekurangan ATP di dalam sel
• Terbentuklah dan tertimbunlah di jaringan
– asam laktat
– sampah metabolisme,
– toksin, radikal bebas dll
2b_Circulation 34
Tanda Shock (1)
2b_Circulation 36
Tanda Shock (3)
NADI MENINGKAT
• raba nadi radialis
– nadi < 100 : NORMAL
– > 100 : SHOCK
2b_Circulation 37
Tanda Shock (4)
2b_Circulation 38
Jenis shock
1. Hypovolemic:
kehilangan volume darah
2. Cardiogenic:
gangguan kerja jantung
3. Obstructive:
gangguan aliran darah masuk
dan keluar jantung
4. Distributive:
gangguan distribusi darah
di perifer
2b_Circulation Shoemaker,1992
39
Pastikan, korban sadar atau tidak waktu disapa
• Hentikan perdarahan
• Posisi shock
• Pasang infus besar x 2
• Ambil sampel darah
– u/ darah donor dan periksa Hb
• Beri infus cairan, 1000 ml cepat
2b_Circulation 41
Mengapa posisi shock,
mengapa tidak langsung pasang infus ?
2b_Circulation 42
Menghentikan perdarahan
prioritas utama
2b_Circulation 43
Pasang infusi pada vena besar
1. Vena cubiti, basilica
? 2b_Circulation 44
Pasien berdarah
perkirakan volume yang hilang
|
posisi shock
pasang infus jarum besar
ambil sample darah u/ cari donor
|
infusi RL 1000 (+ 1000 lagi)
2b_Circulation 46
Perdarahan & tanda-tandanya
(korban dewasa)
2b_Circulation 48
Infus intra-osseus
• Jalur sementara sampai infus intravena
dapat dipasang.
• Infusi cairan dan obat-obat boleh masuk
intra-osseus
• Yang tidak boleh masuk lewat intra-osseus
– Natrium bicarbonat
– Transfusi ?
2b_Circulation 49
waspada & cari lokasi perdarahan
• Cedera intra-abdominal
• Cedera dada
• Patah tulang panjang
• Patah tulang pinggul /
retroperitoneal
• Luka tusuk / tembus
• Luka kulit kepala
2b_Circulation 50
Diagnosis and understanding
Neurologic Emergencies
(coma, high ICP)
Trauma kepala
• CEDERA • AKIBATNYA
• Kulit kepala • Perdarahan
• Tulang kepala • Fraktur & perdarahan
• Otak • Kontusio, perdarahan,
edema, TIK naik
• CSF (cairan otak) • Kebocoran (fr basis cranii)
• Suplai aliran darah • Ischemia (karena shock atau
TIK naik) 51
menilai kesadaran dengan cepat
• A = Awake
– sadar penuh
• V = responds to Verbal command
– ada reaksi terhadap perintah
• P = responds to Pain
– ada reaksi terhadap nyeri
• U = Unresponsive
– tak ada reaksi terhadap nyeri
3a_Brain_ICP 52
Glasgow Coma Score
• Menilai derajat cedera kepala melalui
respons mata, bicara dan gerak
– Eye (4), Verbal (5), Motoric Responses (6)
dari sisi yang paling kuat
– Score total maksimal 15
• Perkecualian penilaian
– Mata bengkak E = x
– Intubasi / tracheostomy V = x
– Paraplegia M = x
• Menilai GCS berulang sangat berguna untuk
meramal prognosis
3a_Brain_ICP 53
Glasgow Coma Score
3a_Brain_ICP 54
Catatan penting untuk GCS
3a_Brain_ICP 55
Penyebab naiknya ICP / TIK
3a_Brain_ICP 56
Menangani pasien coma
• Jaga jalan nafas agar tetap bebas
• Beri oksigen
• Cari penyebab
– Trauma
– Hipoksia hipercarbia
– Pengaruh obat sedatif, overdose narkotik,
amfetamin, ketamin, alkohol
– Diabetes, uremia dlsb
3a_Brain_ICP 57
Burns
Korban terbakar
• Kulit terbakar
– nyeri hebat
– kehilangan cairan, plasma, panas tubuh
• Hawa panas terhisap masuk paru
– luka bakar mukosa
– edema karena transudasi
– hipoksia
– infeksi
• Asap, uap beracun masuk paru
– intoksikasi sistemik (CO, CO2, zat organik lain)
• Trauma mekanik (kejatuhan benda)
58
Luka bakar
3b_Burns 59
Kematian karena luka bakar
3b_Burns 60
Penanganan awal
3b_Burns 61
Kedalaman luka bakar
Tubuh depan 18 %
Punggung 18 %
Ekstremitas bawah 18% x 2
Perineum 1%
3b_Burns 63
Sirkulasi hipovolemia
cairan untuk 24 jam pertama
• RL / RA / NaCl 0.9%
• 2-4 ml / kg / % luka bakar
• 1/2 volume dalam 8 jam
• 1/2 volume dalam 16 jam berikutnya
• 24 jam dihitung dari saat terbakar
• pertahankan urine 0.5-1.0 ml/kg/jam
• rehidrasi oral dapat diberikan u/ luka bakar
ringan
3b_Burns 64
Pasien 50 kg, luka bakar 60%
• Ringer Laktat 4 ml x 50 kg x 60 = 12,000 ml
batas rendah 2 ml x 50 kg x 60 = 6,000 ml
• Contoh : kejadian jam 4.00, tiba di RS jam 8.00
– 3-6 L diberikan antara jam 8-12.00
– 3-6 L sisanya diberikan antara 12.00 – 04.00
• Perhatikan urine harus 1 ml/ kg / jam 50 ml/jam
Oliguria = hipovolemia perlu ditambahkan
cairan maintenance 40-50 ml/kg/24 jam
– 1000 Ringer Dextrose + 1000 Dextrose 5%
3b_Burns 65
Cedera jalan nafas
3b_Burns 66
Cedera dada
3c_Chest 67
Life Threatening Chest Trauma
Primary Survey
• Airway obstruction
• Tension pnemothorax
• Open pneumothorax
• Flail chest
• Masive hemothorax
• Cardiac tamponade
3c_Chest 68
Trauma dada distress nafas
• Pneumotoraks
– Terbuka
– Tertutup
• Tension Penyebab kematian
cepat
• Hemotoraks
– Shock Perdarahan
• Patah Tulang Iga
– Flail Chest
• Kontusio Paru
• Hemomediastinum / tamponade pericard
3c_Chest 69
Tanda Distress Nafas
akibat suplai oksigen tidak cukup
3c_Chest 71
1. Pneumotoraks
3c_Chest 72
Pneumotoraks terbuka
luka tusuk,
udara masuk cavum pleura,
paru kolaps,
pasien sesak.
3c_Chest 73
Pneumotoraks terbuka
Selama luka tusukan terbuka, sejumlah udara masuk keluar waktu inspirasi dan
waktu ekspirasi lewat lubang tsb, paru kolaps, pasien merasa sesak.
Mediastinum bergeser kekanan-kekiri bersama nafas, sirkulasi terganggu
LUKA TUSUKAN HARUS
3c_Chest SEGERA DITUTUP 74
Luka tusukan bisa bersifat “menghisap” (sucking wound) →
udara masuk waktu inspirasi tetapi tidak keluar waktu ekspirasi.
Udara dalam pleura makin banyak, paru makin kolaps →
pneumotoraks tension
LUKA TUSUKAN HARUS SEGERA DITUTUP
3c_Chest 75
Kalau lubang tusukan
ditutup, tidak ada udara yang
terhisap masuk, sesak tidak
bertambah berat.
3c_Chest 76
Pneumotoraks tension
Sisi sakit
- Gerak nafas tertinggal
- Suara nafas berkurang
- Suara ketuk hiper-sonor
(suara rongga)
Tanda Tambahan
- Vena leher mengembang
- Trachea terdorong ke yang sehat
Tanda umum
Distress nafas
Hipotensi, nadi cepat (Syok)
3c_Chest 78
Pneumotoraks tension
di ICS 5
pada anterior linea
axillaris media
3c_Chest 82
udara
Thorax drain
untuk pneumothorax
Water-sealed
drainage
3c_Chest 84
Flail chest
Guideline 2010
revising
Guideline 2000
Guideline 2005
x
raba nadi carotis
2 x tiupan awal
B.
tidak teraba nadi
Bila
C. Beri pijatan jantung Karotis
pijat = awam
dan nafas buatan jantung 2005 guideline
B. 30 pijat + 2 nafas (-) 30x
• Pijat jantung :
Langsung
letakkan tangan
pada setengah
bagian bawah sternum
Pijat jantung 30 x
disusul dg nafas 2 x
X X X
Membebaskan jalan nafas
• AIRWAY ( manual )
P-ulseless
ROSC < 10% E-lectrical
( Recovery of A-ctivity
Spontaneous Circulation
) E-lectro
M-echanical
D-issociation
SHOCKABLE RHYTHMS
1. Ventriculer Fibrilation - VF
PEMBEKALAN UKDI
OKTOBER 2011
102
KASUS 1
Seorang laki-laki 30 th, BB 60 kg, dilakukan eksisi lipoma punggung
dengan lokal Anestesi Lidokain 2% 100 mg ditambah Adrenalin 0,2 mg di
klinik. Setelah pemberian lokal anestesi mendadak penderita kejang dan
tidak sadar. Pemeriksaan fisik tekanan darah 70/40 mmHg, nadi 120x/mnt
teratur, perfusi cukup. Pertanyaan :
1. Apakah langkah pertama dalam menolong penderita ?
A. Tanpa melakukan tindakan medik, langsung hubungi IRD.
B. Tanpa melakukan tindakan medik, langsung kirim ke IRD.
C. Bebaskan jalan nafas.*
D. Berikan pernafasan buatan.
E. Berikan pijat jantung.
105
KASUS 4
Ketika sedang berkendara di jalan raya, anda melihat
kecelakaan lalu lintas dan tergerak untuk menolong. Korban
membujur di tengah jalan. Setelah anda mendatangi ternyata
korban tidak sadar dan tidak bernafas. Anda harus memberi
nafas buatan.
1. Apakah syarat utama dalam memberi nafas buatan ?
A. Ada Ambu Bag.
B. Ada oksigen 100%
C. Meniup dengan sekuat tenaga.
D. Jalan nafas bebas, tidak ada sumbatan.*
E. Dipasang endotracheal tube.
2. Pernafasan buatan dari mulut ke mulut akan memberikan O2 dengan kadar :
A. 10%. D. 30%.
B. 15%.* E. 40%.
C. 21%.
106
KASUS 5
Ketika sedang berkendara di jalan raya, anda melihat
kecelakaan lalu lintas dan tergerak untuk menolong. Korban
membujur di tengah jalan. Setelah anda mendatangi ternyata
korban tidak sadar dan tidak bernafas, nadi karotis tidak
Teraba. Selain nafas buatan anda harus melakukan pijat
jantung luar. Dimana titik tumpu pijat jantung luar yang benar ?
A. Epigastrium.
B. Separuh tulang dada bagian bawah*
C. Ujung tulang sternum.
D. Pangkal tulang sternum.
E. Dua jari diatas procesus xyphoideus.
107
KASUS 6
Seorang penderita laki2 usia 55 tahun/ BB 60 kg dengan
struma uninodusa non toxica akan dilakukan subtotal
lobektomi dengan general anestesia.
1. Tahap pertama persiapan prabedah yang kita lakukan adalah
A. Segera berikan premedikasi.
B. Segera berikan informasi resiko anestesi.
C. Segera melakukan anamnesis yang cermat.
D. Segera berikan informasi resiko pembedahan. (C)
E. Segera kirim ke kamar bedah untuk persiapan
pembedahan.
2. Persiapan pra anestesi antara lain puasa minimal 6 jam agar lambung
kosong. Hal ini untuk menghindari terjadinya aspirasi dengan alasan:
A. Hipoglikemia menyebabkan mual dan muntah.
B. Obat anestesi inhalasi menyebabkan distensi lambung.
C. Selama tindakan anestesi menyebabkan air liur berlebih. (D)
D. Keadaan tidak sadar menyebabkan hilangnya reflek jalan nafas.
E. Setelah minimal 6 jam puasa sekresi asam lambung menurun.
108
KASUS 6
3. Pemeriksaan penderita sebelum dilakukan tindakan pembedahan
ataupun tindakan anestesi, tidak bertujuan untuk:
A. Menentukan beaya operasi.
B. Meramalkan penyulit yang dapat timbul.
C. Pendekatan pada penderita dan keluarga.
D. Antisipasi terhadap kejadian yang bisa timbul. (A)
E. Menentukan pemilihan obat dan tehnik yang akan dilakukan.
109
KASUS 7
Anak laki-laki 10 tahun direncanakan untuk operasi secara poliklinis untuk
melepas plat (af-plate) pada tibia kiri oleh karena closed fracture tibia
Dextra sepertiga tengah, setahun yang lalu. Pertanyaan:
110
KASUS 7
2. Faktor-faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan pemulangan
pasien anestesi rawat jalan, kecuali :
A. Kembalinya kesadaran
B. Kembalinya refleks koordinasi
C. Dapat berjalan dengan dipapah
D. Kemampuan minum dan tidak muntah ©
E. Kembalinya orientasi diri terhadap waktu dan tempat
112
KASUS 9
Wanita 25 tahun dilakukan hysterektomi karena mengalami ruptura uteri pada
saat melahirkan. Pasca bedah dini kondisi pasien baik, tetapi pemeriksaan
Hb = 6 g%. Diberikan transfusi darah 1 unit wholeblood, sesudah 15 menit
kemudian penderita mengeluh gatal-gatal, nyeri luka operasi & sesak nafas. Pada
pemeriksaan didapatkan pasien sadar & dipsnea, ada urticaria. Suara nafas
didapatkan wgeezingexpiratoir. Tensi 70/40 nadi kecil
1. Apakah yang terkadi pada pasien ini ?
A. Syok Hipovolemik
B. Syok Cardiogenik
C. Syok septik
D. Syok Anaphylaktik
E. Syok neurogenik
115
KASUS 12
Pasien perempuan 60 th datang di IRD dengan diagnosa
obstruksi ileus. Pada pemeriksaan didapatkan dehidrasi 10%.
Terapi cairan apakah yang benar diberikan pada pasien ini?
116
KASUS 13
Pasien laki-laki 30 tahun datang di IRD dengan luka tusuk di
daerah abdomen kanan atas, didapatkan tensi 70 palpasi, nadi
140 kali permenit kecil, perfusi telapak tangan dingin, basah
dan kesadaran menurun. Berapakah perkiraan perdarahan yang
terjadi pada pasien ini ?