Anda di halaman 1dari 26

EPILEPSI

Oleh:
FELLANY
DEFINISI

Suatu kumpulan gejala klinis yang


ditandai adanya bangkitan kejang
berulang akibat dari gangguan fungsi
otak secara terus menerus yang
disebabkan lepasnya muatan listrik
yang abnormal dan berlebihan.

Cetusan melibatkan

Serangan parsial atau serangan umum


fokal
EPIDEMIOLOGI

• Data World Health Organization (WHO) menunjukkan


epilepsi menyerang 70 juta dari penduduk dunia.
• Angka prevalensi penderita epilepsi aktif berkisar
antara 4-10 per 1000 penderita epilepsi.
• Penderita laki-laki umumnya sedikit lebih banyak
dibandingkan dengan perempuan.
• Insiden tertinggi terjadi pada anak berusia dibawah 2
tahun dan usia lanjut di atas 65 tahun. Umumnya
paling tinggi pada umur 20 tahun pertama menurun
sampai umur 50 th.
EtIOLOGI

Ditinjau dari penyebab, epilepsi dapat dibagi menjadi 3 golongan

Epilepsi idiopatik Epilepsi simptomatik Epilepsi kriptogenik

• 50% dari penderita • Lesi pada susunan • Dianggap simtomatik


epilepsi anak dan saraf pusat: tetapi penyebabnya
umumnya mempunyai - Post trauma kapitis belum diketahui, cth:
predisposisi genetic. - Infeksi SSP - Sindrom West
- Gangguan metabolic, - Sindrom Lennox-
• Biasanya pada usia > 3 - Lesi desak ruang Gastaut
tahun - Gangguan peredaran - Epilepsi mioklonik
darah otak
- Toksik
KLASIFIKASI

Bangkitan Parsial Bangkitan Umum Bangkitan tidak


terklasifikasi
Bangkitan Parsial Bangkitan lena (absence
sederhana seizures)
Manifestasi motorik Bangkitan mioklonik
Manifestasi sensorik
Manifestasi autonomik Bangkitan klonik
Manifestasi psikik
Bangkitan tonik
Bangkitan Parsial Bangkitan atonik
kompleks / astatik
Parsial sederhana diikuti Bangkitan
gangguan kesadaran tonik – klonik
Dari awal dgn gangguan
kesadaran

Bangkitan Parsial yang


menjadi Umum Sekunder
MANIFESTASI KLINIS

• Gambaran secara umum meliputi:


 Toniklonik/grand mal (bentuk yang paling sering terjadi)
Terjatuh tiba-tiba, kejang, nafas terengah-engah, keluar air liur, bisa terjadi
sianosis, mengompol, atau menggigit lidah. Beberapa menit kemudian diikuti
rasa bingung dan rasa lemah atau sakit kepala.
 Absence/petit mal
Umumnya terjadi pada masa kanank-kanak atau awal remaja dimana
penderita tiba-tiba melotot/mata berkedip-kedip dengan kepala terkulai.
Kejadian ini hanya terjadi beberapa detik bahkan tidak disadari.
 Myoklonik
Biasanya dialami di pagi hari, setelah bangun tidur dimana penderita
mengalami sentakan secara tiba-tiba. Termasuk jenis kejang tapi non epileptik,
bisa terjadi pada pasien normal.
 Atonic (jarang terjadi)
Penderita secara tiba-tiba kehilangan kekuatan otot, jatuh.
Gambaran secara parsial meliputi:
1. Kejang parsial simplek : kejang parsial yang tidak disertai penurunan
kesadaran, dapat mengubah emosi, menghasilkan hentakan bagian
tubuh secara tidak sengaja, gejala sensorik, vertigo, berkedip
terhadap cahaya.
2. Kejang parsial (psikomotor) kompleks : kejang parsial yang diiukuti
penurunan kesadaran. Penderita akan melakukan gerakan-gerakan
yang tidak terkendali, seperti gerakan mengunyah , menangis, dan
kegiatan lainnya tanpa sadar.
PATOGENESIS

• Kejang disebabkan karena ada


ketidakseimbangan antara pengaruh
inhibisi dan eksitatori pada otak.
• Ketidak seimbangan bisa terjadi
karena:
1. Kurangnya transmisi inhibitori,
contoh: setelah pemberian
antagonis GABA atau selama
penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
2. Meningkatnya aksi eksitatori,
meningkatnya aksi glutamat atau
aspartat
Diagnosis
Pola
bangkitan

Penyakit Lama
lain bangkitan

Anamnesis
Pre dan
Riwayat post
bangkitan

Faktor Frekuensi
pencetus bangkitan
Trauma kepala

Infeksi telinga / sinus

Pemeriksaan Fisik Gangguan kongenital

Gangguan neurologik fokal / difus

Kecanduan alkohol / obat terlarang


• Pasien di diagnosis epilepsi jika mengalami serangan
kejang secara berulang.
• Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala,
diperlukan berbagai alat diagnostik :
– EEG
– CT-scan
– MRI
– Laboratorium
TERAPI

Mengontrol supaya tidak terjadi kejang dan meminimalisasi


adverse effect of drug.
Mencegah atau menurunkan lepasnya muatan listrik saraf yang
berlebihan  melalui perubahan pada kanal ion atau mengatur
ketersediaan neurotransmitter.
• Non farmakologi :
– Amati faktro pemicu
– Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya: stress, OR,
konsumsi kopi/alkohol, jadwal tidur, dll.
OBAT-OBAT
ANTIEPILEPSI
Obat-obata yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:
• Inaktivasi kanal Na  menurunkan kemampuan saraf untuk
menghantarkan muatan listrik
• Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, okskarbazepin valproat

Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:


• Agonis reseptor GABA  Contoh: karbamazepin, barbiturat
• Menghambat GABA transaminase  Contoh: Vigabatrin
• Menghambat GABA transporter  contoh: Tiagabin
• Meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan cerebrospinal pasien 
contoh: Gabapentin
Kejang Umum (generalized seizures)
Kejang
Parsial Tonic-clonic Abscense Myoclonic,
atonic
Drug of Karbamazepin Valproat Etosuksimid Valproat
choice Fenitoin Karbamazepin Valproat
Valproat Fenitoin

Alternatives Lamotrigin Lamotrigin Clonazepam Klonazepam


Gabapentin Topiramat Lamotrigin Lamotrigin
Topiramat Primidon Topiramat
Tiagabin Fenobarbital Felbamat
Primidon
Fenobarbital
Status ePILEPTIKUS

• Kejanag umum yang terjadi selama 5 menit/lebih atau


kejadian kejang 2 kali atau lebih tanpa pemulihan kesadaran di
antara dua kejadian tersebut.

• Merupakan kondisi darurat yang memerlukan pengobatan


yang tepat untuk meminimalkana kerusakan neurologik
permanen maupun kematian.
ETIOLOGI

Tipe 1 Tipe 2
(Tidak ada lesi struktural) ( Ada lesi struktural)

• Infeksi • Anoksia/hipoksia
• Gangguan metabolik • Tumor CNS
• Turunya level AED • CVA
• Alkohol • Overdose obat
• Idiopatik • Perdarahan otak
• Trauma
PENATALAKSANAAN

• Non-farmakologi:
– Tanda-tanda vital dipantau
– BerikanO2
– Cek gas darah untuk memantau asidosis respiratori / metabolik
– Kadang terjadi hipoglikemia  berikan glukosa

• Farmakologi : dengan OAE


Algoritma tatalaksana
pada status epileptikus
KOMPLIKASI

• Prognosis epilepsi umumnya baik, bergantung pada beberapa


hal, diantaranya: jenis epilepsi, faktor penyebab, saat
pengobatan dimulai, dan ketaatan minum obat.
• 50-70% penderita epilepsi serangan dapat dicegah dengan
obat-obatan.
DIFERENSIAL
DIAGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai