Anda di halaman 1dari 46

PELAYANAN KEBIDANAN DI INDONESIA

-Poedji Rochjati-

ILMU KEBIDANAN
SARWONO PRAWIROHARDJO
Awal abad ke-19  1850  didirikan Sekolah Bidan Pribumi dengan tujuan
kematian ibu adalah mengambil alih peran dukun beranak.
masalah kesehatan
mendesak, butuh 1873  sekolah bidan ditutup karena masyarakat lebih memilih
penanganan cepat ke dukun.

1879 sekolah bidan yang diasuh dokmil dibuka kembali


Dukun  tidak
memiliki 1902  ilmu kebidanan masuk ke kurikulum Sekolah Dokter
pengetahuan, Jawa
bahkan
membahayakan 1937  desentralisasi penangan kesehatan rakyat, penyerahan
kepada pemerintah provinsi, kabupaten kota, juga peningkatan/
pengembangan pelayanan kebidanan.
Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Indonesia
• 1952  tiap kabupaten didirikan Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA)

• 1980-1984  telah dikembangkan 5000 Puskesmas dan Pos Pelayanan Terpadu


(Posyandu) di tiap desa dibawah pembinaan puskesmas dengan 5 kegiatan meja

• 1978  dukun masih dominan 72,6%

• Depkes-program penempatan bidan di desa  persalinan dukun menurun, persalinan


di rumah masih tinggi

• 1 dokter SpOG melayani 200000 dokter umum untuk 25.103 penduduk, 1 bidan di tiap
desa.
Konsep/Program Internasional dalam Pelayanan Kebidanan

• Primary Health Care (WHO, 1978)


5 prinsip dasar: 1. pemerataan upaya kesehatan
2. penekanan pada upaya pecegahan
3. penggunaan teknologi tepat guna
4. peran serta masyarakat dengan
semangat kemandirian
5. kerjasama lintas sektoral
• The Risk Approach in Health Care
ibu hamil mempunyai potensi risiko komplikasi dengan
• Safe Motherhood Initiative (Nairobi, 1987)
Keluarga Berencana: untuk men.;'amin tiap
individu dan pasangannya memiliki informasi
dan pelayanan untuk merencanakan saat,
jumlah, dan iarak kehamilan.
Pelayanan Antenatal: untuk mencegah
komplikasi dan menjamin bahwa
komplikasi
dalam persalinan dapat terdeteksi secara
dini serta ditangani secara benar.
Persalinan aman: untuk menjamin bahwa
semua renaga kesehatan mempunyai
pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan untuk
melaksanakan persalinan yang bersih,
aman dan menyediakan pelayanan
• Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu
sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan

• Indikator (umum) kematian ibu adalah angka kematian ibu


(Maternal Mortality) yaitu jumlah kematian ibu dalam 100.000
kelahiran hidup.
Klasifikasi Kematian Ibu
• Kematian ibu langsung (80%)  akibat komplikasi kehamilan, persalinan,
atau masa nifas dan segala intervensi atau penanganan yang tidak tepat dari
komplikasi tersebut. Cth. perdarahan post partum, HT dalam kehamilan,
partus macet, infeksi, dan aborsi.

• Kematian ibu tidak langsung  akibat penyakit yang sudah ada atau
muncul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan.
Cth.Malaria, HIV/AIDS, anemia, atau penyakit kardiovaskular
Penyebab Kematian dan Kesakitan Ibu
• Perdarahan pasca persalinan  komplikasi: anemia
• Infeksi
• Eklampsia  kerusakan ginjal, hati, edema paru,
perdarahan serebral, dan ablatio retina
• Persalinan macet  komplikasi: vesikovaginalis &/
rektovaginalis, rupture uteri
• Persalinan lama  janin mati akibat tekanan
intraplasenta dan tali pusat berlebih
IDENTITAS
 Nama/Jenis Kelamin/Umur : An. M.Y/Laki-laki/ 12tahun
 Pekerjaan/pendidikan : Siswa
 Alamat : RT.01 Kelurahan Jelemu

Latar Belakang Sosio-Ekonomi-Demografi dan Lingkungan Keluarga


 Status perkawinan : belum menikah
 Status ekonomi keluarga : menengah kebawah
Kondisi Rumah

• Rumah panggung dengan beratap seng.


• 1 ruang tamu dengan 4 jendela
• 2 kamar tidur : masing-masing memiliki jendela
• 1 dapur bergabung dengan ruang makan.
Kondisi Lingkungan Keluarga :
• Tinggal bersama kedua orang tua, nenek dan adiknya.
• Disekitar lingkungan cukup bersih
• Disekitar tempat tinggal pasien, juga terdapat tempat tinggal
beberapa keluarga pasien dengan kondisi rumah dan lingkungan
juga cukup baik.
• Tidak ada keluarga atau orang sekitar dengan keluhan serupa.

Aspek psikologis di keluarga :


• Pasien tinggal bersama kedua orang tua, nenek
dan adiknya.
• Hubungan pasien dengan anggota keluarga baik
• Product B
Keluhan utama :
Demam dan timbul gelembung-gelembung kecil
berisi cairan yang muncul di wajah dan hampir
seluruh tubuhnya sejak 3 hari sebelum ke
puskesmas.
Riwayat Perjalanan Penyakit

Awalnya : bercak
merah seukuran
Demam dan timbul gelembung- ujung jarum Dipecahkan
pentul dipaha kiri, sendiri oleh pasien
gelembung kecil berisi cairan disertai gatal 
yang muncul di wajah dan hilang timbul menyebar ke
tidak nyeri. bagian tubuh lain.
hampir seluruh tubuhnya sejak 3
hari sebelum ke puskesmas.
Lepuh berisi
cairan jernih
Suhu tubuh semakin
tinggi, menggigil (-)

Telah berobat ke bidan dan


disarankan berobat ke dokter Munculnya gelembung tidak didahului demam.
Teman 1 pondpes dengan keluhan serupa (+)
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat mengalami penyakit yang sama sebelumnya disangkal.
• Riwayat kontak dengan penderita cacar sejak satu minggu terakhir (teman
satu pondok pasien juga mengalami keluhan serupa)

Riwayat penyakit keluarga


• Riwayat keluarga mengalami keluhan serupa disangkal.

Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang relevan
• Tidak ada alergi, makan dalam batas normal, tidak mengkonsumsi obat-
obatan.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• BB : 29 kg
• TD : 110/70 mmhg
• Nadi : 86 x/menit
• RR : 20x/menit
• Suhu : 37.7⁰C
Pemeriksaan Fisik

Paru Jantung :

• Kepala : Normocephal • Inspeksi : Simetris kiri = kanan  Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Mata : Konjungtiva  Palpasi : Iktus kordis teraba di
 Palpasi : Fremitus kiri = kanan
anemis (-/-), linea midclavicula sinistra
Sklera ikterik (-/-).  Perkusi : Sonor 2 jari medial ICS V
• THT : Dalam batas normal
 Auskustasi : Vesikuler, Rhonki -/-,  Perkusi : Batas jantung dalam batas
• Leher : Pembesaran KGB (-)
Wheezing -/- normal
 Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-),
murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : datar, venektasi (-),
luka parut (-)
• Auskultasi : BU (+) normal
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Nyeri tekan (-),
hepar dan lien tidak
teraba.

Ekstermitas : Akral hangat, oedema (-), sianosis (-)


Status Dermatologis

Ad regio  Regio facialis, regio coli, regio


thorakal, regio abdomen anterior et posterior,
regio ekstrimitas superior et inferior.

Lesi  vesikel, multipel, ukuran miliar - lentikuler,


diskret sebagian konfluen, sebagian terdapat pustul
multipel ukuran miliar-lentikuler diskret sebagian
terdapat krusta kehitaman tidak mudah di lepas.
Pemeriksaan

Pemeriksaan
laboratorium penunjang
Belum di Tzanck test
periksa
Diagnosis
DD
Variola (Coxsackievirus)
•Varicella • ICD X B03

• ICD X B01.9Varicella without


complication (Varicella NOS) Herpes simpleks
disseminata.
• ICD X B054.9

Diagnosa Rickettsialpox
• ICD X B83.2
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
BB : 29 kg
TD : 110/70 mmhg
Nadi : 86 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37.7⁰C
Manajemen

Promotif :
• Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit varicella (cacar air) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus, dapat menular melalui droplet/secret
saluran pernapasan, percikan ludah, terjadi kontak dengan lesi cairan
vesikel, pustula, dan secara transplasenta
• Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakitnya dan cara
pengobatannya
• Menjelaskan kepada pasien jika terdapat anggota keluarga lain mengalami
keluhan yang sama untuk segera berobat
Manajemen

Preventif
• Sebaiknya tetap berada dirumah atau istirahat dahulu selama ± 7 hari
• Mengindari kontak dengan kerabat sementara untuk mencegah penularan.
• Jangan menggaruk dan memencet gelembung berisi cairan atau melepaskan keropeng
karena akan dapat menimbulkan bekas dan infeksi
• Gunakan pakaian yang ringan dan nyaman seperti bahan kaos untuk menghindari
gesekan ruam dan membuat ruam pecah. Jika pecah kemungkinan untuk infeksi
bakteri lebih besar
• Mandi akan membersihkan tubuh dan mencegah infeksi bakteri.
• Jika mengeringkan tubuh setelah mandi jangan menggunakan handuk yang kasar, tapi
menggunakan handuk atau kain yang lembut dan menggosok tubuh secara perlahan
Manajemen
Farmakologi
• Asiklovir 400 mg  4x1 tablet selama 10 hari
• Asiklovir 200 mg  4x1 tablet selama 10 hari
Non Farmakologi
• Asiklovir salep pada lesi
• Untuk mengurangi rasa gatal
dan mencegah penggarukan, • CTM 4 mg 3x1 tab jika terasa gatal
sebaiknya kulit dikompres • PCT 500mg 3x1 tab  jika demam T >38˚C
dingin. • Vitamin C  2 x 1 tablet sehari
• Mandi dengan menggunakan
air yang ditambahkan dengan
larutan antiseptik. a. Rehabilitatif

 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang


bergizi dan selalu menjaga kebersihan tubuh

 Kontrol ke puskesmas bila keadaan membaik atau bertambah


buruk.
TINJAUAN PUSTAKA
VARICELLA
Varicella

• Oleh virus varicella zoster


• Dapat ditemukan di: darah dan cairan vesikel
• VZV: varicella  herpes zoster
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Stadium Prodormal
Manifestasi Klinis
Stadium Erupsi
dew drops on rose petals
• Sentrigfugal
• 50-500 lesi
• Polimorf: makulla-papulla-vesikel-pustula-
krusta (8-12 jam)
• Gatal (+)
Manifestasi Klinis
Stadium Erupsi

• Vesikel: bulat, berdinding tipis, tidak


umbilicated, menonjol dari permukaan
kulit, dasar eritematous, terlihat seperti
tetesan air mata/embun “tear drops
• Cairan awal jernih-vesikel membesar-cairan
keruh (PMN)-pustulla-absorbs cairan-
mongering dr tengah-krusta
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis Penunjang

Pemeriksaan
Fisik
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis Penunjang

Pemeriksaan
Fisik
DD
• Variola.
• Herpes simpleks disseminata.
• Coxsackievirus.
KOMPLIKASI
• Varisela Pneumonia
• Reye sindrom
• Ensefalitis
• Hemorrargis varisela
Tatalaksana
• Gesekan Kulit Perlu Dihindari Agar Tidak Mengakibatkan
Pecahnya Vesikel
• Nutrisi TKTP, Istirahat Dan Mencegah Kontak Dengan
Orang Lain.
• Gejala Prodromal Diatasi Sesuai Dengan Indikasi. Aspirin
Dihindari Karena Dapat Menyebabkan Reye’s Syndrome.
• Losio Kelamin Dapat Diberikan Untuk Mengurangi Gatal.
• Pengobatan Antivirus Oral, Antara Lain:
– Asiklovir: Dewasa 5 X 800 Mg/Hari, Anak-Anak 4 X
20 Mg/Kgbb (Dosis Maksimal 800 Mg), Atau
– Valasiklovir: Dewasa 3 X 1000 Mg/Hari.
• Pemberian Obat Tersebut Selama 7-10 Hari Dan Efektif
Diberikan Pada 24 Jam Pertama Setelah Timbul Lesi.
ANALISIS KASUS
Hubungan diagnosis Hubungan diagnosis Hubungan diagnosis
dengan keadaan dengan keadaan dengan perilaku
rumah : keluarga dan kesehatan dalam
hubungan keluarga: keluarga dan
• Tidak ada lingkungan sekitar
• Tidak ada
hubungan antara • Temannya di
hubungan diagnosis
diagnosis dengan dengan keadaan pondok
kondisi rumah keluarga dan sebelumnya
hubungan dalam dengan keluhan
keluarga serupa (+)
Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau
etiologi penyakit pada pasien ini (sesuai dengan
anamnesa dan observasi yg ditemukan)

• Terdapat kontak dengan penderita dengan gejala


yang sama (teman di pondok)
• Sistem imunitas yang menurun
Analisis untuk mengurangi paparan
atau memutus rantai penularan
dengan faktor risiko atau etiologi
pada pasien ini.

• Menghindari kontak dengan penderita varicella


• Penderita sebaiknya tetap berada dirumah atau istirahat dahulu
• Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat
menyebabkan luka dan resiko infeksi
• Bila ada anggota keluarga memiliki keluhan yang sama segera
kedokter
Edukasi yang diberikan pada pasien
atau keluarga

• Varicella merupakan penyakit self-limiting pada anak


imunokompeten.
• Dapat menular melalui udara, kontak kulit, cairan tubuh sehingga
hindari terjadinya kontak langsung dan sering dengan anggota
keluarga yang lain untuk mencegah terjadinya penularan
• Istirahat yang cukup bila perlu pasien di liburkan dari kegiatan
sekolah
• Makan makanan yang bergizi
• Banyak mengkonsumsi air putih
• Menjaga kebersihan tempat tidur, makanan dan lingkungan disekitar
pasien
• Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai