Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 3

• Ahmad Mutassar
• Arya Andika Saputra
• Amalia Islami
• Annida Hasanah
• Atik
• Faisal Amin
• Isnaniah
• Mellysa
• Muji Falhadad
• Risma
APA ITU CEDERA KEPALA ?
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak
yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam
substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak
(Muttaqin 2008).
APA SAJA PENYEBAB CIDERA
KEPALA?
1. Kecelakaan lalu lintas
2. Jatuh
3. Trauma benda tumpul
4. Kecelakaan berat
5. Kecelakaan rumah tangga
6. Kecelakaan Olahraga
7. Tauma tembak dan pecahan bom
TANDA DAN GEJALA
1. Nyeri yang menetap atau setempat
2. Bengkak pada sekitar fraktur sampai pada fraktur kubah cranial.
3. Fraktur dasar tengkorak : hemorasi dari hidung, faring atau telinga
dan darah terlihat di bawah konjungtiva, memar di atas mastoid
(tanda battle), otoreaserebro spiral (cairan cerebrospiral keluar
dari telinga).
4. Laserasi atau kontusio otak ditandai oleh cairan spinal berdarah.
5. Penurunan kesadaran.
6. Pusing /berkunang-kunang. Absorbs cepat lesu dan penurunan
volume itravaskuler.
7. Peningkatan TIK.
8. Dilatasi dan fiksasi pupil atau paralysis ekstremitas.
9. Peningkaan TD, peurunan frekuensi Nadi, peningkatan pernafasan.
PATHWAY
KLASIFIKASI
1. Mekanisme Cedera Kepala Cedera otak dibagi atas cedera
tumpul dan cedera tembus. Cedera tumpul biasanya
berkaitan dengan kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh,
atau pukulan benda tumpul. Cedera tembus disebabkan
oleh luka tembak ataupun tusukan.
2. Beratnya Cedera Kepala Glasgow Coma Scale (GCS)
digunakan secara umum dalam deskripsi beratnya penderita
cedera otak.
3. Morfologi
a. Fraktur Kranium
b. Lesi Intra Kranial
KOMPLIKASI
1. Kebocoran cairan serebrospinal akibat fraktur pada fossa
anterior dekat sinusfrontal atau dari fraktur tengkorak
bagian petrous dari tulang temporal.
2. Kejang. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera (dalam 24
jam pertama dini,minggu pertama) atau lanjut (setelah
satu minggu).
3. Diabetes Insipidus, disebabkan oleh kerusakan traumatic
pada rangkaihipofisis meyulitkan penghentian sekresi
hormone antidiupetik.
Pemeriksaan Awal pada
Trauma Kapitis
1. Pemeriksaan kesadaran Pemeriksaan kesadaran paling baik
dicapai dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS).
2. Pemeriksaan Pupil harus diperiksa untuk mengetahui ukuran
dan reaksi terhadap cahaya.
3. Pemeriksaan neurologis dilaksanakan terhadap saraf kranial
dan saraf perifer. Tonus, kekuatan, koordinasi, sensasi dan
refleks harus diperiksa dan semua hasilnya harus dicatat
4. Pemeriksaan Scalp dan Tengkorak
Scalp harus diperiksa untuk laserasi, pembengkakan, dan
memar. Kedalaman leaserasi dan ditemukannya benda asing
harus dicatat.
Prosedur Imaging dalam
Diagnosa Trauma Kapitis
1. X-ray Tengkorak
2. CT-Scan
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
A. PENGKAJIAN PRIMER
PENGKAJIAN
1. Airway dan cervical control hal pertama yang dinilai adalah kelancaran
airway. Meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan nafas yang dapat
disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur mandibula atau
maksila, fraktur larinks atau trachea. Dalam hal ini dapat dilakukan “chin
lift” atau “jaw thrust”. Selama memeriksa dan memperbaiki jalan nafas,
harus diperhatikan bahwa tidak boleh dilakukan ekstensi, fleksi atau
rotasi dari leher.
2. Breathing dan ventilation Jalan nafas yang baik tidak menjamin ventilasi
yang baik. Pertukaran gas yang terjadi pada saat bernafas mutlak
untuk pertukaran oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dari
tubuh. Ventilasi yang baik meliputi : fungsi yang baik dari paru, dinding
dada dan diafragma.
3. Circulation dan hemorrhage control
a. Volume darah dan Curah jantung Kaji perdarahan klien. Suatu keadaan
hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovelemia. 3 observasi yang
dalam hitungan detik dapat memberikan informasi mengenai keadaan
hemodinamik yaitu kesadaran, warna kulit dan nadi.
b. Kontrol Perdarahan
4. Disability
Penilaian neurologis secara cepat yaitu tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi
pupil.
5. Exposure dan Environment control
Dilakukan pemeriksaan fisik head toe toe untuk memeriksa jejas.

B. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Identitas : nama, usia, jenis kelamin, kebangsaan/suku, berat badan, tinggi
badan, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, anggota keluarga, agama.
2. Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian,
status kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah
kejadian.
3. Aktivitas/istirahat
Gejala : Merasa lelah, lemah, kaku, hilang keseimbangan.
Tanda : Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, puandreplegia,
ataksia, cara berjalan tidak tegang.
4. Sirkulasi Gejala : Perubahan tekanan darah (hipertensi) bradikardi,
takikardi.
5. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku dan kepribadian.
Tanda : Cemas, mudah tersinggung, angitasi, bingung, depresi dan impulsif.
6. Makanan/cairan
Gejala : Mual, muntah dan mengalami perubahan selera.
Tanda : muntah, gangguan menelan.
7. Eliminasi
Gejala : Inkontinensia, kandung kemih atau usus atau mengalami
gangguan fungsi.
8. Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara, amnesia, vertigo,
sinkope, kehilangan pendengaran, gangguan pengecapan
dan penciuman, perubahan penglihatan seperti ketajaman.
Tanda : Perubahan kesadaran bisa sampai koma, perubahan status
mental, konsentrasi, pengaruh emosi atau tingkah laku dan memoris.
9. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala. Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada
rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa istirahat, merintih.
10. Pernafasan
Tanda : Perubahan pola pernafasan (apnoe yang diselingi oleh
hiperventilasi nafas berbunyi)
11. Keamanan
Gejala : Trauma baru/trauma karena kecelakaan.
Tanda : Fraktur/dislokasi, gangguan penglihatan,
gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekuatan
secara umum mengalami paralisis, demam, gangguan
dalam regulasi suhu tubuh.
12. Interaksi social
Tanda : Apasia motorik atau sensorik, bicara tanpa arti, bicara
berulang-ulang, disartria.
Diagnosa keperawatan
• 1.Nyeri akut
• 2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
• 3. Resiko perdarahan
• 4. Resiko kekurangan volume cairan
• 5. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
IDENTITAS KLIEN
1. Nama : -
2. Jenis Kelamin : -
3. Umur : -
4. Tanggal masuk RS : 23 Oktober 2017
5. Diagnosa Medis : Trauma kepala berat
6. No Rekam medik

RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien tidak sadarkan diri

2. Riwayat Kesehatan/Penyakit Sekarang


Pada tanggal 23 Oktober 2017 sekitar pukul 14:00 wita klien mengalami
kecelakaaan sepeda motor dan setelah itu klien tidak sadarkan diri . Oleh
keluarganya pasien di bawa ke RSUD Ulin Melalui IGD klien tidak sadarkan diri
setelah mengalami kecelakaan. Saat di IGD pasien hanya terbaring di tempat
tidur dengan keadaan umum jelek, GCS E1 V1 M1 hemaatom pada kedua
mata, terpasang kateter, infus RL 20 tts/menit, badan terasa panas, kedua
lubang telinga dan hidung mengeluarkan darah segar.
3. Riwayat Kesehatan/penyakit Dahulu
-
4. Riwayat kesehatan/Penyakit Keluarga
-

PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
TTV : TTD : 100/60 RR : 25x/menit SUHU : 37,6 c
NADI : 100x/menit
Tingkat kesadaran : Coma
GCS : E = 1 V= 1 M= 1
Antropometri
PB/TB : -
BB : -
2. Kulit
Kulit terasa panas
3. kepala dan Leher
-
4. Penglihatan dan Mata
Hematom pada mata
5. Pencium dan Hidung
Kedua lubang Hidung mengeluarkan darah segar
6. Pendengaran dan Telinga
Kedua lubang Telinga mengeluarkan darah segar
7. Mulut dan Gigi
-
8. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
-
9. Abdomen
-
10. Genetalia Dan Reproduksi
Terpasang kateter
11. Ekstremitas Atas dan Bawah
-
ANALISA DATA
INTERVENSI KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai