Anda di halaman 1dari 17

dr. Nurbani Bangsawan, Sp.

OG(K), MARS

Bagian Obstetri dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar, 2018
Pendahuluan
 Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana
hasil konsepsi berimplantasi dan tumbuh diluar
kavum uteri atau lebih tepatnya diluar
endometrium yang melapisi kavum uteri
 Lokasi :
kehamilan tuba, kehamilan ovarial, kehamilan
intraligamenter, kehamilan servikal, dan
kehamilan abdominal
 Kehamilan ektopik merupakan suatu
kehamilan yang berbahaya bagi kaum
wanita berhubung dengan besarnya
kemungkinan terjadi keadaan yang gawat
bila → kehamilan ektopik terganggu
 Berupa : - abortus
- ruptur, bila masa kehamilan
melebihi ruang implantasinya
Insiden :
 Sepilian(2001) sejak 1970 → frekwensi
naik 6 kali lipat / 2 % dari semua
kehamilan
 Cuningham menyatakan lebih dari 1 per
100 kehamilan di Amerika Serikat adalah
kehamilan ektopik
2%
80%

12% 1% 5%
Beberapa faktor resiko terjadinya kehamilan
ektopik
 Penyakit radang panggul sebelumnya
 Pembedahan pelvis sebelumnya
 Ligasi tuba
 Kehamilan ektopik sebelumnya
 Penggunaan ADR
 Penggunaan obat fertilitas dan teknologi
reproduksi
 Penggunaan dietilstilbestrol (DES)
 Merokok
 kehamilan tuba yang belum terganggu
tidak khas
 Dikenal Trias gejala klinis kehamilan
ektopik terganggu
yaitu nyeri perut
amenore
perdarahan vaginal
Persentase gejala - gejala yang terjadi pada
kehamilan ektopik :
◦ Nyeri 100 %
◦ Amenore 75 %
◦ Perdarahan 65 %
◦ Nausea 25 %
◦ Sinkope10 %
◦ Pelepasan jaringan 5 %
 perut tegang dan agak cembung
 Pada palpasi uterus teraba membesar
 adanya massa tumor dalam rongga panggul
 gejala akibat hilangnya darah dari sirkulasi
umum
 gejala perubahan kardiovaskuler ,demam
 Pada pemeriksaan dalam vagina ditemukan
adanya nyeri goyang porsio
 nyeri tekan pada kavum Douglasi dan kavum
Douglasi
 teraba menonjol karena hematokel retro
uterina.
 Pemeriksaan laboratorium
- HCG
- Kadar haemoglobin
 Kuldosintesis ,nilai prediktif 90%
 USG
 Laparoskopi diagnostik / terapi
 Tampak fetus pada tuba fallopi
 Tampak material amorf pada tuba fallopi
yang berdilatasi
 Tampak tanda tidak langsung KE dalam pelvis,
seperti adanya darah
 Tampak massa ekogenik yang jelas berbeda
dari ovarium, khususnya jika tampak garis -
garis lakunar dalam massa ekogenik
 Letak yang berdekatan antara massa yang
ekogenik dengan ovarium yang tampak
terdorong
 Setelah diagnostik ditegakkan, segera lakukan
persiapan untuk tindakan operatif gawat
darurat
 Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi
syarat untuk melakukan tindakan operatif
karena sumber perdarahan harus segera
dihentikan
 Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera
merestorasi cairan tubuh dengan larutan RL
(500 ml dalam 15 menit pertama) atau 2 L
dalam 2 jam pertama (termasuk selama
tindakan berlangsung)
Bila darah pengganti belum tersedia, berikan
autotransfusion berikut ini :
 Pastikan darah yang dihisap dari rongga abdomen
telah melalui alat penghisap dan wadah
penampung yang steril
 Saring darah yang tertampung dengan kain steril
dan masukkan kedalam kantung darah (blood bag).
Apa bila kantung darah tidak tersedia, masukan
dalam botol bekas cairan infus (yang baru terpakai
dan bersih) dengan berikan larutan sodium sitrat
10 ml setiap 90 ml darah.
 Transfusikan darah melalui slang transfusi yang
mempunyai saringan pada bagian tabung tetesan
 Salpingektomi Parsial → melakukan eksisi
bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi
 Salpingostomi → hanya dilakukan sebagai
upaya konservasi dimana tuba tersebut
merupakan salah satu yang masih ada yaitu
mengeluarkan hasil konsepsi pada satu
segmen tuba kemudian diikuti dengan
reparasi bagian tersebut Risiko → kontrol
perdarahan yang kurang sempurna atau
terjadinya rekurensi (hamil ektopik ulangan)
Konseling pasca tindakan :
 Kelanjutan fungsi reproduksi
 Resiko hamil ektopik ulangan
 Kontrasepsi yang sesuai
 Asuhan mandiri selama dirumah
 Jadwal kunjungan ulang

Anda mungkin juga menyukai