Anda di halaman 1dari 19

Akuntansi PPN & PPnBM dan

Restitusi Pajak
PPN dan PPnBM
• PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai
yang muncul karena pemakaian faktor-faktor produksi oleh
Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyiapkan, menghasilkan dan
memperdagangkan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak
(JKP).
• PPnBM merupakan pajak yang dikenakan pada barang yang masuk
golongan barang mewah. Pengenaan PPnBM dibebankan pada
produsen atau PKP yang menghasilkan atau mengimpor barang
mewah.
Penyerahan Barang, Barang Mewah, dan Jasa Kena Pajak

• Penyerahan barang kena pajak yang tergolong mewah yang dilakukan


oleh pengusaha yang menghasilkan barang kena pajak yang tergolong
mewah tersebut didalam daerah pabean dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
• Impor barang kena pajak yang tergolong mewah. Berbeda dengan
pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah
dikenakan hanya satu kali pada waktu penyerahan barang kena pajak
yang tergolong mewah oleh pengusaha yang menghasilkan atau pda
waktu impor.
Penyerahan Barang, Barang Mewah, dan Jasa Kena Pajak

• Penyerahan hak atas barang kena pajak karena suatu perjanjian


• Pengallihan barang kena pajak oleh karena suatu perjanjian sewa beli dan
perjanjian leasing
• Penyerahan Barang kena pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru
lelang
• Pemakaian sendiri dan atau pembelian Cuma Cuma atas barang kena pajak;
• Persediaan barang kena pajak dan aktiva yang menurut tujuan semula tidak
untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan,
sepanjang pajak pertambahan nilai atas
• perolehan aktiva tersebut menurut ketentuan dapat dikreditkan
• Penyerahan barang kena pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan
penyerahan barang kena pajak antar cabang
• Penyerahan barang kena pajak secara konsinyasi
Cara Menghitung PPN dan PPnBM
• Rumusnya adalah

PPN yang Terutang = Tarif PPN × Dasar Pengenaan Pajak

• Dasar Pengenaan Pajak atau DPP adalah jumlah Harga Jual,


Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor atau Nilai Lain yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan
• Pajak Keluaran -> Penjual
• Pajak Masukan -> Pembeli
Menghitung PPN dan PPnBM dalam Satu
Transaksi
• PT 123 mengimpor air conditionersebanyak 2.000 unit dari Jepang dengan
harga impor (CIF) US$500 per unit, atas impor AC terutang Bea Masuk 50%.
Kurs berdasar KMK adalah Rp 12.000 per US$1. Perhitungannya sebagai
berikut :
• CIF 2000 x $500 x Rp12.000 = 12.000.000.000
• BM 50% x 12.000.000.000 = 6.000.000.000
• Nilai Impor = 18.000.000.000
• PPN 10% x 18.000.000.000 = 1.800.000.000
• PPnBM 20% x 18.000.000.000 = 3.600.000.000
• Jumlah Harga Barang = 23.400.000.000
Jurnal PT 123
Akun Debet Kredit

Pembelian 12.000.000.000
Bea Masuk 6.000.000.000
Pajak Masukan 1.800.000.000
PPnBM 3.600.000.000
Kas 23.400.000.000
• Lalu pada Mei 2014 dilakukan penjualan atas AC tersebut oleh PT 123
kepada PT ABC dengan harga Rp5.000.000 per unit sebanyak 50 unit.
Perhitungan harga penyerahan sebagai jumlah yang harus dibayar PT
ABC sebagai berikut :
• Harga 50 x Rp5.000.000 = 250.000.000
• Eliminasi PPnBM 50/2000 x Rp 3.600.000.000 = (36.000.000)
• Dasar Pengenaan PPN = 214.000.000
• PPN terutang 10% x Rp214.000.000 = 21.000.000
• Jumlah yang harus dibayar PT ABC = 235.000.000
Jurnal PT 123
Akun Debet Kredit
Kas 235.000.000
Penjualan 214.000.000
Pajak Keluaran 21.000.000
Jurnal PT ABC
Akun Debet Kredit
Pembelian 214.000.000
Pajak Masukan 21.000.000
Kas 235.000.000
Nb : Angka Pajak Masukan
Pengkreditan PPN pada PT 123 diperoleh dari
1.800.000.000÷2000×50.
Dimana,
-1.800.000.000 adalah total Pajak
• Masa Pajak Mei 2014 Masukan PT 123
• Pajak Keluaran = Rp 21.000.000 -2000 adalah jumlah unit AC dibeli
-50 adalah unit AC yg dijual
• Pajak Masukan = Rp 45.000.000 (-)
• Pajak yg lebih bayar Mei 2014 = Rp 24.000.000
• Jurnalnya
Akun Debet Kredit
Pajak Keluaran 21.000.000
Piutang PPN 24.000.000
Pajak Masukan 45.000.000
Kelebihan Pajak Masukan
• Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat di kreditkan
lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya dapat
dikompensasikan pada Masa Pajak berikutnya.
• Masa Pajak Mei 2014 :
• Pajak Keluaran = Rp 21.000.000
• Pajak Masukan = Rp 45.000.000 (-)
• Pajak yg lebih dibayar Mei 2014 = Rp 24.000.000
• Masa Pajak Juni 2014
• Pajak Keluaran = Rp 30.000.000
• Pajak Masukan = Rp 20.000.000 (-)
• Pajak yang harus dibayar = Rp 10.000.000
• Pajak yg lebih dibayar Mei 2014 = Rp 24.000.000 (-)
• Pajak yg lebih dibayar Juni 2014 = Rp 14.000.000
Jurnal Akuntansi PPN Keluaran
• Pada saat pemungutan PPN oleh PKP, adalah pajak keluaran yang
dipungut pada hakikatnya adalah milik negara sehingga pajak
keluaran merupakan hutang bagi PKP. Misal, tanggal 04 April 2017, PT
DEF (PKP) menjual barang dagangannya dengan harga Rp200.000.
Pajak keluaran yang dipungut adalah Rp20.000 (10% dari Harga Jual).
Untuk Jurnal akuntansi pada saat penjualan ini adalah sebagai
berikut:
Akun Debit Kredit

Kas 220.000

Penjualan 200.000

Pajak Keluaran 20.000


• Perhatikan bahwa, kas yang diterima adalah Rp220.000.000 yaitu
harga jual dan PPN yang dipungut. Nilai Penjualan sebesar Rp200.000
dan utang pajak keluaran Rp20.000. Jika penjualan kredit, maka akun
kas diganti dengan akun piutang dagang.
Jurnal Akuntansi PPN Masukan
• Kebalikan dari PPN keluaran, PPN masukan pada hakikatnya adalah
piutang karena PPN yang dibayar dapat diklaim ke negara. Akun Pajak
Masukan ada di bagian kredit dalam jurnal akuntansinya. Misalnya,
pada tanggal 06 Oktober 2017 PT DEF (PKP) membeli barang untuk
persediaan barang dagangannya dari PT. UVW (PKP). Harga belinya
adalah Rp50.000,- dan PPN masukan yang dibayar adalah Rp5.000,-.
Jurnal akuntansinya adalah.
Akun Debit Kredit

Pembelian 50.000

Pajak Masukan 5.000

Kas 55.000
• Kas yang dikeluarkan adalah Rp55.000 yang terdiri dari harga beli
Rp50.000 dan PPN masukan Rp5.000 (10% dari Harga Beli). Jika
pembelian dilakukan secara kredit, akun kas diganti dengan utang
dagang.
Jurnal Akuntansi Pembayaran PPN

• Seluruh pajak keluaran dan pajak masukan selama sebulan


diperhitungkan dalam SPT Masa PPN. Jika PK lebih besar dari PM
maka PKP masih harus membayar selisihnya ke kas negara.
Berdasarkan contoh PT. DEF di atas, dengan asumsi tidak ada
transaksi lain, maka jurnal perhitungannya adalah sebagai berikut :

Akun Debit Kredit

Pajak Keluaran 20.000

Pajak Masukan - 5.000

Kas - 15.000
• Membalikkan perkiraan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan, maka
utang piutang PPN ini seolah-olah sudah dilunasi. Selisih pajak
keluaran di atas pajak masukan Rp15.000,- merupakan kewajiban PKP
untuk melunasinya.
Restitusi Pajak
• Sebuah perusahaan mendapatkan restitusi sebesar Rp 2.000.000
dengan rincian Pajak Masukan Rp 2.500.000
Pajak Keluaran sebesar Rp 1.000.000
denda SKPKB sebesar Rp 500.000
• Bank Rp 1.000.000
Tax Expense Rp 500.000
Pajak Keluaran Rp 1.000.000
Pajak Masukan Rp2.500.000

Anda mungkin juga menyukai