Restitusi Pajak
PPN dan PPnBM
• PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai
yang muncul karena pemakaian faktor-faktor produksi oleh
Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyiapkan, menghasilkan dan
memperdagangkan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak
(JKP).
• PPnBM merupakan pajak yang dikenakan pada barang yang masuk
golongan barang mewah. Pengenaan PPnBM dibebankan pada
produsen atau PKP yang menghasilkan atau mengimpor barang
mewah.
Penyerahan Barang, Barang Mewah, dan Jasa Kena Pajak
Pembelian 12.000.000.000
Bea Masuk 6.000.000.000
Pajak Masukan 1.800.000.000
PPnBM 3.600.000.000
Kas 23.400.000.000
• Lalu pada Mei 2014 dilakukan penjualan atas AC tersebut oleh PT 123
kepada PT ABC dengan harga Rp5.000.000 per unit sebanyak 50 unit.
Perhitungan harga penyerahan sebagai jumlah yang harus dibayar PT
ABC sebagai berikut :
• Harga 50 x Rp5.000.000 = 250.000.000
• Eliminasi PPnBM 50/2000 x Rp 3.600.000.000 = (36.000.000)
• Dasar Pengenaan PPN = 214.000.000
• PPN terutang 10% x Rp214.000.000 = 21.000.000
• Jumlah yang harus dibayar PT ABC = 235.000.000
Jurnal PT 123
Akun Debet Kredit
Kas 235.000.000
Penjualan 214.000.000
Pajak Keluaran 21.000.000
Jurnal PT ABC
Akun Debet Kredit
Pembelian 214.000.000
Pajak Masukan 21.000.000
Kas 235.000.000
Nb : Angka Pajak Masukan
Pengkreditan PPN pada PT 123 diperoleh dari
1.800.000.000÷2000×50.
Dimana,
-1.800.000.000 adalah total Pajak
• Masa Pajak Mei 2014 Masukan PT 123
• Pajak Keluaran = Rp 21.000.000 -2000 adalah jumlah unit AC dibeli
-50 adalah unit AC yg dijual
• Pajak Masukan = Rp 45.000.000 (-)
• Pajak yg lebih bayar Mei 2014 = Rp 24.000.000
• Jurnalnya
Akun Debet Kredit
Pajak Keluaran 21.000.000
Piutang PPN 24.000.000
Pajak Masukan 45.000.000
Kelebihan Pajak Masukan
• Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat di kreditkan
lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya dapat
dikompensasikan pada Masa Pajak berikutnya.
• Masa Pajak Mei 2014 :
• Pajak Keluaran = Rp 21.000.000
• Pajak Masukan = Rp 45.000.000 (-)
• Pajak yg lebih dibayar Mei 2014 = Rp 24.000.000
• Masa Pajak Juni 2014
• Pajak Keluaran = Rp 30.000.000
• Pajak Masukan = Rp 20.000.000 (-)
• Pajak yang harus dibayar = Rp 10.000.000
• Pajak yg lebih dibayar Mei 2014 = Rp 24.000.000 (-)
• Pajak yg lebih dibayar Juni 2014 = Rp 14.000.000
Jurnal Akuntansi PPN Keluaran
• Pada saat pemungutan PPN oleh PKP, adalah pajak keluaran yang
dipungut pada hakikatnya adalah milik negara sehingga pajak
keluaran merupakan hutang bagi PKP. Misal, tanggal 04 April 2017, PT
DEF (PKP) menjual barang dagangannya dengan harga Rp200.000.
Pajak keluaran yang dipungut adalah Rp20.000 (10% dari Harga Jual).
Untuk Jurnal akuntansi pada saat penjualan ini adalah sebagai
berikut:
Akun Debit Kredit
Kas 220.000
Penjualan 200.000
Pembelian 50.000
Kas 55.000
• Kas yang dikeluarkan adalah Rp55.000 yang terdiri dari harga beli
Rp50.000 dan PPN masukan Rp5.000 (10% dari Harga Beli). Jika
pembelian dilakukan secara kredit, akun kas diganti dengan utang
dagang.
Jurnal Akuntansi Pembayaran PPN
Kas - 15.000
• Membalikkan perkiraan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan, maka
utang piutang PPN ini seolah-olah sudah dilunasi. Selisih pajak
keluaran di atas pajak masukan Rp15.000,- merupakan kewajiban PKP
untuk melunasinya.
Restitusi Pajak
• Sebuah perusahaan mendapatkan restitusi sebesar Rp 2.000.000
dengan rincian Pajak Masukan Rp 2.500.000
Pajak Keluaran sebesar Rp 1.000.000
denda SKPKB sebesar Rp 500.000
• Bank Rp 1.000.000
Tax Expense Rp 500.000
Pajak Keluaran Rp 1.000.000
Pajak Masukan Rp2.500.000