Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
REFERAT
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/.
Accessed 2nd Mei 2018.
Bronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK
karena emfisema merupakan diagnosis patologi, sedangkan bronkitis
kronik merupakan diagnosis klinis.
Bronkitis kronik Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk
kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-
kurangnya dua tahun berturut - turut, tidak disebabkan penyakit
lainnya.
Emfisema Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh
pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai
kerusakan dinding alveoli.
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/.
Accessed 2nd Mei 2018.
EPIDEMIOLOGI
Data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) mengemukakan
bahwa pada tahun 2010 PPOK telah menempati peringkat keempat sebagai
penyakit penyebab kematian di dunia.
Di Indonesia diperkirakan terdapat 4,8 juta pasien dengan prevalens 5,6%
Penderita PPOK umumnya berusia minimal 40 tahun, akan tetapi tidak
tertutup kemungkinan PPOK terjadi pada usia kurang dari 40 tahun.
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/.
Accessed 2nd Mei 2018.
Faktor yang Berpengaruh pada Perjalanan dan Perburukan PPOK
• Menyebabkan penurunan VEP1. Derajat berat merokok dengan
Asap rokok Indeks Brinkman (IB): jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari x
lama merokok dalam tahun :
• Ringan : 0-200, Sedang : 200-600, Berat : >600
Polusi udara gergaji, pertambangan batu bara dan minyak tanah dengan ventilasi
ruangan yang kurang baik
• Luar ruangan : gas buang kendaraan bermotor, debu jalanan
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/.
Accessed 2nd Mei 2018.
Tumbuh kembang • Berhubungan dengan proses selama kehamilan, kelahiran, dan
pajanan waktu kecil
paru
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/.
Accessed 2nd Mei 2018.
PATOFISIOLOGI
Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena
perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu inflamasi, fibrosis,
metaplasia sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi
jalan napas.
Perubahan - perubahan pada sel-sel penghasil mukus dan sel-sel silia ini
mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan
penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari
saluran nafas
Ada beberapa karakteristik inflamasi yang terjadi pada pasien PPOK :
Neutrofil (Didalam lumen saluran nafas)
Makrofag (Lumen saluran nafas, dinding saluran nafas, dan parenkim)
Limfosit CD 8+ (Dinding Saluran nafas dan parenkim)
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala, gejala ringan hingga berat. Pada
pemeriksaan fisis tidak ditemukan kelainan jelas dan tanda inflasi paru
Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan :
A. Gambaran klinis
a. Anamnesis
- Keluhan
- Riwayat penyakit
- Faktor predisposisi
b. Pemeriksaan fisis
B. Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS
Gambaran klinis
Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi
saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
• Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis leher dan edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater
• Palpasi Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah,
hepar terdorong ke bawah
• Auskultasi
- Suara napas vesikuler normal, atau melemah
- Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa ekspirasi
memanjang bunyi jantung terdengar jauh
Ciri khas yang mungkin ditemui pada penderita PPOK :
Pink puffer : Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan
pernapasan pursed – lips breathing
Blue bloater : Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema
tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer
Pursed - lips breathing : Sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi
yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2
yang terjadi pada gagal napas kronik.
Pemeriksaan Penunjang
1. Faal paru
• Spirometri (VEP1, VEP1 prediksi, KVP, VEP1/KVP)
Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( % ) dan atau VEP1/KVP ( % )
Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1 pred) < 80% , % VEP1 (VEP1/KVP) < 75 %
Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE meter walaupun kurang
tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabiliti harian pagi dan sore, tidak
lebih dari 20%
• Uji bronkodilator
Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan APE meter.
Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan, 15 - 20 menit kemudian dilihat
perubahan nilai VEP1 atau APE, perubahan VEP1 atau APE < 20% nilai awal dan < 200 ml
Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei
2018.
2. Darah rutin
Hb, Ht, leukosit
3. Radiologi
Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain
Pada emfisema terlihat gambaran :
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
- Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop appearance)
Pada bronkitis kronik :
- Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei
2018.
Klasifikasi derajat keparahan keterbatasan aliran udara pasien PPOK (VEP1 pasca-
bronkodilator)
• Gejala klinis : Memiliki satu atau lebih gejala batuk kronis, produksi
Derajat 0 (berisiko) sputum, dan dispnea. Ada paparan terhadap faktor resiko. Spirometri:
Normal
Derajat I (PPOK • Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa produksi
sputum.Sesak napas derajat sesak 0 sampai derajat sesak 1 Spirometri :
ringan) VEP1/KVP < 70%, VEP1 ≥ 80%
Derajat II (PPOK • Gejala klinis : Dengan atau tanpa batuk. Dengan atau tanpa produksi
sputum. Sesak napas derajat sesak 2 (sesak timbul pada saat aktivitas).
sedang) Spirometri :VEP1/KVP < 70%; 50% < VEP1 < 80%
Derajat III (PPOK • Gejala klinis : Sesak napas derajat sesak 3 dan 4. Eksaserbasi
lebih sering terjadi Spirometri :VEP1/KVP < 70%; 30% < VEP1 <
berat) 50%
Derajat IV (PPOK • Gejala klinis : Pasien derajat III dengan gagal napas kronik.
Disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung
sangat berat) kanan. Spirometri : VEP1/KVP < 70%; VEP1 < 30% atau < 50%
Penilaian gejala PPOK
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
Contoh kasus
• Laki laki umur 70 tahun
• Gejala: Batuk berdahak, wheezing,
napas pendek
- Lega dengan neb salbutamol
- Terdapat sputum berwarna putih,
sulit tidur
• Perokok
• 3 bulan lalu pernah di rawat karena
napas pendek
• Ada Wheezing pada kedua paru
mMRC Grade 1. Napas saya menjadi pendek jika naik tangga dengan bergegas atau berjalan
ke tanjakan
mMRC Grade 2. Saya berjalan lebih lambat dibandingkan teman sebaya karena susah
bernapas, atau saya harus berhenti untuk mengambil napas ketika berjalan di tangga
mMRC Grade 3. Setelah berjalan 100 meter atau beberapa menit di tangga, saya harus
berhenti untuk mengambil napas
mMRC Grade 4. Saya tidak bisa keluar rumah karena susah bernapas atau tidak bisa
mengganti baju karena susah bernapas
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
Modified British Medical Research Council (mMRC) questionnaire
Centang kotak yang sesuai dengan kondisi pasien (hanya 1 kotak saja)
mMRC Grade 1. Napas saya menjadi pendek jika naik tangga dengan bergegas atau berjalan
ke tanjakan
mMRC Grade 2. Saya berjalan lebih lambat dibandingkan teman sebaya karena susah
bernapas, atau saya harus berhenti untuk mengambil napas ketika berjalan di tangga
mMRC Grade 3. Setelah berjalan 100 meter atau beberapa menit di tangga, saya harus
berhenti untuk mengambil napas
mMRC Grade 4. Saya tidak bisa keluar rumah karena susah bernapas atau tidak bisa
mengganti baju karena susah bernapas
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
COPD Assessment Test (CATTM)
I never cough 1 2 3 4 5 I cough all the time
Assessment of
Spirometrically Assessment of airflow
symptoms/risk of
confirmed diagnosis limitation
exacerbation
Exacerbation
history
≥ 2 atau ≥ 1
menyebabkan
FEV1 hospitalisasi C D
(% predicted)
Post-bronchodilator
FEV1/FVC < 0.7 GOLD 1 ≥ 80
GOLD 2 50 – 79 0 atau 1 (tidak
GOLD 3 30 – 49
menyebabkan A B
hospitalisasi)
GOLD 4 < 30
Symptoms
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/.
Accessed 2nd Mei 2018.
Tujuan Terapi PPOK
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
Identifikasi dan menurunkan paparan terhadap faktor resiko
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
Pengelolaan PPOK Stabil: Non - Farmakologi
Vaksinasi flu
Berhenti merokok (termasuk
A Aktivitas fisik Vaksinasi
pengobatan farmakologi)
pneumococcal
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
Pilihan terapi PPOK
Beta2 - agonis
Short – acting Beta2 – agonis (SABA)
Long – acting Beta2 – agonis (LABA)
Antikolinergi
Short-acting anticholinergics (SAMA)
Long-acting anticholinergics (LAMA)
Kombinasi short-acting beta2-agonists + anticholinergic dalam satu inhaler
Kombinasi long-acting beta2-agonists + anticholinergic dalam satu inhaler
Methylxanthines
Kombinasi long-acting beta2-agonists + ICS dalam satu inhaler
Phosphodiesterase-4 inhibitors
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
Pengelolaan PPOK Stabil: Farmakologi
Grup A Grup B
Preferred treatment =
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD.
Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
Pengelolaan PPOK Stabil: Farmakologi
Grup C
Eksaserbasi lebih
lanjut
LAMA
Preferred treatment = GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management
and Prevention of COPD. Available online at
http://goldcopd.org/. Accessed 21stNovember 2016.
Pengelolaan PPOK Stabil: Farmakologi
Grup D
Eksaserbasi lebih
lanjut
LAMA
+ LABA Gejala persisten/eksaserbasi
lebih lanjut
+ ICS
Eksaserbasi lebih
lanjut
Preferred treatment =
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
Pengelolaan PPOK Stabil: Farmakologi
Grup D
Eksaserbasi lebih
lanjut
LAMA Gejala
+ LABA persisten/eksaserbasi
+ ICS lebih lanjut
Eksaserbasi lebih
lanjut
Preferred treatment =
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
Penggunaan ICS/LABA pada PPOK (GOLD 2017)
Di sebagian pasien terapi awal dengan LABA/ICS dapat menjadi pilihan pertama.
• Yaitu pada pasien dengan riwayat dan/atau diketahui Asthma-COPD Overlap (ACOS).
• Atau pasien dengan jumlah eosinofil yang tinggi pada darah, walaupun ini masih dalam
debat
(Evidence A)
Penggunaan jangka panjang dengan ICS dapat dipertimbangkan dengan LABA untuk pasien
dengan riwayat eksaserbasi, walaupun pasien sudah menggunakan LABA yang sesuai
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
Problem pada PPOK
Partridge, Martyn R., et al., Effect on lunch function and morning activities of Budesonide/formoterol versus salmeterol/fluticasone in
patients with COPD. Ther Adv Respir Dis (2009), 3(4); 147-157
Monitoring dan Follow-Up pasien selama pengobatan
1. Pengukuran
• Penurunan VEP1 dapat dipantau dengan spirometri min 1x
dalam setahun
• Kapasitas fungsi (diukur dengan test berjalan sesuai waktu
yang ditentukan)
• Oksigenasi pada saat istirahat
2. Gejala
3. Eksaserbasi (frekuensi, keparahan, tipe dan
penyebab eksaserbasi)
4. Foto (imaging)
5. Status merokok
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 2nd Mei 2018.
TERIMA KASIH
PERBEDAAN ASMA, PPOK, DAN SPOT
Asma PPOK SOPT
Timbul pada usia muda ++ - +
Sakit mendadak ++ - -
Riwayat merokok +/- +++ -
Riwayat atopi ++ + -
Sesak dan mengi +++ + +
berulang
Batuk kronik berdahak + ++ +
Hipereaktiviti bronkus +++ + +/-
Reversibiliti obstruksi ++ - -
Variabiliti harian ++ + -
Eosinofil sputum + - ?
Neutrofil sputum - + ?
Makrofag sputum + - ?
DIAGNOSIS BANDING