OLEH
M. Sukmana
ANATOMI
DINDING DADA
Berisi jantung, paru-paru, tulang iga (kosta 1-12)
PLEURA
Parietalis dan viseralis
Ada hub. Antara udara luar dgn rongga toraks open
pneumotoraks
MEDIASTINUM
Mediastinum antara kedua paru, tdp pembuluh darah besar dan
jantung, jika mediastinum terdorong ke sisi yg sehat arus balik
vena cava tgg.
JANTUNG
Jantung berdenyut dlm suatu kantong (pericardium) jika ada luka
tusuk drh mengisi pericardiumtamponade jtg
ETIOLOGI
LUKA TUSUK,
TEMBAK,
TUMPUL
PATOFISIOLOGI
Akselerasi
Kerusakan yang terjadi merupakan akibat langsung dari
penyebab trauma. Gaya perusak berbanding lurus dengan
massa dan percepatan (akselerasi); sesuai dengan hukum
Newton II (Kerusakan yang terjadi juga bergantung pada luas
jaringan tubuh yang menerima gaya perusak dari trauma
tersebut.
Pada luka tembak perlu diperhatikan jenis senjata dan jarak
tembak; penggunaan senjata dengan kecepatan tinggi seperti
senjata militer high velocity (>3000 ft/sec) pada jarak dekat
akan mengakibatkan kerusakan dan peronggaan yang jauh
lebih luas dibandingkan besar lubang masuk peluru.
PATOFISIOLOGI lanjutan
Deselerasi
Biasanya terjadi pada tubuh yang bergerak dan tiba-tiba
terhenti akibat trauma. Kerusakan terjadi oleh karena
pada saat trauma, organ-organ dalam yang mobile
(seperti bronkhus, sebagian aorta, organ visera, dsb)
masih bergerak dan gaya yang merusak terjadi akibat
tumbukan pada dinding toraks/rongga tubuh lain atau
oleh karena tarikan dari jaringan pengikat organ
tersebut.
PATOFISIOLOGI lanjutan
Gaya rotasi yang terjadi umumnya diakibatkan oleh
adanya deselerasi organ-organ dalam yang sebagian
strukturnya memiliki jaringan pengikat/fiksasi, seperti
Isthmus aorta, bronkus utama, diafragma atau atrium.
Akibat adanya deselerasi yang tiba-tiba, organ-organ
tersebut dapat terpilin atau terputar dengan jaringan
fiksasi sebagai titik tumpu atau poros-nya.
PATOFISIOLOGI lanjutan
Blast injury
Kerusakan jaringan pada blast injury terjadi tanpa adanya
kontak langsung dengan penyebab trauma. Seperti pada
ledakan bom.
Gaya merusak diterima oleh tubuh melalui penghantaran
gelombang energi.
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
# PERANJAKAN KE-2 SISI DADA
# ADANYA JEJAS, LUKA TEMBUS
# RESPON NYERI SAAT NAPAS
# IRAMA NAPAS
# TRAKEA TERDORONG PADA SISI YG SEHAT
# Tulang iga yg menonjol saat ekspirasi, masuk saat
inspirasi
PALPASI
@ PERANJAKAN KEDUA SISI DADA,
@ TAKTIL FREMITUS
@ KREPITASI
PERKUSI
* HIPERSONOR
* DULL
AUSKULTASI
* bunyi napas ?
* bunyi jantung ?
TRAUMA TORAKS
OPEN PNEUMOTORAKS
Terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada dada
sehingga udara dapat keluar dan masuk rongga intra toraks
dengan mudah. Tekanan intra toraks akan sama dengan
tekanan udara luar.
Dikenal juga sebagai sucking-wound
Klinis
luka pada dinding dadainspirasi mengisap (sucking chest)
sesak berat
Terakumulasinya darah pada rongga toraks akibat trauma tumpul atau tembus
pada dada.
Sumber perdarahan umumnya berasal dari A. interkostalis atau A. mamaria
interna. Perlu diingat bahwa rongga hemitoraks dapat menampung 3 liter
cairan, sehingga pasien hematotoraks dapat syok berat (kegagalan sirkulasi)
tanpa terlihat adanya perdarahan yang nyata, oleh karena perdarahan masif yang
terjadi terkumpul di dalam rongga toraks.
Klinis :
Darah > 1500 cc atau, 200 cc/jam
Pengembangan tidak simetris
Anemis
Bising napas (-)
dullness
Th/ WSD
FLAIL CHEST
Adalah area toraks yang "melayang" (flail) oleh sebab adanya
fraktur iga multipel berturutan ≥ 3 iga , dan memiliki garis
fraktur ≥ 2 (segmented) pada tiap iganya.
Akibatnya adalah: terbentuk area "flail" yang akan bergerak
paradoksal (kebalikan) dari gerakan mekanik pernapasan
dinding dada. Area tersebut akan bergerak masuk saat
inspirasi dan bergerak keluar pada ekspirasi.
Klinis :
Nyeri saat napas
Napas dangkal
Irama napas paradoksal
Takut batuk
Management :
inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift dan
jaw thrust, hilangkan benda yang menghalangi jalan napas
re-posisi kepala, pasang collar-neck
lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau intubasi (oral /
nasal)
Breathing
Assesment
Periksa frekwensi napas
Perhatikan gerakan respirasi
Palpasi toraks
Auskultasi dan dengarkan bunyi napas
Management:
Lakukan bantuan ventilasi bila perlu
Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension
pneumotoraks, open pneumotoraks, hemotoraks, flail chest
Circulation
Assesment
Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi
Periksa tekanan darah
Pemeriksaan pulse oxymetri
Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)
Management
Resusitasi cairan dengan memasang 2 iv lines
Torakotomi emergency bila diperlukan
Operasi Eksplorasi vaskular emergency
????
????
????
????