Anda di halaman 1dari 18

VARIKOKEL

Muhammad Ziaurrahman, S.Ked


DEFINISI
• Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus
pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena
spermatika interna.

• Varikokel merupakan salah satu penyebab infertilitas pada


pria; dan didapatkan 21-41% pria yang mandul menderita
varikokel.
Struktur Anatomi & Histologi
Fungsi Testis
• Testis adalah organ genitalia pria, berjumlah 2 buah
dan terletak didalam skrotum, bentuk ovoid.

• Otot kremaster yang berada di sekitar testis


memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati
ruang abdomen untuk mempertahankan temperatur
testis agar tetap stabil.

• Testis di vaskularisasi oleh a.testikularis, a.diferensialis,


a.kremasterika, dan a.pudenda interna.
• Aliran darah balik melalui vena testikularis
membentuk plexus pampiniformis pada
funiculus spermaticus. Plexus ini berperan
sebagai tempat pertukaran panas, sehingga
dapat mempertahankan temperatur testis
beberapa derajat dibawah temperatur tubuh.

• Plexus ini sering melebar membentuk varises


yang disebut varicocele.
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi varikokel pada remaja, berhubungan
dengan infertilitas pada laki-laki.

• varikokel muncul pada kira-kira 20% populasi laki-laki


secara umum, kebanyakan terjadi pada populasi
subfertil (40%).

• Pada referensi lain disebutkan varikokel ditemukan


kira-kira pada 15% anak remaja laki-laki dan
predominan pada sisi sebelah kiri.
ETIOLOGI
• hilangnya mekanisme pompa otot atau atrofi otot kremaster,
kelemahan kongenital, proses degeneratif pleksus
pampiniformis.
• Hipertensi v. renalis atau penurunan aliran ginjal ke vena kava
inferior.
• Turbulensi dari v. supra renalis kedalam juxta v. renalis
internus kiri berlawanan dengan kedalam v. spermatika
interna kiri.
• Tekanan segment iliaka (oleh feses) pada pangkal v.
spermatika .
• Tekanan v. spermatika interna meningkat
• Sekunder : tumor retro, trombus v. renalis, hidronefrosis.
PATOGENESIS
Varikokel  mengganggu proses spermatogenesis dengan cara:
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis  hipoksia
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (katekolamin dan
prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan
kanan  zat-zat hasil metabolit tidak dapat dialirkan dari
testis kiri ke testis kanan  menyebabkan gangguan
spermatogenesis testis kanan  infertilitas.
GEJALA KLINIS
• Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak
setelah beberapa tahun menikah, atau kadang-kadang
mengeluh adanya benjolan di atas testis yang terasa
nyeri.
• Varikokel jarang menimbulkan rasa tidak nyaman.
• Keluhan yang biasa dimunculkan antara lain adanya
rasa sakit yang tumpul atau rasa berat pada sisi
dimana varikokel terdapat.
PEMERIKSAAN FISIK
• Pemeriksaan dilakukan dgn pasien dalam posisi
berdiri, perhatikan keadaan skrotum kemudian
dilakukan palpasi  bentukan seperti kumpulan
cacing-cacing di dalam kantung (bag of worms) yang
berada di sebelah kranial testis, adanya distensi
kebiruan dari dilatasi vena.
• Jika varikokel tidak terlihat secara visual, struktur
vena harus dipalpasi dengan manuver valsava.
Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3
tingkatan/derajat:
1. Derajat I kecil: varikokel dapat dipalpasi setelah pasien
melakukan manuver valsava
2. Derajat II sedang: varikokel dapat dipalpasi tanpa
melakukan manuver valsava
3. Derajat III besar: varikokel sudah dapat dilihat bentuknya
tanpa melakukan manuver valsava.

(manuver valsava = mengedan)


• pemeriksaan auskultasi dengan memakai
stetoskop Doppler sangat membantu, karena
alat ini dapat mendeteksi adanya peningkatan
aliran darah pada pleksus pampiniformis.
• Untuk lebih objektif dalam menentukan besar
atau volume testis dilakukan pengukuran
dengan alat orkidometer.
• pemeriksaan analisis semen dilakukan untuk
menilai seberapa jauh varikokel telah
menyebabkan kerusakan pada tubuli seminiferi.

• Hasil analisis semen pada varikokel menunjukkan


pola stress yaitu menurunnya motilitas sperma,
meningkatnya jumlah sperma muda (immature,)
dan terdapat kelainan bentuk sperma (tapered).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Angiografi/Venografi
• Ultrasonografi (USG)
PENATALAKSANAAN
Indikasi Operasi :
• Varikokel secara klinis pada pasien dengan parameter semen
yang abnormal terkait dengan atrofi testikular ipsilateral atau
dengan nyeri ipsilateral testis yang makin memburuk setiap
hari, harus segera dioperasi dengan tujuan membalikkan
proses yang progresif dan penurunan durasi-dependen fungsi
testis.

• Remaja dengan varikokel grade I – II tanpa atrofi dilakukan


pemeriksaan tahunan untuk melihat pertumbuhan testis, jika
didapatkan testis yang menghilang pada sisi varikokel, maka
disarankan untuk dilakukan varikokelektomi.
TINDAKAN OPERASI
Ligasi dari vena spermatika interna dapat
dilakukan dengan berbagai teknik.
1. Teknik Retroperitoneal (palomo)
2. Teknik Inguinal (ivanissevich)
3. Teknik Laparoskopik
4. Microsurgical varicocelectomy (Marmar-Goldstein )
5. Teknik Embolisasi
Evaluasi Pascaoperasi
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi,
dengan melihat beberapa indikator antara lain:
• Bertambahnya volume testis
• Perbaikan hasil analisis semen (setiap 3 bulan)
• Pasangan menjadi hamil

Pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi


pascabedah vasoligasi tinggi dari Palomo didapatkan 80%
terjadi perbaikan volume testis, 60-80% terjadi perbaikan
analisis semen, dan 50% pasangan menjadi hamil.
PROGNOSIS
• 6 bulan setelah operasi didapatkan perbaikan
signifikan volume testis kiri dan konsentrasi
spermatozoa.
• Kehamilan terjadi pada 3 bulan pasca operasi
berkisar 25% dan meningkat menjadi 50%
pada 6 bulan pasca operasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai