DEFINISI • Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna.
• Varikokel merupakan salah satu penyebab infertilitas pada
pria; dan didapatkan 21-41% pria yang mandul menderita varikokel. Struktur Anatomi & Histologi Fungsi Testis • Testis adalah organ genitalia pria, berjumlah 2 buah dan terletak didalam skrotum, bentuk ovoid.
• Otot kremaster yang berada di sekitar testis
memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati ruang abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.
• Testis di vaskularisasi oleh a.testikularis, a.diferensialis,
a.kremasterika, dan a.pudenda interna. • Aliran darah balik melalui vena testikularis membentuk plexus pampiniformis pada funiculus spermaticus. Plexus ini berperan sebagai tempat pertukaran panas, sehingga dapat mempertahankan temperatur testis beberapa derajat dibawah temperatur tubuh.
• Plexus ini sering melebar membentuk varises
yang disebut varicocele. EPIDEMIOLOGI • Prevalensi varikokel pada remaja, berhubungan dengan infertilitas pada laki-laki.
• varikokel muncul pada kira-kira 20% populasi laki-laki
secara umum, kebanyakan terjadi pada populasi subfertil (40%).
• Pada referensi lain disebutkan varikokel ditemukan
kira-kira pada 15% anak remaja laki-laki dan predominan pada sisi sebelah kiri. ETIOLOGI • hilangnya mekanisme pompa otot atau atrofi otot kremaster, kelemahan kongenital, proses degeneratif pleksus pampiniformis. • Hipertensi v. renalis atau penurunan aliran ginjal ke vena kava inferior. • Turbulensi dari v. supra renalis kedalam juxta v. renalis internus kiri berlawanan dengan kedalam v. spermatika interna kiri. • Tekanan segment iliaka (oleh feses) pada pangkal v. spermatika . • Tekanan v. spermatika interna meningkat • Sekunder : tumor retro, trombus v. renalis, hidronefrosis. PATOGENESIS Varikokel mengganggu proses spermatogenesis dengan cara: 1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis hipoksia 2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (katekolamin dan prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis. 3. Peningkatan suhu testis. 4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan zat-zat hasil metabolit tidak dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan infertilitas. GEJALA KLINIS • Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah, atau kadang-kadang mengeluh adanya benjolan di atas testis yang terasa nyeri. • Varikokel jarang menimbulkan rasa tidak nyaman. • Keluhan yang biasa dimunculkan antara lain adanya rasa sakit yang tumpul atau rasa berat pada sisi dimana varikokel terdapat. PEMERIKSAAN FISIK • Pemeriksaan dilakukan dgn pasien dalam posisi berdiri, perhatikan keadaan skrotum kemudian dilakukan palpasi bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam kantung (bag of worms) yang berada di sebelah kranial testis, adanya distensi kebiruan dari dilatasi vena. • Jika varikokel tidak terlihat secara visual, struktur vena harus dipalpasi dengan manuver valsava. Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3 tingkatan/derajat: 1. Derajat I kecil: varikokel dapat dipalpasi setelah pasien melakukan manuver valsava 2. Derajat II sedang: varikokel dapat dipalpasi tanpa melakukan manuver valsava 3. Derajat III besar: varikokel sudah dapat dilihat bentuknya tanpa melakukan manuver valsava.
(manuver valsava = mengedan)
• pemeriksaan auskultasi dengan memakai stetoskop Doppler sangat membantu, karena alat ini dapat mendeteksi adanya peningkatan aliran darah pada pleksus pampiniformis. • Untuk lebih objektif dalam menentukan besar atau volume testis dilakukan pengukuran dengan alat orkidometer. • pemeriksaan analisis semen dilakukan untuk menilai seberapa jauh varikokel telah menyebabkan kerusakan pada tubuli seminiferi.
• Hasil analisis semen pada varikokel menunjukkan
pola stress yaitu menurunnya motilitas sperma, meningkatnya jumlah sperma muda (immature,) dan terdapat kelainan bentuk sperma (tapered). PEMERIKSAAN PENUNJANG • Angiografi/Venografi • Ultrasonografi (USG) PENATALAKSANAAN Indikasi Operasi : • Varikokel secara klinis pada pasien dengan parameter semen yang abnormal terkait dengan atrofi testikular ipsilateral atau dengan nyeri ipsilateral testis yang makin memburuk setiap hari, harus segera dioperasi dengan tujuan membalikkan proses yang progresif dan penurunan durasi-dependen fungsi testis.
• Remaja dengan varikokel grade I – II tanpa atrofi dilakukan
pemeriksaan tahunan untuk melihat pertumbuhan testis, jika didapatkan testis yang menghilang pada sisi varikokel, maka disarankan untuk dilakukan varikokelektomi. TINDAKAN OPERASI Ligasi dari vena spermatika interna dapat dilakukan dengan berbagai teknik. 1. Teknik Retroperitoneal (palomo) 2. Teknik Inguinal (ivanissevich) 3. Teknik Laparoskopik 4. Microsurgical varicocelectomy (Marmar-Goldstein ) 5. Teknik Embolisasi Evaluasi Pascaoperasi Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi, dengan melihat beberapa indikator antara lain: • Bertambahnya volume testis • Perbaikan hasil analisis semen (setiap 3 bulan) • Pasangan menjadi hamil
Pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi
pascabedah vasoligasi tinggi dari Palomo didapatkan 80% terjadi perbaikan volume testis, 60-80% terjadi perbaikan analisis semen, dan 50% pasangan menjadi hamil. PROGNOSIS • 6 bulan setelah operasi didapatkan perbaikan signifikan volume testis kiri dan konsentrasi spermatozoa. • Kehamilan terjadi pada 3 bulan pasca operasi berkisar 25% dan meningkat menjadi 50% pada 6 bulan pasca operasi. TERIMAKASIH