Anda di halaman 1dari 18

Journal Reading

Follow-up to Age 4 Years of Treatment of Type 1 Retinopathy of Prematurity Intravitreal


Bevacuzimab Injection Versus Laser: Fluorescein Angiographic Findings

Oleh:
Rizka Kurnia Gemilang

Pembimbing:
Dr. Nasrudin, Sp. M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA


PERIODE 24 DESEMBER 2018 – 26 DESEMBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI – RSUD PASAR REBO
JAKARTA
Abstrak
Latar Belakang
Untuk membandingkan hasil secara struktural pada usia 4 tahun pada
1 mata yang telah telah diberikan Bevacuzimab dan mata lainnya
dengan fotoablasi laser konvensional pada Retinopathy of
Prematurity (ROP) tipe 1

Metode
Pada 21 bayi (42 mata), 1 mata diacak untuk menerima injeksi intravitreal
0,5 mg bevacizumab; sesama mata menjalani fotoablasi laser konvensional.
2 Pencitraan retina digital dan fluorescein angiografi (FA) dilakukan rata-rata
4 tahun setelah terapi dalam follow up setelah penelitian ini dilakukan
selama 9 bulan.
Abstrak
Hasil

• Di antara 20 mata yang diterapi dengan bevacizumab 4 tahun kemudiansemua


menunjukkan kelainan pada mata perifer (area avaskular, kebocoran pembuluh,
shunt, percabangan pembuluh abnormal, dan tangled) atau kutub posterior (Lesi
3 hyperfluorescent, tidak adanya zona avaskular fovea). Lesi-lesi ini tidak diamati
pada sebagian besar mata yang telah dilaser. Di antara 19 mata yang diterapi
dengan laser, kebocoran tercatat pada 1 mata, shunt dan tangled tercatat 3 mata,
dan kelainan makula tercatat di 3 mata.

4Kesimpulan
Angiografi fluorescein telah menunjukkan potensi efek pada mata
4 secara jangka panjang yang pada umumnya banyak dilakuakan
setelah pengobatan dengan bevacizumab untuk ROP fase akut dari
pada setelahnya laser.
Latar Belakang

Meningkatnya angka survival


bayi BBLR menjadikan terapi Beberapa penelitian sebelumnya telah
ROP zona 1 lebih dibutuhkan membuktikan efektivitas monoterapi
dengan IVB dengan dosis tertentu dan
dan dipertimbangkan dianggap menguntungkan karena cepat
Penggunaan VEGF sudah lazim prosedurnya, low cost, dan resiko
yang rendah apabila dibandingkan dengan
digunakan sebagai laser yang terkait ketersediaan alat dan
obat yang mencegeah opthalmologist yang berpengalaman
progersi dari ROP yang serius.
Sehingga sudah banyak dibicarakan
mengenai monoterapi
menggunakan monoterapi
intravena bevacuzimab (IVB)
dan terapi kombinasi (IVB+Laser)
Latar Belakang
Namun akhir-akhir ini bebera
pa penelitian membandingkan
terkait drug-safety IVB yang
menunjukan 3.1 kali beresiko
neurodevelopmental dan 5.3
kali beresikopsikolotor
disorder
Pada 2014 dilakukan penelitian pada
masing-masing mata bayi dilakukan
terapi IVB dan laser pada kasus ROP
pada zona 1 dan tipe 1. Setelah 9
bulan, terapi IVB memiliki residu
vaskular signifikan, dan abnomalitas
makula. Studi ini merupakan follow
up setelah terapi berlangsung 4 tahun
Metode
RCT dilakuakn di Catholic University, Rome.
Bayi-bayi yang terdiagnosis ROP dengan
kriteria ETROP, setelah terdiagnosis diminta
infrom concent untuk dilakuakn terapi:
• 1 mata dengan Foto ablasi Laser
• 1 mata dengan 0,5 mg IVB A
Terapi laser dilakukan terlebih
dahulu. Mata sebelahnya

Sebelum dilakuakan tatalaksana, B kemudian dilakukan IVB


kemudian dicek TIO dan
pasien dilakukan FA menggunakan
RetCam Imaging untuk menilai status C arteri perfusinya

matanya

D RetCam dilakukan setiap 3 hari hingga 2


minggu. Binocular Inderect Ophthalmoscopy
(BIO) dilakuakan setiap 2 minggu selama 52
minggu  satu bulan sekali hingga usia bayi
mencapai 1 tahun. Ketika usia 4 tahun
evaluasi FA dilakuakan dengan GA
Metode
Angiografi dinilai oleh dua orang ahli yang
berpengalaman. Dianggap terdapat abnormal
itas apabila setidaknya ada 1 kuadran yang
menggambarkan Tangles/Shunt

Kriteria yang sama juga berlaku untuk Tidak terlihatnya gambaran zona avaskular
menilai Capillary loss pada posterior pole fovea atau adanya lesi hyperflouroscent
retina atau distrofi epitel pigmen  abnormalitas
makula
Hasil

Seperti yg dikatakan sebelumnya pada mata sebelum terapi didapati hyperflouroscent (popcorn abnormality, dilatasi kapiler focal, cotton wool, jonjot kapiler, string of perals)
A. Avaskular retina dengan mild Leakage B. Aliran antara vaskular & avaskular retina (panah hitam) disertai dengan hiperfouroscent area (lingkar bulat) dan kebocoran pembu
luh darah (titik2 putih). C. D Avaskular retina perifer dengan percabangan dikotomus pada retina perifer
Bevacizumab Bevacizumab
Usia 9 bln Usia 4 th

Laser Laser
Usia 9 bln Usia 4 thn
Bevacizumab Bevacizumab
Usia 9 bln Usia 4 thn

Laser Laser
Usia 9 bln Usia 9 bln
Hasil
FA setelah tahun ke-4 menunjukkan mata dengan IVB memiliki ekstensif area terhada
p non-vaskularisasi retina perifer (F. 1A-D dan 2A-C,F); adanya percaangan pola
dikotomus (F.1D) terdapat pada 3 mata. 1 mata IVB memiliki arterio venular shunt.

Laser, menunjukan atrofi korioretinal (F3D, F4D, F)

Gambaran sebelum terapi, banyak didapatkan abnormalitas vaskular retina; kapiler


retina – masive loss pada pole posterior pada perifer retina pada 15-20 mata dengan
IVB

Sebaliknya Laser, menunjukan lesi hipoflouroscent pada vaskularisasi retina.


*hyperflouroscent lesions  macular abnormality
*Linear choroidal pattern  Immature koroid dan sistem vaskular
Sebaliknya matur lobular ditemukan pada 18-19 mata dengan laser
Study of limitation
IVB  bersirkulasi secara sistemik sehingga
rancu untuk menemukan perbedaan antara kedua
mata

Dosis Bevacizumab yang digunakan lebih rendah


dibandingkan dengan protokol the Bevacizumab
Eliminates the Angiogenic Threat of Retinopathy
of Prematurity

Penggunaan FA sebagai modalitas dapat


mendeteksi adanya neovaskularisasi eksta retinal
yang mudah terdeksi

Menggunakan modalitas baru menjadikan kkriteria ROP baru


yang mempenaruhi klasifikasi tradisional dengan BIO atau Foto
fundus digital.
Kesimpulan

• Penggunaan FA memungkinkan deskripsi potensi


efek ROP jangka panjang dari pengobatan ROP
fase akut, yang lebih sering menggunakan IVB
daripada Laser fotoablasi.

• Banyak kelianan yang tidak tercatat tanpa


modalitas ini, dan banyak temuan
mengkhawatirkan.

• Penentuan perawatan optimal untuk ROP harus


diperhatikan tidak hanya dari segi okular, tapi juga
dari perspektif sistemik
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai