Anda di halaman 1dari 53

PENDEKATAN KELUARGA DALAM

PENCAPAIAN PRIORITAS PEMBANGUNAN


KESEHATAN
Dr.
Dr. II MADE
MADE ADI
ADI WIGUNA
WIGUNA MKes
MKes
Kepala
Kepala Bidang
Bidang Kesehatan
Kesehatan
Masyarakat
Masyarakat
Disampaikan
Disampaikan pada
pada ::
ORIENTASI
ORIENTASI STBM
STBM STUNTING
STUNTING
Denpasar,
Denpasar, 4
4 SEPTEMBER
SEPTEMBER 2018
2018
PROGRAM RENSTRA
INDONESIA SEHAT
2015-2019

Pilar 1. Paradigma Pilar 2. Penguatan Pilar 3. JKN


Sehat Yankes
Program Program
Program • Peningkatan Akses • Benefit
• Promotif – preventif terutama pd FKTP • Sistem pembiayaan:
sebagai landasan • Optimalisasi Sistem asuransi – azas gotong
pembangunan Rujukan royong
kesehatan • Peningkatan Mutu • Kendali Mutu & Kendali
• Pemberdayaan Biaya
masyarakat • Sasaran: PBI & Non PBI
• Keterlibatan lintas sektor Penerapan pendekatan
continuum of care
Tanda kepesertaan KIS
Intervensi berbasis resiko
kesehatan (health risk)

PENDEKATAN
KELUARGA KELUARGA SEHAT
PENERAPAN PARADIGMA SEHAT

Program Kesehatan Lintas sektor


Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
(GERMAS)

KELUARGA SEHAT
PENDEKATAN “CONTINUUM OF CARE” & “LIFE CYCLE”

BERKESINAMBUNGAN PADA SETIAP TAHAP SIKLUS


KEHIDUPAN MANUSIA

DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

5
PENGUATAN KESEHATAN MASYARAKAT
• RPJPN PENGUATAN
EXTERNAL;
• RPJMN-RPJMD •LINTAS
BIDKES SEKTORAL,
GERMAS
•SDG’S MENINGKATNYA
• SISTEM STATUS
KESEHATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
NASIONAL (SKN INDONESIA SEHAT • AKI
•AKB
•BBLR
• ARAHAN PRESIDEN •PHBS
PENGUATAN
INTERNAL:
• PETA STRATEGIS •Program
Berjenjang mulai level
Kesmas yang Pusat, Provinsi, Kab/Kota,
• PRIORITAS terintegrasi Kecamatan,Desa/Kel
dengan Lintas
NASIONAL Program Optimalkan pemanfaatan
•PENDEKATAN dana yang ada di daerah:
APBN, APBD, DAK, Dana
KELUARGA
• ISU BARU Pajak Rokok., dan sumber
lainnya

6
PENDEKATAN KELUARGA
Strategi :
1.Diutamakan Promotif dan Preventif dan
Disertai dengan Penguatan UKBM
2.Sasaran utama adalah keluarga
3.Kunjungan rumah: home visit / home care
(Outreach) dan Total Coverage
4.Melalui Pendekatan Daur Kehidupan/ Life
Cycle Approach
5.Prioritas pendanaan pada pemenuhan
kegiatan promotif-preventif, baru digunakan
untuk kuratif
KONSEP PROGRAM KELUARGA SEHAT
PUSKESMAS

TIM A TIM B TIM C TIM D

Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga


Keluarga Keluarga

1. Setiap Keluarga memiliki Tim pendamping


2. Setiap Tim memiliki potret kesehatan keluarga dan rencana
pembinaan yang perlu dilakukan pada keluarga
3. Terdapat interaksi antara tim dan keluarga
Kenapa harus pro-aktif ke keluarga?
• Pro-aktif ke keluarga saat ini merupakan keharusan.
• Dua contoh masalah kesehatan yg dalam Renstra 2015-2019 menjadi
prioritas
o Masalah status gizi khususnya stunting (pendek)
o Penyakit Tidak Menular (PTM) khususnya hipertensi, diabetes mellitus
& obesitas

Pro-aktif menjangkau keluarga


• Balita yg tdk datang penimbangan ke posyandu, segera dilakukan
kunjungan rumah  agar dapat dilakukan deteksi dini keadaan balita ybs.
• Pro-aktif ke keluarga harus dilakukan untuk menemukan 2/3 penderita PTM
(hipertensi, diabetes mellitus) yg belum sadar bahwa mereka menderita
PTM tsb.
• Pendekatan keluarga secara total diperlukan
Indikator Keluarga Sehat
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
11 Keluarga menggunakan/memiliki akses jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes 10
3 HAL YG DIPERLUKAN
1. INSTRUMEN YG DIGUNAKAN DI TK KELUARGA, YI:
- PROFIL KES KELUARGA (PROKESGA)
- PAKET INFORMASI KES KELUARGA (PINKESGA)
2. FORUM KOMUNIKASI YG DIKEMBANGKAN UTK
KONTAK DG KELUARGA, YI:
- FGD MELALUI DASA WISMA/PKK
- KESEMPATAN KONSELING DI UKBM (MIS: POSYANDU)
- FORUM2 YG SDH ADA DI MASY (REMBUG DESA, DLL)
3. KETERLIBATAN TENAGA MASY SBG MITRA, YI:
- KADER KESEHATAN
- PENGURUS ORGANISASI KEMASYARAKATAN SETEMPAT
(MIS: PKK, KARANG TARUNA, DLL)

11
Intervensi
• Intervensi melalui UKM dan UKBM sesuai kelompok
sasaran:
– Bumil : kunj bumil resti, kelas ibu
– Balita: Posyandu, PAUD, Stimulasi Dini, dsb
– Usia Sekolah: UKS, Dokter kecil, SBH, Poskestren, dsb
– Remaja: UKS, SBH, Poskestren, PMR, dsb
– Usia Kerja: UKK, Pos UKK, Posbindu PTM
– Usia Lanjut: Posyandu usila/wulan/adiyuswa
• Bila sasaran tidak datang  Kunjungan rumah: promosi
kesehatan  paket informasi yang sesuai
• Kunjungan rumah juga dapat dilakukan langsung,
karena data-base keluarga sudah ada
SITUASI KESEHATAN PEREMPUAN
Sebagian besar AIDS terjadi
Angka Kematian Ibu pada usia produktif 20-29
359/100.000 KH tahun dan 30-39 tahun.
Sebagian besar (68%) terjadi
KEKURANGAN pada perempuan.
ANEMIA
ENERGI KRONIS pada Ibu hamil Ibu Rumah
(KEK)
perempuan dengan Tangga dengan
pada Wanita
: 23,9% HIV: 2.061 AIDS:
Usia
pada Ibu kasus 6.539 kasus
Subur: 20,8%
Hamil:
Kanker Payudara: 28,7% 37,1% Kehamilan Remaja
(15-19 tahun): 1,97%
Kanker Serviks: Kekerasan terhadap
12,8% Perempuan: Pernikahan Dini (15-19 tahun):
293.220 , sebagian 23,9%
J
besar KDRT

Keterbatasan Persepsi Budaya Ketidaksetaraan Gender:


Sosial-Ekonomi Diskriminasi, Subordinasi,
Kondisi Geografis Rentan Mengalami Kekerasan,
Peran Ganda
Data KEMATIAN IBU DAN BAYI DI PROVINSI BALI
TAHUN 2006 - 2017

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Source : Annual Reported Of Bali PHO


AKI PER KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2012-2016
KEMATIAN IBU (per 100.000 KH)
KABUPATE
NO 2012 2013 2014 2015 2016
N/ KOTA

Abs AKI Abs AKI Abs AKI Abs AKI Abs AKI

1 Buleleng 10 88,05 9 80,13 14 123,30 14 121,45 13 115,18

2 Jembrana 6 125,10 3 69,09 2 42,82 7 145,71 5 104,52

3 Tabanan 9 182,22 4 78,60 2 40,68 3 58,94 7 143,35

4 Badung 7 98,91 7 88,73 3 37,16 8 99,58 0 0,00

5 Denpasar 10 59,74 4 21,76 3 16,12 9 56,00 7 47,65

6 Gianyar 4 60,40 6 93,02 4 65,80 0 0,00 7 114,98

7 Klungkung 4 135,23 0 0,00 2 68,78 2 67,80 1 34,86

8 Bangli 4 110,71 6 160,81 2 57,05 5 143,93 3 85,98

9 Karangasem 9 112,74 10 125,80 16 200,88 7 89,34 7 93,26

10 Prov. Bali 63 95,33 49 72,07 48 70,50 55 83,41 50 78,72


TREND ANGKA KEMATIAN BALITA DI PROVINSI
BALI TAHUN 2013-2017
CAPAIAN KINERJA INDIKATOR RENSTRA DAN
RENJA
NO INDIKATOR KINERJA TARGET RENSTRA TARGET RENJA TARGET CAPAIAN
2013-2018 2017 NASIONAL TAHUN 2017
TAHUN 2017

1 Angka kematian ibu (AKI) 90/100.000 KH - 102/100.000 62,69 /


KH 100.000 KH
2 Persentase persalinan di fasilitas 99 % 100 % 81 % 80,89 %
kesehatan
3 Persentase Penjaringan Kesehatan 85 % 70 % 50 % 87,71 %
Anak Sekolah
4 Angka Kematian Bayi (AKB) 10/1000 KH - 23/1000 KH 4,4
5 Angka Kematian Balita (AKABA) 12 / 1000 KH - 32/1000 KH 4,98
6 Persentase siswa yang menjadi 10 % 10%
Dokter Kecil
7 Jumlah Kab/Kota yang Melasanakan 9 KAB/KOTA 9 KAB/KOTA
Pembinaan Petugas Kab/Puskesmas
8 K1 99 % 85,84 %
9 K4 97 % 85 % 79,77 %
10 KN 1 81 % 83,93 %
11 Deteksi Dini Resiko Tinggi Oleh 40 % 65,74 %
Tenaga Kesehatan
12 Deteksi Dini Resiko Tinggi Oleh 60 % 67,58 %
Masyarakat
13 KB Aktif 75 % 78,77 %
14 Kunjungan Bayi 98 % 84,14%
Trend TFR, CPR, Unmet need dan ASFR 15-19 tahun

80
TFR Target RPJMN 2019: 2,3 % ASFR 15 – 19 tahun
7
3.1 60 67
3 0 61 62
3
2.9 2.85 5
2.78 0
40 51 51
2.8

2.7 2.63 48
2.6 2.6
2.6 30
2.5 20
2.4 10
1991 1994 1997 2002 2007 2012 199 199 199 0 200 200 201
1 4 7 2 7 2

CPR semua metode Unmet


Need
17
15,3
61.4 61.9 13,6
60.3 13,2 13,1
57,4 11,4
54.7
49.7
Target RPJMN 2019: 9.9 %
Target RPJMN 2019: 66 %
LATAR BELAKANG
 CAKUPAN KB RENDAH  66,2 (SDKI 2012)
 AKI DAN AKB MASIH TINGGI
 KEHAMILAN REMAJA TINGGI
(BANGLI, KLUNGKUNG, JEMBRANA,
KARANGASEM, BULELENG).
 PENYAKIT MENULAR IMS  SANGAT MENGKAWATIRKAN
TERUTAMA IBU HAMIL
 PENYAKIT TIDAK MENULAR CENDERUNG MENINGKAT  POLA
HIDUP TIDAK SEHAT
Situasi di bali
SDKI 2012 : ASFR 15-20 TH 48/1000
ARTINYA ADA 48 ORANG REMAJA DARI 1000 
REMAJA YANG HAMIL DAN MELAHIRKAN. 

DATA SP2TP LB3: 
TH 2014  : DARI  72.171  KEHAMILAN,  ADA 4.532  USIA DIBAWAH 20 TAHUN  6,3 % 

TH 2015  : DARI  69.775 KEHAMILAN,  ADA 4.958 USIA DIBAWAH 20 TAHUN   7,1 %     
TREND MASALAH GIZI BALI PSG 2015-2017
PREVALENSI
KABUPATEN/
NO
KOTA BURUK/KURANG KURUS/WASTED PENDEK/STUNTED Masalah Gizi

2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017


1 JEMBRANA 11,8 13,0 12,8 5,4 6,8 12,9 25,5 23,1 25,2 Akut+Kronis
2 TABANAN 9,0 5,9 7,7 2,8 5,0 6,0 19,0 15,8 16,2 Akut
3 BADUNG 4,7 2,6 7,4 5,6 4,3 7,8 13,6 11,5 14,9 Akut
4 GIANYAR 7,9 6,0 7,7 7,4 4,7 5,5 15,8 13,6 22,5 Akut+Kronis
5 KLUNGKUNG 8,0 12,2 5,2 5,5 8,9 3,9 13,1 20,3 16,6 -

6 BANGLI 10,1 11,9 10,2 6,2 6,0 4,3 28,6 25,7 20,4 Akut+kronis
7 KRASEM 9,4 14,4 13,5 6,8 5,7 5,2 27,5 26,1 23,6 Akut+Kronis
8 BULELENG 12,2 8,8 14,4 7,0 3,8 8,9 25,3 24,2 29,0 Akut+Kronis
9 DENPASAR 8,2 7,4 3,5 6,1 5,5 3,8 18,4 16,1 9,5 -

BALI 9,0 9,1 8,6 5,9 5,5 6,3 20,7 19,7 19,1 Akut
ANGKA BABS PROP. BALI

8,42 %
(Web STBM, Juli 2018)
TARGET STBM PROPINSI
2015-2019

INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019


CAPAIAN
Desa 244 307 370 433 716
melaksanakan
STBM

% Akses 88 89 89 90 100
Jamban
Web STBM, Juli 2018
FAKTOR YANG MENJADI HAMBATAN
 Kepesertaan ber-KB (CPR) rendah
 Masih tingginya Unmet Need
 Masih tingginya Fertility Rate pada remaja
 Masih banyak remaja, WUS, ibu hamil yang mempunyai masalah
gizi (anemia defisiensi Fe, KEK)
 PM dan PTM masih tinggi (riwayat kesehatan ibu)
 Kualitas pelayanan kesehatan KIA belum optimal
 Terbatasnya ketersediaan dan distribusi sumber daya strategis
untuk KIA.
 Masih adanya SDM yang belum siap pakai
 Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang KIA dibeberapa
wilayah masih rendah
PERMASALAHAN KIA DI BALI

Pelayanan Dasar
 PWS-KIA belum optimal
 Kualitas ANC rendah
 P4K hanya stikerisasi
 Sistem Rujukan belum optimal
 faskesdas (Pusk PONED, BPM, Klinik Bersalin) belum
terstandarisasi

Pelayanan Rujukan :
Belum semua RS mampu PONEK
Sistem Rujukan belum optimal
Pembiayaan Kesehatan :
Beberapa kebijakan BPJS kurang berpihak pada
program KIA
PERMASALAHAN BALI DALAM PWS KIA
MASALAH MOBILITAS PENDUDUK

DAERAH
FOKUS

DENPASAR
BADUNG

Penduduk
Pendatang Lintas
Kabupaten dan
Provinsi
Continum of Care dalam mewujudkan Kesehatan Ibu dan Kespro

GENDER

WUS & PUS Pelayanan Antenatal


Linakes di Faskes
• PHBS • P4K • Linakes di
• Catin • Kelas Bumil Faskes
• Yan KB • ANC Terpadu: PMTCT, IMS, • Kemitraan B-D
Malaria, TB, Gizi, Keswa • Rumah Tunggu
• Kondarurat
• Gizi • Kunjungan
• PPKtP Asuhan nifas
Nifas • IMD
• PUG Komplikasi terdeteksi • ASI Eksklusif

Pencegahan dan
Penanganan Komplikasi
Komplikasi Maternal:
ditangani PPGDON
Komplikasi dirujuk PONED
PONEK

Manajemen
PWS KIA, AMP, Supervisi Fasilitatif, DTPS
UPAYA PRIORITAS DALAM AKSELERASI PENURUNAN AKI, AKB

KIA, KB
• Peningakatan ANC berkualitas
• Peningkatan Linfaskes
• Penanganan komplikasi kehamilan, persalinan BBL, nifas di tingkat
pertama dalam mendukung rujukan ke tingkat lanjutan
• Yan KB berkualitas terutama KB pasca salin
• Meningkatkan surveilans KIA
GIZI
• Peningkatan pengetahuan dan perilaku gizi : ASI Eksklusif, MPASI, pemantauan
pertumbuhan, makanan seimbang, Kadarsi, PHBS
• Intervensi Gizi Mikro: kapsul vit A, tablet Fe
• Tatalaksana gizi buruk : PMT-P (rawat inap)
• Pencegahan Stunting
PEMBIAYAAN KESEHATAN
• JKN, JAMPERSAL, BOK

PHBS
• KIE  melalui media massa dan tradisional
Kegiatan Peningkatan Akses dan Kualitas
Kesehatan Ibu dan Anak
Penguatan dan pengembangan :
ANC Terpadu
Persalinan di fasilitas kesehatan
Sistem Rujukan maternal dan neonatal
KB pasca Persalinan
Puskesmas PKRT
Penguatan manajemen (PWS KIA)
Pusk PONED dan RS PONEK
Manajemen kegawatdaruratan maternal neonatal
PERAN DINAS KESEHATAN PROVINSI &
KABUPATEN/KOTA

1) Memetakan kondisi sumber daya puskesmas (SDM,


sarana & prasarana, alat kesehatan & obat)
2) Memenuhi kebutuhan sumber daya melalui
berbagai sumber pembiayaan (APBN, APBD dll)
3) Meningkatkan kapasitas SDM
4) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
5) Membina dan mengawasi (akreditasi puskesmas,
penggerakan Program Keluarga Sehat dll)
6) Membuat Kegiatan Inovasi untuk program prioritas
Dukungan LP dan LS dalam peningkatan Kualitas
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Untuk peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu diperlukan
dukungan dan keterpaduan LP/ LS dalam :
Peningkatan kualitas ANC : Gizi, malaria, Immunisasi, HIV, PTM
Peningkatan kualitas persalinan di fasyankes : Yankesdas, rujukan
Peningkatan sistem rujukan : Yankesdas, rujukan (RS), Profesi
Peningkatan kualitas SDM : Jibang, Profesi (POGI/IDAI/IDI/IBI),
Kepegawaian
Peningkatan kualitas pelayanan KB: BKKBN, Profesi (POGI/IBI)
Dukungan dana dan anggaran : Bappeda (APBD Prov/Kab/kota),
APBN
PENDEKATAN KEGIATAN
KESEHATAN IBU
PERMASALAHAN YANG ADA KEGIATAN
1.Anemi pada Ibu Hamil 1.Pemenuhan : SDM, Alkes dan
2.Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Perbekes, Regulasi, Sistem
3.Persalinan Nakes di Fasyankes Informasi.
4.Pemeriksaan Nifas 2.Penjaminan mutu : Pendidikan dan
5.Pelayanan Keluarga Berencana Pelatihan berkelanjutan
6.Pemberian ASI Ekslusif 3.Penyelesaian faktor yang
7.Pelayanan Gizi mendasari persoalan

PENGUATAN PERAN PENGUATAN PERAN


TEKNIS PENGUATAN PERAN
KOORDINASI DAN
MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAERAH
JEJARING UNTUK
UNTUK KUALITAS UNTUK PROMOTIF
PENGUATAN dan
PELAYANAN PREVENTIF
INOVASI PROGRAM
38
PENDEKATAN KEGIATAN
KESEHATAN ANAK
PERMASALAHAN YANG ADA
KEGIATAN
1.KELANGSUNGAN HIDUP
1.Pemenuhan : SDM, Alkes dan
a. Kesakitan : Anemia Gizi,
Perbekes, Regulasi, Sistem
imunisasi, diare, BBLR,
Informasi.
b. Kecacatan – Kebutuhan
2.Penjaminan mutu : Pendidikan dan
Khusus
Pelatihan berkelanjutan
2.KUALITAS HIDUP : tumbuh
3.Penyelesaian faktor yang
kembang
mendasari persoalan
3.PERLINDUNGAN : Hukum

PENGUATAN PERAN PENGUATAN PERAN


TEKNIS PENGUATAN PERAN
KOORDINASI DAN
MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAERAH
JEJARING UNTUK
UNTUK KUALITAS UNTUK PROMOTIF
PENGUATAN dan
PELAYANAN PREVENTIF
INOVASI PROGRAM
39
KEBIJAKAN
Meningkatkan AKSES PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU
bagi setiap orang pada SETIAP TAHAPAN KEHIDUPAN dengan
pendekatan SATU KESATUAN PELAYANAN (continuum of care)
melalui intervensi komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif) secara paripurna
FOKUS FOKUS FOKUS

KELOMPOK DAERAH PENDEKATAN


1.IBU HAMIL 1.POPULASI TINGGI 1.KOMPREHENSIF (SIX
2.BAYI 2.TERPENCIL BUILDING BLOCK)
3.BALITA 3.PERBATASAN 2.INTERGRATIF
PROMOTIF, PREVENTIF,
4.ANAK USIA 4.KEPULAUAN
KURATIF &
SEKOLAH REHABILITATIF
5.REMAJA PUTRI 3.KEMITRAAN antar
6.PEKERJA WANITA DESA/KELURAHAN pelaku sesuai STRATA
7.PUS KABUPATEN/KOTA KEWENANGAN
40
8.LANSIA PROVINSI
KONSEP PERBAIKAN GIZI

Surveilens sosial, kesehatan, pangan dan gizi

1. KELUARGA 2. MASYARAKAT dan LINTAS SEKTOR 3. PELAYANAN


KESEHATAN

SELURUH KELUARGA Sehat, BB Naik (N)


1. Penyuluhan/Konseling Gizi;
a. ASI eksklusif dan MP-ASI
b. Gizi seimbang
Intervensi c. Pola asuh ibu dan anak
jangka 2. Pemantauan pertumbuhan anak POSYANDU
menengah/ 3. Penggunaan garam beryodium • Penimbangan
panjang 4. Pemanfaatan pekarangan BGM, Gizi buruk, sakit
5. Peningkatan daya beli
emua
(D)
balita
• Konseling
KELUARGA MISKIN Balita • Suplementasi gizi
Punya BB Tidak naik (T),
6. Bantuan pangan darurat; • Pelayanan
a. PMT balita, ibu hamil KMS kesehatan dasar Gizi kurang
b. PKH
Puskesmas
Intervensi
jangka
TFC
CFC
pendek,
darurat
Rumah Sakit
• PMT Pemulihan
• Konseling
Sehat, BB Naik (N)

Sembuh perlu PMT


Sembuh, tidak perlu PMT

Surveilens sosial, kesehatan, pangan dan gizi

CFC: Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat


TFC: Pusat Pemulihan Gizi
INTERVENSI KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN STUNTING

Intervensi Gizi Spesifik


1.Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri,
calon pengantin, ibu hamil (suplementasi besi folat)
2.Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah Intervensi Gizi SPESIFIK LINTAS
3.Kelas Ibu Hamil PROGRAM
4.Pemberian kelambu berinsektisida dan pengobatan 1. Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan
bagi ibu hamil yang positif malaria 2. Penyediaan air bersih dan sanitasi
5.Suplementasi vitamin A 3. Pendidikan gizi masyarakat
6.Promosi melalui pembentukan KPASI Eksklusif 4. Imunisasi
7.Promosi Makanan Pendamping-ASI 5. Pengendalian penyakit Malaria
8.Suplemen gizi mikro (Taburia) 6. Pengendalian penyakit TB
7. Pengendalian penyakit HIV/AIDS
9.Suplemen gizi makro (PMT) 8. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual
10.Promosi makanan berfortifikasi termasuk dan Reproduksi, serta Gizi pada Remaja.
garam beryodium dan besi 9. Jaminan Kesehatan Nasional
11.Promosi dan kampanye gizi seimbang dan 10.Jaminan Persalinan (Jampersal)
perubahan perilaku 11.Program Indonesia Sehat melalui
Pendekatan Keluarga (PIS PK)
12.Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk 12.Akreditasi Puskesmas dan RS
13.Pemberian obat cacing
14.Zinc untuk manajemen diare

ANUNG untuk RAKERKESNAS 2018 42


KERANGKA RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN STUNTING

 Kelas Ibu Hamil


DISTAN, BPOM, DISKANLA, dll
1 

Penyelenggaraan PAUD
Kelas Parenting
DINKES, DISDIK,
BKKBN, DIS
Pemanfaatan pekarangan/ KRPL  Pelatihan Guru dan Tenaga Kependidikan PPPA,DISPMD,
Desa Mandiri Pangan  Bina Keluarga Baduta dll
• Optimalisasi Reproduksi Hewan  Bina Keluarga Remaja
• Desa Pangan Aman  KIE Gizi
• Pemasaran Hasil Kelautan &
Perikanan

5 2
DISKES
 Sosialisasi, orientasi dan
advokasi surveilans kesehatan, gizi, dan
pangan
 Pemantauan pertumbuhan
di Posyandu
• SKPG DISTAN

DISKES, DIS PU PR, dll

Penyediaan sarana & prasarana


STBM sanitarian kit, kit kesling,
cetakan jamban) 4 3  Pemeriksaan Kehamilan, persalinan nakes
 Imunisasi dasar lengkap DISKES
• Pembangunan SPAM di kawasan  Tablet Tambah Darah bagi Ibu
MBR Hamil & Remaja Putri
• Pembangunan IPAL kawasan, IPLT, • Vitamin A bagi Ibu Nifas, Anak 6-11
bln, dan Anak 11-59 bln
TPA/TPS, sarana SANIMAS, • PMT bagi Balita Kurus & Bumil KEK
drainase • Pemberian Obat Cacing bagi Balita, obat diare (zink)

43
SE Gubernur Bali No 440/10328/Kesmas. Diskes, Tanggal 11 Juli
2015 tentang Percepatan Desa/ Kelurahan SBS melalui STBM
DESA ODF
(Open Defication Free)
bebas dari BAB sembarangan
1. Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban dan
membuang tinja/ kotoran bayi hanya ke jamban
2. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar
3. Ada upaya peningkatan kualitas jamban yang ada supaya
semua menuju jamban sehat
4. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh
masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang
tempat
5. Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat
untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat
UPAYA PERCEPATAN YANG DILAKUKAN

DEMAND Upaya percepatan

Pemberdayaan Fasilitator Terlatih untuk


Masyarakat pemicuan kepada masyarakat
Demand Promosi Perubahan • Pendekatan Budaya
Perilaku • Study “Memahami perilaku
sanitasi” (metode Nielsen)
• Media lokal & nasional :
Iklan Layanan Masyarakat (TV dan
Radio), Poster dan Leaflet
• Pendekatan dengan
Puskompublik dan Promkes
• Jurnalis STBM

SUPPLY Upaya percepatan


Enabling
Environment Supply Wirausaha Sanitasi Wirausaha sanitasi
Inovasi Teknologi Tepat Guna
Inovasi jamban murah

Fasilitasi Mikro Kredit Kerja sama dengan bank daerah


untuk permodalan pengusaha
sanitasi
ENABLING ENVIRONMENT Upaya percepatan
Peraturan Pemerintah • RPJMN  universal akses 2019 air minum dan
sanitasi
• Renstra Kemenkes
• Perpres 185/2014 percepatan penyediaan air minum
dan sanitasi
• Permenkes STBM
• SE Menkes (1 puskesmas 1 desa/kelurahan ODF
setiap tahun)

Demand
Kebijakan • Integrasi STBM dalam pembangunan sanitasi
(PAMSIMAS, PPSP, MCAI, PAM STBM, mitra AMPL)
• Integrasi STBM dalam Kab./kota Sehat
• Integrasi STBM dalam Desa Siaga

Sumber Dana • APBN/D


• Dana Desa
• CSR
• Lembaga keuangan formal dan non formal
• Pendayagunaan harta, zakat, infaq, sedekah dan
wakaf untuk pembangunan sarana air bersih dan
sanitasi (Fatwa MUI)
Enabling Supply
Environment Sumber Daya • Akreditasi Pelatihan Fasilitator STBM, Wirausaha
Sanitasi, Monev STBM
• Materi STBM masuk dalam kurikum Poltekes
jurusan kesehatan lingkungan
• Inserting materi STBM dalam modul pemberdayaan
masyarakat untuk desa siaga
• Belajar jarak jauh STBM

Monitoring dan Evaluasi • Monev berbasis SMS dan web


• Knowledge Management (dokumentasi dan
berbagi pembelajaran antar pelaku STBM)
• Website STBM
STBM MELALUI PENDEKATAN ADAT
Beberapa desa telah memiliki perarem yang
secara jelas mengatur perilaku BABS Ex.
Liligundi, Bantiran,
PARAREM TENTANG LARANGAN BABS :

1.Desa Liligundi Kab. Karangasem


2.Desa Kebon Bantiran Kab. Tabanan
3.Desa Cepaka Kab. Tabanan
4.Desa Bengkelsari Kab. Tabanan
5.Desa Antosari Kab. Tabanan
6.Desa Penglipuran Kab. Bangli
7.Desa Keliki Kab. Gianyar
8.Desa Sidetapa Kab. Buleleng
9.Desa Bebetin Kab. Buleleng
10.Desa Pelaga Kab. Badung
11.Desa Pecatu Kab. Badung
12.Desa Bajra Utara Kab. Tabanan
Kesimpulan dan Rekomendasi
• Percepatan peningkatan akses sanitasi menuju Universal
Akses Sanitasi 2019 perlu dukungan dari banyak pihak
sesuai dengan tupoksi dan kewenangannya
• Perlu ada koordinasi di setiap lini administrasi antara
Pemerintah, TNI, Masyarakat dan Swasta
• TNI sebagai penggerak gotong royong pembangunan
jamban di masyarakat, tetap mengedepankan partisipasi
dan masyarakat yang memimpin.
• Monitoring dan Evaluasi melibatkan Dinas Kesehatan/
Puskesmas agar kemajuan akses jamban sehat
terinstitusionalisasi didalam sistem Monev STBM agar
data dan informasi dapat diakses semua pihak
PERAN PROVINSI
PERSIAPAN PELAKSANAAN EVALUASI

1. Membuat konsep desain 1. Penyebarluasan informasi 1.Melakukan


Germas dg ke setiap jajaran SKPD di pembinaan dan
menginventarisir kab/kota memberikan
resourches yg dimiliki. 2. Mempromosikan program konseling ke jejaring
2. Menyiapkan sarana & GERMAS dengan instansi kab/kota
prasarana yang mendukung menggandeng mitra kerja 2.Menyusun instrument
Germas dan mitra usaha monev
3. Mengkoordinasikan skema 3. Menggerakkan setiap 3.Memberikan umpan
persiapan GERMAS dg SKPD elemen SKPD, akademisi balik ke kab/kota
lainnya dan organisasi dan ormas serta dunia
masyarakat, dunia usaha usaha
serta akademisi di tingkat
provinsi

51
PERAN PROVINSI
PERSIAPAN PELAKSANAAN EVALUASI

1. Membuat konsep desain 1. Penyebarluasan informasi 1.Melakukan


Germas dg ke setiap jajaran SKPD di pembinaan dan
menginventarisir kab/kota memberikan
resourches yg dimiliki. 2. Mempromosikan program konseling ke jejaring
2. Menyiapkan sarana & GERMAS dengan instansi kab/kota
prasarana yang mendukung menggandeng mitra kerja 2.Menyusun instrument
Germas dan mitra usaha monev
3. Mengkoordinasikan skema 3. Menggerakkan setiap 3.Memberikan umpan
persiapan GERMAS dg SKPD elemen SKPD, akademisi balik ke kab/kota
lainnya dan organisasi dan ormas serta dunia
masyarakat, dunia usaha usaha
serta akademisi di tingkat
provinsi

52

Anda mungkin juga menyukai