Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT (Fe, Cu dan Al)

PADA KERANG BULU (Anadara antiquata) DI PERAIRAN


PANTAI PERJUANGAN KECAMATAN MEDANG DERAS
KABUPATEN BATU BARA

Kelompok II A

Nama NIM

Tri Astuti Anggreani Nasution 150302003


Desnita Ayu 150302009
Mega Sartika Siahaan 150302007
Glory Hesli Claudita Ginting 150302025
Yosua CW.Tampubolon 150302067
Erlangga Lumbantoruan 150302069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
A. Latar Belakang
Pantai Perjuangan Kecamatan Medang
Deras merupakan daerah yang potensial
sebagai habitat kerang bulu serta merupakan
kawasan industri di Kabupaten Batu Bara,
sehingga dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi yang
berkaitan dengan kualitas perairan Pantai
Perjuangan Kecamatan Medang Deras dalam
mendukung kegiatan penangkapan kerang bulu
dan pengkonsumsian kerang bulu.
B. Perumusan Masalah
 Jumlah penduduk yang semakin meningkat
 Logam berat meningkat seiring dengan aktivitas manusia

C.Tujuan
 Untuk mengetahui kandungan logam berat Fe, Cu, dan Al
pada daging kerang bulu (Anadara antiquata), air dan
sedimen.
 Untuk mengetahui hubungan kandungan logam berat di
air dan sedimen dengan kerang bulu (Anadara antiquata).
 Untuk mengetahui kelayakan kerang bulu (Anadara
antiquata) di perairan Pantai Perjuangan Kecamatan
Medang Deras untuk dikonsumsi berdasarkan
kandungan logam dalam tubuhnya.
Kerangka Pemikiran
Tinjauan Pustaka
 Kerang Bulu (Anadara antiquata)
Menurut Arifin (2016), kerang bulu merupakan
salah satu biota laut yang termasuk ke dalam famili
arcidae. Kerang bulu dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Molusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Taxodanta
Famili : Arcidae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara antiquata
 Kerang bulu mendapatkan makanannya
dengan menyaring makanan yang berupa
mikroalga, bahan organik dan partikel lain
dari perairan.
 Kerang mempunyai kemampuan
mengakumulasikan logam berat dalam
tubuhnya
 Tingginya akumulasi ini berhubungan erat
dengan sifat hidupnya sebagai binatang dasar
yang mengambil makanan dengan cara
menyaring air (filter feeder)
Logam Berat
 Fe (Besi)
 Dalam buangan limbah industri kandungan besi berasal
dari korosi pipa-pipa air mineral
 Kandungan besi dalam air dapat berasal dari larutan
batu-batuan yang mengandung senyawa Fe seperti Pyrit
 Logam berat Fe yang terdapat pada sedimen masuk
kedalam tubuh kerang secara terus menerus dan logam
berat Fe terakumulasi dalam tubuhnya
 sifat-sifat logam berat seperti Fe yang sulit didegradasi,
sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan
 Cu (Tembaga)
 Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam berat yang
dapat ditemukan pada lingkungan perairan maupun dalam
sedimen
 Logam berat Cu masuk ke dalam tatanan lingkungan
sebagai akibat dari aktivitas manusia, contohnya adalah
buangan industri yang memakai Cu dalam proses
produksinya, misalnya industri galangan kapal.
 Logam berat Cu digunakan sebagai campuran bahan
pengawet, industri pengolahan kayu, dan limbah buangan
rumah tangga
 Kontaminasi logam berat Cu pada manusia dapat berakibat
fatal. Gejala yang timbul pada manusia akibat keracunan Cu
akut adalah mual, muntah, sakit perut, hemolisis, netrofisis,
kejang, dan dapat mengakibatkan kematian.
 Al (Aluminium)

 Aluminium merupakan logam yang paling banyak di dunia,


ditemukan dalam tanah, air dan udara
 Sumber aluminium yang dikhawatirkan antara lain
kandungannya di dalam obat-obatan, seperti antacids,
aspirin, obat anti diare, bedak bayi dan perangkat kosmetik
 Terlalu banyak asupan aluminium dapat memberikan efek
negatif yang dapat merusak otak (menyebabkan alzheimer),
penyakit tulang , menyebabkan kerusakkan DNA, disfungsi
ginjal, serta diduga dapat memicu kanker payudara
 Pada bayi hal ini menghambat pertumbuhan.
Masuknya logam berat ada 2 yaitu :

 Logam Berat di Perairan


 Logam berat dalam air jarang berbentuk atom
melainkan terikat dengan senyawa lain sehingga
berbentuk molekul
 Pada kadar yang tinggi dan rendah logam berat
dapat mengakibatkan kematian berbagai jenis
biota perairan
 Makin tinggi konsentrasi logam berat di
perairan, bioakumulasinya dalam tubuh kerang
ikut meningkat
 Logam Berat di Sedimen
 Kandungan logam berat pada sedimen umumnya
rendah pada musim kemarau dan tinggi pada
musim penghujan
 Kandungan logam berat dalam sedimen juga
cenderung tinggi, hal ini dikarenakan oleh sifat
logam berat di perairan yang akan mengendap
dalam jangka waktu tertentu, dan kemudian
terakumulasi di dasar perairan
 Pengendapan terjadi karena berat jenis logam lebih
tinggi dibandingkan dengan berat jenis air
 Pada saat buangan limbah industri masuk ke dalam
suatu perairan maka akan terjadi proses
pengendapan dalam sedimen
METODE PENELITIAN
 Tempat dan Waktu Penelitian
 Penelitian dilakukan di perairan Pantai
Perjuangan Kecamatan Medang Deras
Kabupaten Batu Bara sejak bulan Oktober
2018 hingga Desember 2018 dengan
metode analisis deskriptif
 Analisis sampel dilakukan di Laboratorium
Produktivitas & Lingkungan Perairan dan
Laboratorium Balai Besar Teknologi
Pencegahan Pencemaran Industri (BTPPI).
 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain vandorn water sample, botol contoh plastik
polyetilen 250 ml dan 500 ml, botol BOD 125 ml,
kertas indikator pH, refraktometer, GPS,
turbidimeter, coolbox, oven, kantong plastik,
transek kuadrat, breaker glass, tabung erlemeyer
Bahan yang digunakan meliputi biota air berupa
kerang bulu (Anadara antiquata), contoh air,
contoh sedimen, aquades, larutan analisis logam
(asam nitrat (HNO3), penahan acetis, APDC
(Ammonium Pyrrolidine Dithiocorbamate) 1%, MIBK
(Methyl Isobutyl Keton), HCL dan H2O2 30%.), dan
reagen untuk analisis kandungan oksigen terlarut
Pengambilan contoh
Air dan Sedimen
Pengambilan contoh dilakukan di dua
stasiun pengamatan. Penentuan titik
sampling dilakukan dengan menggunakan
GPS
Pengambilan contoh sedimen dilakukan
langsung dengan menggunakan tangan
sebanyak 1 kg
 Kerang Bulu (Anadara antiquata)
Pengambilan contoh kerang bulu dilakukan di dua
stasiun pengamatan yang telah ditentukan
Jumlah kerang yang diambil berdasarkan hasil
tangkapan saat pengambilan contoh kerang
bulu
Pengambilan contoh biota dilakukan untuk
melihat kadungan logam berat Fe, Cu dan Al
Untuk mendapatkan jumlah daging contoh
diperlukan sedikitnya 5 hingga 10 kerang bulu
dan dikeringkan selama 2 hari kemudian
ditumbuk halus sampai siap untuk dianalisis.
Analisis Data
 Indeks Faktor Konsentrasi (IFK)
Kemampuan biota air untuk mengakumulasi logam berat
 Koefisien Korelasi (r)
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara kandungan
logam berat dalam daging kerang darah dengan air dan
sedimen
 Batas Aman Konsumsi
Untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan perlu
dilakukan pembatasan konsumsi. Batasan ini dapat
diperkirakan melalui berat basah maksimum kerang yang
dapat dikonsumsi manusia per minggunya.
 Analisis deskriptif
Anaisis deskriptif dilakukan untuk membandingakan antara
nilai yang didapatkan dari hasil analisis dengan standar baku
mutu yang telah ditetapkan.
MAULIATE

Anda mungkin juga menyukai