Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

KATARAK
Oleh: Kelompok 1
Tinjauan Teoritis
 Definisi Katarak
◦ Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi
pada lensa mata, sehingga
menyebabkanpenurunan/gangguan penglihatan
(Admin,2009).
◦ Menurut Corwin (2009), katarak adalah
penurunan progresif kejernihan lensa.
 Klasifikasi Katarak
◦ Menurut Umur
 Katarak Polar anterior
 Katarak polar posterior
 Katarak lamelar
 Katarak sentral
 Katarak juvenil
 Katarak senil
◦ Berdasarkan lokasi terjadinya
 Katarak inti(nuclear)
 Katarak kortikal
 Katarak subkapsular
◦ Berdasarkan Penyebabnya
 Katarak traumatika
 Katarak toksika
 Katarak komplikata
 Etiologi Katarak
◦ Usia lanjut (senil) dan proses penuaan
◦ Congenital atau bisa diturunkan (genetic)
◦ Gangguan perkembangan
◦ Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor
lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun
lainnya.
◦ Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, kelainan
metabolic dan sistemik (misalnya diabetes mellitus,
galaktosemi, dan distrofi miotonik) dan obat-obat
tertentu (misalnya kortikosteroid).
◦ Infeksi virus dimasa pertumbuhan janin
 Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa
faktor risiko lain, seperti:
◦ Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat
trauma/cedera pada mata.
◦ Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit
lain, seperti: penyakit/gangguan metabolisme, proses
peradangan pada mata, atau diabetes melitus.
◦ Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
◦ Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-
obatan jangka panjang, seperti kortikosteroid dan
obat penurun kolesterol.
◦ Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor
genetik.
 Manifestasi Klinis
 Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
◦ Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau
serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan
tadi.
◦ menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
 Gejala objektif biasanya meliputi:
◦ Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak
akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak,
cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam
menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan
menjadi kabur atau redup.
◦ Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih.
Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan
bertambah putih.
◦ Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-
benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
 Komplikasi
◦ Gangguan penglihatan dapat terjadi jika tidak
diobati. Kerusakan endotel kornea, sumbatan pupil,
glaucoma, perdarahan, fistula luka operasi, edema
macula sistoid, pelepasan koroid, uveitis, dan
endoftalmitis. Komplikasi yang umum terjadi pada
pembedahan adalah pembentukan membrane
sekunder yang terjadi sekitar 25% pasien dalam 3-
36 bulan setelah pembedahan.
 Penatalaksanaan Katarak
◦ Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih
ringan dapat dibantu dengan menggunakan
kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang,
atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya.
Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
◦ Tindakan operasi katarak merupakan cara yang
efektif untuk memperbaiki lensa mata, tetapi tidak
semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi.
Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan
lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan
sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan
sehari-hari.
ASKEP KATARAK
Pengkajian
Anamnesa
 Identitas / Data demografi
 Riwayat penyakit sekarang
 Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:
 Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak) .
 Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
 Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
 Perubahan daya lihat warna
 Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan
mata
 Lampu dan matahari sangat mengganggu
 Sering meminta ganti resep kaca mata
 Lihat ganda
 Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia)
 Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain
 Riwayat penyakit dahulu
 Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien
seperti
 DM
 hipertensi
 pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic
lainnya memicu resiko katarak.
 Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,
 ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat
terpajan pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.
 Kaji riwayat alergi
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler,
kaji riwayat stress,
Pemeriksaan Diagnostik
 Kartu mata Snellen / mesin telebinokular ( tes
ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) :
mungkin terganggu dengan kerusakan lensa, system
saraf atau penglihatan ke retina ayau jalan optic.
 Pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal
okuler, mencatat atrofi lempeng optic, papiledema,
perdarahan retina, dan mikroaneurisme.
 Darah lengkap, laju sedimentasi (LED) : menunjukkan
anemi sistemik / infeksi
 EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid :
dilakukan untuk memastikan aterosklerosis.
 Tes toleransi glukosa / FBS : menentukan adanya/
control diabetes.
 Diagnosa Keperawatan
 Pre Op
1. Cemas
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan pre op cemas hilang/ berkurang
dengan criteria: pasien paham tentang prosedur pembedahan yang akan
dilakukan, pasien tenang, pasien tidak stress, takut ataupun depresi
 1. Kaji tingkat dan lama gangguan penglihatan. Dorong percakapan untuk
mengetahui keprihatinan pasien , perasaan, dan tingkat pemahaman
 2. Orientasi pasien dengan lingkungan baru
 3. Jelaskan rutinitas perioperatif
 4. Dorong untuk melakukan kebiasaan hidup sehari-hari ketika mampu
 5. Dorong partisipasi keluarga atau orang-orang yang peduli dalam
perawatan pasien
 6. Dorong partisipasi dalam kegiatan sosial dan pengalihan bila
memungkinkan ( pengunjung , radio , rekaman audio , TV , kerajinan ,
permainan )

2. Resiko tinggi cidera
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan pre op
diharapkan resiko cidera tidak terjadi dengan
kriteri: orientasi pasien terhadap lingkungan
sekitar baik, mampu melakukan ambulasi dari 1
tempat ke tempat yang lain dengan baik
 1. Bantu pasien ketika mampu melakukan
ambulasi pre operasi sampai mencapai tujuan
yang stabil dan keterampilan mengatasi memadai ,
menggunakan teknik bimbingan penglihatan
 2. Orientasi pasien di dalam ruangan
 3. Diskusikan kebutuhan untuk penggunaan
perisai logam atau kacamata saat diinstruksikan
 Kolaborasi untuk pembedahan
 Post Op
1. Nyeri
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan post op nyeri hilang / berkurang dengan
criteria: nyeri hilang/ berkurang, skala nyeri 0, pasien tidak mengeluh nyeri
 Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai resep
 2. Kurangi tingkat pencayahaan
 3. Dorong penggunaan kacamata hitam dalam cahaya yang kuat
2. Resiko infeksi
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan resiko infeksi tidak terjadi dengan criteria:
tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi
 1. Pertahankan teknik aseptik yang ketat , melakukan cuci tangan Anda sering
 2. Awasi dan laporkan segera tanda-tanda dan gejala komplikasi, seperti :
perdarahan , peningkatan TIO atau infeksi
 3. Jelaskan posisi yang dianjurkan
 4. Anjurkan pasien untuk mengetahui tujuan pembatasan aktivitas dengan bedrest
 Jelaskan tindakan yang harus dihindari , seperti batuk , bersin , muntah
 Berikan obat yang diresepkan , sesuai dengan teknik yang ditentukan

Anda mungkin juga menyukai