Anda di halaman 1dari 23

IDENTITAS

• Nama : Tn. t
• Umur : 53 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : karyawan swasta
• Alamat : Mangun jaya
• No RM : 302196
Anamnesis
• Keluhan utama : Pasien mengeluh penglihatan mata kiri buram sejak 1 mingguta lalu.

• Keluhan tambahan : Pasien juga mengeluh kedua kanan , nyeri sekitar mata dan sakit
kepala.

• Riwayat penyakit sekarang


• Sejak 1 minggu lalu, pasien mengeluh penglihatan pada mata kiri buram. Buram pada
mata kanan munculnya tiba-tiba. Pasien mengeluh hanya bisa melihat bayangan samar-
samar. Pasien juga mengeluh mata kiri , sedikit berair namun menyangkal terdapatnya
gatal, belekan dan silau. Pasien juga mengeluh terdapat nyeri pada mata kanan . Nyeri
dirasakan terus menerus dan menghilang setelah tidur sebentar. Pasien juga mengeluh
sakit kepala terus-menerus. Keluhan mual dan muntah disangkal. Riwayat trauma pada 4
tahun lalu ketika memecah batu bata terkena serpihan pada mata kanan . penggunaan
obat-obatan tetes mata yang lama sebelumnya disangkal.

• Riwayat penyakit dahulu :


• Riwayat sakit mata sebelumnya disangkal pasien. Tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes
mellitus pada pasien. Riwayat memakai kaca mata juga disangkal.

• Riwayat penyakit keluarga :


• Tidak ada anggota keluarga serumah yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
PEMERIKSAAN FISIK

• Status generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Frekuensi nadi : 84x/ menit
• Suhu : 36.6oC
• Pernafasan : 20x/ menit
Occuli Dekstra (OD) Occuli Sinistra (OS)

1/300 Visus 6/30

Ortoforia Kedudukan bola mata Ortoforia

Bola mata bergerak ke segala arah Pergerakan bola mata Bola mata bergerak ke segala arah

Oedema (-), Hiperemis (-), Palpebra superior Oedema (-), Hiperemis (-),
Enteropion (-), Ekteropion (-), Enteropion (-), Ekteropion (-),
Trikiasis (-), Distikiasis (-) Trikiasis (-), Distikiasis (-)
Oedema (-), Hiperemis (-), Palpebra inferior Oedema (-), Hiperemis (-),
Enteropion (-), Ekteropion (-), Enteropion (-), Ekteropion (-),
Trikiasis (-), Distikiasis (-) Trikiasis (-), Distikiasis (-)
Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-), Konjungtiva Tarsal Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-),
Litiasis (-) Konjungtiva Superior Litiasis (-)
Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-), Konjungtiva Tarsal Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-),
Litiasis (-), Sekret (-) Inferior Litiasis (-, Sekret (-)
Injeksi silier (-), Injeksi Konjungtiva Bulbi Injeksi silier (+), Injeksi
konjungtiva (+), Subkonjungtival konjungtiva (+), Subkonjungtival
bleeding (-), Pinguekula (-), bleeding (-), Pinguekula (-),
Pterigium (-) Pterigium (-)
Occuli Dekstra (OD) Occuli Sinistra (OS)

keruh Kornea Jernih

Dalam COA Dalam

Warna biru Iris Warna coklat, kripti baik

Bulat, tepi regular, Pupil Bulat, tepi regular,

keruh Lensa Je rnih

9 TIO 26
resume

• Tn. t usia 53 tahun datang dengan keluhan penglihatan pada


mata kiri buram sejak 1 minggu lalu. Buram pada kedua mata
munculnya tiba-tiba dan hanya bisa melihat bayangan samar-
samar. mata kiri merah, sedikit berair dan nyeri. Nyeri
dirasakan terus menerus dan menghilang setelah tidur
sebentar. Pasien juga mengeluh sakit kepala terus-menerus.
• Berdasarkan pemeriksaan oftalmologis, didapatkan visus
occuli dextra (OD) 1/300 dan sinistra (OS) adalah 6/30. Pada
konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva. Pada
pemeriksaan tekanan bola mata didapatkan TIO mata kanan
(9) dan mata kiri (26)
• DIAGNOSIS
• Glaukoma akut OS

• PENATALAKSANAAN
• Medikamentosa
• Timol 0.5% eye drop 2 dd gtt I OS
• Polynel eye drop 6 dd gtt I OS
• Glaucon tab 2 dd I
• KCL tab 2 dd I

• PROGNOSIS
• Ad vitam : Ad bonam
• Ad fungsionam : Ad bonam
• Ad sanationam : Ad bonam
Tinjauan pustaka
• GLAUKOMA AKUT
• DEFINISI
• Glaukoma sudut tertutup primer terjadi apabila terbentuk iris
bombe yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior
oleh iris perifer, sehingga menyumbat aliran humor akueus
dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat sehingga
menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan kekaburan
penglihatan
• EPIDEMIOLOGI
• Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di
atas 40 tahun dengan angka kejadian yang bertambah sesuai
usia. Perbandingan wanita dan pria pada penyakit ini adalah
4:1. Pasien dengan glaukoma sudut tertutup kemungkinan
besar rabun dekat karena mata rabun dekat berukuran kecil
dan struktur bilik mata anterior lebih padat.
PATOFISIOLOGI

• Glaukoma sudut tertutup primer terjadi karena ruang anterior


secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan,
menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor
akueus mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke depan
dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan
cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena
usia tua. Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong
perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang
mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang
sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus
mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta
pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah
lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.
Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan
kebutaan.
• GEJALA DAN TANDA
• Tajam penglihatan kurang (kabur mendadak), mata merah,
bengkak, mata berair, kornea suram karena edema, bilik mata
depan dangkal dan pupil lebar dan tidak bereaksi terhadap
sinar, diskus optikus terlihat merah dan bengkak, tekanan intra
okuler meningkat hingga terjadi kerusakan iskemik pada iris
yang disertai edema kornea, dibuktikan dengan tonometri
schiotz ataupun teknik palpasi (tidak dianjurkan karena terlalu
subjektif), melihat halo (pelangi di sekitar objek), nyeri hebat
periorbita, pusing, bahkan mual-muntah.
DIAGNOSIS

• Berdasarkan penjelasan di atas, maka diagnosis dapat ditegakan dari


anamnesis, pemeriksaan status umum dan oftalmologis, serta
penunjang.
• Berdasarkan ananmnesis, pasien akan mengeluhkan pandangan
kabur, melihat pelangi atau cahaya di pinggir objek yang sedang
dilihat (halo), sakit kepala, sakit bola mata, pada kedua matanya,
muntah – muntah.
• Pada pemeriksaan akan ditemukan tanda-tanda, antara lain : visus
sangat menurun, mata merah, tekanan intra okular meningkat,
injeksi pericorneal, kornea oedem, COA dangkal, iris oedem dan
berwarna abu – abu, pupil sedikit melebar dan tidak bereaksi
terhadap sinar, serta diskus optikus terlihat merah dan bengkak.
• Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksa penunjang, diantaranya,
pemeriksaan tekanan intra okular dengan menggunakan tonometri,
melihat sudut COA, menilai CDR, pemeriksaan lapang pandang,
tonografi, serta tes kamar gelap.
KLASIFIKASI

• Glaukoma sudut tertutup primer dapat dibagi menjadi :


• a. Akut
• Glaukoma ini terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan
sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer dan akibat pergeseran
diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen
posterior mata.
• b. Subakut
• Glaukoma dengan gejala klinis nyeri unilateral berulang dan mata
tampak kemerahan
• c. Kronik
• Glaukoma dengan gejala klinis terdapat peningkatan tekanan
intraokular, sinekia anterior perifer meluas
• d. Iris plateau
• Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai kedalaman
kamera anterior sentral normal tetapi sudut kamera anterior sangat
sempit karena insersi iris secara kongenital terlalu tinggi.
PENATALAKSANAAN

• Glaukoma hanya bisa diterapi secara efektif jika diagnose ditegakkan


sebelum serabut saraf benar-benar rusak. Tujuannya adalah
menurunkan tekanan intraokular, dapat dilakukan dengan
• minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan
menghentikan serangan glaukoma.
• Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya asetazolamid
 500 mg iv dilanjutkan dgn oral 500 mg/1000mg oral).
• Tetes mata pilokarpin menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik
dan membuka saluran yang tersumbat.
• Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta
bloker (Timolol 0.5% atau betaxolol 0.5%, 2x1 tetes/hari)
• kortikosteroid topikal dengan atau tanpa antibiotik untuk mengurangi
inflamasi dan kerusakan saraf optik.
• Setelah suatu serangan, pemberian pilokarpin dan beta bloker serta
inhibitor karbonik anhidrase
• Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan
manitol intravena (melalui pembuluh darah).
Menghambat pembentukan humor
akueus
• Penghambat beta andrenergik adalah obat yang paling luas
digunakan. Dapat digunakan tersendiri atau dikombinasi
dengan obat lain. Preparat yang tersedia antara lain Timolol
maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan 0,5%,
levobunolol 0,25% dan 0,5%, dan metipranolol 0,3%.
Apraklonidin adalah suatu agonis alfa adrenergik yang baru
yang berfungsi menurunkan produksi humor akueous tanpa
efek pada aliran keluar. epinefrin dan dipiferon juga memiliki
efek yang serupa. Inhibitor karbonat anhidrase sistemik
asetazolamid digunakan apabila terapi topikal tidak memberi
hasil memuaskan dan pada glaukoma akut dimana tekanan
intraokuler sangat tinggi dan perlu segera dikontrol. Obat ini
mampu menekan pembentukan humor akueous sebesar 40-
60%.
Pada aliran keluar humor
akueous
• Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor
akueous dengan bekerja pada jalinan trabekuler melalui
kontraksi otot siliaris. Obat pilihan adalah pilokarpin, larutan
0,5-6% yang diteteskan beberapa kali sehari atau gel 4% yang
dioleskan sebelum tidur. Semua obat parasimpatomimetik
menimbulkan miosis disertai meredupnya penglihatan,
terutama pada pasien dengan katarak, dan spasme
akomodatif yang mungkin mengganggu bagi pasien muda.
Penurunan volume korpus
vitreum
• Obat-obat hiperosmotik menyebabkan darah menjadi
hipertonik sehingga air tertarik keluar dari korpus vitreum dan
terjadi penciutan korpus vitreum. Penurunan volume korpus
vitreum bermanfaat dalam pengobatan glaukoma akut sudut
tertutup. Gliserin 1ml/kgBB dalam suatu larutan 50% dingin
dicampur dengan sari lemon, adalah obat yang paling sering
digunakan, tetapi pemakaian pada pasien diabetes harus
berhati-hati. Pilihan lain adalah isosorbin oral atau manitol
intravena.
Miotik, Midriatik

• Konstriksi pupil sangat penting dalam penalaksanaan


glaukoma sudut tertutup akut primer dan pendesakan sudut
pada iris plateau. Dilatasi pupil penting dalam penutupan
sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior. Apabila
penutupan sudut diakibatkan oleh pergeseran lensa ke
anterior, atropine atau siklopentolat bisa digunakan untuk
melemaskan otot siliaris sehingga mengencangkan apparatus
zonularis.
pembedahan
• Iridektomi dan iridotomi perifer
Sumbatan pupil paling baik diatasi dengan
membentuk komunikasi langsung antara kamera anterior dan
posterior sehingga beda tekanan diantara keduanya
menghilang. Hal ini dapat dicapai dengan laser neonidium:
YAG atau aragon atau dengan tindakan bedah iridektomi
perifer, tetapi dapat dilakukan bila sudut yang tertutup
sebesar 50%.
• Trabekulotomi (Bedah drainase)
Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50%
atau gagal dengan iridektomi.
PENCEGAHAN

• Pencegahan terhadap glaukoma akut dapat dilakukan Pada


orang yang telah berusia 20 tahun sebaiknya dilakukan
pemeriksaan tekanan bola mata berkala secara teratur setiap
3 tahun, bila terdapat riwayat adanya glaukoma pada keluarga
maka lakukan pemeriksaan setiap tahun. Secara teratur perlu
dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan mata
pada orang yang dicurigai akan timbulnya glaukoma.
Sebaiknya diperiksakan tekanan mata, bila mata menjadi
merah dengan sakit kepala yang berat, serta keluarga yang
pernah mengidap glaukoma.
PROGNOSIS

• Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata, yang


harus segera ditangani dalam 24 – 48 jam. Jika tekanan
intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut glaukoma
sudut tertutup, maka kecil kemungkinannya terjadi kerusakan
penglihatan progresif. Tetapi bila terlambat ditangani dapat
mengakibatkan buta permanen.

DAFTAR PUSTAKA

• Shock JP, Harper RA, Vaughan D, Eva PR. Lensa, Glaukoma. In:
Vaughan DG, Asbury T, Eva PR, editors. Oftalmologi umum. 14 ed.
Jakarta. Widya Medika. 1996
• Friedmand NJ, Kaiser PK, Trattler WB. Ophtalmology. Philadelphia.
Elsevier Saunders. 2002
• Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter. Ophtalmology a short
textbook. Second edition. Thieme Stuttgart : New York. 2007.
• Lang, GK. Ophthalmology. Germany. 2000.
• Khaw PT, Elkington AR. AC Of Eyes. Edisi ke-4. BMJ Book:
London.2005
• James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes Oftalmologi. Ed 9. EMS:
Jakarta. 2005
• Gondowihardjo T, Simanjuntak G. editor. Glaukoma Akut dalam
Panduan Manajemen Klinis Perdami. PP Perdami: Jakarta. 2006

Anda mungkin juga menyukai