Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

1. ANGGOTA :
2. AGEL RESTI MELANDARI
3. REGI SARI NINGSIH
4. EGGIA NANDA DEWSA
5. INDRI SUSTIA RAHMI
6. HANIFAH RIFNOLA
7. NOVIA ROZADI
Sejarah dan Pembaruan Islam di Minangkabau

• Agama Islam sudah menjadi agama orang-orang


Minangkabau dengan terjalinnya adat dan agama maka
kebudayaan menjadi dominan dalam kehidupan orang
Minangkabau, sehingga masyarakat Minangkabau
berbentengkan adat yang bersendikan kepada agama
Islalam.
• Aliran agama Islam yang masuk ke daerah ini adalah mula-
mula mazhab syafi`I,
Dengan kembalinya Haji Piabang, Haji Sumanik, dan Haji
Muskin dari tanah Mekkah pada permulaan Abad ke XIX,
yang melihat dari dekat kemajuan yang dicapai oleh
kaum Wahabi dibawa dalam usaha memurnikan agama
Islam, maka berkembang di Minangkabau mazhab
Hambali atau aliran Wahabi.
• Di Minangkabau perkembangan mazhab Hambali dikenal
dengan “gerakan Islam kaum putih atau orang-orang Padri”
negara Islam (Darull Islam) yang hendak didirikan oleh
aliran Islam kaum putih di Minangkabau, dengan
memusatkan kekuatan dalam satu tangan mendapat
tantangan hebat dari ulama-ulama syiah pemangku-
pemangku adat, pada satu pihak yang memuncak menjadi
perang saudara (1804-1830).
Masuknya Agama Islam ke Minangkabau

• Para ahli sejarah sampai saat ini belum mempunyai


kesepakatan mengenai waktu yang tepat masuknya Islam ke
Minangkabau. Hal ini terutama karena belum ditemukannya
bukti-bukti sejarah tertulis di Minangkabau. Peninggalan sejarah
berupa bangunan, seperti masjid, batu nisan lainnya, maupun
catatan tertulis lainnya tidak dapat memberikan kepastian.
• Beberapa sumber yang dapat dipercaya dan lebih memberikan
kepastian terutama berasal dari luar Minangkabau.
• Berdasarkan berita dari China, Hamka (1976) mengatakan bahwa
pada tahun 684 M sudah didapati suatu kelompok masyarakat Arab
di Minangkabau.
• Hal ini berarti bahwa 42 tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat,
orang Arab sudah mempunyai perkampungan di Minangkabau.
Sehubungan dengan itu Hamka memperkirakan bahwa kata
“Pariaman”, nama salah satu kota di pesisir barat Minangkabau
berasal dari bahasa Arab, “barri aman” yang berarti tanah daratan
yang aman sentosa.
• Selanjutnya diduga pula bahwa orang-orang Arab ini di samping
berdagang juga berperan sebagai mubaligh- mubaligh yang giat
melakukan dakwah Islam, sehingga pada waktu itu diperkirakan
sudah ada orang Minangkabau yang memeluk agama Islam.
• Sejalan dengan itu, M.D. Mansur (1970), juga menyimpulkan bahwa pada abad ke-
7 agama Islam sudah dikenal di Minangkabau Timur, mengingat pada waktu itu
telah ada hubungan dagang antara Cina di Asia Timur dan Arab di Asia Barat
melalui Selat Malaka.
• Pada waktu itu di Asia Barat, dengan Damaskus sebagai pusat, sedang berkuasa
Daulat Umayyah. Mereka sekaligus juga menguasai hubungan perdagangan
antara Timur (China) dan Barat (Laut Tengah). Walaupun demikian, dakwah
Islam pada waktu itu belum pesat dan kemudian berhenti dan akhirnya lenyap
sama sekali akibat larangan yang dilakukan oleh Dinasti T’ang dari China yang
merasa kepentingannya di Minangkabau terancam oleh Khilafah Umayyah.
• Adanya hubungan dagang laut yang langsung antara Minangkabau sebagai
produsen lada dengan Timur Tengah dilihat China akan merugikannya sebagai
pemasok lada. Pengaruh politik Khilafah Umayyah dengan pengaruh ideologinya
dipandang akan meruntuhkan wibawa dan kepentingan ekonomi China sebagai
“Pemimpin Asia” waktu itu.
Proses Islamisasi di Minangkabau

• Menjelang Islam masuk, adat yang aslinya animistik,


dinamistik, dan naturalistik yang sudah berakulturasi
dengan unsur-unsur Hindu-Buddha adalah satu-satunya
pedoman hidup bagi masyarakat Minangkabau. Setelah itu
datanglah agama Islam yang juga menuntut kepatuhan yang
lebih ketat.
• Proses islamisasi bejalan secara damai melalui pengaruh yg tidak
dipaksakan dan berhasil dg baik. Pengajian agama diberikan kpd org
dewasa dan ulama serta Kitab Suci Al Quaran diajarkan kpd anak-
anak dan berhasil dijadikan bahan bacaan bagi putra-putri
Minangkabau.
• Sehingga, jarang org Minangkabau yg buta aksara Al Quran walaupun
pd umumnya tidak dapat menulisnya dan tdk mengerti isinya. Mereka
belajar ini melalui surau, masjid dan rumah-rumah tempat mengaji.
• Surau di Minangkabau merupakan pusat penyiaran agama bagi
seluruh masyarakkat. Perkembangan tradisi adat juga dikembangkan
krna kaum adat tdk memiliki lembaga pendidikan.
Perkembangan islam di
Minangkabau
• Para mubaligh menyebarkan islam di Minangkabau dgn jalan
menanamkan budi dan memperlihatkan akhlak baik kpd masyarakat.
Masyarakat Minangkabau yg terkesan dgn sifata mubaligh islam itu
kemudian mengikutinya.
• Setelah banyak mempelajri ttg islam, banyak jga masyarakat
Minangkabau yg ikut menyebarkan islam ke daerah lainnya.
• Syekh Burhanudin merupakan salah satu murid Syekh Abdurrauuf
Singkil dari Aceh datang dan bermukim di Ulakan Pariaman. Dalam
usaha meresapkan ajaran islam, Syekh Burhanudin lebih
menunjukannya kpd anak2 yg bermain di halam surau yg
didirikannya.
• Cara yg dilakukan oleh Syekh Burhanudin ini yaitu dg ikut bermain
dgn anak2 trsbut, awalnya dgn membaca bismillahirrahmanirrahim
disetiap akan bermulai bermain. Sehingga membuat anak2 trsbt
penasaran dgn apa yg dibacanya.
• Melalui bermain bersama ini, tanpa disadari ajaran islam mulai
tertanam di lubuk hati anak2 itu. Tingkah laku dan budi pekerti anak2
sedikit demi sedikit diperbaiki menurut moral islam.
• Ketika semakin banyak orang yang datang belajar agama kpd Syekh
Burhanudin, sehingga satu surau tdk mampu lagi menampung murid-
murid yg hendak belajar. Kemudian didirikan lagi satu surau sebagai
tempat khusus menampung murid-murid dalam menuntut ilmu
agama.
• Pengaruh Syekh Burhanudin di Minangkabau mjd besar
sekali. Para tuanku dan guru agama terpenting di daerah
Darek pd akhir abad ke 18 hampir semuanya belajar di
Ulakan.
• Di Pamansiangan, Luhak Agam, kemudian didirikan pula
pusat pengajian aliaran Syattariah dg pemimpinnya Tuanku
Pamansiangan.
• Tuanku Nan Tuo merupakan orang terpandai dari Luhak
Agam yang masih belajar di Ulakan kepada Syekh
Burhanudin.
• Tuanku Nan Tuo berasal dari Koto Tuo, Ampek Angkek
Canduang yang terpengaruh dgn aliran Thariqat
Naqsabandiyah. Dia menganggap aliran ini dekat dg ajaran
Sunnah Al Jamaah dan mudah diterima masyarakat.
• Kampung Koto Tuo ini akhirnya berkembang mjd pusat
pengajaran fiqih islam dan Al Quran serta Hadist. Masalah
hukum, kepercayaan dan seluruh aspek kehidupan sosial
juga dipelajari.
• Perkembangan islam pada masa itu diwarnai dg perbedaan
pendapat yg cukup mendasar sampai memasuki awal abad ke 19,
ketika di Pandai Sikek muncul Kaum Paderi yg menganut paham
Wahabi di bawah pimpinan Haji Miskin.
• Pengikut Haji Miskin adalah murid2 Tuanku Nan Tuo yg memang
sudah berkeinginan utk mengadakan pembaharuan di
Minangkabau.
• Haji Miskin dan pengkutnya mendapati praktik keagamaan di
Minangkabau yg sangat mengkhawatirkan sprt guru agama
masih berkhidmat kpd kuburan, sabung ayam mjd menu harian,
judi merajalela dsb.
• Gerakan yg dilakukan kaum Paderi dimulai dg menata
kekuatan. Mereka mulaimenebar pengaruh, termasuk dg
cara kekerasan yg membawa mereka dalam perselisihan
panjang dg kaum adat.
• Belanda yg sdg melakukan perluasan pengaruhnya
mendapat jalan dg mendukung kaum adat, shngg gerakan
agama kemudian berubah mjd perlawanan menantang
masuknya pengaruh dan kekuasaan Belanda di Minangkabau
yg terkenal dg Perang Paderi.
• Meskipun akhirnya Kaum Paderi kalah, tetapi banyak trjd
perubahan dalam praktik keagamaan di Minangkabau.
Kerajaan Pagaruyung Islam

• Secara perlahan agama islam memasuki kehidupan kaum


bangsawan di istana Pagaruyung, raja yg sebelumnya
beragama Budha beralih memeluk islam. Mansoer (1970),
memperkirakan raja yg pertama memeluk islam adalah
Sultan Alif yg berkuasa sekitar tahun 1560.
• Baru setelah Sultan Alif dan keluarga beragama islam,
Minangkabau dapat dipandang menjadi daerah islam.
• Setelah Sultan Alif wafat digantikan oleh Yang Dpertuan
Raja Begawang II yg nerupakan kemenakan raja Bagewang I
yg sebelumnya menjadi raja ketika kerjaan masih bercorak
Budha Bhairawa.
• Raja selanjutnya adalah Sultan Abdul Jalil. Dalam masa
pemerintahannya raja inilah surat menyurat sudah
mempergunakan cap/stempel yg bertuliskan huruf Arab.
• Pada masa kekusaannya Sultan Abdul Jalil berhubungan
dengan kerajaan Negeri Sembilan di Malaisya dan dialah yg
mengangkat raja disana.
• Kerajaan pagaruyung diperintah berdasarkan Adat dan
Syarak sprti dirumuskan dalam pepatah “Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, sampai saat datangnya
pemurnian agama islam di Minangkabau yg dilakukan oleh
Haji Miskin, Haji Piobang, dan Haji Sumanik.
• Setelah tiga org itu pulang ke Minangkabau dimulailah usaha
pemurnian ajaran agama melalui “Gerakan Paderi” yg
berhdapan dgn Nan Dipatuan Rajo Alam Pagaruyung yg
terakhir, Arifin Muning Syah Alam, bertempat tinggal di
Gudam.
• Gerakan Paderi yg dipimpin oleh “Harimau Nan Salapan: meluas
sampai keTnah Datar, mereka mendapat perlawanan yg sengit,
krna Tanah Datar adalah pusat dari kedudukan Raja Pagaruyung.
• Keluarga raja dan dan para penghulu masih mempunyai wibawa
besar di mata rakyat. Namun peristiwa yg sangat mengejutkan
penduduk yaitu terjadi pembunuhan keluarga raja di Pgaruyung
oleh kaum paderi. Hanya Raja Arifin Muning Alam Syah dan
seorang cucunya dapat melarikan diri dari kepungan dan
pembunuhan Kaum Paderi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai