Oleh:
M. Fatony Hadikusuma
Pembimbing:
dr. Dikdik S, Sp. S
Nama : Ny. D
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 57 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Buniwangi Kec.
Pagelaran Cianjur
Tanggal Masuk
UGD :10/7/14 Pukul 20.00 WIB
GANDARIA : 11/7/14 Pukul 08.00 WIB
2
ANAMNESIS
•Lemah tubuh
KELUHAN sebelah
UTAMA kanan
3
ALLO-ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
12 Jam SMRS
4
ANAMNESIS
5
ANAMNESIS
6
ANAMNESIS
7
PEMERIKSAAN FISIK
• TD : 170/100 mmHg
• Nadi : 78x/menit (kuat, cukup, regular)
TTV • RR : 20x/menit
• Suhu : 37 ºC
8
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kepala : normochepal
Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
Hidung : normonasi, deviasi septum (-), sekret (-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah tremor (-),
faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, gigi geligi tidak lengkap
Telinga : normotia, sekret (-)
Leher : KGB tidak membesar, JVP tidak meningkat
Thorax
Jantung : ictus cordis teraba membesar 2-3 jari kea rah lateral di Linea
Axillaris Anterior Sinistra. BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
9
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), organomegali (-), nyeri
epigastrium (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Ekstremitas
Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)
Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)
10
STATUS NEUROLOGIK
11
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIAL
Nervus Olfaktorius
kanan kiri
12
N.II (OPTIKUS ) Mata kanan Mata kiri
Visus 6/6 6/6
Lapang Pandang Normal Normal
Funduskopi
Kanan Kiri
Ptosis - -
Gerakan Mata
Medial Baik Baik
Atas Baik Baik
Bawah Baik Baik
Ukuran Pupil Pupil bulat isokor Ø ODS 3 mm
Refleks Cahaya Langsung + +
Refleks Cahaya Konsensual + +
Akomodasi baik baik
14
Nervus Trokhlearis
Kanan Kiri
Gerakan Mata Medial Bawah Baik Baik
NERVUS TRIGEMINUS
Menggigit Normal
Membuka mulut normal
Sensibilitas
Oftalmikus + +
Maksilaris + +
Mandibularis + +
Refleks kornea + +
Refleks bersin Normal
15
Nervus Abdusens
Kanan Kiri
Gerakan mata ke + +
lateral
NERVUS FACIALIS
Kanan Kiri
Kerutan Kulit Dahi + +
Lipatan naso-labial + +
Mengangkat alis Normal Normal
Menyeringai Tertinggal Normal
Parese N. VII dextra sentral 16
Nervus Vestibulochoclearis
Kanan Kiri
Tes bisik Normal Normal
Tes Rinne Normal Normal
Tes Weber Tidak ada Tidak ada
lateralisasi lateralisasi
Tes Schwabach Normal Normal
Keseimbangan
18
Nervus Assesorius
Kanan Kiri
Memalingkan kepala baik baik
Mengangkat bahu baik baik
NERVUS HIPOGLOSUS
Sikap lidah Deviasi ke kanan
Fasikulasi -
Tremor lidah -
Atrofi otot lidah -
Parese N.XII dekstra sentral 19
• Motorik 2+ 5 Tonus normal, atrofi (-)
2+ 5
• Vegetatif : Baik
• Fungsi luhur: dilakukan pada tanggal 11/7/2014, score 27 : normal
• R.fisiologis : BTR ++/++
brachioradialis ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
• R. Patologis: Babinski -/-
Chaddock -/-
Oppenheim (-/-)
Gordon (-/-)
20
Pemeriksaan Sensorik
• Rasa raba:
kanan-kiri sama
• Rasa nyeri:
kanan-kiri sama
• Rasa suhu:
kanan-kiri sama
21
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
10 /7/14
KKal/hari.
Protein cukup, yaitu 0,8-1 gr/kgBB.
Lemak Cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan Energi total. Utamakan sumber lemak
tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari kebutuhan energi
total. Kolesterol dibatasi < 300 mg.
Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan Energi total. Untuk pasien dengan
diabetes mellitus diutamakan karbohidrat kompleks.
25
PENGOBATAN
Medikamentosa :
• Terapi platelet : Aspilet 1 x 80 mg
• Citicolin : 3 x 500 mg
• Piracetam : 3x400 mg
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
26
RESUME
Seorang wanita usia 57 tahun, bekerja sebagai ibu rmuah tangga . Datang ke RSUD
Cianjur pada tanggal 10/7/14 dengan keluhan :
•Lemah tubuh
KELUHAN sebelah
UTAMA kanan
27
Analisa
kasus
28
DAFTAR MASALAH
1. Mengapa pasien ini didiagnosa Stroke
infark ?
29
DEFINISI STROKE
30
DIAGNOSIS
31
DIAGNOSIS
PIS Infark
32
DIAGNOSIS
Gejala klinis PIS Infark
Defisit fokal Berat Berat ringan
Onset Menit/jam Pelan (jam/hari)
Nyeri kepala Hebat Ringan
Muntah pada awalnya Sering Tidak, ke lesi BO
Hipertensi Hampir selalu Sering kali
Penurunan kesadaran Ada Tidak ada
Kaku kuduk Jarang Tidak ada
Hemiparesis Sering dari awal Sering dari awal
Gangguan bicara Bisa ada Sering
Likuor Berdarah Jernih
Parese N. III Tidak ada Tidak ada
33
Pada pasien ini
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaa neurologis
Defisit neurologis fokal berupa hemiparese dextra yang terjadi tiba-tiba saat
pasien beristirahat
Riw. Stroke sebelumnya, riw. Hipertensi & DM yang tidak terkontrol dalam 2
minggu terakhir
Pemeriksaan fisik, tanda vital TD 170/100 mmHg, HR: 78 kali/menit, RR: 20
kali/menit, S: 370C
Status neurologis tampak sakit sedag, kesadaran composmentis, berbicara
disartria, RM (-), SO: refleks cahaya (+/+), pupil bulat isokor ODS 3 mm, GBM
kesegala arah, wajah parese N. VII kanan sentral, parese N. XII kanan sentral
Motorik 2+ 5 tonus baik, atrofi (-)
2+ 5
Sensorik dan vegetatif baik
FL tidak dilakukan
RF BTR/KPR/APR (++/++/++)
RP Bab/Chad (-/-)
34
DIAGNOSIS
Berdasarkan skor stroke
Skor Siriraj:
= (2,5 x kesadaran) + (2 x
vomitus) + (2 x headache) +
(0,1 x diastole) – (3 x n
ateroma) – 12
= (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) +
(0,1 x 100) – (3 x 1) – 12
= (0 + 0 + 0 + 10 – 3) – 12
= 7-12
= -5
35
DIAGNOSIS
Dimana
Derajat kesadaran 0 = composmentis, 1 = somnolen, 2 =
sopor
Muntah 0 = tidak ada, 1 = ada
Nyeri kepala 0 = tidak ada, 1 = ada
Ateroma 0 = tidak ada, 1 = salah satu atau lebih
(DM, angina, penyakit pembuluh darah)
Hasil
Skor > 1 : perdarahan supratentorial
Skor < 1 : infark serebri
36
Skor gajah mada
37
Faktor risiko
Dapat dimodifikasi
• Hipertensi
• Penyakit jantung (fibrilasi atrium)
• Diabetes melitus
• Merokok
• Konsumsi alkohol
• Hiperlipidemia
• Kurang aktifitas
• Stenosis arteri karotis
39
PENATALAKSANAAN
Tindakan awal
Bed rest
Kepala dan tubuh atas dalam posisi 300 dengan
bahu pada sisi lemah diganjal dengan bantal.
Periksa kadar oksigen, bila hipoksia berikan
oksigen.
Pemasangan infus
Monitor jantung (ECG)
Nutrisi enteral dgn nasogastrik tube (NGT)
Pemasangan dauer kateter urin.
40
PENGOBATAN
Nonmedikamentosa :
• Diet rendah garam
• Diet cukup kalori
Medikamentosa :
• Terapi trombolitik : Aspilet 1 x 80 mg
• Citicolin 3 x 500 mg
• Piracetam 3x400 mg
Sitikolin :
• Indikasi untuk kehilangan kesadaran karena kerusakan otak / infark serebri memepercepat
rehabilitasi ekstrimitas pasien paska hemiplegik
• E/S mual, insomnias, dizzness, kejang, nausea, anoreksia, malaise, diplopia
Piracetam :
• Indikasi: gangguan kognitif, gangguan sirkulasi serebral, gejala involusi , gejala paska trauma
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
41
Edema serebri
• Jika hipoperfusi menetap lebih lama daripada yang dapat ditoleransi oleh
jaringan otak, terjadi kematian sel.
• Stroke iskemik/infark tidak reversibel.
• Kematian sel dengan kolaps sawar darah-otak mengakibatkan influks
cairan ke dalam jaringan otak yang infark (edema serebri yang menyertai).
• Infark dapat mulai membengkak dalam beberapa jam setelah kejadian
iskemik, membengkak maksimal dalam beberapa hari kemudian dan
kemudian perlahan-lahan kembali mengecil.
42
Ambang kematian sel
Ambang fungsional
Batas aliran darah otak (50-60 cc/100 gram/menit), yang
bila tidak terpenuhi akan menyebabkan terhentinya fungsi
neulogis, tetapi integritas sel-sel saraf masih utuh.
Ambang aktivitas listrik otak
Batas aliran darah otak (15 cc/100 gram/menit) yang bila
tak tercapai akan menyebabkan aktivitas listrik neuronal
terhenti. Ini berarti sebagian struktur intrasel telah berada
dalam proses disintegrasi.
Ambang kematian sel
Batas aliran darah otak yang bila tak terpenuhi, akan
menyebabkan kerusakan total sel-sel otak (CBF kurang dari
15 cc/100.menit/gram)
43
pencegahan
Primer
Sekunder
44
DAFTAR PUSTAKA
45
Terima Kasih...
46