PERILAKU KONSUMEN
LATAR BELAKANG
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling
mendasar. Dengan kata lain faktor budaya merupakan faktor paling utama dalam
perilaku pengambilan keputusan dan perilaku pembelian.
Budaya konsumsi yang muncul juga dipengaruhi oleh strategi pemasaran, konsumsi
massal meningkat sejalan dengan semakin banyaknya orang yang memiliki
pendapatan.
Konsumen adalah makhluk sosial yang hidup bersama dengan orang lain, berinteraksi
dengan sesamanya. Orang-orang sekeliling inilah yang disebut sebagai lingkungan
social konsumen. Konsumen saling berinteraksi satu sama yang lain, saling
mempengaruhi dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan dan nilai-
nilai yang dianggap penting. Salah satunya unsur lingkungan social adalah budaya.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud perilaku konsumen?
2. Apa yang dimaksud budaya dan faktor apa yang mempengaruhi dalam perilaku
konsumen?
3. Apa saja unsur-unsur budaya?
4. Bagaimana hubungan budaya dan konsumsi?
5. Bagaiman pengaruh budaya dalam perilaku konsumen?
6. Bagaimana perilaku konsumen lintas budaya (Cross Cultural Consumer Behavior)?
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku konsumen.
2. Untuk mengetahui pengertian budaya dan faktor yang mempengaruhinya.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur budaya.
4. Untuk mengetahui hubungan budaya dan konsumsi.
5. Untuk mengetahui pengaruh budaya dalam perilaku konsumen.
Untuk mengetahui perilaku konsumen lintas budaya (Cross Cultural Consumer
Behavior).
PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
• Laki-laki adalah kepala rumah tangga. Wanita banyak memakai celana panjang sebagai Permintaan celana panjang
pengganti rok meningkat
• Menghormati orang tua dan orang yang lebih tua.
• Hamil diluar nikah adalah aib Laki-laki banyak yang hobi kesalon dan Frekuensi ke salon meningkat dan
menggunakan anting permintaan perhiasan meningkat
B. Norma (Norms)
Norma adalah aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan yang boleh
dan tidak boleh dilakukan. Norma di bagi dua yang pertama norma yang disepakati
berdasakan aturan pemerintah, biasanya berbentu peraturan , undang-undang.
Norma yang kedua adalah norma yang ada dalam budaya dan bisa di pahami dan
dihayati jika orang tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama.
C. Kebiasaan (Customs)
Kebiasaan adalah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara
budaya. Kebiasaan diturunkan dari generasi ke generasi secara turun temurun.
Beberapa Perayaan Keagamaan Di Berbagai Beberapa Perayaan Perkawinan di Berbagai
Daerah Daerah
Persyaratan meminang
Mengantar makanan ke Meningkatkan Pakaian, makanan,
dengan memberikan
Manjalang rumah mertua sebelum pembeliaan bahan NTT Belis minuman, perhiasan,
Padang ternak, kain dan emas
Mintuo bulan puasa, dalam bulan makanan (beras, lauk ternak
kepada calon istri
puasa, dan saat lebaran pauk)
Meningkatkan
Acara melamar yang
Manado Maso minta pembelian sandang,
dilakukan pria ke wanita
Sarana transportasi, pangan dan bunga
Mandi bersama di sungai makanan, minuman,
Sanksi kepada adik
Riau Balimau kasai sehari sebelum puasa perlengkapan mandi,
perempuan yang
ramadhan mainan anak, dan
mendahului menikah
hiburan
Kalimantan, dengan cara
Kerbau, sapi,
Sulawesi, memberikan kerbau,
Pelangkahan perhiasan, pakaian
Pergi ke tempat wisata Meningkatkan Padang, Aceh, sapi, perhiasan, pakaian
dan perlengkapannya
Aceh Rabu abek minggu terakhir menjelang pembeliaan bahan Riau dan perlengkapannya
F. Mitos
Mitos menggambarkan sebuah cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi suatu
masyarakat. Mitos sering kali sulit di buktikan kebenarannya. Contoh : pada masyarakat jawa mengenai raja-raja dan
wali songo.
G. Simbol
Simbol adalah segala sesuatu (benda, nama , warna, konsep) yang memiliki arti penting lainnya ( makna budaya
yang diinginkan).
Contoh : bendera warna kuning yang dipasang disuatu tempat adalah simbol bahwa ada warga yang meninggal di
daerah tersebut.
Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum
yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota
keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang
anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi.
Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara
pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru
masyarakat. Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai
suatu produk dan pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya
iklan sebuah produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang
dapat menjadi keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya
mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu
produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai
keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.
6. Perilaku Konsumen Lintas Budaya (Cross Cultural Consumer Behavior)
1. Kehidupan material mengacu pada kehidupan ekonomi, yakni apa yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh
nafkah.
2. Interaksi sosial membangun aturan-aturan yang dimainkan seseorang dalam masyarakat, serta pola kekuasaan dan
kewajiban mereka.
3. Bahasa, komunikasi terungkap melalui kata-kata, gerak-gerik, air muka, dan gerakan tubuh lainnya. Oleh karena itu,
seorang pemasar internasional harus berhati-hati dalam menangani persoalan bahasa dalam trensaksi-transaksi dagang,
kontrak, negosiasi, reklame, dan sebagainya.
4. Estetika meliputi seni (arts), drama, musik, kesenian rakyat dan arsitektur yang terdapat dalam masyarakat.
5. Nilai dan sikap, setiap kultur mempunyai seperangkat nilai dan sikap yang mempengaruhi.
6. Agama dan kepercayaan, agama mempengaruhi pandangan hidup, makna dan konsep suatu kebudayaan.
7. Edukasi meliputi proses penerusan keahlian, gagasan, sikap dan juga pelatihan dalam disiplin tertentu
8. Kebiasaaan-kebiasaan dan tata karma.
9. Etika dan Moral, pengertian dari apa yang disebut benar dan apa yang salah didasarkan pada kebudayaan. Contoh:
perbedaan perangai orang-orang jepang dan orang-orang korea juga menggambarkan masalah etika. Orang-orang
jepang bersifat formal dan berhati-hati, sedangkan orang korea bersifat informal dan ramah.
MISINTERPRETASI PENILAIAN
LINTAS BUDAYA
Berikut adalah garis besar analisis antar budaya
1. Pendekatan etnosentrime, menganggap “kamilah mengenai tingkah laku konsumen:
yang terbaik”. Banyak perusahaan AS salah karena 1. Menentukan motivasi yang relevan dalam
menganggap bahwa apa yang baik di tempat suatu budaya.
sendiri pasti baik juga di pasar-pasar luar negeri. 2. Menentukan karateristik pola tingkah laku.
2. Pendekatan asimilasi, menganggap bahwa karena 3. Menentukan bidang nilai budaya mana yang
Amerika adalah wadah percampuran budaya, relevan dengan produk ini.
maka ciri-ciri khas budaya yang tampak di 4. Menentukan bentuk karateristik dalam
masyarakat Amerika pasti cocok di manapun. membuat keputusan.
3. Pendekatan keunggulan pandangan tuan 5. Mengevaluasi metode promosi yang cocok
rumah, memberi perhatian pada keadaan pasar dengan budaya setempat.
dan menekankan kebijakan-kebijakan yang 6. Menentukan lembaga yang cocok untuk
didasarkan pada ciri khas budaya setempat, produk ini menurut pikiran konsumen.
budaya tuan rumah.
ADAPTASI BUDAYA
Adaptasi budaya (cultural adaptation) mengacu pada penentuan kebijaksanaan bisnis yang sesuai dengan ciri khas budaya suatu masyarakat.
Secara esensial, ada tiga lingkup yang tercakup dalam adaptasi bisnis luar negeri: produk, institusi dan individu.