DEFINISI HUKUM
Pendefinisian Hukum
Langkah pertama dalam mempelajari suatu
Disiplin ilmu adalah memahami pengertian atau
Definisi ilmu yang akan di pelajari. Dengan
Mempelajari definisi tersebut, kita akan
Memperoleh gambaran sekaligus batasan dari
Ilmu yang akan dipelajari. Namun rupanya sulit
Untuk mencari definisi hukum karena menurut
Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn , tidak mungkin
Memberikan suatu definisi tentang apakah yang
Disebut hukum itu. Definisi tentang hukum
Sangat sulit dibuat karena tidak mungkin untuk
Merumuskan nya yang sesuai dengan kenyataan
( Apeldoorn dalam kansil, 1977 : 28 )
Menurut Dr. W. L. G. Lemaire , alasan mengapa
Hukum itu sulit diberikan definisi yang tepat adalah
Karena hukum itu mempunyai segi dan bentuk yang
Sangat banyak sehingga tidak mungkin dicakup secara
Keseluruhan dalam satu definisi ( Lemaire dalam Kansil , 1977
: 30)
Prof. van Apeldoorn selanjutnya mengatakan
Bahwa siapa hendak mengenal sebuah gunung ,
Ia harus melihat sendiri gunung itu. Demikian
Pula bagi siapa yang ingin mengenal hukum
Maka ia harus melihat hukum.
Apeldoorn , Kansil ( 1977: 30) mengemukakan
Bahwa jika kita ingin melihat hukum, kita akan
Berhadapan dengan suatu kesulitan karena
Gunung itu dapat dilihat, tetapi hukum tidak dapat
Dilihat
Definisi Hukum sebagai Pedoman
1. E. Utrech dalam Kansil ( 1977) memberikan definisi
bahwa hukum adalah himpunan peraturan ( perintah
– perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib
suatu masyarakat sehingga harus ditaati oleh
masyarakat itu.
2. Leon Duquit dalam Sampara dkk ( 2009) , hukum
adalah aturan tingkah laku dalam anggota
masyarakat, aturan yang daya penggunaan nya pada
saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat
sebagai jaminan dan kepentingan bersama terhadap
orang yang melakukan pelanggaran itu.
3. S.M Amin dalam buku nya yg berjudul Bertamasya
ke Alam Hukum merumuskan bahwa hukum adalah
sekumpulan peraturan yg terdiri atas norma dan
sanksi yg bertujuan untuk mengadakan ketertiban
dalam pergaulan manusia sehingga keamanan dan
ketertiban dapat dipelihara.
4. J.C.T Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto
dalam buku mereka yg berjudul Pelajaran Hukum
Indonesia memberikan definisi bahwa hukum adalah
peraturan – peraturan yg bersifat memaksa yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan
masyarakat yang dibuat oleh badan – badan resmi yg
Unsur – unsur Hukum
Definsi hukum yang telah dikemukakan oleh
Para sarjana hukum, dapat ditarik inti sarinya
Maka akan ditemuakan beberapa unsur yg
Terdpt didlm nya , sbb:
1. Serangkaian peraturan yg mengatur tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat.
2. Peraturan itu dibuat oleh badan – badan resmi yg berwajib
dlm suatu masyarakat tertentu.
3. Peraturan – peraturan yang dibuat tersebut mempunyai
kekuataan ( bersifat ) memaksa.
4. Terhadap pelanggaran atas peraturan tersebut dikenakan
sanksi yang tegas
Tujuan Hukum
Kansil ( 1977) mengemu kakan bahwa dalam Pergaulan
masyarakat terdapat aneka macam hubungan di antara anggota
masyarakat, yakni Hubungan yang ditimbulkan oleh
kepentingan – kepentingan anggota masyarakat itu. Karena
Beraneka ragamnya hubungan itu, para anggota Masyarakat
memerlukan aturan – aturan yg dpt menjamin keseimbangan
agar dlm hubungan – hubungan itu tidak terjadi kekacauan di
dlm Masyarakat.
• Kansil menambahkan bhw peraturan2 hk yg
bersifat mengatur n memaksa angg masy utk
patuh akan menciptakan keseimbangan dlm
setiap hub dlm masy . Setiap pelanggaran atas
peraturan yg ada akan dikenakan sanksi atau
hukuman sbg reaksi thd perbuatan yg melanggar
peraturan.
• Utk menjaga agar peraturan2 itu dpt berlangsung
terus n diterima oleh seluruh angg masy, aturan
yg ada hrs sesuai n tdk boleh bertentangan dng
rasa keadilan masyarakat.
• Dengan demikian , hk bertujuan utk menjamin
adanya kepastian hk dlm masy n hrs
bersendikan pada rasa keadilan masyarakat.
• Said Sampara dkk. mengemukakan bhw tujuan
pokok hk adl menciptakan tatanan masy yg
tertib dan menciptakan ketertiban di dlm
masy shg kepentingan manusia akan
terlindungi .
• Roscoe Pound dlm Harun Uth mengemukakan
ada 12 tujuan hk, yg dpt dipersempit menjadi
4 tujuan hk yi :
a. menjaga ketentraman n kedamaian masy
b.menjaga ketertiban n keamanan umum,
c. memelihara status quo,
d. mengadakan perubahan dlm masy.
• Wirjono Prodjodikoro dlm Soeroso (2002)
mengemukakan bhw tujuan hk adl
mewujudkan keselamatan, kebahagiaan dan
ketertiban dlm masyarakat.
• Van Apeldoorn dlm Soeroso ( 2002)
mengemukakan bhw tujuan hk adl mengatur
tata tertib dlm masy secara damai dan adil.
• Kesimpulan : tujuan hk adl utk mengatur
ketertiban dan ketentraman masy dng
melindungi kepentingan2 individu n masy
agar tercapai keadilan dlm masyarakat.
Sumber-sumber hukum
2. Penyerahan (Levering).
• Penyerahan hak milik pd benda bergerak
dilakukan scr nyata/ fisik.( feitelijke levering)
3. . Kadaluarsa ( Verjaring).
• Pada benda bergerak tdk dikenal adanya
kadaluarsa. Sedangkan pd benda tetap
dikenaladanya kadaluarsa yg dpt menghapuskan
hak atau menimbulkan hak seseorang atas suatu
benda.
4. . Pembebanan sbg benda jaminan hutang.
• Utk benda bergerak tunduk pd ketentuan gadai
dan fiducia. Utk benda tetap , dilakukan dan
tunduk pd ketent hak tanggungan dan hipotik.
• UU membagi sgl hak manusia menjadi 2 yi :
1. Hak kebendaan adl hak yg memberikan
kekuasaan atas suatu benda. Kekuasaan tsb
dpt dipertahankan kpd setiap orang yg
melanggar hak tsb.(hak mulak/jamak arah).
• Jadi, hak kebendaan melahirkan hak
penuntutan kebendaan(actiones in rem).
• Contoh : hak milik, hak guna bangunan dll.
• Aneka hak kebendaan
• Hak kendaan dpt dibedakan dlm 2 gol :
a. . hak kebendaan yg diberikan utk kenikmatan , yi
hak yg langsung dimanfaatkan oleh pemegang
hak tsb( hak milik, hak pakai dll)
b. Hak kebendaan yg diberikan utk dijadikan
jaminan hutang adl hak kebendaan yg
memberikan kekuasaan langsung atas suatu
benda utk dijadikan jaminan pelulasan hutang(
gadai, hak tanggungan, fidusia).
2. Hak Perorangan.
Adl suatu hak yg memberikan suatu tuntutan
atau penagihan thd seseorang. Hak
pearorangan hanya dpt dipertahankan thd
orang ttt saja atau thd suatu pihak ttt saja
Cara memperoleh hak Kebendaan.
a. Bantuan orang lain : hibah, jual beli ,
b. Pengambilan scr langsung : ambil ikan di laut
c. Perlekatan / natreking : lidah tanah di tepi
sungai bertambah luas krn pengendapan,
d. Warisan : - berdasar UU / keturunan darah
/ / ab intestato
- berdasar surat wasiat / testamen
• Cara penyerahan / pengalihan hak kebendaan
a. . Penyerahan scr nyata / riil / feitelijke levering ;
utk benda bergerak,
b. Penyerahan scr formal atau resmi ( yuridische
levering ) bermaksud utk memindahkan hak
kebendaan kpd orang lain : contoh : hak atas
tanah
c. Cessie adl penyerahan piutang atas nama dan
benda tdk berwujud lainnya, contoh penyerahan
saham atas nama .
Bab. 3 Hukum Perjanjian dan Perikatan
Hubungan Perjanjian dengan perikatan.
Perikatan adl suatu hubungan hukum antara dua
orang atau dua pihak , berdasarkan hub. tsb
pihak yg satu berhak menuntut sesuatu dr
pihak yg lain dan pihak yg lain berkewajiban
utk memenuhi tuntutan tsb ( Subekti 1985:1).
Pihak yg berhak menuntut : Kreditu/berpiutang
dan pihak yg berkewajiban memenuhi
tuntutan dsb. Debitur / pihak berutang.
Menurut ps 1313 KUHPdt : “ Perjanjian adl suatu
perbuatan dng mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang “.
Suatu peristiwa ketika seseorang berjanji kpd
orang lain / ketika dua orang saling berjanji utk
melakukan sesuatu hal.
Jadi perjanjian menerbitkan perikatan / perjanjian
adl sumber perikatan. Perikatan adl pengertian
abstrak dan perjanjian adl konkrit.
Asas – asas Perjanjian.
1. Asas kebebasan berkontrak. Asas ini
memperbolehkan setiap masy utk membuat
perjanjian yg berisi apa saja asalkan tdk
bertentanagn dng ketertiban umum ,
kesusilaan dan undang-undang. Bahkan
diperbolehkan membuat ketentuan2 sendiri
yg menyimpang dr pasal2 hk perjanjian
bukum III KUHPdt.
2. Asas Konsensualisme.
Perjanjian terbentuk krn adanya perjumpaan
kehendak (konsensus) dr para pihak. Pada
dasarnya, perjanjian telah lahir pada detik
tercapainya kata sepekat dr para pihak.
Jadi perjanjian itu sdh sah apabila sdh sepakat
mengenai hal2 yg pokok dan tdk diharuskan
adanya suatu formalitas ttt. Kecuali utk perjanjian
penghibahan tanah ( utk benda tetap).
3. Asas Pacta Sunt Servanda.
Adl sebuah prinsip yg menetapkan bhw semua
perjanjian yg dibuat secara sah berlaku sbg
undang2 bagi mereka yg membuatnya. Asas
ini melandasi pernyataan hk bhw sebuah
perjanjian akan mengakibatkan suatu
kewwajiban hk shg para pihak terikat utk
melaksanakan perjanjian tsb.
4. Asas Kepribadian / Personalitas.
Perikatan hk yg dilahirkan oleh suatu perjanjian
hanya mengikat orang2 yg membuat
perjanjian itu dan tdk mengikat orang lain.
Sebuah perjanjian hanya meletakan hak2 dan
kewajiban2 para pihak yg membuatnya. Dlm
asas ini berlaku 2 pengecualian :
a. janji utk pihak ketiga
b. Perjanjian garansi.
5. Asas iktikad Baik.
Sialndae dan Fariana (2010:12) mengemukakan
bhw semua perjanjian yg dibuat hrs dilandasi
dng iktikad baik, yg mencakup :
a. Hrs memperhatikan norma kepatutan dan
kesusilaan,
b. harus mencerminkan suasana batin yg tdk
menunjukan adanya kesengajaan utk merugikan
orang lain.
Syarat sahnya Perjanjian
Pasal 1320 KUHPdt menetapkan syarat sahnya
perjanjian , yaitu :
1. Kata sepakat .
Subekti(185:17) menguraikan bhw kedua
belah pihak hrs sepakat, setuju atau seia
sekata mengenai hal2 pokok dlm perjanjian
yg dibuat
2. Kecakapan.
Pada prisipnya, setiap orang dianggap cakap
atau mampu utk membuat perjanjian, kecuali
ditentukan lain oleh UU ( ps 1329 KUHPdt).
Golongan yg tdk dianggap cakap yi:
a. Orang yg belum dewasa /anak dibawah umur
b. Orang yg dibawah pengampuan.
3. Hal tertentu.
Maksudnya adl apa yg menjadi kewajiban dr debitur
dan apa yg menjadi hak dr kreditur. Hal tertentu
sbg obyek perjanjian dpt diartikan sbg
keseluruhan hak dan kewajiban yg timbul dr
perjanjian.
4. Sebab yg halal.
Sebab yg dimaksud adl isi perjanjian mempunyai
dasar yg sah dan patut / pantas. Halal . Tdk
berten.dng UU, ketertiban umum n kesusilaan.
Akibat hk syarat tdk terpenuhi.
Syarat kesepakatan dan kecakapan disebut
syarat subyektif, jikatdk terpenuhi maka jika
salah satu pihak menghendaki , perjanjian
dapat dimintakan pembatalan.
Sedangkan hal tertentu dan sebab yg halal
disebut syarat obyektif, maka akibat
hukumnya perjanjian tsb batal demi hukum ,
Perjanjian menurut isinya.
Subekti dlm bukunya hk perjanjian, membagi
perjanjian menjadi 3 yaitu :
1. Perjanjian utk memberikan/menyerahkan
suatu barang
2. Perjanjian utk berbuat sesuatu
3. Perjanjian utk tidak berbuat sesuatu.
Sesuatu yg hrs dilaksanakan dlm sebuah perjanjian
disebut prestasi, dan jika perjanj itu tdk dilaks
dsb dng wan prestasi.
Wanprestasi dan Overmacht
Wanprestasi terjadi apbl salah satu pihak dlm
perjanjian tdk melaksanakan atau lalai
melaksanakan prestasi (kewajiban) yg menjadi
obyek perikatan antara mereka dlm kontrak.
Berdasarkan ps 1234 KUHPdt, prestasi yg hrs
dipenuhi para pihak dlm berkontrak adl: utk
memberikan sesuatu, utk berbuat sesuatu
dan utk tdk berbuat sesuatu.
Prestasi dari suatu kontrak hrs memenuhi 3
syarat yaitu:
1. Tdk bertentangan dng UU, ketertiban umum
dan kesusilaan,
2. Harus mungkin dilaksanakan, artinya
mungkin dilaksanakan menurut kemampuan
manusia,
3. Harus tertentu/dpt ditentukan, artinya obyek
kontraknya hrs terang dan jelas.
Menurut Prof.Subekti wanprestasi dpt
didasarkan 4 alasan yaitu:
a. Tdk melaksanakan apa yg telah disanggupi,
b. Melaksanakan yg dijanjikan ttp tdk
sebagaimana yg dijanjikan,
c. Melaksanakan apa yg dijanjikan ttp terlambat
d. Melaksanakan sesuatu yg menurut perjanjian
tdk boleh dilaksanakan.
Jika debitur lalai, maka kreditur dpt menuntut :
a. Menuntut pelaksanaan perjanjian meski
terlambat,
b. Menuntut penggantian kerugian,
c. Menuntut pelaksanaan perjanjian disertai
penggantian kerugian akibat keterlambatan,
d. Jika perjanjian timbal balik, dpt meminta kpd
hakim utk membatalkan perjanjian n
permintaan penggantian kerugian.
Overmacht / force majeure / keadaan memaksa
Menurut Djohari Santoso dan Achmad Ali,
overmacht adl suatu keadaan memaksa yi suatu
keadaan di luar kekuasaanya pihak debitur, yg
menjadi dasar utk memaafkan kesalahan pihak
debitur. Macam-macam overmacht :
a. Overmacht absolut (mutlak): suatu keadaan
memaksa yg menyebabkan dlm kondisi apapun
perikatan tdk mungkin dapat dilaksanakan.
b. Overmacht Relatif : terjadinya suatu keadaan yg
memaksa, sehingga menyebabkan suatu
perikatan mungkin dpt dilaksanakan oleh debitur
dng pengorbanan yg sangat besar, sdh diluar
kewajaran apbl si kreditur akan tetap menuntut
pelaksanaannya.
Rahmat S.S Soemadipradja menyatakan secara garis
besar penyebab terjadinyaforce majeure dpt
dikelompokan menjadi 5 yaitu:
1. Force majeure karena alam: tdk dpt diduga dan
tanpa unsur kesengajaan : banjir , tsunami, dll
2.Force krn kondisi sosial dan keadaan darurat.
misal : peperangan, operasi militer,
sabotase,pemberontakan,kebakaran.
3.Karena keadaan ekonomi (moneter): perubahan
di bidang ekonomi, politik dan moneter,
perubahan orientasi perbankan.
4.Karena kebijakan pemerintah:perdagangan efek di
bursa efek yg dihentikan sementara oleh instansi
yg berwenanng,
5. Keadaan teknis yg tdk terduga:kerusakan pd
mesin2 yg berpengaruh thd kegiatan perusahaan,
Faktor-faktor yg dpt dijadikan dasar seorang
debitur dlm keadaan overmacht:
1.Keadaan diluar kesalahan atau kesengajaan
debitur,
2.Obyek yg diperjanjikan musnah,
3.Peristiwa yg mendasari overmacht tdk dpt diduga
sebelumnya,
4.Peristiwa tsb tdk dpt dipertanggungjawabkan,
5,debitur tdk beritikad buruk.
Hapusnya perikatan.
Pasal 1381KUHPdt menetapkan bbrp sebab yg
menyebabkan berakhirnya perjanjian al:
1. Pembayaran,
2.Penawaran pembayaran tunai diikuti dng
penyimpanan/penitipan ( konsinyasi),
3.Novasi ( pembaruan hutang),
4.Kompensasi ( perjumpaan utang)
5.Percampuran hutang,
6. Pembebasan hutang,
7. Musnahnya barang yg terutang,
8. Batal / pembatalan,
9. Berlakunya suatu syarat batal,
10. Lewat waktu atau kadaluarsa.
Subekti menambahkan : berakhirnya suatu
ketetapan waktu/ meninggalnya salah satu pihak.
Bab. 4 Bentuk-bentuk Perusahaan.
Pengertian Perusahaan.
1. Menurut Prof.Mr.Molengraft,pengertian
perusahaan dr sudut pandang ekonomi adl
keseluruhan perbuatan yg dilakukan scr terus-
menerus, bertindak keluar utk mendapatkan
penghasilan dng cara memperniagakan
barang2, menyerahkan barang2, atau
mengadakan perjanjian2 perdagangan.
2. Menurut Mr.Polak, perusahaan ada apabila
diperlukan adanya perhitungan2 tentang laba
rugi yg dpt diperkiraan dan sgl sesuatu itu
dicatat dlm pembukuan.
3. Abdul Kadir Muhammad, perusahaan adalah
tempat terjadinya kegiatan produksi dan
berkumpulnya semua faktor produksi.
4. Pasal 1 UU no.3 / 1982 ttg wajib Daftar
Perusahaan :” adalah setiap bentuk usaha yg
menjalankan setiap jenis usaha yg tetap dan
terus menerus dan yg didirikan, bekerja serta
berkedudukan dlm wilayah negara RI untuk
tujuan memperoleh keuntungan dan /atau laba “
Perusahaan dpt dibedakan kedalam beberapa
kategori :
1. Berdasarkan jumlah pemiliknya: perseorangan (
PD ) dan perseroan/persekutuan.
2. Berdasarkan status hukumnya: perush yg
berbadan hk (PT) dan yg tdk berbadan hk
(Firma, CV, perusahaan dagang).
3. Berdasarkan pemilik modalnya: perusahaan
swasta ( perush yg seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki swasta ) dan
perusahaan negara (BUMN).
Bentuk-bentuk perusahaan.
Perusahaan dagang (perusahaan perseorangan).
Perush perseorangan adl perush yg dijalankan oleh
satu orang pengusaha , shg tanggung jawabnya
dibebankan kpd satu orang itu. Perush
perseorangan adl perush yg dimiliki, dikelola, dan
dipimpin oleh seseorang yg bertanggung jawab
penuh thd semua risiko dan aktivitas
perusahaan. Tdk ada aturan ttg perush
perseorangan, masy menggunakan PD atau UD.
PD dan UD bukan berbentuk badan hk dan tdk
termasuk perseroan, tetapi masuk dlm ruang
lingkup hk dagang, hal ini karena kegiatan PD
tsb menimbulkan perikatan2 keperdataan.
Ciri-ciri perusahaan dagang:
1.Dimiliki oleh perseorangan(individu/persh kel)
2.Pengelolaannya sederhana,
3.Modalnya relatif tdk terlalu besar,
4. Kelangsungan usahanya tergantung pada
pemiliknya,
5.Nilai penjualan n nilai tambahnya relatif kecil
Kewajiban perusahaan dagang:
a.Pencatatan.
Ps 6 KUHD, setiap orang yg menjalankan
perusahaan diwajibkan utk mengerjakan
pembukuan yi catatan2 mengenai harta kekayaan
pribadinya.
b. Membayar pajak.
Hubungan hk perusahaan Dagang.
a.Hubungan hk intern. Hub hk antara pengusaha
dan pembantunya , bersifat hk perburuhan atau
hubungan kerja. Sang pengusaha berfungsi sbg
majikan dan pembantunya sbg pekerja atau
buruh.
b.Hubungan hk extern (hub hk dng pihak ketiga)
- ada perjanjian, maka pengusaha wajib
melaksanakan.
- ada PMH, maka pengusaha wajib bert jawab.
Keunggulan perusahaan Dagang (PD)
a.Pemilik bebas mengambil keputusan,
b.Seluruh keuntungan menjadi hak pemilik
perush
c. Rahasia perusahaan terjamin,
d.Pemilik lebih giat berusaha,
e.Mudah mengubah jenis usahanya.
Kelemahan perusahaan dagang.
a.Tanggung jawab pemilik tdk terbatas,
b.Sumber keuangan perushaan terbats,
c.Kelangsungan hidup perush kurang terjamin,
d.Pengeloaan manajemen menjadi komplek.
Persekutuan Perdata (Maatschap)
Menurut ps 1618 KUHPdt : Persk Perdata adl”
suatu perjanjian dng mana dua orang atau
lebih mengikatkan diri utk memasukan
sesuatu kedlm persekutuan dng maksud utk
membagi keuntungan atau kemanfaatan yg
diperoleh karenanya”.
Unsur-unsur Persekutuan perdata:
a.Perjanjian: adanya kesepakatan utk
menjalankan perusahaan,
b.Pemasukan ( inbreng): masing2 sekutu wajib
memasukan sesuatu ke dlm gabungan
kekayaan.
c. Bertujuan utk memperoleh keuntungan/laba,
d.Keuntungan yg diperoleh dibagi bersama.