pada dewasa
Agulus sterni
Bagian yang menonjol dari sternum merupakan
pertemuan manubrium sterni , sternum dan iga
2
Menghitung sela iga mudah dari sini
Vertebre C 7
Yang paling menonjol
Sela iga 7
Tepat di bawah ujung skapula.
Garis – garis Pedoman pada
Pemeriksaan Paru
Tulang Iga 2
Sela iga 2
Prosesus xipoideus Tulang rawan iga
2
Costocondral
junctions
Angulus costalis
Manubrium sterni Insisura suprasternal
Tulang Iga 2
Sela iga 2
Prosesus xipoideus Tulang rawan iga
2
Costocondral
junctions
Angulus costalis
Manubrium sterni Insisura suprasternal
Linia parasternal
Tulang Iga 2
Sela iga 2
Prosesus xipoideus Tulang rawan iga
2
Costocondral
junctions
Angulus costalis
Manubrium sterni Insisura suprasternal
Linia parasternal
Tulang Iga 2
Sela iga 2
Prosesus xipoideus Tulang rawan iga
2
Costocondral
junctions
Angulus costalis
Manubrium sterni Insisura suprasternal
Linia parasternal
Linia axilaris
A P
M
Proyeksi paru pada dinding dada
Anatomi paru
Pembagian lobus paru Pembagian paru sampai segmen
Fisiologi pernapasan
Fisiologi pernapasan
Dada mengembang – difragma
bergerak ke distal -- rongga torak
membesar – paru elastis
mengikuti pengembang rongga
torak – tekanan dalam paru lebih
kecil – udara masuk ke dalam
paru
Pemeriksaan fisik paru didasarkan pada:
• Adanya udara di dalam alat pernapasan
• Terjadinya arus udara di dalam saluran
pernapasan
• Adanya saluran udara yang menghubungkan
udara luar dengan alveolus
• Lapisan-lapisan yang berfungsi sebagai
penghalang
Udara dalam alat pernapasan
Adanya udara ini memungkinkan
dilakukan pemeriksaan Perkusi
menghasilkan resonasi bunyi
getaran udara, tergantung pada
jumlah udara yang ada dalam paru
• Hiper sonor Emfisema
• Sonor Normal
• Redup infiltat / Atelektasis
• Pekak masa / cairan
Arus udara dalam saluran napas
• Trakea ----- bising trakeal
• Dapat didengan di leher depan
• Bronkus utama -----bising bronkial
Arus udara • Dapat didengan diantra kedua skapula
dalam • Bronkiolus & alveoli bising vesikuler
saluran • Dapat didengar di ruang inter kostal
pernapasan
menimbulkan • Bunyi diatas disebut bunyi bising
bunyi napas pokok
• Intensitas bunyi napas tergantung pada
kecepatan aliran udara, diameter saluran napas
Saluran napas
Diagnosis
Pemeriksaan fisik sistem respirasi
bronkovesikuler
vesikuler
Bunyi napas abnormal
Pada umumnya bunyi napas abnormal dapat digolongkan pada
1. Bunyi napas pokok yang mengalami hantaran abnormal yaitu;bronkofoni, egofoni,
pectoriloguy , bunyi amforik dan bunyi melemah)
2. Bunyi napas tambahan yaitu; ronkhi basah (crackles) dan ronkhi kering (ronchus),
bising mengi (wheezing) dan bunyi gesekan pleura ( pleural frection)
3. Bunyi lain ; succio hyppocrates
– Bunyi berasal dari kelainan paru
• Kontinue
– ronki kering
– Wizing ( mengi)
• Egofoni
– Bunyi napas tambahan
• Obstruksi
– Wizing, stridor dan ronki kering
• Bunyi cairan
– Ronki basah ( cairan intra alvioler,
Bunyi napas pokok yang mengalami hantaran
abnormal
1. Bronkofoni
Vokal sound ( suara biasa) didengar pada lapangan paru
terdengar kurang keras, kurang jelas dan jauh.
Apabila terdengar lebih keras, pada pangkal telinga
pemeriksa disebut bronkofoni positif ;
Biasanya pada infiltrat, atelektasis kompresif
2. Egofoni
Bronkofoni yang terdengar nasal, biasanya oleh karena
atelektasis kompresif akibat efusi pleura.
Didengar pada perbatasan cairan dan parenkim paru
3. Whisper pectoriloquy
– Terdengarnya bunyi bisikan bronkial pada bisikan di
daerah yang dalam keadaan normal tidak terdengar
bunyi jika berbisik. Ini menunjukan adanya konsolidasi
4. Bunyi Amporik
– Bunyi seperti meniup di depan mulut botol kosong
– Dapat dijumpai pada kavitas yang besar yang
berhubungan bronkus.
Bunyi napas tambahan
1. Succio hyppocrates
Bunyi yang dapat di dengar pada penderita
hiropneumotoraks sewaktu badangnya digoncang –
goncang pada penderita
Bunyi seperti menguncang botol yang tidak penuh terisi air .
2. Pleural friction rub
Suara yang berasal dari gesekan permukaanan pleura yang
tidak rata.
Suara seperti bunyi gesekan jari telujuk dengan ibu jari
didekat telinga
3. Krepitasi pada emfisema subkutis
– Suara krik-krik halus , seperti bunyi meremas biskuit
mari didekat telinga
– Ditemukan pada emfisema sub kutis , dapat sebagi
komplikasi dari pneumotorak
Ringkasan
– Posisi trakea
– Pemeriksaan statis dan kesimetrisan dada
– Pemeriksaan dinamis pergerakan inspiras dan ekspirasi
– Pemakaian otot napas tambahan, berbicara
– Gerakan trakea
– Anatomi torak
– Fremitus taktil
– Perkusi ; hipersonor, sonor , redup dan pekak
– Dibagian depan ; batas paru hati, jantung dan lambung
– Di bagian belakang ; paru, batas difragma, peranjakan
difragma
– Cari bunyi perkusi yang abnormal