Anda di halaman 1dari 22

BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG

“ANAK YANG LAMBAN”


KELOMPOK A-4

Ketua : Argia Anjani 1102013041


Sekretaris : Anisa Nurjanah 1102013033
Anggota : Faiz Amali 1102011094
Chairunnissa 1102012045
Dea Ardelia Putri 1102012050
Anisa Fazrin 1102013031
Fauzan Emir Hassan 1102013109
Herwidyandari Permata P. 1102013126
Ike Kumalasari 1102013131
Junita Putri Anwar 1102013142

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi


2015/2016
SKENARIO
ANAK YANG LAMBAN
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas ke puskesmas karena menurut guru disekolah,
pasien tidak dapat mengikuti pelajaran disekolah. Pasien sering mendapat nilai yang jelek, padahal saat diterangkan
oleh gurunya pasien selalu tampak memperhatikan gurunya, pasien belum lancer membaca dan menulis, pasien sudah
lancar berbicara, dapat makan, mandi dan berpakaian sendiri. Saat pasien masih duduk di kelas 1 SD karena tidak naik
kelas.
Pasien kemudian dirujuk untuk penilaian Intelligence Quotien (IQ) dan didapatkan nilai 55 yang menunjukan pasien
terdiagnosa sebagai retardasi mental ringan. Pasien disarankan untuk bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB), tetapi
ortu tidak melakukan hal tersebut karena masalah biaya.
Pasien berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah, menempati rumah kontrakan yang sempit,
ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, pasien lebih banyak diasuh oleh
kakak perempuannya yang paling tua; kedua orang tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga
pemberian makan pada usia balita tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi.
Dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
bergerak mengelola Zakat-Infak-Shodaqoh (ZIS), akhirnya orang tua pasien memasukan anaknya ke SLB sebagai
tanggung jawab dan wujud dari kewajiban orang tua kepada anak untuk mendapatkan pendidikan khusus yang
dilanjutkan dengan pendidikan keterampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak tergantung orang lain.
SASARAN BELAJAR
LI.1. Memahami dan menjelaskan retardasi mental
LO.1.1. Memahami dan menjelaskan definisi retardasi mental
LO.1.2. Memahami dan menjelaskan epidemiologi retardasi mental
LO.1.3. Memahami dan menjelaskan etiologi retardasi mental
LO.1.4. Memahami dan menjelaskan klasifikasi retardasi mental
LO.1.5. Memahami dan menjelaskan manifestasi klinik retardasi mental
LO.1.6. Memahami dan menjelaskan patofiologi retardasi mental
LO.1.7. Memahami dan menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding retardasi mental
LO.1.8. Memahami dan menjelaskan tatalaksana retardasi mental
LO.1.9. Memahami dan menjelaskan prognosis retardasi mental
LO.1.10. Memahami dan menjelaskan pencegahan retardasi mental

LI.2. Memahami dan menjelaskan gizi pada anak dan remaja


LO.2.1. Memahami dan menjelaskan periode pertumbuhan anak dan remaja
LO.2.2. Memahami dan menjelaskan jenis dan kebutuhan gizi anak dan remaja

LI.3. Memahami dan menjelaskan pandangan islam mengenai kewajiban orang tua pada anak
DEFINISI
The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai
fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang
menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaktif dan
bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun. (Kaplan,
2008)

EPIDEMIOLOGI
Prevalens retardasi mental pada anak-anak di bawah umur 18 tahun di negara maju
diperkirakan mencapai 0,5-2,5% , di negara berkembang berkisar 4,6%. Di indonesia
1-3% penduduknya menderita kelainan ini. Insidens retardasi mental di negara maju
berkisar 3-4 kasus baru per 1000 anak dalam 20 tahun terakhir. Angka kejadian anak
retardasi mental berkisar 19 per 1000 kelahiran hidup.1 Banyak penelitian
melaporkan angka kejadian retardasi mental lebih banyak pada anak laki-laki
dibandingkan perempuan.
ETIOLOGI
1. Non- organik C. Faktor perinatal
• Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis • Sangat prematur
• Faktor sosiokultural • Asfiksia neonatorum
• Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik • Trauma lahir : perdarahan intra kranial
• Penelantaran anak • Meningitis
• Kelainan metabolik: hipoglikemia,
2. Organik hiperbilirubinemia
A. Faktor prakonsepsi
• Abnormalitas single gene (penyakit- D. Faktor post natal
penyakit metabolik, kelainan • Trauma berat pada kepala/susunan saraf
neurocutaneos,dll) pusat
• Kelainan kromosom (X-linked, translokasi, • Neuro toksin, misalnya logam berat
fragile-X) sindrom polygenic familial • CVA (Cerebrovascular accident)
• Anoksia, misalnya tenggelam
B. Faktor pranatal • Metabolik
• Ganguan pertumbuhan otak trimester I • Infeksi
• Ganguan pertumbuhan otak trimester II dan • Meningitis, ensefalitis, dll
III • Subakut sklerosing, panesefalitis
KLASIFIKASI
MANIFESTASI KLINIK
Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak simetris).
Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tidak ada, halus, mudah putus dan cepat berubah.
Mata : Mikroftalmia, juling, nistagmus.
Hidung :Jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas.
Mulut : Bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi.
Gigi : Odontogenesis yang tidak normal.
Telinga : Keduanya letak rendah atau bentuknya aneh.
Muka : Panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia.
Leher : Pendek; tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna.
Tangan : Jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibu jari gemuk dan lebar,
klinodaktil.
Dada&Abs : Terdapat beberapa putting, buncit.
Genitalia : Mikropenis, testis tidak turun.
Kaki : Jari kaki saling tumpang tindih, panjang dan tegap/panjang kecil meruncing
diujungnya, lebar, besar, gemuk.
MANIFESTASI KLINIK
Berdasarkan dari tipenya, adalah sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe
social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu
didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu
sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya
mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.
2. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu
didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai
suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu
pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang kurang mampu
menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.
3. Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini
karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal
sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka
dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan
kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
4. Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah dibuat karena gejala baik mental
dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung orang
disekitarnya.
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau dibawahnya
pada individu yang dilakukan test IQ.
2. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan
menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan.
3. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun Ciri-ciri Perkembangan penderita retardasi mental.

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik
• Tinggi badan
• Berat badan
• Lingkar lengan
• Lingkar kepala
• Lingkar dada
• Lingkar abdomen

Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS BANDING
1. Retardasi mental “brain damage”
2. Disleksia
3. Sindroma Ertzam
4. Sindroma Gertsman
5. Sindroma diskontrol
6. Afasia dan Afonia
7. Retardasi mental “fungsional”
TATALAKSANA

• Rumah Sakit/Panti Khusus


• Psikoterapi
• Konseling
• Pendidikan
PROGNOSIS
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebik baik.
Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan
retardasi mental ringan, dengan kesehatan yang baik, tanpa penyakit kardiorespirasi,
pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi
sebaliknya retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi, sering
meninggal pada usia muda.

PENCEGAHAN
• Primer
• Sekunder
• Tersier
PERIODE PERTUMBUHAN
ANAK DAN REMAJA
a. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
b. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.

Pertumbuhan Anak: Perkembangan Anak:


Tahap pertumbuhan anak • Fisik
• Tahap perkembangan anak berangsur-angsur mulai dari: • Motorik
• Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama,
yang kemudian mengurang secara berangsur-angsur
sampai umur 3-4 tahun.
• Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai
masa akil balik.
• Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).
• Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-
angsur sampai suatu waktu (kira-kira umur 18 tahun)
berhenti. Dalam tahun pertama panjang badan bayi
bertambah dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm),
sehingga anak pada umur 1 tahun panjangnya menjadi
71 cm (75 cm di negeri maju).Kemudian kecepatan
pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm per-tahun
(Harahap, 2004).
Pengukuran Milestone
Perkembangan Motorik
Ciri – Ciri Perkembangan
• Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, Perkembangan adalah proses yang kontinue dari
konsepsi sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah
kelahiran merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah diamati.
• Dalam priode tertentu ada masa percepatan dan ada masa perlambatan. Terdapat 3 (tiga)
periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa
pubertas.
• Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda.
• Perkembangan dipengaruhi oleh maturasi system saraf pusat. Bayi akan menggerakkan seluruh
tubuhnya, tangan dan kakinya.
• Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan
volunter tercapai.

Tumbuh Kembang Masa Remaja :


Wanita : Laki-Laki :
-Tumbuh Rambut halus -Tumbuh rambut halus
-Payudara membesar -Keringat bertambah
-Pinggul membesar -Kulit dan rambut berminyak
-Kulit dan Rambut berminyak. -Dada bertambah besar dan bidang.
-Bokong berkembang lebih besar. -Tumbuh jakun.
-Pada vagina megeluarkan cairan. -Suara bertambah berat.
-Menstruasi. -Mimpi basah.
JENIS DAN KEBUTUHAN GIZI
Jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah:
1. Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk
membentuk sel-sel otak baru.
2. Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi
terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.
3. Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak
60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh
rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan
dalam ikan laut, seperti ikan kod.
4. Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem
imun dan sistem saraf pusat.
5. Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.
6. Vitamin D  menjaga kesehatan tulang dan gigi.
7. DHA 224 mg/5 ml  membantu perkembangan sel-sel otak.
8. Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang
diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua
tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan
seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya.
Peranan dan Pengaruh Gizi dalam Perkembangan Inteligensi
Periode emas. Proses perkembangan otak anak terdiri dari serangkaian tahapan yang telah dimulai
sejak di dalam kandungan. Tepatnya, ketika kehamilan memasuki trimester ke-3. Tahapan itu
berlanjut setelah anak lahir dan perkembangan yang berlangsung hingga usia 2 tahun merupakan
periode emas atau periode pacu tumbuh otak.
• Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.
• Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.
• Pada umur 5 tahun perkembangan otak mencapai 90%.
• Pada umur 10 tahun mencapai 99%.

Kebutuhan
Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-
2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi


a. Penyebab langsung
b. Penyebab tidak langsung
KEWAJIBAN ORANG TUA
TERHADAP ANAK
1. Anak mempunyai hak untuk hidup.
2. Menyusui
3. Memberi Nama yang Baik
4. Mengaqiqahkan Anak
5. Mendidik anak
6. Memberi makan dan keperluan lainnya
7. Memberi rizqi yang ‘thayyib’
8. Mendidik anak tentang agama
9. Mendidik anak untuk sholat
10. Mendidik anak tentang adab yang baik
11. Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baik
12. Memberi pengajaran Al Quraan
13. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis
14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan
15. Memberikan pengajaran ketrampilan
16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tua
17. Memberi kasih sayang
18. Menikahkannya
19. Mengarahkan anak
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pemeriksaan Kemampuan Fungsional
Penyandang Cacat untuk Sekolah dan Melamar Kerja. (2009). Jakarta
Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta. Karisma.
Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta. Fikr Rabbani Group.
Moersintowati. B, Narendra. (2008). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja edisi 1.
Jakarta. Sagung Seto.
Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (1999). Ilmu Kesehatan Anak jilid 1 Edisi 15. Jakarta. EGC
Pedoman penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke 5 (PPDGJ-V). 2005. Departemen
Kesehatan RI.
Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. EGC.
http://www.scribd.com/doc/39522767/Retardasi-Mental
http://idai.or.id/downloads/CDC/Kurva-pertumbuhan-CDC-2000-lengkap.pdf
http://www.scribd.com/doc/103317641/Referat-Retardasi-Mental#download
idai.or.id/saripediatri/pdfile/2-3-8.pdf

Anda mungkin juga menyukai