LI.3. Memahami dan menjelaskan pandangan islam mengenai kewajiban orang tua pada anak
DEFINISI
The american Association Deficiency (AAMD) dan Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) mendefinisikan retardasi mental sebagai
fungsi intelektual keseluruhan yang secara bermakna di bawah rata-rata yang
menyebabkan atau berhubungan dengan gangguan pada perilaku adaktif dan
bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun. (Kaplan,
2008)
EPIDEMIOLOGI
Prevalens retardasi mental pada anak-anak di bawah umur 18 tahun di negara maju
diperkirakan mencapai 0,5-2,5% , di negara berkembang berkisar 4,6%. Di indonesia
1-3% penduduknya menderita kelainan ini. Insidens retardasi mental di negara maju
berkisar 3-4 kasus baru per 1000 anak dalam 20 tahun terakhir. Angka kejadian anak
retardasi mental berkisar 19 per 1000 kelahiran hidup.1 Banyak penelitian
melaporkan angka kejadian retardasi mental lebih banyak pada anak laki-laki
dibandingkan perempuan.
ETIOLOGI
1. Non- organik C. Faktor perinatal
• Kemiskinan dan keluarga yang tidak harmonis • Sangat prematur
• Faktor sosiokultural • Asfiksia neonatorum
• Interaksi anak-pengasuh yang tidak baik • Trauma lahir : perdarahan intra kranial
• Penelantaran anak • Meningitis
• Kelainan metabolik: hipoglikemia,
2. Organik hiperbilirubinemia
A. Faktor prakonsepsi
• Abnormalitas single gene (penyakit- D. Faktor post natal
penyakit metabolik, kelainan • Trauma berat pada kepala/susunan saraf
neurocutaneos,dll) pusat
• Kelainan kromosom (X-linked, translokasi, • Neuro toksin, misalnya logam berat
fragile-X) sindrom polygenic familial • CVA (Cerebrovascular accident)
• Anoksia, misalnya tenggelam
B. Faktor pranatal • Metabolik
• Ganguan pertumbuhan otak trimester I • Infeksi
• Ganguan pertumbuhan otak trimester II dan • Meningitis, ensefalitis, dll
III • Subakut sklerosing, panesefalitis
KLASIFIKASI
MANIFESTASI KLINIK
Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak simetris).
Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tidak ada, halus, mudah putus dan cepat berubah.
Mata : Mikroftalmia, juling, nistagmus.
Hidung :Jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas.
Mulut : Bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi.
Gigi : Odontogenesis yang tidak normal.
Telinga : Keduanya letak rendah atau bentuknya aneh.
Muka : Panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia.
Leher : Pendek; tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna.
Tangan : Jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibu jari gemuk dan lebar,
klinodaktil.
Dada&Abs : Terdapat beberapa putting, buncit.
Genitalia : Mikropenis, testis tidak turun.
Kaki : Jari kaki saling tumpang tindih, panjang dan tegap/panjang kecil meruncing
diujungnya, lebar, besar, gemuk.
MANIFESTASI KLINIK
Berdasarkan dari tipenya, adalah sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe
social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu
didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu
sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya
mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.
2. Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu
didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai
suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu
pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang kurang mampu
menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.
3. Retardasi mental berat
Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini
karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal
sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka
dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan
kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
4. Retardasi mental sangat berat
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah dibuat karena gejala baik mental
dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung orang
disekitarnya.
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau dibawahnya
pada individu yang dilakukan test IQ.
2. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan
menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan.
3. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun Ciri-ciri Perkembangan penderita retardasi mental.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
• Tinggi badan
• Berat badan
• Lingkar lengan
• Lingkar kepala
• Lingkar dada
• Lingkar abdomen
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS BANDING
1. Retardasi mental “brain damage”
2. Disleksia
3. Sindroma Ertzam
4. Sindroma Gertsman
5. Sindroma diskontrol
6. Afasia dan Afonia
7. Retardasi mental “fungsional”
TATALAKSANA
PENCEGAHAN
• Primer
• Sekunder
• Tersier
PERIODE PERTUMBUHAN
ANAK DAN REMAJA
a. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
b. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.
Kebutuhan
Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-
2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari.