1. Reaksi Maillard
Reaksi Maillard adalah reaksi antara karbohidrat
khususnya gula pereduksi dengan gugus amina
primer. Hasilnya berupa produk berwarna
cokelat yang sering dikehendaki
2. Karamelisasi
Karemelisasi adalah pemecahan molekul sukrosa
menjadi molekul glukosa dan fruktosa dengan
adanya suhu tinggi, misalnya di atas 170OC
3. Pencoklatan akibat vitamin C
c. Ketengikan
Oksidasi lemak dalam bahan makanan dapat terjadi
bila suhu dinaikkan atau selama penyimpanan. Hal
ini mendorong terbentuknya peroksida melalui
pembentukan hidroperoksida yang selanjutnya dapat
mengalami degradasi menjadi senyawa aldehida.
Pembentukan aldehida yang mudah menguap
menyebabkan bau khas pada lemak yang disebut
proses ketengikan.
Faktor internal: kandungan lemak dalam bahan,
kontaminan zat besi, tembaga dan nikel dari
kemasan
Faktor eksternal: sinar UV dan panas yang
mempercepat oksidasi
Faktor-faktor yg perlu dipertimbangkan dlm
seleksi kemasan
1. Perlindungan isi produk thd kontaminasi dari
dalam/luar
2. Kemungkinan berkembangnya jasad renik di
ruangan antara produk dengan tutup (head
space)
3. Serangan jasad renik thd material bahan
kemasan
1. Mekanisme Perpindahan Air Dalam pengemasan
pangan karakteristik hidratasi yang meliputi
aktivitas air (aw), kadar air (Ka) dan kelembaban
nisbi atau relatif (RH) sangat penting khususnya
yang menyangkut uap air. Hubungan antara
karakteristik hidratasi produk dengan
lingkungannya dapat digambarkan dengan kurva
sorpsi isotermik
2. Apabila tidak terjadi kesetimbangan, misalnya
terdapat perbedaan kelembaban relatif antara
produk dengan lingkungannya atau antara satu
produk dengan produk lainnya, maka terjadi
perpindahan uap air
Daerah monolayer Kisaran RH daerah ini adalah 0 – 20 %, disebut
daerah ambang batas ketengikan, karena air yang ada sangat
terbatas terikat pada permukaan, hanya cukup untuk melindungi
produk dari serangan oksigen. Selama air masih melindungi
produk, oksigen tidak akan bereaksi. Jika air dikurangi, grup polar
dari produk dalam keadaan terbuka sehingga O2 bereaksi dan
menyebabkan ketengikan.
Daerah Multilayer Daerah multilayer berada pada kisaran RH : 20
– 70 %. Daerah teraman berada pada kisaran 20 – 55 %. Kenaikan
kelembaban relatif tidak berpengaruh nyata terhadap ERH.
Apabila produk pangan disimpan pada kondisi daerah multilayer
teraman akan terbebas dari kemungkinan reaksi pencoklatan non
enzimatik (reaksi Maillard). Begitu RH meningkat melebihi 60 %
maka aktivitas reaksi pencoklatan non enzimatik mulai meningkat
pula.
Daerah kondensasi kapiler Daerah ini mempunyai RH di atas 70
%, air bebas yang tersedia cukup banyak sehingga sangat optimal
bagi beberapa reaksi seperti : (1). Reaksi kimia : reaksi
pencoklatan yang disebabkan oleh aktivitas enzim (2). Kerusakan
yang disebabkan oleh mikroorganisme (3). Kerusakan tekstur dan
sifat-sifat reologi dari produk.
Tingkat suhu tertentu dan fluktuasi suhu sangat
mempengaruhi mutu produk. Sesuai dengan kaidah
Arhaenius yaitu setiap kenaikan suhu sebesar 100 C
terjadi kenaikan kecepatan reaksi sebanyak dua kali.
Pengaruh suhu dapat dihindari dengan memberi isolator
(penghambat panas) pada kemasan. Beberapa perubahan
yang terjadi dan upaya pencegahannya karena fluktuasi
suhu adalah •Produk yang disimpan pada suhu rendah
yaitu –18 - 0,5 0 C, kemungkinan akan terjadi kristalisasi
es dan pertumbuhan bakteri psikrofilik. Untuk
mecegahnya diperlukan kemasan foil logam atau plastik
PVDC (Saran). •Produk konfeksioneri (seperti coklat
batangan) sebaiknya disimpan di tempat kering dan
teduh untuk mencegah blooming yaitu mengumpulnya
gula di permukaan •Produk pangan kaleng atau botol,
harus disimpan di tempat kering dan suhu rendah, untuk
mecegah tumbuhnya bakteri pembentuk spora yang
tahan panas.
Oksigen menyebabkan oksidasi terutama pada
produk pangan yang mempunyai kandungan
lemak dan vitamin yang peka terhadap
oksidasi seperti vitamin A dan C.
Permeabilitas oksigen dapat terjadi melalui
pori-pori film atau laminat.