Anamesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan labor
1) Kimiawi darah dan pemeriksaan urin 24 jam untuk mengukur kadar kalsium,
asam urat, kreatinin, natrium, pH dan volume total (Portis & Sundaram, 2001).
2) Analisis kimia dilakukan untuk menentukan komposisi batu.
3) Kultur urin dilakukan untuk mengidentifikasi adanya bakteri dalam urin
(bacteriuria) .
4) Foto polos abdomen
JENIS BATU Radio-Opasitas
Kalsium Opak
MAP Semiopak
Urat/ Sistin Non-opak
Penatalaksaanaan
Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil
yaitu dengan diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu
dapat keluar tanpa intervensi medis.
Analgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan
agar batu dapat keluar sendiri secara spontan.
Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter.
Pemberian antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada
pengangkatan batu untuk mencegah infeksi sekunder.
EDUKASI PASIEN
Minum banyak 3 – 4 lt/hr
• Diet rendah oksalat,Hindari: Coklat,teh,kopi
• instan,cola,beer,asparagus, vit C dosis tinggi, jeruk, apel,
• bayam, kacang
• Diet rendah asam urat, Hindari:
• Keju,wine,jeroan,sarden,ekstrak daging,bebek,
• angsa,burung,bumbu ragi.
• Aktifitas dan mobilisasi
• Jaga kebersihan genetalia
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy) 3,18
Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada
tindakan ini digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan
melalui tubuh untuk memecah batu.
Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian
mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukan
langsung kedalam saluran kemih.
Beberapa tindakan endourologi tersebut adalah
a. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
usaha mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara
memasukan alat endoskopi ke sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu
kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen
kecil.
b. Litotripsi
memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat pemecah
batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.
c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
dengan memasukan alat ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi
tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat
dipecah melalui tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.
• Tindakan Operasi
dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya
jenis tindakan pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut
tergantung dari lokasi dimana batu berada, yaitu : 30
a. Nefrolitotomi
operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di dalam ginjal
b. Ureterolitotomi
operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di ureter
c. Vesikolitomi
operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di vesica urinearia
d. Uretrolitotomi
operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di uretra
Komplikasi
1.Sepsis
Infeksi yang sudah menyebar melaului darah bisa
menimbulkangejala/tanda klinis dari komplikasi di seluruh tubuh.
2.Adanya luka dalam ureter
Ketika batu tersebut menggores dinding saluran kemih maka
bisaterjadi luka dalam ureter
3.Penyakit Ginjal Kronis
4.Gagal ginjal
PROGNOSIS
Jika pasien sudah sembuh dari Batu Ginjal, ada kemungkinan batu
ginjal tersebut terbentuk kembali. Ada kemungkinan dapat bersifat
herediter sehinggaketurunan dari pasien tersebut dapat mengalami
batu ginjal seperti yang dialami olehnya