Anda di halaman 1dari 50

VITREORETINA

Dr. WENI HELVINDA. SpM(K)


SUB-BAGIAN VITREORETINA
ILMU KESEHATAN MATA
FK UNAND/RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
RETINA

• The innermost layer of


the eye. 
 
• Terdiri dari serabut2
saraf yang akan
memproses cahaya yang
masuk ke mata
RETINA

• 2/3 Posterior
• Tipis dan transparan
• Tdd 2 struktur :
• Neurosensoris retina
• Epitel pigmen retina
• Ruang subretina→ ruang potensial
• Ketebalan berbeda
• Makula
RETINA

• NEUROSENSORIS RETINA
• Dibedakan 3 lapis :
• Eksternal : Fotoreseptor
• Intermediate : Lapisan nuklear
dalam
• Inner : Lapisan sel gangglion
• 2 Sinaptic atau plexiform
• Lapisan plexiform luar
• Lapisan plexiform dalam
RETINA

• Fotoreseptor
• Rod
• Penglihatan remang-remang
• Penglihatan perifer
• Sensitifitas yang besar untuk blue-green
• Cone
• Penglihatan sentral
• Penglihatan warna
• Tajam penglihatan
• Penglihatan pada cahaya terang
RETINA

• Epitel pigmen retina


• 1 lapis sel kuboid
• Kaya dengan melanin
• Mengandung 3.5 juta sel
• Kepadatan berkurang dari fovea sentral ke
perifer
• Fungsi :
• Fagositosis
• Metabolisme retinol
• Outer retinal barrier
• Absorbsi cahaya
• Sintesis matrix ekstraseluler
• Regulasi transport ion dan bahan-bahan
RETINA

• Ruang subretina
• Mikrovili EPR
• Matrix ekstraseluler (matrix fotoreseptor)
• Tekanan hidrostatik pada EPR dari vitreous
• Transport aktif cairan subretina oleh EPR
• Tekanan osmotik plasma
RE TI NA

Vaskularisasi Retina
A. centralis retina → 2/3 dalam
Cabang a. opthalmica
dari A. Carotis interna
Masuk ke retina via
Papil nervus optikus
Cabang Superior dan
Inferior
Mendarahi sampai
Lapisan nuklear dalam
Inner blood retinal
barrier
Khoriokapilaris → 1/3 luar
Berasal dari Koroid
Cabang dari a ciliaris
posterior brevis
A cilioretina (20 %)
• MAKULA
• Sentral retina
• Fotoreseptor Cone
• Mengandung Lutein dan
Zeaxanthin

RETINA • Diameter 6 mm
• Sentral → foveola (1.5 mm)
• Fovea
• daerah melingkari foveola
• 3.5 mm lateral diskus
optikus
• Avaskular zone
• Warna agak gelap
RETINA & GANGGUAN
PENGLIHATAN

• ABLASIO RETINA
• RETINOPATI DIABETIKA
• OKLUSI ARTERI RETINA
• OKLUSI VENA RETINA
• ARMD (Age Related Macular Degeneration)
1. ABLASIO RETINA

• Terpisahnya neurosensoris retina dari RPE


akibat adanya cairan subretina

• Ada 4 tipe
• Rhegmatogen
• Traksional
• Rhegmatogen traksional
• Eksudatif (serous)
ABLASIO RETINA
REGMATOGEN

• Rhegmatogen
• Full-thickness
• Hole atau robekan

• Faktor etiologi
• Pencairan vitreous
• Hole atau robekan
• Traksi
ABLASIO RETINA
REGMATOGEN
• Patogenesis
• Degenerasi kronis
• Robekan retina
• Gangguan adhesi korioretinal normal
• Inertial force

• Faktor presipitasi
• Miopia
• Membran epiretina
• Perdarahan vitreous
• Peradangan khorioretina
• Operasi intraokuler
ABLASIO RETINA
REGMATOGEN
• Klinis
• Gejala
• Floaters
• Photopsia
• Defek lapangan pandang
• Visus ↓ mendadak (tertutup tirai)
• Nyeri (-)
• Tanda
• RAPD (+)
• TIO ↓ (5 mmHg lebih rendah dari mata normal)
• Iritasi ringan
• Tobacco dust (shafer’s sign)
ABLASIO RETINA
REGMATOGEN

• PENATALAKSANAAN
• Prinsip
• Temukan robekan atau
hole
• Tutup robekan atau
hole
• Scleral buckle
• Pneumatic
retinopexy
• Vitrektomi
• Punctie SRF
• Buat iritasi korioretinal
disekitar hole atau
robekan
ABLATIO RETINA
REGMATOGEN

• Perawatan pasca operasi


• Posisi tidur
• Gas intraokuler
• Silicon oil

• Perawatan kornea dan luka


2. RETINOPATI DIABETIKA

• Suatu disfungsi progresif dari pembuluh darah


retina  yang disebabkan oleh hiperglikemia kronik
• Mikroangiopati progresif ditandai oleh kerusakan
dan sumbatan pembuluh darah halus yang meliputi
arteriol prekapiler retina, kapiler-kapiler, vena-vena
• Kelainan patologik yang paling dini adalah
penebalan membran basal endotel kapiler dan
penurunan jumlah perisit.
RETINOPATI DIABETIKA

Umur 5 tahun 15 tahun


< 30 tahun 17 % 98%
> 30 tahun 29 % 80%
RETINOPATI DIABETIKA

• Patogenesis
• Belum diketahui
• Hiperglikemia jangka lama
• Kerusakan endotel kapiler
• Hilangnya perisit
• Penebalan membran basal
• Perubahan lumen vaskuler
• Dekompensasi endotel
RETINOPATI DIABETIKA

• Klasifikasi

Berdasarkan stadium atau perjalanan


penyakit
1. Non Proliferative Diabetic Retinopathy
2. Pre Proliferative Diabetic Retinopathy
3. Proliferative Diabetic Retinopathy
4. Diabetic Maculopathy
RETINOPATI DIABETIKA
• NPDR
• Ringan:
• Mikroaneurisma minimal 1
• Perdarahan intra retina berupa dot
dan blot
• Eksudat keras
• Sedang :
• Cotton wool spot
• Dan/ atau IRMA
• Berat : (4:2:1) rule
• Adanya 1 dari 3 karakter dibawah
• Perdarahan blot 4 kuadran
• Venous beading >2kuadran
• IRMA > 1 kuadran
• Sangat berat
• Adanya 2 atau lebih dari 3 karakter
RETINOPATI DIABETIKA

• Pre PDR
• Pelebaran vena retina, venous turtuosity-
venous beading
• IRMA
• Arteriolar abnormality
• Nerve fibre layer infarcts- cotton wool spots
• Mikroaneurisma dan perdarahan retina
berat
• Daerah-daerah non perfusi
RETINOPATI DIABETIKA

• PDR
• Awal
• NVD /NVE
• Perdarahan preretina dan atau
vitreous
• Risiko tinggi
• NVD ¼ - 1/3 DD +
perdarahan vitreous
• NVD sedang-berat
dengan/tanpa perdarahan
• NVE ½ DD _ perdarahan
vireous
• Lanjut
• Perdarahan vitreous ekstensif
• Ablatio retina yang mengenai
• Diabetic Maculopathy (CSME)
• Edema makula ≤ 500 µm
dari makula
• Eksudat keras ≤ 500 µm
dari makula dengan
penebalan retina
didekatnya
• Penebalan retina >1 DD jika
lokasinya ≤ 1 DD dari
makula
RETINOPATI DIABETIKA

• Penatalaksanaan
• Kontrol gula darah
• Injeksi anti VEGF (vascular endothelial
Growth factor)
• Fotokoagulasi laser
• Fokal/Grid
• PRP
• Vitrektomi Pars plana
RETINOPATI DIABETIKA

• Follow-up

Status Retinopati Follow-


up(bln)
Tidak ada retinopati (hanya mikroaneurisma) 12
NPDR ringan/sedang tanpa edema makula 6-12
NPDR ringan/sedang dengan non CSME 4-6
NPDR ringan/sedang dengan CSME 3-4
NPDR berat/sangat berat 3-4
PDR 2-3
3. OKLUSI ARTERI RETINA
SENTRALIS

• Kelainan vaskuler retina


• Diskontinuitas sirkulasi

• Ada 2 :
1. Oklusi arteri retina sentralis (CRAO)
2. Oklusi arteri retina cabang (BRAO)

• Insiden :
• Usia pertengahan
• Tua
OKLUSI ARTERI RETINA
SENTRALIS

• Faktor risiko
• Hipertensi (tipe esensial)
• Kebiasaan merokok
• Dislipidemia
• Diabetes melitus
• Penyakit vaskuler karotis
• Pemakai kontrasepsi estrogen (usia
muda)
• Pasca menopause dgn terapi sulih
estrogen
OKLUSI ARTERI RETINA
SENTRALIS

• Etiologi dan Patofisiologi


• Trombosis akibat aterosklerosis lokal pd
arteri di lamina kribrosa
• Bisa akibat embolisasi krn perdarahan plak
aterosklerotik, trombosis, spasme
• Giant cell arteritis (1-2% kasus CRAO)
OKLUSI ARTERI RETINA
SENTRALIS

• Klinis
• Visus turun mendadak tanpa
nyeri
• Retina edema (opak)
• Cherry-red spot
• Kerusakan retina irreversibel
setelah 90 menit
OKLUSI ARTERI RETINA
SENTRALIS

• Penatalaksanaan
• Penyakit dasar
• Okuler
• Massase okuler
• TIO turunkan dgn mendadak
• Pemberian streptokinase (trombolitik)
atau tissue plasminogen activator (tPa)
• Pemberian aspirin/persantin untuk
jangka panjang

• Prognosis
• Buruk karena keterlambatan
4. OKLUSI VENA RETINA
SENTRALIS

• Sumbatan vena retina dgn karakteristik


• Dilatasi dan turtositas vena retina
• Edema papil
• Perdarahan intraretina
• Edema makula

• Insiden
• Usia > 50 than (90%)
OKLUSI VENA RETINA SENTRALIS

• Faktor risiko
• Penyakit kardiovaskuler
• Hipertensi arterial sistemik
• Diabetes melitus
• Glaukoma sudut terbuka
• Dislipidemia
• Tekanan intra orbita (jarang)
• Body mass index at 20 years old >
• Panjang aksial bola mata <
OKLUSI VENA RETINA SENTRALIS

• Etiologi
• Trombosis vena
• Di posterior lamina kribrosa
• Di persilangan arteri vena

• Patofisiologi
• Lokal
• Blokade secara fisik di daerah lamina
kribrosa
• Sitemik
• Sumbatan karena faktor hemodinamik
OKLUSI VENA RETINA SENTRALIS

• Green dkk,
• Penyempitan vena di lamina kribrosa
• Terjadi aliran turbulensi
• Kerusakan endotel vena retrolaminer
• Kolagen terpapar
• Reaksi agregasi trombosit
• Trombosis
• Trombus menempel pada endotel yang
rusak
• Proliferasi sel endotel dan rekanalisasi
OKLUSI VENA RETINA SENTRALIS

• Klasifikasi
• Non iskemik
• Partial, perfused or venous stasis
retinopathy (ringan)

• Iskemik
• Nonperfused, complete or
haemorrhagic
OKLUSI VENA RETINA SENTRALIS

• Klinis
• Penurunan visus mendadak tanpa
nyeri
• Kadang2 penglihatan normal dlm
beberapa dtk/mnt
• RAPD (+) menunjukan tipe iskemik
• Edema pada papil
• Perdarahan retina; flame shape
appearance
• Edema makula
• Tahap lanjut bisa nyeri,
neovaskularisasi iris dan glaukoma
neovaskuler- 90-day glaucoma
OKLUSI VENA RETINA SENTRALIS

• Komplikasi
• Visus buruk
• Glaukoma neovaskuler

• Penatalaksanaan
• Obati penyakit dasar
• Deteksi komplikasi
• Fotokoagulasi laser
• Anti inflamasi atau anti VEGF
5. AGE REL ATED MACULAR
DEGENERATION (ARMD)

• Age Related Macular Degeneration


• Penurunan tajam penglihatan pada satu atau
kedua mata pada usia diatas 50 tahun akibat
kerusakan lapisan luar retina, RPE, membrana
Bruch’s dan koriokapilaris

• Perubahan yangterjadi :
• Berkurangnya ketebalan dan distribusi
fotoreseptor
• RPE : hilangnya melanin, lipofuchsin dan
penumpukan residual bodies
• Deposit lamina basal
ARMD

• Insiden
• Umur :
• 43 - 54 tahun : 3.9%
• >75 tahun : 22.8 %
• Kelamin
• Tidak ada perbedaan
• Tipe exudative : > 75 tahun wanita
>>

• Klasifikasi
• Dry : nonneovascular/noneexudative
• Wet : neovasculer/exudative
ARMD

• Tipe Dry
Klinis :
penurunan visus perlahan,
simptomatik
fundus : drusen berbentuk
bulat, kuning

Terapi :
Roborantia mengandung
vitamin antioksidan
ARMD
• Tipe Wet
• Kilnis
• Visus menurun mendadak,
metamorphopsia, skotoma
sentral
• Fundus
• Neovasculer dari
koriokapilaris
• Sikatrik fibrovaskuler
disiformis
• Perdarahan subretina
• Perdarahan vitreous
• Ablatio retina eksudatif
• Terapi
• Roborantia
• Kacamata pelindung
CORPUS VITREOUS

• menempati sekitar 80% dari volume bola mata yaitu


sekitar 4 ml
• Bagian anterior korpus vitreus berbatasan dengan
korpus ciliaris, zonula,dan lensa
• Bagian posterior berbatasan dengan retina
• Vitreous tidak berwarna, transparan
• Komposisinya 98-99% terdiri dari air, 1 % lainnya
terdiri dari jaringan kolagen dan hyaluronic acid
• Vitreous memiliki kekentalan dua sampai empat kali
kekentalan air murni.
• Vitreous juga memiliki indeks bias 1.336
CORPUS VITREOUS

• Corpus vitreus mengisi rongga di dalam bola


mata
• mempertahankan bola mata agar tetap bulat,
meneruskan sinar dari lensa ke retina.
• Pemeriksaan: funduskopi, slitlamp dengan
lensa kontak, ultrasonografi.
• Kelainan-kelainan: kekeruhan vitreous, ,
perdarahan vitreous, liquifaction vitreous
PERDARAHAN VITREOUS

Mekanisme Perdarahan Vitreus

1. Pembuluh darah Abnormal


•Retinopati diabetikum (31-54 persen)
•Neovaskularisasi dari cabang atau pusat oklusi vena retina (4-16 persen)
•Retinopati sel sabit (0,2-6 persen)

2. Pecahnya Pembuluh darah normal


•Robekan retina (11-44 persen)
•Trauma (12-19 persen)
•Posterior Vitreous Detachment (PVD) dengan robekan pembuluh darah retina (4-12
persen)
•Ablasio retina (7-10 persen)
•Sindrom Terson (0,5-1 persen)

3. Darah Dari Sumber Lain:


•Makroaneurisma (0,6-7 persen)
•Age Related Macula Degeneration (0,6-4 persen)
PERDARAHAN VITREOUS
PERDARAHAN VITREOUS
PERDARAHAN VITREOUS

• Tata laksana:
• Observasi
• vitrektomi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai