Peraturan Perundangan
Peraturan Perundangan
Air Limbah
Persampahan
Domestik
Limbah Limbah
Rumah sakit Industri
Muatan pokok:
1. Memberikan landasan yang lebih kuat bagi pemerintah daerah dalam
penyelenggaraan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan
dari berbagai aspek antara lain legal formal, manajemen, teknis
operasional, pembiayaan, kelembagaan, dan sumber daya manusia;
2. Memberikan kejelasan perihal pembagian tugas dan peran seluruh
parapihak terkait dalam pengelolaan sampah mulai dari
kementerian/lembaga di tingkat pusat, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, dunia usaha, pengelola kawasan sampai masyarakat;
3. Memberikan landasan operasional bagi implementasi 3R (reduce,
reuse, recycle) dalam pengelolaan sampah menggantikan paradigma
lama kumpul-angkut-buang;
4. Memberikan landasan hukum yang kuat bagi pelibatan dunia usaha
untuk turut bertanggungjawab dalam pengelolaan sampah sesuai
dengan perannya.
PERATURAN PEMERINTAH No. 81 Tahun 2012
tentang PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH
RUMAH TANGGA
Substansi:
1. Pengelolaan Kualitas Air
a) Wewenang Pemerintah, Gubernur, Bupati dan Walikota yang tergantung
pada tipe sumber daya air;
b) Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan;
c) Kriteria Kualitas Air dan Kelas Air berdasarkan jenis pemanfaatan air;
d) Penentuan Baku Mutu Air, program pemantauan kualitas air, dan
evaluasi status mutu air.
2. Pengendalian Pencemaran Air
a) Wewenang Pemerintah, Gubernur, Bupati dan Walikota yang tergantung
pada tipe sumber daya air
b) Retribusi pembuangan air limbah dan mekanisme perizinan
c) Tindak darurat pengendalian pencemaran air
3. Pelaporan Kasus dan Masalah Pencemaran Air
4. Hak dan Kewajiban
a) Hak tiap orang untuk memperoleh air yang berkualitas baik
b) Kewajiban tiap orang untuk mengkonservasi sumber daya air dan
mencegah pencemaran air
Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Tujuan:
Memberikan pedoman kepada pelaksana kegiatan reduce, reuse, recycle
(3R) melalui bank sampah
Ruang Lingkup
A. Persyaratan bank sampah :
- Konstruksi bangunan
- Sistem manajemen bank sampah
B. Mekanisme bank sampah :
- Pemilahan sampah
- Penyerahan sampah ke bank sampah
- Penimbangan sampah
- Pencatatan
- Hasil penjualan sampah yang diserahkan, dimasukkan ke dalam buku
tabungan,
- Bagi hasil penjualan sampah antara penabung dan pelaksana
PERATURAN MENTERI LH No. 13 tahun 2012
PEDOMAN PELAKSANAAN REDUCE, REUSE DAN RECYCLE MELALUI BANK SAMPAH
Ruang Lingkup
C. Pelaksanaan bank sampah :
- Penetapan jam kerja
- Penarikan tabungan
- Peminjaman uang
- Buku tabungan
- Jasa penjemputan sampah
- Jenis tabungan
- Jenis sampah
- Penetapan harga
- Kondisi sampah
- Berat minimum
- Wadah sampah
- Sistem bagi hasil
- Pemberian upah karyawan
PERATURAN MENTERI LH No. 13 tahun 2012
PEDOMAN PELAKSANAAN REDUCE, REUSE DAN RECYCLE MELALUI BANK SAMPAH
Pelaksana
A. Menteri LH dan Menteri terkait lainnya dengan pelaksanaan meliputi :
• Pembinaan teknis
• Pembangunan bank sampah percontohan
• Pengintegrasian antara bank sampah dengan penerapan EPR
• Monitoring dan evaluasi pelaksanaan bank sampah di daerah
• Pengembangan kerjasama internasional dalam pelaksanaan bank sampah
B. Gubernur dan Bupati/Walikota dengan pelaksanaan meliputi :
• Memperbanyak bank sampah
• Pendampingan dan bantuan teknis
• Pelatihan
• Monitoring dan evaluasi bank sampah
• Membantu pemasaran hasil kegiatan 3R
C. Masyarakat, dengan pelaksanaan meliputi :
• Pemilahan sampah
• Pengumpulan sampah
• Penyerahan ke bank sampah
• Memperbanyak bank sampah
No Peraturan Tentang
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan
atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air
limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu
usaha dan atau kegiatan.
dengan dikeluarkannya regulasi baru ini, maka peraturan sebelumnya yang mengatur
terkait Baku Mutu Limbah domestik sudah tidak berlaku:
1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik;dan
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2014 tentang Baku
Mutu Air Limbah, Lampiran XLIII Usaha dan/atau kegiatan Perhotelan, Lampiran XLIV
huruf A bagi Kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Lampiran XLVI tentang Baku
Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Domestik (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 1815),
.
No Peraturan Tentang
BAB VI PEMANFAATAN 57
BAB VII KELEMBAGAAN 58-64
BAB VIII PEMBIAYAAN DAN PENDANAAN 65-66
BAB IX RETRIBUSI 67
BAB X KOMPETENSI 68
BAB XI PEMBINAAN 69
BAB XII PENGAWASAN
Bagian Kesatu: Umum 70-71
Bagian Kedua: Pemantauan 72-73
Bagian Ketiga: Evaluasi 74-75
Bagian Keempat: Pelaporan 76-77
BAB XIII KETENTUAN PENUTUP 78
No Peraturan Tentang
A. Minimisasi Limbah
1. Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum
membelinya.
2. Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara
kimiawi.
4. Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam
kegiatan petugas kesehatan dan kebersihan.
5. Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai
menjadi limbah bahan berbahaya dan beracun.
6. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
7. Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari
kadaluarsa.
8. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
9. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004
Tentang PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
B. Pemilahan Limbah
1. Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan dan dengan kandungan logam berat yang tinggi.
2. Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat
penghasil limbah adalah kunci pembuangan yang baik.
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004
Tentang PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
Standar pewadahan dan penggunaan kode dan label limbah medis ini
berfungsi untuk memilah-milah limbah diseluruh rumah sakit sehingga
limbah dapat dipisah-pisahkan di tempat sumbernya, seperti :
• Bangsal harus memiliki minimal dua macam tempat limbah, satu untuk
limbah medis (warna kuning) dan satunya lagi untuk non-medis (warna
hitam).
• Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah medis.
• Semua limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap
sebagai limbah non-medis.
• Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai
limbah medis dan perlu dinyatakan aman sebelum dibuang.
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004
Tentang PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
Tujuan:
untuk memberikan acuan mengenai baku mutu air
limbah kepada:
a. Gubernur dalam menetapkan baku mutu air limbah
yang lebih ketat; dan
b. Penyusun dokumen Amdal, UKL-UPL, atau dokumen
kajian pembuangan air limbah dalam menghasilkan
baku mutu air limbah yang lebih spesifik dan/atau
ketat dan berdasarkan kondisi lingkungan setempat.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor: 5/2014
Tentang BAKU MUTU AIR LIMBAH
1) Setiap usaha dan atau kegiatan yang akan membuang air limbah
ke air atau sumber air wajib mendapat izin tertulis dari
Bupati/Walikota.
2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didasarkan pada hasil kajian analisis mengenai dampak
lingkungan atau kajian upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan.
3) Syarat-syarat perizinan pembuangan air limbah ke air atau
sumber air wajib mematuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor: 142/2003
Tentang PEDOMAN MENGENAI SYARAT DAN TATA CARA PERIZINAN SERTA PEDOMAN
KAJIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR