D3 TEKNIK SIPIL
AASHTO
Manual
Perkerasan 2017
TUJUAN
Tahapan Penelitian :
Tahapan Persiapan
Penentuan Lokasi
Pengumpulan Data
Tahapan
Penelitian Analisis Data
Perbangingan
Tebal Perkerasan
Kesimpulan &
Saran
LOKASI KEGIATAN
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95
% CBR
45 %
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. LALU LINTAS
Data lalu lintas yang digunakan untuk
merencanakan tebal perkerasan jalan :
METODE BINA MARGA 2003
Parameter Desain Bina Marga 2003
METODE BINA MARGA 2003
• Perhitungan Pertumbuhan Lalu Lintas
analisis perhitungan jumlah sumbu berdasarkan
jenis bebannya.
METODE BINA MARGA 2003
Perhitungan Repitisi yang Terjadi
Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (40 tahun).
JKSNUR = 365 x JSKNH x R
R =
R = = 84.6
JSKNH = 80
JKSNUR = 365 x 60 x 84.6 = 2,468,868.11
JKSNURLajur = JKSNUR x C
= 2,468,868.11x 0.5 = 1,234,434.06
JSKNRencana = 1,234,434.06
Perhitungan Tebal Pelat Beton
– Jenis Perkerasan : BBDT dengan Ruji
– Jenis bahu : Beton
– Umur rencana : 40 tahun
– JSKN rencana : 1,234,434.06
– Faktor Keamanan Beban : 1.0
– Kuat tarik lentur beton (fcf) : 3.42 Mpa
– Jenis pondasi bawah : Material berbutir Base B
– Tebal lapisan pondasi bawah : 30 cm
– Tebal taksiran pelat beton : 180 cm
– CBR Base : 45%
METODE BINA MARGA 2003
Grafik Analisa Fatik dan Erosi
Perhitungan Tulangan Pelat
• Tebal pelat = 180 mm = 0,19 m
• Lebar pelat = 2 jalur x 3 m
• Panjang pelat =8m
• Kuat tarik ijin baja = 240 MPa
• Berat isi beton = 2400 kg/m3
• Gravitasi (g) = 9,81 m/dt2
• Koefisien gesek antara beton dan pondasi bawah μ = 1.2
Perkerasan Kaku Untuk Beban Lalu Lintas Parameter analisa Fatik dan Erosi
Rendah
Manual Desain Perkerasan Jalan 2017
TERIMA KASIH