Pemeriksaan Fisik Telinga
Pemeriksaan Fisik Telinga
TELINGA
1
PEMERIKSAAN TELINGA
Anamnesis
• Gangguan pendengaran/pekak (tuli)
• Suara berdenging (tinitus)
• Rasa pusing yang berputar (vertigo)
• Rasa nyeri di dalam telinga (otalgia)
• Keluar cairan dari telinga (otore)
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
2
PEMERIKSAAN TELINGA
Lampu kepala
Otoskop
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI.
3
Pengait serumen (serumen
spoon)
Alligator
Garputala
Suction
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI.
4
PEMERIKSAAN FISIK TELINGA
Persiapan
• Pasien duduk dengan posisi badan condong sedikit ke depan, berhadapan
dengan pemeriksa
• Kepala lebih tinggi dari pemeriksa (agar mudah melihat liang telinga dan
membran tympani)
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
5
INSPEKSI
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Bull, Tony R. 2003. Color Atlas of ENT Diagnosis 4th edition, revised and expanded . New York: Thieme.
6
Identifikasi
Identifikasi meatus
Identifikasi auricula & Identifikasi membran
akustikus eksternus
daerah sekitarnya timpani
(MAE)
Bickley, L. S. 2009. Buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan Bates. Edisi ke-8. Jakarta: EGC
7
Identifikasi Auricula & Daerah
Sekitarnya
8
Identifikasi Meatus Akustikus Eksternus
(MAE)
9
•Apakah konkaf (normal), menonjol (OMA), retraksi (otitis
BENTUK serosa). Perhatikan bagian-bagian membran timpani (anulus,
Identifikasi
plica anterior & posterior, umbo, refleks cahaya).
Membran WARNA
•Normal berwarna keabu-abuan & mengkilap seperti mutiara
(otitis media → tampak merah, otitis serosa → tampak
Timpani
kuning).
10
Menggunakan otoskop untuk melihat lebih jelas bagian membran tympani.
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Bickley, L. S. 2009. Buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan Bates. Edisi ke-8. Jakarta: EGC
Bull, Tony R. 2003. Color Atlas of ENT Diagnosis 4th edition, revised and expanded . New York: Thieme.
11
Membran Timpani
12
Gambaran Kelainan
Pada Membran
Timpani
13
PEMERIKSAAN AUDIOLOGI
Jenis Pemeriksaan
Tes Bisik
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.
14
TES BISIK
• Pemeriksa berdiri jarak 1 m dari pasien, lalu membisikkan 5-10 kata menggunakan suara dengan
udara sesudah ekspirasi
• Jika semua kata dapat didengar → pemeriksa mundur ke jarak 2 m kemudian pemeriksa
membisikkan kata lain 5-10 kata
• Jika semua kata dapat didengar → pemeriksa mundur lagi hingga jarak dimana pasien dapat
mendengar 80% kata-kata (4 dari 5 kata)
• Pilih bilangan atau kata-kata yang beraksen sama. “dua tiga”, sepak bola”
Bickley, L. S. 2009. Buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan Bates. Edisi ke-8. Jakarta: EGC
15
Interpretasi
Normal •6m
Tuli Total • Berteriak di depan telinga tetapi penderita tetap tidak mendengar
16
Tes Rinne
Prinsip Membandingkan hantaran udara & tulang
pada satu telinga pasien
•Cara
getarkan garpu tala frekuensi 512 Hz → letakkan
pangkalnya tegak lurus pada planum mastoid
penderita (2-3 detik), bila pasien sudah tidak
mendengar lagi, garpu tala segera dipindahkan ke
dekat MAE (pada jarak +2,5 cm)
•Bandingkan konduksi tulang dengan konduksi udara
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.
17
Interpretasi
• Rinne (+) → konduksi udara lebih baik, jika masih terdengar bunyi
saat dipindah ke dekat MAE (pada orang normal dan tuli sensorineural)
• Rinne (-) → konduksi tulang lebih baik, jika tidak terdengar bunyi
segera setalah dipindah ke dekat MAE (pada tuli konduksi)
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI.
18
Tes Weber
• Prinsip Membandingkan hantaran tulang telinga yang sakit dan yang sehat
• Cara getarkan garpu tala frekuensi 512 Hz → letakkan pangkalnya tegak lurus di dahi
pada garis median atau di vertex, minta pasien menunjukkan pada telinga mana suara
terdengar lebih keras.
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI.
19
Interpretasi
• Lateralisasi: jika bunyi terdengar lebih keras di telinga kiri/kanan
• Normal → kerasnya bunyi sama pada kedua telinga/pasien tidak bisa
membedakan mana yang lebih keras
• Tuli sensorineural → lateralisasi ke arah yang sehat
• Tuli konduktif → lateralisasi ke arah yang sakit
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI.
20
Tes Swabach
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
21
Interpretasi
• Swabach memanjang: bila pasien masih mendengar
• Swabach memendek atau normal: bila pasien tidak mendengar
•Untuk konfirmasi→ tes dilakukan secara terbalik, yaitu tes pada pasien dahulu
kemudian ke pemeriksa
Interpretasi
• Swabach normal: bila pemeriksa tidak mendengar
• Swabach memendek: bila pemeriksa masih mendengar
• Kesimpulan : Swabach memanjang → tuli konduktif
Swabach memendek → tuli sensorineural
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
22
Interpretasi
TULI
TULI KONDUKTIF TES
SENSORINEURAL
Positif
Negatif Rinne
Lateralisasi ke sisi
Lateralisasi ke sisi sakit Weber
sehat
Memanjang Schwabach
Memendek
Soepardi, Efiaty Arsyad. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
23
PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS PEMERIKSAAN OTO-NEUROLOGIS
• Uji Romberg • Uji Dix Hallpike
• Tandem gait • Tes Kalori
• Uji Unterberger
• Uji past-pointing test
24
25
Uji past-pointing test Tandem gait
26
Uji Dix Hallpike
1 2
27
4
3
28
Interpretasi
• Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul
setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1
menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang
beberapa kali (fatigue).
29
Tes Kalori
30
Perbedaan vertigo perifer dan vertigo sentral
Ciri-ciri Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Penyebab Benign paroxysmal positional vertigo, Vestibular Vascular (Transient ischemic attacks,
neuronitis, Recurrent vestibulopathy, Meniere’s disease, cerebellar or brainstem stroke) , tumor
Head trauma (labyrinthine concussion),Otosclerosis, (meningioma, neuroma akustik, metastase
Herpes zoster oticus, Cholesteatoma,Perilymph fistula, tumor), Demyelinating disease (multiple
Aminoglycoside ototoxicity sclerosis)
Gejala Gangguan SSP Tidak Ada Dapat terjadi diplopia, disartria, ataxia,
hiccups, penurunan fungsi sensoris (dapat
terjadi paralisis)
31
Terima Kasih
32