SMK PGRI 3 KOTA SERANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 PENGERTIANKEDISIPLINAN Kata kedisiplinan berasal dari bahasa Latin yaitu discipulus, yang berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), menyatakan bahwa disiplin adalah: a) Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya). b) Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib. c) Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu. Menurut Eko siswoyo dan Rachman (2000), kedisiplinan hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukungoleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Johar Permana, Nursisto (1986:14), Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. PRINSIP PELAKSANAAN DISIPLIN 1. Egaliter, berlaku untuk semua, tidak diskriminasi. Misalnya tidak boleh merokok di sekolah (bagi siapapun yang berada di lingkungan sekolah) 2. Disiplin ditegakkan tanpa menunjukkan kelemahan, tanpa menunjukkan amarah dan kebencian. Bahkan kalau perlu dengan kelembutan agar para pelanggar kedisiplinan menyadari bahwa disiplin itu diterapkan demi kebaikan dan kemajuan dirinya. 3. Tegas, adil, konsisten. 4. Kekerasan bukan alasan bagi penegakan disiplin. 5. Tidak ada hukuman atau sangsi yang sangat otoriter, yang ada adalah bentuk tanggungjawab atas apa yang telah dilakukan siswa. Sehingga bentuknya edukatif. MACAM – MACAM DISIPLIN a.Disiplin preventif Disiplin preventif, yakni upaya menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, siswa berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. b.Disiplin korektif Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada. DISIPLIN DALAM PROSES PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN MENGAJARKAN:
a. Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan
b. Menanamkan kerja sama c. Kebutuhan untuk berorganisasi d. Rasa hormat terhadap orang lain e. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan f. Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin AGAR SEORANG PELAJAR DAPAT BELAJAR DENGAN BAIK IA HARUS BERSIKAP DISIPLIN
a. Disiplin dalam menepati jadwal belajar.
b. Disiplin dalam mengatasi semua godaan yang akan menunda-nunda waktu belajar. c. Disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemauan dan semangat belajar baik di sekolah seperti menaati tata tertib, maupun disiplin di rumah seperti teratur dalam belajar. d. Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur. TUJUAN DAN FUNGSI DISIPLIN DI SEKOLAH Tujuan disiplin sekolah adalah : (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, (2) mendorong siswamelakukan yang baikdanbenar, (3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan kebiasaan- kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya. FUNGSI KEDISIPLINAN a. Menata kehidupan bersama Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. b. Membangun kepribadian Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik. c. Melatih kepribadian Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplint erbentuk melaluil atihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih. d. Pemaksaan Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut. e. Hukuman Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. f. Menciptakan lingkungan yang kondusif Disiplin mendukung terlaksananya proses pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh agar terciptanya sekolah sebagai lingkungan yang kondusif untuk belajar. UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN a.Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus ditumbuhkan, dikembangkan dan diterapkan dalam semua aspek menerapkan sanksi serta dengan bentuk ganjaran dan hukuman. b. Disiplin seseorang adalah produk sosialisasi sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Oleh karena itu, pembentukan disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses belajar. c. Dalam membentuk disiplin, ada pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar, sehingga mampu mempengaruhi tingkah laku pihak lain ke arah tingkah laku yang diinginkannya. Serbaliknya, pihak lain memiliki ketergantungan pada pihak pertama, sehingga ia bisa menerima apa yang diajarkan kepadanya. STRATEGI UMUM MERANCANG DISIPLIN SISWA
a. konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri
siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan terbuka. b. keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa. c. konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat- akibat logis dan alami dari perilaku yang salah. d. klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri. e. analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah. f. terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab. g. disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan; (modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.